Tuesday 8 January 2013

AMERIKA SEGERA "TINGGALKAN" PEMBERONTAK SYRIA?

Ada 2 hal yang baru saja menarik perhatian saya tentang isu krisis Syria di Indonesia. Pertama adalah desakan Presiden SBY agar Presiden Syria Bashar al Assad mundur dengan alasan "kurang mencintai rakyatnya sendiri". Yang kedua adalah berita tentang isu Bashar al Assad melarikan diri dari Syria setelah yang bersangkutan mengadakan lawatan ke luar negeri.

Tentang desakan mundur Presiden SBY terhadap Bashar al Assad dengan alsan kurang mencintai rakyatnya sendiri, saya berkomentar demikian: Presiden Bashar lebin mencintai rakyatnya daripada Presiden SBY mencintai rakyatnya. Indikatornya nyata dan bukan rekayasa. Presiden Bashar al Assad mengalokasikan sebagian besar pendapatan negaranya untuk memberikan jaminan pendidikan dan kesehatan penuh kepada rakyatnya. Presiden SBY tidak. Di bawah Bashar Syria juga tidak terjerat hutang luar negeri yang membebani rakyat Syria. Sebaliknya di bawah Presiden SBY hutang luar negeri Indonesia mencapai rekor tertinggi hingga Rp 2000 triliun. Selama 5 tahun terakhir bahkan hutang Indonesia melonjak hingga Rp 600 triliun.

Tentang isu tentang Bashar al Assad melarikan diri, ini diberitakan oleh TVOne mengutip mentah-mentah tanpa check & recheck apalagi konfirmasi pada pemerintah Syria isu yang dihembuskan al Jazeera. Selama konflik berlangsung selama 22 bulan, Presiden Bashar tidak pernah meninggalkan negerinya. Saya sudah mengecek kemana-mana tentang berita lawatan Bashar al Assad ke luar negeri baru-baru ini, dan tidak ada. Lalu darimana asalnya berita TVOne dan al Jazeera yang mengatakan: "muncul desas-desus Bashar al Assad melarikana diri terkait kepergiannya ke luar negeri"?

Namun biarlah kedua media itu terus-menerus berbohong. Saya ingin memberikan berita yang lebih baik tentang Syria.

Kabar baik telah mulai terdengar bagi rakyat Syria sejak terdengar berita bahwa Amerika dan Rusia akan segera mengadakan pertemuan untuk membicarakan penyelesaian krisis Syria. Namun ada berita lainnya yang membuat harapan rakyat Syria mengembang: Amerika akan meninggalkan "Free Syria Army" dan kelompok-kelompok teroris Syria yang selama ini didudukungnya. Tanpa dukungan Amerika sementara Rusia dan Iran terus memberikan dukungannya pada pemerintahan Bashar al Assad, dipastikan perlawanan para pemberontak tidak akan bertahan lama dan perang pun berakhir dengan kemenangan Assad-Iran-Rusia.

Kabar terakhir ini muncul dari pernyataan pengamat politik Perancis terkemuka Thierry Meyssan yang dimuat di media Voltaire Network baru-baru ini.

Menurut Thierry Meyssan pemerintah Amerika telah memutuskan untuk mengakhiri dukungannya kepada kelompok "The Free Syria Army" sebelum memulai perundingannya dengan Rusia yang direncanakan berlangsung di Genewa pertengahan bulan ini. Pernyataan tersebut didasarkan pada pengumuman yang dikeluarkan US National Intelligence Council di Washington bahwa "gerakan jihad global akan segera berakhir."

Meyssan melihat perang di Syria telah berakhir di tingkat strategik dan oposisi telah kehilangan kesempatan untuk memenangkan perang meski bantuan besar-besaran telah dikucurkan Amerika dan sekutu-sekutunya kepada mereka. Menurut Meyssan pemerintah Amerika akan menerapkan rencana perdamaian di Syria segera setelah mendapat persetujuan Senat.

Selama ini menurut Meyssan, Barack Obama diam seribu bahasa meski para pembantu dekatnya, termasuk menlu Hillary Clinton, dengan sengaja mengabaikan hasil kesepakatan Genewa yang dibuat pertengahan tahun lalu antara Amerika Cs. dan Rusia. Kesepakatan tersebut adalah dibentuknya pemerintahan sementara yang melibatkan semua pihak yang bertikai di Syria termasuk presiden Bashar al Assad. Namun tidak lama kemudian Amerika Cs. kembali menyerukan tuntutan turunnya Bashar al Assad dari kekuasaan.

Namun setelah terpilih kembali sebagai presiden untuk periode ke-II-nya, Obama memutuskan untuk mengakhiri pertikaian di Syria dan kembali ke "kesepakatan Genewa". Apalagi setelah salah seorang penghalang besarnya, Direktur CIA Jendral David Petraeus, tersingkir dari jabatannya dan Hillary Clinton pun tidak akan dipertahankan lagi sebagai menlu.



REF:
"Syria: Thierry Meyssan: US Administration Decides to Abandon ‘Free Army’"; Syria Updates Blogspot; 3 Januari 2013 dalam thetruthseeker.co.uk; 7 Januari 2013

No comments: