Saturday 28 September 2013

AGEN BARAT DALAM SERANGAN MALL KENYA

Dalam semua serangan terorisme pasti ada jejak zionis internasional di dalamnya. Inilah keyakinan saya sejak bertahun-tahun lalu, sebagaimana keyakinan aktor Hollywood Mel Gibson bahwa orang-orang yahudi berada di belakang semua peperangan di dunia. (Dalam satu insiden yang menjadi pemberitaan media-media massa, Mel Gibson ditangkap oleh polisi karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Saat itu mulutnya terus nerocos kepada polisi-polisi yang menangkapnya bahwa "Orang-orang yahudi berada di belakang semua peperangan di dunia".

Demikian pula halnya dengan peristiwa penyerangan Mall Westgate di ibukota Kenya Nairobi yang masih berlangsung hingga saat ini. Menurut pernyataan Menlu Kenya Amina Mohamed kepada para wartawan hari Senin lalu (23/9), setidaknya 2 orang Amerika dan seorang Inggris terlibat sebagai pemimpin kelompok teroris dalam serangan tersebut. Pernyataan tersebut tentu bukan klaim yang asal-asalan karena dikatakan langsung oleh seorang pejabat tinggi Kenya. Apalagi dengan adanya banyak kesaksian yang beredar di media-media massa bahwa "orang-orang kulit putih berbahasa Inggris" menjadi komandan para teroris.

Meski kelompok "Al Shabbab" yang bertanggungjawab atas serangan itu membantah keterangan menlu Kenya tersebut, para saksi mata meyakinkan telah melihat beberapa orang kulit putih, dan yang paling menonjol adalah seorang wanita yang diduga kuat adalah "teroris" asal Inggris bernama Samantha Lewthwaite. Oleh media-media massa Kenya Samantha dijuluki sebagai "janda putih". Hal itu tidak lain adalah karena Samantha adalah janda dari Jermaine Lindsay, terduga "teroris" dalam serangan bom bunuh diri "London Bombing 7/7".

Koran Kenya The Star dalam laporannya baru-baru ini melaporkan keterangan para saksi mata yang di antaranya mengatakan, “Wajahnya tertutup namun ia memiliki tangan dan tubuh wanita. Ia tidak membawa senjata namun membawa tas besar yang melilit pinggangnya." Menurut saksi tersebut sang wanita itu memberikan perintah-perintah dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan penerjemah dan dituruti para teroris lainnya.

"Wanita itu tidak bersenjata, namun setelah ia memberikan perintah orang-orang itupun melakukan pembunuhan-pembunuhan," kata seorang saksi

"Sudah pasti ia adalah wanita, yang kami ketahui dari suaranya," kata saksi lainnya yang dikutip The Stars.

Saksi lainnya, aparat keamanan Kenya yang menyaksikan rekaman CCTV insiden serangan itu mengatakan kepada The Stars bahwa seorang wanita berkulit terang atau putih berada di antara para teroris.

Jauh sebelum serangan di Mall Westgate tersebut aparat keamanan Kenya sudah mengendus keberadaan Lewthwaite di satu tempat di Afrika Timur. Aparat keamanan Kenya bahkan telah memerintahkan penangkapan terhadapnya karena keteraitannya dengan sebuah rencana serangan teroris. Karier terorisme-nya memiliki kesamaan dengan para teroris kulit putih lainnya yang berasal dari negara-negara barat. Berasal dari Aylesbury, Buckinghamshire, Lewthwaite berpindah keyakinan ke Islam pada umur 17 tahun untuk kemudian menikah dengan Jermaine Lindsay sebelum yang bersangkutan meledakkan dirinya dalam serangan bom di London tgl 7 Juli 2005.

Keterlibatannya dalam dunia terorisme sangat mengejutkan orang-orang yang mengenalnya sejak kecil. Menurut Raj Khan, yang mengenal keluarga Lewthwaite saat tinggal di Aylesbury, Lewthwaite hanyalah gadis kebanyakan yang tidak memiliki keistimewaan tertentu, terutama dalam hal kepercayaan diri. Bahkan sebelum terjadinya pemboman di London, Khan tidak melihat perubahan yang berarti dalam diri Lewthwaite.

"Ia bukan gadis yang kuat, dan karenanya saya sangat heran bahwa ia bisa menjadi pimpinan sebuah kelompok teroris internasional," kata Khan kepada koran Inggris Daily Mail baru-baru ini.

Keterkaitan Lewthwaite dengan pemboman London semakin menguatkan kecurigaan para pencari kebenaran ("truthers") bahwa peristiwa serangan di Kenya adalah "kerjaan lain" kepentingan zionis internasional. "London Bombing" merupakan ikon kedua setelah "WTC 911" sebagai operasi inteligen "false flag" yang dilakukan zionis internasional.

Saya (blogger) sebenarnya lebih menyukai teori bahwa Lewthwaite telah "tertipu" oleh ajaran-ajaran ekstremisme Islam yang menghalalkan aksi-aksi terorisme sebagai jihad, sebagaimana para pelaku Pemboman Bali. Namun sayang, saya lebih mempercayai bahwa Lewthwaite adalah agen rahasia Inggris yang disusupkan ke dalam kelompok-kelompok ekstremis Islam. Namun tidak peduli di antara kedua teori itu, Lewthwaite adalah agen kepentingan zionis internaisonal, sebagaimana Imam Samudra dan Ali Imron Cs pelaku Bom Bali, atau para mujahilin yang kini tengah memerangi pemerintah Syria.

Serangan-serangan dan aksi-aksi terorisme yang marak terjadi di berbagai belahan dunia dengan berbagai pernik-pernik industri pendukungnya: media massa, pengamat terorisme, satuan-satuan dan lembaga-lembaga baru anti-terorisme dll, merupakan bagian dari kampanye global "perang terorisme" yang diproklamirkan George "Dubya" Bush paska serangan "WTC 911" tahun 2001. Kampanye ini telah terbuka sejelas-jelasnya sebagai alat kepentingan zionis/kapitalis internasional alias para "penguasa kegelapan". Sebagian saham Mall Westgate dimiliki oleh orang-orang yahudi. Setidaknya dengan aksi di Kenya tersebut para zionis kembali bisa meyakinkan para idiot di dunia bahwa orang-orang Islam adalah jahat dan orang-orang yahudi selalu menjadi korban kejahatan.



REF:
"The White Widow"; Rixon Stewart; THETRUTHSEEKER, 25 September 2013

No comments: