Wednesday 21 December 2016

Suriah Bersiap Bebaskan Ghouta dan Palmyra

Indonesian Free Press -- Setelah pembebasan Aleppo, Suriah memiliki cukup kekuatan untuk memindahkan sebagian pasukannya membebaskan wilayah-wilayah lainnya dari para pemberontak dan teroris. Sasaran berikutnya adalah Ghouta dan Palmyra, selain Idlib, Deir Azzour dan Raqqa.

Seperti dilaporkan Veterans Today kemarin, pasukan Suriah dan koalisinya kini tengah bersiap-siap untuk membebaskan wilayah Ghouta Timur di Provinsi Damaskus. Tujuan utama serangan adalah menghancurkan kelompok Jaish al-Islam dan mengusirnya ke Idlib.

Wilayah Douma di Ghouta Timur adalah markas utama kelompok Jaish al-Islam’s di wilayah itu dan bakal menjadi sasaran utama serangan pasukan Suriah.

Menurut kleim kelompok ini mereka memiliki kekuatan sebanyak 10.000 militan. Sementara warga sipil yang berada di wilayahnya mencapai 435.000 orang.

"Operasi ini akan menjadi pukulan besar bagi kelompok pemberontak yang diberi label “moderat” dan menjamin keamanan wilayah sekitar Damaskus.

Sementara itu South Front melaporkan, 17 Desember, bahwa pasukan Suriah dan koalisinya, dengan dukungan angkatan udara Rusia dan Suriah, mulai melancarkan offensif untuk merebut kembali kota simbolis Palmyra yang jatuh ke tangan kelompok ISIS pada 10 Desember lalu.

"Seperti perkirakan kami, pasukan Suriah, Hezbollah dan National Defense Forces (NDF) melancarkan offensif terhadap ISIS di Provinsi Homs (provinsi dimana kota Palmyra berada). Pasukan pemerintah menyerang pangkalan udara Tyas Airbase dan merebut persimpangan Tyas dan Desa Sharifah," tulis South Front. Langkah ini mencegah ISIS mengepung pangkalan udara Tyas.

Menurut laporan tersebut sebanyak 170 pemberontak ISIS tewas, 15 kendaraan taktis dan 4 tank dihancurkan dalam pertempuran di dekat Palmyra. Selanjutnya pasukan koalisi Suriah akan melancarkan serangan ke sebelah selatan jalan raya Homs-Palmyra sebelum melancarkan serangan langsung ke Palmyra.


Serangan udara Rusia
Angkatan udara Rusia memainkan peran penting dalam pertempuran di sekitar Palmyra ini. Pada 19 Desember pesawat-pesawat pembom Rusia menghancurkan posisi ISIS di sepanjang Palmyra-Tyas dan di selatan pangkalan udara Tyas yang dikuasai pasukan pemerintah.

Meski demikian pangkalan udara Tyas masih riskan terhadap serangan artileri ISIS yang ditembakkan dari Bayt Jarbu al Azw dan Baydah. Sebelum serangan langsung ke Palmyra dilakukan, kemungkinan besar pasukan Suriah dan koalisinya akan menyerang Bayt Jarbu al Azw dan Baydah terlebih dahulu untuk menjamin keamanan pangkalan udara Tyas yang sangat vital.


Mobilisasi Besar-Besaran
Sementara itu South Front juga melaporkan bahwa pemerintah Suriah mengumumkan mobilisasi besar-besaran pasukan Suriah paska pembebasan Aleppo. Dalam pengumuman yang dirilis 18 Desember itu pemerintah menyerukan para anggota pasukan cadangan untuk kembali aktif bertugas.

"Ini adalah mobilisasi pasukan besar-besaran sejak konflik meletus, bahkan sejak Perang Arab–Israeli tahun 1973," tulis South Front.

Sejumlah ahli mengatakan anggota pasukan cadangan ini akan ditugaskan menjaga keamanan di wilayah sekitar Aleppo dan Ghouta Barat yang baru dibebaskan. Sementara pasukan reguler yang ada di wilayah itu dipindahkan ke wilayah lain untuk kembali bertempur mengusir para pemberontak.

"Jika wilayah-wilayah yang baru dibebaskan ini bisa dijaga keamanannya, Damaskus akana memiliki sejumlah besar pasukan yang bisa dipindahkan ke front-front penting lainnya," tambah laporan itu.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Aleppo adalh Game changer bgi Suriah, dpt dgnkn sbg pngkalan aju bg pmbebasan wilayah selanjutnya..

Selamat Hari Ibu 22 Desember