Sunday 14 May 2017

Amerika Hambat Pembebasan Mosul dari ISIS

Indonesian Free Press -- Amerika dituduh telah menghambat upaya pembebasan kota Mosul di Irak dengan tidak memberikan persenjataan yang dibutuhkan Irak. Demikian pernyataan pakar keamanan Irak Ahmad al-Sharifi kepada Sputnik News.

Seperti dilaporkan media Rusia itu tanggal 10 Mei, Amerika tidak pernah serius menghancurkan teroris di Irak dan hanya menggunakan isyu terorisme sebagai alat politik luar negeri di kawasan.

"62 negara, termasuk Amerika, adalah bagian dari koalisi internasional anti-terorisme di Irak. Amerika memiliki kemampuan militer yang sangat besar dengan senjata-senjata canggihnya. Meski demikian, serangan-serangan udara yang dilancarkan koalisi tidak memberikan dampak berarti bagi Daesh (ISIS),” kata Sharifi.


Menurutnya keputusan Amerika menghentikan pengiriman senjata kepada Irak telah memperlambat operasi pembebasan Mosul. Pada saat yang sama, Amerika mengisyaratkan akan menyediakan senjata lebih banyak kepada milisi Kurdi di Suriah untuk merebut kota Raqqa, ibukota kelompok Daesh.

Komandan militer Irak Brigjen Yahii Rasul menyebutkan bahwa perlawanan sengit Daesh telah membuat upaya pembebasan MOsul mengalami kesulitan. Mosul sendiri adalah kota kedua terbesar Irak yang jatuh ke tangan ISIS tahun 2015. Di kota inilah pemimpin DAESH (ISIS) Abu Bakar Al Baghdadi memproklamirkan berdirinya negara DAESH di Masjid Agung Nuri.

“Serangan-serangan teroris di berbagai tempat, termasuk di kota Kirkuk yang dikuasai etnis Kurdi, memiliki satu tujuan. Mereka berusaha mendongkrak moral anggota mereka setelah kalah di Mosul dan tempat-tempat lain,” kata Rasul.

Brigadier General Yahii Rasul menambahkan bahwa Mosul adalah prioritas utama untuk dibebaskan. Kota-kota dan wilayah lainnya yang diduduki DAESH baru akan dibebaskan setelah Mosul.

Ahmad al-Sharifi juga menyebut Turki sebagai faktor lain terhambatnya pembebasan Mosul. Ia mengatakan bahwa Turki telah mencegah pasukan Irak untuk memasuki kota Tal Afar dan Hawija yang dikuasai Daesh. Kota Hawija sering menjadi tempat pembunuhan massal oleh DAESH.(ca)

No comments: