Monday, 7 December 2009
Yahudi di Balik Gerakan Politik Kulit Hitam
Sumber: Jewish Activists and White Institutions oleh Sam Davidson dalam situs davidduke.com tgl 26/11/09
Sekitar 12 tahun yang lalu saya membaca buku biografi Nelson Mandela terjemahan bahasa Indonesia. Mataku berkaca-kaca mengetahui jerih payah perjuangan Mandela "memerdekakan" negerinya, Afrika Selatan, dari penjajahan orang-orang kulit putih.
Namun na'ifnya saya waktu itu tidak mencurigai kedekatan Mandela dengan beberapa orang-orang kulit putih komunis seperti Joe Slovo. Untuk apa orang kulit putih memusuhi orang-orang sebangsanya sendiri dan berteman erat dengan orang kulit hitam? Kini saya tahu, sebagaimana orang kulit putih komunis lainnya, mereka sebenarnya adalah yahudi, bukan orang kulit putih sebenarnya.
Pertama kita mulai dengan dua fakta berikut: IQ rata-rata orang kulit hitam Amerika adalah 85 dan kulit hitam Afrika adalah 70. Bila IQ rata-rata kulit putih adalah 100, kita bisa bertanya dalam hati mengapa orang kulit hitam Afrika di Afrika Selatan bisa secara "gemilang" menyingkirkan orang-orang kulit putih dari kekuasaan? Lebih nyata lagi adalah mengapa orang kulit hitam bisa menduduki jabatan presiden dan jabatan-jabatan penting lainnya di Amerika, menjadi presenter paling berpengaruh (Oprah Winfrey), aktor paling tampan (Will Smith), atau tokoh paling "mulia" yang hari kelahirannya menjadi hari libur nasional (Marthin Luther King)?
Jawabannya adalah: Orang-orang kulit hitam tidak "berjuang" sendiri (atau bahkan sebenarnya mereka tidak memiliki kesadaran untuk "merdeka"). Orang-orang yahudi-lah yang melakukannya.
Di Afrika Selatan, kelompok politik kulit hitam paling berpengaruh adalah ANC yang didirikan oleh Nelson Mandela dengan sayap militernya Umkhonto we Sizwe (MK). Baik ANC dan MK dalam perjuangannya bekerjasama erat dengan partai komunis Afrika Selatan, South African Communist Party (SACP) yang digerakkan oleh orang-orang yahudi.
Pada tahun 1963 polisi regim kulit putih Afrika Selatan menyerbu peternakan
Liliesleaf Farm dan menangkap 19 anggota ANC and MK. Anehnya di antara mereka justru banyak terdapat orang-orang yahudi seperti Denis Goldberg, Lionel Bernstein, Bob Hepple, Arthur Goldreich, Harold Wolpe, dan James Kantor.
Goldreich dan Wolpe telah membeli Liliesleaf Farm dengan menggunakan dana SACP. Wolpe, seorang pengacara, bekerja sama dengan Goldreich menentukan target-target operasi MK. Goldberg adalah staff teknis MK. Bernstein adalah anggota SACP. Hepple adalah pengacara yang membela ANC. Pada peristiwa "Pengadilan Rivonia" yang terkenal, para pembela mereka adalah Harry Schwarz, Arthur Chaskalson, dan Joel Joffe, semuanya yahudi.
Beberapa aktifis politik yahudi seperti penulis Nadine Gordimer secara konsisten melakukan dukungan kepada ANC. Gordimer menjadi saksi yang meringankan para tersangka anggota ANC dalam peristiwa Pengadilan Delmas Treason dan sering bertemu dengan aktifis anti-apartheid yahudi lainnya, Helen Suzman dan Lulu Friedman.
Suzman kenal dekat dengan Mandela dan sering mengunjunginya di penjara. Aktifis anti-apartheid lainnya, pengacara Albie Sachs, mengajukan tuntutan ke pengadilan atas rejim kulit putih. Sementara itu Joe Slovo, salah satu sahabat peling dekat Mandela, selain menjadi pemimpin SACP, anehnya, juga menjadi kepala inteligen MK, bahkan kemudian menjadi anggota Komite Eksekutif ANC pada tahun 1987.
Atas jasa-jasanya kepada Mandela dan ANC/MK, individu-individu yahudi tersebut mendapat balasan setimpal setelah Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan tahun 1994. Kasrils diangkat menjadi Deputi Menhan antara 1994 sampai 1999. Arthur Chaskalson menjadi presiden dan kemudian menjadi ketua Mahkamah Konstitusi dari tahun 1994 hingga 2005. Albie Sachs menjadi Hakim Konstitusi kemudian menjadi mendagri yang mengeluarkan peraturan membolehkan perkawinan sesama jenis kesukaan sebagian besar orang yahudi.
Pada saat para aktifis yahudi melakukan gerakan "hak-hak sipil" atau Civil Rights di Afrika Selatan, hal yang sama juga dilakukan di Amerika Serikat. Publik mengetahui gerakan ini dipimpin oleh orang-orang kulit hitam seperti Martin Luther King Jr., Rosa Parks, dan Malcolm X. Namun pengamatan lebih mendalam akan mendapatkan, sebagaimana di Afrika Selatan, perjuangan kulit hitam ini dikendalikan oleh yahudi.
Pada tgl 21 Juni 1964 tiga orang aktifis ’Civil Rights’ dibunuh di Mississippi (menjadi inspirasi film Missisippi Burning yang meraih Oscar). Ketiganya adalah James Chaney, Andrew Goodman, dan Michael Schwerner. Chaney seorang warga kulit hitam, tapi Goodman dan Schwerner adalah yahudi asal New York. Menurut film dokumenter "From Swastika to Jim Crow", separuh dari orang-orang kulit putih yang pergi ke Mississippi di tahun 1964 untuk menentang undang-undang Jim Crow, adalah yahudi. Diperkirakan juga sekitar 50% pengacara di daerah selatan pada tahun 1960-an adalah yahudi.
Yahudi hanya mewakili 1-2% dari populasi Amerika. Prosentase di atas menunjukkan keterlibatan yahudi dalam "perjuangan" kulit hitam bukan kebetulan semata.
Mari menganalisa lebih lanjut. Satu organisasi paling penting dalam gerakan hak-hak warga sipil kulit hitam yang mencapai puncaknya tahun 1960-an adalah National Association for the Advancement of Colored People (NAACP). Organisasi ini didirikan oleh beberapa yahudi di antaranya Joel Spingarn, rabbi (pemimpin agama yahudi) Stephen Wise, bankir Jacob Schiff (donatur gerakan komunis Rusia), Jacob Billikopf, Julius Rosenwald, Lillian Wald, dan Emil G. Hirsch. Sedemikian kuat "bau" yahudinya sehingga semua pemimpin organisasi ini sejak tahun 1915 sampai 1975 adalah yahudi. Salah satu pemimpinnya, Kivie Kaplan (1966-1975) tampak dalam foto bersama Martin Luther King Jr di atas.
Bahkan Martin Luther King Jr., figur paling menonjol pejuang hak-hak kulit hitam, yang hari kelahirannya menjadi hari libur nasional (bahkan para pendiri bangsa Amerika tidak mendapatkan kehormatan seperti Martin Luther), mengandalkan sepenuhnya dukungan Stanley Levison, seorang yahudi, untuk mengorganisir penggalangan dana dan publikasi. Levison adalah seorang tokoh komunisme Amerika di tahun 1950-an sebagai pemimpin Communist Party of America. Levison dikenalkan dengan Martin Luther oleh Bayard Rustin, seorang anggota pemuda komunis Amerika.
Saat Levison dihadirkan di depan sidang Senate Subcommittee on Internal Defense, menyusul terjadinya kerusuhan pada konvensi nasional partai demokrat tahun 1968, pengacaranya adalah yahudi bernama William Kunstler. Kunstler juga menjadi pengacara geng Chicago Seven, sekelompok agitator yahudi yang dituduh merekayasa terjadinya kerusuhan konvensi nasional partai demokrat.
Jika ditelaah, para aktifis gerakan hak-hak sipil yahudi, bukanlah orang-orang yang "terpinggirkan" atau orang-orang yang tertindas. Sebaliknya mereka adalah para elit di negaranya. Bahkan Joe Slovo, komunis yahudi teman akrab Nelson Mandela, adalah seorang pengacara lulusan universitas ternama. Apa yang mereka lakukan adalah politik "menghancurkan yang kuat dengan menggunakan tangan si lemah" yang pada akhirnya memunculkan keseimbangan baru dimana tidak ada lagi satu pun kekuatan (negara, bangsa, agama, ras, organisasi massa ataupun organisasi politik) yang kuat yang bisa mengimbangi kekuatan yahudi.
Dan dalam kasus Afrika dan Amerika, sasaran yang menjadi target penghancuran adalah orang-orang kulit putih, dengan menggunakan alat orang-orang kulit hitam. Dalam kasus Islam, yahudi sengaja mendukung aliran-aliran sesat minoritas (ahmadiyah, Islam liberal, inkar sunnah, dll) untuk menghancurkan aliran-aliran utama seperti Sunni dan Syiah.
Adapun umat kristen sudah lama lemah karena politik pecah belah yahudi. Milestone utama penghancuran kristen adalah Gerakan Reformasi yang melahirkan agama protestan, Revolusi Perancis yang menghancurkan institusi gereja dalam struktur sosial politik Eropa, dan Revolusi Bolshevik yang menghancurkan kekuatan kristen yang tersisa di Rusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Maaf, bukannya seharusnya : "Dan dalam kasus Afrika dan Amerika, sasaran yang menjadi target penghancuran adalah orang-orang kulit putih, dengan menggunakan alat orang-orang kulit hitam. Dalam kasus Islam, yahudi sengaja mendukung aliran-aliran sesat minoritas (ahmadiyah, Islam liberal, inkar sunnah, Syiah, dll) untuk menghancurkan Ahlussunnah...???
Post a Comment