Tuesday, 29 March 2016

IBLIS TUTUL DARI GUMALAPURAM


Indonesian Free Press -- KARENA keganasannya binatang pemangsa manusia ini dijuluki oleh pemburu terkenal Kenneth Anderson se­bagai iblis (devil), sementara warga lokal menyebutnya sebagai shaitan atau setan. 
 
Seperti sudah disebutkan tentang macan tutul pe­mangsa manusia, binatang ini dalam hal keganasan adalah me­lam­paui harimau dan binatang-binatang pemangsa manusia lain­nya. Hampir tidak ada harimau ataupun singa pemangsa manusia yang mendobrak pintu dan melompati jendela dan membunuh mangsanya di dalam rumahnya seperti macan tutul.
Dalam satu peristiwa, macan tutul ini bahkan melakukan hal yang tampak mustahil. Suatu hari, gagal mendobrak pintu, jendela dan dinding gubuk calon mangsanya, macan tutul ini meloncat ke atap rumah dan mendobrak atap yang rapuh dengan berat badannya. Setelah berada di dalam rumah, ia menyerang dan membunuh salah satu di antara penghuninya yang terdiri dari sepasang suami istri dan 2 orang anaknya. Namun karena gagal membawa pergi mangsanya karena tertutupnya dinding dan pintu oleh batu besar dan balok-balok kayu, ia kemudian membunuh seluruh penghuni gubuk itu.
Macan tutul ini tercatat telah membunuh 42 orang warga Gumalapuram dan menciptakan terror di wilayah kekuasaannya yang mencapai 250 mil persegi. Sebelum senja, warga buru-buru masuk ke rumahnya masing-masing dan menutup pintu dan jendela rapat-rapat. Sebagian warga yang rumahnya hanya berupa gubuk-gubuk sederhana bahkan memperkuatnya dengan batu-batu besar dan balok-balok kayu. Tidak ada kegiatan di luar rumah sama sekali karena adanya macan tutul ini, bahkan untuk keperluan buang hajat. Hal ini mengakibatkan kondisi sanitasi sangat buruk dan wabah penyakit pun mengancam seluruh wilayah kekuasaan binatang pemangsa ini. Hanya di pagi dan siang hari kondisi menjadi relatif normal, meski untuk bepergian ke luar du­sun, warga akan berjalan beramai-ramai.

Erdogan Bertemu Diam-Diam dengan Bos Perusahaan Pembunuh Bayaran Blackwater

Indonesian Free Press -- Pemimpin Turki Tayyep Erdogan semakin terisolir dari di dalam dan luar negeri. Tersudut oleh kondisi yang tidak menguntungkan itu mendorongnya menjalin hubungan dengan figur-figur 'musuh masyarakat'.

Seperti dilaporkan Sputnik News, Jumat lalu (25 Maret), Erdogan menerima kunjungan rahasia pimpinan Blackwater, perusahaan jasa keamanan yang terlibat dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM di berbagai negara. Kunjungan Erik Prince, bos Blackwater itu dilakukan dengan kerahasiaan tinggi mengingat kontroversi yang melingkupi perusahaan itu.

Menurut laporan situs 7 Sabah, mengutip keterangan Dursun Ali Bulut, wartawan Gazzette, untuk menjamin kerahasiaan, Erdogan mengirim sejumlah anggota dinas inteligen MIT untuk menyambutnya di bandara. Tidak lama kemudian, Eric Prince sudah menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat keamanan Turki.

Menurut berbagai analisis, kunjungan itu terkait dengan kekhawatiran Erdogan bahwa kondisi politik negaranya tidak bisa lagi dikendalikannya karena kebijakan-kebijakannya yang tidak populer.

Kini di negara-negara yang dilanda perang atau kekacauan, jejak-jejak perusahaan itu terlihat, tulis Sputnik News.

Monday, 28 March 2016

Iran akan Garap Proyek Ambisius Terusan Laut Kaspia-Teluk Parsi

Indonesian Free Press -- Iran akan menggarap proyek ambisius berupa pembangunan terusan yang menghubungkan Laut Kaspia dengan Teluk Parsia. Bila terlaksana, ini akan menjadi salah satu proyek terbesar dalam sejarah.

Selain Iran sendiri, Rusia akan menjadi pihak yang paling diuntungkan dengan proyek ini karena ketergantungannya pada jalur laut yang melewati Turki akan terhindarkan. Namun negara-negara Eropa dan bekas Uni Sovyet yang berada di sekitar Laut Kaspia dan selama ini tidak memiliki akses laut, juga akan diuntungkan.

Seperti laporan Sputnik News, Minggu (27 Maret), terusan ini ditargetkan akan selesai pada dekade 2020-an.

"Pekerjaan tengah dilakukan di Iran untuk membangun terusan yang menghubungkan Laut Kaspia dengan Teluk Parsi," kata analis ekonomi  Alexei Chickin kepada Sputnik News.

Ternyata ide pembangunan terusan itu bukan barang baru. Pada tahun 1890-an para insinyur Rusia telah membuat 'blueprints' untuk membangun terusan yang bisa menghubungkan Rusia dengan Samudra Hindia tanpa harus melalui Selat Bosporus dan Dardanella di Turki dan juga Terusan Suez di Mesir. Demikian tulis Sputnik News.

Perangi Teroris Suriah, Putin Sebut Kemungkinan Gunakan Nuklir

Indonesian Free Press -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kemungkinan penggunaan senjata nuklir untuk mengalahkan teroris di Suriah jika diperlukan.

Hal itu dikatakannya seusai melakukan analisa keefektifan rudal-rudal jelajah Rusia dalam operasi militer di Suriah. Demikian kantor berita Russia Today melaporkan, Minggu (27 Maret).

"Kita harus menganalisa semua yang terjadi di medan perang, bagaimana senjata-senjata kita bekerja. Rudal-rudal Kalibr (rudal jalajah yang ditembakkan dari kapal) dan KH-101 (rudal jelajah yang ditembakkan dari pesawat) telah terbukti sebagai senjata modern yang sangat efektif, dan kita telah mengetahui dengan pasti bagaimana dampaknya senjata seperti ini dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Secara natural itu tidak dibutuhkan untuk melawan teroris, dan saya berharap kita tidak perlu menggunakannya," kata Putin dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu di Kremlin baru-baru ini.

Sebelumnya, hari Selasa (22 Maret) sebuah kepal selam kelas 'Kilo' Rusia, Rostov-on-Don, menembakkan rudal-rudal Kalibr-PL ke posisi teroris ISIS di Raqqa. Rudal-rudal itu ditembakkan dari bawah permukaan air di Laut Mediterania.

Sunday, 27 March 2016

Dengan Dukungan Rusia, Suriah Rebut Kembali Kota Palmyra

Indonesian Free Press -- Tidak sia-sia pengorbanan beberapa personil militer Rusia dalam pertempuran di kota Palmyra, Suriah, setelah pasukan Suriah dan milisi-milisi pendukungnya serta dukungan angkatan udara Rusia, berhasil merebut kota strategis dan simbolis Palmyra, Minggu kemarin (27 Maret).

"Setelah pertempuran sengit sepanjang malam, pasukan Suriah kini menguasai penuh kota kuno Palmyra," kata seorang pejabat militer Suriah kepada kantor berita AFP, setelah sebelumnya kantor berita Suriah SANA mengumumkan keberhasilan perebutan kota tersebut.

Pasukan Suriah dan milisi-milisi pendukung, termasuk milisi 'Elang Gurun', kini tengah mengejar pemberontak teroris yang melarikan diri ke Raqqa, Deir Ez-Zor dan Sukhnah. Ratusan pemberontak teroris tewas selama operasi pembebasan kota Palmyra.

Operasi pembebasan Palmyra digelar sejak hari Kamis, dan kini pasukan penjinak bom tengah bekerja keras untuk membersihkan kota tersebut dari bom-bom perangkap dan ranjau yang ditinggalkan pemberontak.

Palmyra yang berada 210 kilometer dari Damascus, dianggap sebagai kota kunci untuk memasuki wilayah Raqqa di timur Suriah, yang menjadi ibukota para pemberontak. Selain menjadi pemukiman ribuan penduduk, mayoritas warga Kristen, kota ini menyimpan situs-situs agama Kristen penting, yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco.

Jangan Mempersulit, Agama itu Mudah

Indonesian Free Press -- "Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)" (QS Thoha)

“Sesungguhnya agama Islam itu mudah.” (HR. Bukhari).

Seperti tertulis dalam Surat Al Baqarah, setelah Nabi Musa menghukum orang-orang yahudi yang mengkhianati ajaran tauhid dengan menyembah boneka sapi emas, Tuhan memerintahkan orang-orang yahudi itu untuk menyembelih seekor sapi betina.

Perintah itu adalah perintah yang jelas dan tegas serta mudah untuk dipahami maupun dilaksanakan. Namun bukan orang yahudi kalau tidak jahil, dengan mempermasalahkan perintah yang sebenarnya sederhana itu. Jika saja saat itu juga mereka menunaikan perintah tersebut, Tuhan tentu akan memberikan mereka pahala yang sangat besar. Mungkin saja Tuhan akan mengusir orang-orang Filistin dengan berbagai cara, sehingga orang-orang yahudi itu bisa dengan mudah mendapatkan 'negeri impian' yang dijanjikan Tuhan, setelah mereka terusir dari Mesir dan terlunta-lunta di padang pasir tandus.

Namun bukan orang yahudi kalau tidak jahil, suka membantah dan berdebat, dan menyepelekan perintah-perintah Tuhan. Maka, dengan kejahilannya itu mereka meminta Musa untuk menghadap Tuhan dan menanyakan 'hakikat' apa sapi betina yang dimaksud oleh Tuhan.

Rusia Bangun Pangkalan Armada Pasifik di Kepulauan Kuril

Indonesian Free Press -- Merespon pembangunan kekuatan militer Amerika dan NATO di dekat perbatasan barat Rusia serta kawasan Pasifik, Rusia juga meningkatkan kekuasan militernya di kedua kawasan itu. Termasuk di antaranya pembangunan pangkalan untuk Armada Pasifik di Kepulauan Kuril yang diklaim Jepang.

Seperti dilaporkan Associated Press, hari Jumat (25 Maret), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, unit-unit militer baru di komando wilayah Barat Rusia akan dibentuk sebagai respons atas peningkatan kekuatan NATO di sekitar perbatasan Rusia, termasuk pembentukan dua divisi baru.

Kekuatan militer Rusia di perbatasan barat itu akan mendapat tambahan kekuatan berupa 1.100 sistem persenjataan terbaru, termasuk pesawat tempur, helikopter, tank dan kendaraan pengangkut personil. Sementara di wilayah Pasifik, Rusia akan menggelar rudal-rudal anti-kapal Bal dan Bastion serta drone-drone terbaru, di Kepulauan Kuril yang beberapa pulaunya diklaim sebagai wilayah Jepang.

Rudal-rudal baru itu mampu menembak kapal-kapal musuh pada jarak 300 kilometer.

Tidak hanya itu, Shoigu menyebutkan bahwa Rusia akan membangun pangkalan di kepulauan itu bagi kapal-kapal Armada Pasifik yang berbasis di Vladivostok, Rusia timur jauh. Pertengahan tahun ini kapal-kapal Armada Pasifik akan melakukan survei bagi penentuan lokasi pembangunan pangkalan baru mereka di Kuril.

Friday, 25 March 2016

Serangan Bom Brussels dan Hari Raya Purim Umat Yahudi

Indonesian Free Press -- Tanggal 22 Maret (3-22) adalah hari raya Purim dalam tradisi Yahudi, yang puncaknya adalah tanggal 23 dan 24 Maret. Pada tanggal tersebut sebuah serangan bom menewaskan puluhan orang di Brussels.

Sebagaimana telah ditulis di blog ini, pada hari-hari raya ini, sebagian sekte yahudi radikal percaya bahwa melakukan pengorbanan darah manusia dan kemudian mengkonsumsi roti yang dilapisi 'selai' darah manusia non-yahudi (lebih disukai adalah darah anak-anak Muslim dan Kristen) adalah hal yang paling mulia. (Silakan baca ini dan ini).

322 adalah juga simbol yang digunakan organisasi rahasia penyembah setan Skulls and Bones, dimana hampir seluruh pemimpin tertinggi Amerika menjadi anggotanya.

Lalu ada ICTS, perusahaan jasa keamanan yang menangani bandara Brussels, tempat terjadinya serangan bom yang menewaskan puluhan orang pada tanggal 22 Maret lalu. ICTS didirikan oleh agen-agen dinas keamanan Israel Shin Bet, yang awalnya menangani sistem keamanan bandara-bandara Israel dan maskapai penerbangan Israel El Al, namun kini juga menangani sistem keamanan di sebagian besar bandara-bandara internasional di dunia, termasuk bandara John F Kennedy di New York, asal pesawat-pesawat yang menabrak gedung WTC tahun 2001.

Lalu ada ISIS, organisasi bentukan zionis, yang mengklaim sebagai pelaku serangan bom di Brussels. ISIS sendiri adalah nama dewa matahari Mesir kuno yang juga dihormati di seluruh kawasan Timur Tengah kuno dan juga menjadi dewa pujaan para penyembah setan dan berhala hingga masa kini.

Jika fakta-fakta itu digabungkan, maka akan bisa ditarik kesimpulan bahwa serangan bom di Brussels tanggal 22 Maret lalu adalah sebuah serangan terencana matang yang dilakukan oleh para penyembah berhala dalam rangka memuliakan hari raya Purim.

Terbukti, Konflik Suriah untuk Melindungi Israel dari Ancaman Iran

Indonesian Free Press -- Buang jauh-jauh ide tentang negara khalifah Suriah sebagai motif untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Bashar al Assad yang syah. Seperti sudah berulangkali ditegaskan di blog ini, pemerontakan di Suriah adalah untuk melayani kepentingan zionis internasional.

Kandidat kuat presiden Amerika mendatang dan mantan menteri luar negeri Hillary Clinton mengakui bahwa pemberontakan di Suriah adalah untuk melindungi Israel dari ancaman Iran.

Seperti dilaporkan Sputnik News, Jumat (25 Maret), WikiLeaks membocorkan sejumlah email pribadi Hillary, dimana salah satunya mengungkapkan keinginan Hillary bagi penggulingan Bashar al Assad.

Hillary Clinton adalah menteri luar negeri Amerika sejak konflik Suriah pecah tahun 2011 hingga ia mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 2013, setelah dianggap gagal menjalankan misinya di Suriah.

"Cara terbaik bagi Israel mengatasi ancaman kemampuan nuklir Iran adalah dengan membantu rakyat Suriah menggulingkan regim Bashar al Assad," tulis Hillary dalam salah satu e-mailnya yang dibocorkan Wikileaks.

Menurutnya hubungan strategis antara Iran dan Suriah di bawah Bashar Assad adalah ancaman bagi keamanan Israel.

Thursday, 24 March 2016

Perwira Pasukan Khusus Rusia Meninggal di Suriah

Indonesian Free Press -- Seorang perwira pasukan khusus Rusia meninggal dalam tugas tempur di Suriah dan dinyatakan sebagai 'pahlawan'. Juru bicara militer Rusia di pangkalan udara Hmeimim, Latakia, mengatakan hal ini kepada wartawan, Kamis (24 Maret).

"Perwira tersebut menjalankan misi di Tadmor di dekat Palmyra selama seminggu, mengintai posisi-posisi ISIS dan memberikan data posisi mereka kepada angkatan udara (untuk diserang)," kata jubir militer Rusia di Suriah, seperti dilansir RIA Novosti.
Saat menjalankan tugasnya itu, keberadaannya diketahui ISIS dan ia diserang setelah menolak menyerah. Identitas dan pangkat perwira tersebut tidak disebutkan.

"Ia meninggal sebagai pahlawan," kata jubir militer Rusia.

Sebelumnya keberadaan pasukan khusus Rusia di Suriah telah dikonfirmasi oleh Kolonel Jendral Aleksandr Dvornikov, pimpinan misi muliter Rusia di Suriah sekaligus Panglima Distrik Militer Central Rusia.

"Saya tidak membantah bahwa pasukan khususs kami (Special Operations Forces/SOF) telah dikerahkan di Suriah. Mereka melakukan operasi pengamatan dan mencari target-target serangan udara di wilayah-wilayah terpencil, dan tugas-tugas lainnya. Harus diingat bahwa pasukan-pasukan koalisi pimpinan Amerika juga melakukan hal yang sama di Suriah," katanya kepada wartawan sehari sebelumnya.

Wednesday, 23 March 2016

Bahaya Invasi Sinetron India

Indonesian Free Press -- Setelah 'tanah haram', India adalah negeri yang paling ingin saya kunjungi, saat ini.

Jika ada kesempatan, saya akan terbang ke New Delhi. Dari sini saya akan menempuh perjalanan darat ke utara menuju Rishikesh, kota peristirahatan di kaki pegunungan Himalaya. Di sinilah, selama ratusan atau bahkan ribuan tahun raja-raja India beristirahat setelah setahun penuh memikirkan negaranya. Di sini juga John Lennon dan kawan-kawan dari kelompok band legendaris The Beatles beristirahat setelah berbulan-bulan dikejar-kejar penggemarnya. Di antara kegiatan yoga yang dilakoni mereka, album 'Yellow Submarine' pun lahir di kota ini.

Kemudian, dengan menyusuri Sungai Alakananda yang melewati Rishikesh, saya akan menuju Rudraprayag. Tidak terlalu jauh dari Risikhesh dan melintasi Sungai Alakhananda, terdapat jembatan, yang pada masa lalu 'dikuasai' oleh kawanan monyet besar, yang baru akan mengijinkan orang-orang lewat setelah memberikan sejumlah makanan kepada mereka. Demikian seperti ditulis Jim Corbett dalam bukunya 'Man-eater of Rudraprayag'.

Rudraprayag sendiri adalah tempat yang tidak kalah menakjubkan dibandingkan Rishikesh. Di kota kecil inilah Sungai Alakananda bertemu dengan anaknya, Sungai Mandalini. Di titik pertemuan kedua sungai terdapat kuil suci. Konon di kuil inilah Bathara Narada, orang suci dan saksi dalam mitologi India, mendapat pelajaran tentang musik dari para dewa. Dari Rudraprayag Sungai Mandalini menghulu ke utara sejauh 83 km di sebuah kuil suci Kedarnath. Sementara Sungai Alakananda menghulu sejauh 120 km ke arah timur laut menuju kuil suci Badrinath.

Monday, 21 March 2016

20 Pesawat Tempur dan 2.000 Personil Militer Rusia Masih di Suriah

Indonesian Free Press -- Setelah penarikan kekuatan militernya, Rusia masih meninggalkan 20 pesawat tempur, sejumlah helikopter, sistem pertahanan udara S-400 dan Patsir, serta 2.000 personil militer di pangkalan udara Hmeymim, Suriah. Kekuatan ini diklaim Rusia masih bisa menyelesaikan tugas untuk menghancurkan kekuatan teroris di Suriah.

Seperti dilaporkan Sputnik News, Presiden Vladimir Putin dalam pertemuan dengan para personil militer yang baru kembali dari Suriah, minggu lalu, mengatakan bahwa intensitas serangan udara Rusia akan berkurang dari 60-80 serangan menjadi 20 serangan setiap harinya. Namun, dengan jumlah itu kekuatan militer yang berkurang lebih dari 50% itu, diyakini masih bisa menyelesaikan misi Rusia di Suriah.

Kekuatan utama Rusia yang masih berada di Suriah adalah satu skuadron pembom dan serangan darat SU-24, jenis yang ditembak Turki November 2015 lalu. Namun karena pesawat itu tidak dirancang untuk melakukan pertempuran udara, skuadron tersebut harus dikawal oleh pesawat-pesawat tempur SU-30 dan SU-35.

Empat pesawat Su-35s yang merupakan pesawat paling canggih Rusia dikirim ke Suriah pada bulan Januari dan pesawat-pesawat itu masih berada di Suriah. Untuk melakukan misi bantuan udara, helikopter-helikopter Ka-52 dan Mi-28N juga masih berada di Suriah.

GUSTAVE



Indonesian Free Press -- INI adalah nama julukan untuk seekor buaya Sungai Nil yang berhabitat di ne­gara Burundi, Afrika, yang terkenal karena repu­ta­sinya se­ba­gai buaya pemangsa ma­nusia terbesar di dunia.
Semua binatang pemangsa manusia yang ditulis di buku ini telah tewas atau tertangkap setelah diburu manusia, na­mun tidak de­mi­kian hal­nya dengan Gustave, yang sam­pai saat ini tidak diketahui ke­bera­daannya setelah diyakini telah  me­mangsa le­bih dari 300 ma­nusia. Meski angka tersebut be­lum bisa di­­ve­rifikasi me­ngi­ngat sebagian besar kor­ban­nya adalah penduduk negara yang sistem ad­minis­trasinya masih ter­belakang, namun reputasi ter­sebut tentu ti­dak dida­patkan begitu saja.

Gustave diketahui tinggal di sekitar Sungai Rusizi di perbatasan Kongo dan Burundi hingga ke ba­gian utara Danau Tanga­nyika di negara Burundi, Afrika tengah. Na­ma Gustave sen­diri diberi­kan pertama kali oleh Patrice Faye, seorang her­pe­tologis dan petualang asal Perancis yang mempelajari kehi­dupan buaya ini sejak ta­hun 1998. Sebagian besar informasi tentang Gustave di­da­pat­kan dari film dokumenter “Capturing the Killer Crocserta artikel majalah National Geo­graphic yang ditulis oleh Michael McRae pada bulan Maret 2005. Namun pa­da ke­dua­nya, Pa­trice Faye meru­pa­kan nara­sumber uta­manya.

Karena tidak per­nah ter­tang­kap, tidak di­ke­­tahui pasti u­ku­r­an tu­buh dan umur Gus­tave. Namun p­a­­ra ahli yang per­­nah meli­hat­­­­­nya meya­ki­ni ukuran tubuhnya mencapai 6 meter lebih de­ngan berat badan lebih dari satu ton. Itu adalah ukuran yang lu­ar bia­sa besar untuk jenis buaya Sungai Nil  karena ukuran se­be­sar itu bi­a­sanya ha­nya bisa dicapai oleh jenis buaya air asin yang ting­gal di wilayah India, Asia Tenggara hingga Australia Utara. 

Sunday, 20 March 2016

Rusia Sudah Menang dan Terus Mengawasi

Indonesian Free Press -- Saat tulisan ini dibuat, pesawat-pesawat tempur Rusia tengah menggempur para pemberontak Suriah di wilayah Palmyra, dimana pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya tengah berusaha merebut kembali kota simbolis ini dari pemberontak.

Ini terjadi setelah Rusia menarik sejumlah besar kekuatan militernya di Suriah melalui keputusan mengejutkan oleh Presiden Vladimir Putin pada hari Senin (14 Maret). Pejabat keamanan Rusia menyebutkan bahwa Rusia tetap akan melancarkan 'puluhan serangan udara' setiap harinya di Suriah, meski telah menarik sebagian besar kekuatannya.

"Secara rata-rata pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan 20 sampai 25 serangan setiap hari," kata Letjend Sergei Rudskoi, komandan Pusat Pengendalian Keamanan Nasional Rusia di Moskow seperti dilaporkan media Inggris The Telegraph, minggu ini.

"Kondisi telah tercipta bagi pengepungan dan pengusiran ISIL dan pemberontak bersenjata di Palmyra. Pasukan pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok patriot, dengan dukungan angkatan udara Rusia tengah melancarkan operasi pembebasan Palmyra,” kata Rudskoi.

Friday, 18 March 2016

Pelajaran dari Brazil (2)

Indonesian Free Press -- Perang kepentingan internasional melawan kepentingan nasional yang korup. Inilah yang tengah terjadi di Brazil.

Tulisan pertama tentang konflik yang tengah berlangsung di Brazil telah memaparkan bagaimana regim neoliberalisme internasional menginginkan perubahan kekuasaan di Brazil, dari kelompok 'kiri' (sosialis) ke kelompok 'kanan'. Karena itu tokoh partai penguasa Worker's Party dan mantan Presiden Lula Da Silva, diperlakukan semena-mena. Tujuannya adalah menjatuhkan regim penguasa yang saat ini dipimpin 'murid' Da Silva, Dilma Rousseff.

Paska penangkapan Da Silva dan ancaman serius yang dihadapi regim Dilma Rousseff, mantan aktifis komunis dan narapidana karena berbagai kasus kriminal, ini melakukan perlawanan. Secara diam-diam pada hari Rabu (16 Maret) Rousseff mengangkat Da Silva sebagai menteri senior. Langkah ini dipastikan untuk 'mengamankan' Da Silva dari penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Agung.

Dalam undang-undang Brazil, seorang menteri hanya bisa diadili oleh pengadilan khusus Mahkamah Agung yang oleh kalangan oposisi dianggap terlalu lama prosesnya. Maka, Kejaksaan Agung, yang dalam kasus ini memainkan kepentingan neoliberalisme internasional sebagaimana KPK dalam kasus Anas Urbaningrum, atau Polri dalam kasus Antasari Azhar, melakukan langkah tandingan.

Pada hari yang sama, Kejaksaan Agung secara kontroversial membocorkan rekaman pembicaraan antara Dilma Rousseff dengan Lula da Silva tentang pengangkatan da Silva sebagai menteri senior. Rekaman tersebut dengan sangat cepat diikuti oleh aksi demonstrasi besar-besaran yang melanda berbagai kota besar di Brazil, menuntut pengunduran diri Rousseff.

Tidak ada mobilisasi massa sedemikian cepat dan sedemikian massif, kecuali dilakukan oleh kekuatan internasional yang telah menguasai berbagai sendi masyarakat Brazil. Penguasa sendiri akan kesulitan untuk melakukan hal seperti ini.

HARIMAU PEMANGSA KEMPEKARAI

Indonesian Free Press -- TIDAK bisa dibantah bahwa Jim Corbett adalah pemburu binatang pemangsa manusia yang memiliki reputasi terbesar. Keberhasilannya membunuh binatang-binatang pemangsa manusia terkenal seperti Harimau Champawat, Macan Tutul Panar dan Macan Tutul Rudraprayag membuat namanya tidak tertandingi oleh para pemburu lainnya.

Kemasyurannya membuatnya mampu mempengaruhi pemerintah India untuk membuat taman nasional yang kemudian diberi nama Taman Nasional Jim Corbet. Kemasyurannya juga yang membuat Jim mendapatkan kehormatan besar menjadi pengawal Ratu Elizabeth II saat berliburan di Kenya. Ketika namanya diumumkan sebagai ratu Inggris yang baru tahun 1952, Elizabeth tengah berliburan di rumah pohon Tree Top bersama Jim. Selain itu hanya Jim Corbett lah di antara pemburu binatang pemangsa yang namanya diabadikan pada satu sub-spesies harimau, Panthera tigris ssp. Corbetti.

Sudah menjadi “takdir” Jim Corbett dan Kenneth Anderson untuk menempati posisinya masing-masing sebagai sesama shikari atau pemburu binatang buas. Jika saja Jim lahir di masa Anderson dan Anderson lahir di masa Jim, boleh jadi Anderson akan memiliki reputasi yang lebih hebat. Usia mereka berbeda 35 tahun, Jim lahir tahun 1875 dan Anderson 1910. Ketika Jim menembak mati Harimau Champawat, Anderson belum lahir. Demikian juga ketika Jim menembak mati Macan Tutul Panar. Dan ketika Jim menembak mati Macan Tutul Rudraprayag, Anderson baru berumur 16 tahun. Maka saat Anderson telah matang sebagai pemburu, ia tidak pernah mendapatkan kesempatan menembak mati binatang pemangsa manusia seperti Harimau Champawat yang membunuh 436 orang, atau Macan Tutul Panar yang memangsa 400 orang. Binatang pemangsa terbesar yang ditembak oleh Anderson adalah Harimau Hyderabad yang memangsa 150 orang, dan Macan Tutul Gummalapur yang membunuh 42 orang.

Thursday, 17 March 2016

Penyidik Italia Ungkap Bisnis Ilegal Erdogan Melalui Lebanon

Indonesian Free Press -- Sumber internal penyidik Italia menyebutkan bahwa bisnis ilegal yang dijalankan Bilal Erdogan, putra kandung Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan, dilakukan melalui operatornya di Lebanon.

Kantor berita GPD dalam laporannya tanggal 15 Maret lalu (Exclusive: Bilal Erdogan’s Criminal Partnerships Outlined) menyebutkan informasi yang diperoleh para penyidik Italia terkait kasus pencucian uang yang dilakukan Bilal, yaitu bahwa Bilal menyelundupkan minyak ilegalnya dari pelabuhan Mersin di Turki menuju pelabuhan Beirut, Lebanon.

Skema itu dijalankan oleh perusahaan milik Bilal di Lebanon, Erdoga HODICO S.a.l. and Partners. Di perusahaan ini Bilal berkongsi dengan keluarga Najib Mikati, mantan Perdana Menteri Lebanon. Di Mersin sendiri Bilal Erdogan adalah pemilik saham terbesar perusahaan pengelola pelabuhan dengan menggunakan tangan kanannya, Hassan Juneyd Zapsu.

Najib Mikati sendiri menjadi figur yang kontroversial ketika mengundurkan diri dari posisinya sebagai perdana menteri tahun 2011 sebagai protes terhadap Hizbollah yang menolak memperpanjang jabatan Ashraf Rifi sebagai kepala kepolisian federal. Rifi adalah musuh Hizbollah yang pernah berusaha merampas jaringan komunikasi milik organisasi perlawanan itu tahun 2008. Baru-baru ini Rifi juga mengundurkan diri sebagai Menteri Kehakiman, lagi-lagi dengan dalih memprotes 'dominasi' politik Hizbollah. Padahal, Rifi-lah yang melanggar kesepakatan tak tertulis antara blok politik Hizbollah Cs dengan kubu pro-Saudi/Amerika.

Wednesday, 16 March 2016

Rusia Tarik Pasukan dari Suriah, Pertanda Apa?

Indonesian Free Press -- Sebuah pesawat tempur Mig-21 Suriah ditembak jatuh oleh pemberontak di Hama akhir pekan lalu (12 Maret) dengan menggunakan rudal jinjing Stinger buatan Amerika.

Kantor berita Rusia RIA Novosti (Sputnik News) pun langsung membuat laporan tentang ancaman rudal tersebut terhadap keamanan pesawat-pesawat tempur Rusia yang berada di Suriah. 'Syria's Downed MiG-21: How Russian Aircraft Will Defend Themselves?', demikian tulis RIA.

Secara mengejutkan, dua hari kemudian (Senin 14  Maret) Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penarikan pesawat-pesawat tempur Rusia di Suriah. Hal ini sontak menimbulkan spekulasi bahwa Rusia takut kehilangan pesawat-pesawatnya oleh rudal-rudal Stinger tersebut, sebagaimana pengalaman Perang Afghanistan tahun 1980-an.

Rusia sendiri berdalih, penarikan kekuatan militernya di Suriah disebabkan Rusia telah mencapai tujuannya di Suriah, dan kini adalah saatnya konflik diselesaikan secara politis melalui perundingan Genewa yang telah dirancang PBB. Rusia juga tetap menempatkan sejumlah kekuatan di pangkalan laut Tartus dan pangkalan udara Hmeymim di Latakia.

Mantan pejabat Senat Amerika James Jatras, dalam wawancara dengan Russia Today, mengatakan, "Kita harus mengingat bahwa penyelesaian politik dari konflik ini tidak pernah terjadi tanpa dukungan militer Rusia kepada pasukan Suriah. Hal ini telah memaksa para teroris berada pada posisi bertahan," kata Jatras.

Ada Apa dengan Orang-Orang Shiah Indonesia?

Indonesian Free Press -- Momen pilpres tahun 2014 lalu memperlihatkan fenomena menarik bagi saya, yaitu keberpihakan mayoritas orang-orang Shiah Indonesia kepada capres Jokowi.

Tentu saja tidak semua orang Shiah memilih Jokowi. Saya sendiri punya beberapa teman Shiah yang memilih Prabowo, sama seperti saya. Namun, harus diakui bahwa mayoritas orang Shiah di Indonesia adalah pendukung Jokowi.

Seperti saya, orang-orang Shiah yang memilih Prabowo memiliki kesamaan visi nasionalisme, dan memilih karena menggunakan rasio. Prabowo memiliki semua kelebihan untuk menjadi pemimpin negara besar seperti Indonesia dibandingkan Jokowi, yang hanya berpengalaman menjadi walikota dan gubernur karbitan selama setahun.

Sebagai pensiunan jendral pasukan khusus Prabowo unggul dalam segi fisik dan mental. Sebagai putra kandung seorang pejuang kemerdekaan dan politisi serta birokrat nasional, Prabowo memiliki nasionalisme dan wawasan kebangsaan lebih luas. Prabowo juga lebih independen secara ekonomi dan politik, karena ia adalah pengusaha nasional yang 'memiliki' parpol ketiga terbesar di Indonesia (Gerindra).

Awalnya saya heran saja dengan fenomena pro-jokowi ini. Kemudian saya mencoba untuk mengorek keterangan tentang alasan mereka memilih Jokowi. Hampir semuanya beralasan sama: Prabowo otoriter dan kejam. Khas hasil kampanye massif media massa tentang Prabowo. Padahal faktanya Prabowo tidak pernah terlibat dalam pelanggaran HAM, namun media-media massa telah membunuh kharakternya sedemikian rupa.

Friday, 11 March 2016

Kalah di Suriah, Saudi dan Turki Buka Medan Perang Baru di Lebanon

Indonesian Free Press -- Seperti sudah beberapa kali saya sampaikan di blog ini, blogger IFP sangat suka mengamati perkembangan politik di Lebanon, meski selama berlangsungnya konflik di Suriah perhatian blogger terhadap Lebanon sangat jauh berkurang.

Lebanon adalah 'buffer zone' antara Israel dan negara-negara Arab yang secar prinsip adalah musuhnya. Lebanon adalah 'melting pot' dari berbagai ras, suku dan agama, dengan dinamika politik yang sangat intens dan 'panas'. Lebanon menjadi 'medang perang' bagi kepentingan pro-Israel/Amerika/Saudi dan anti-Israel/Amerika/Saudi, dan peperangan antara kedua pihak tersebut tidak pernah berhenti sehari-pun.

Ibarat gunung berapi yang aktif, setiap saat terjadi letupan-letupan kecil yang kemudian diikuti dengan letupan-letupan yang agak besar, dan diakhiri dengan ledakan besar.

Ledakan besar terakhir terjadi tahun 2008, ketika kedua pihak terlibat perang jalanan di Beirut, Sidon, Tripoli dan beberapa kota lainnya. Sejak itu letupan-letupan kecil terjadi hampir setiap hari berupa perang kata-kata antara para pemimpin kedua pihak. Pada tahun 2012 terjadi letupan agak keras, berupa boikot oleh pihak anti-Israel/Amerika/Saudi terhadap pemerintahan Sa'ad Hariri yang pro-Israel/Amerika/Saudi hingga berujung pada tumbangnya pemerintahan Hariri.

Letupan-letupan besar juga sempat terjadi setelah terjadinya konflik di Suriah. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Suriah berusaha menyeret Lebanon ke dalam konflik demi untuk menghancurkan Hizbollah. Bentrokan-bentrokan bersenjata intensif pun terjadi di kota Sidon dan Arsal, ketika tentara Lebanon bersama Hizbollah berusaha mengusir para teroris.

Thursday, 10 March 2016

HARIMAU PEMANGSA DARI CHAMPAWAT

Indonesian Free Press -- “PEMANGSA Manusia dari Champawat” (Maneater of Champawat), begitu julukan resmi yang diberikan pemerintah kolonial Inggris di India atas seekor harimau betina yang selama bertahun-tahun menteror warga di sekitar Distrik Champawat, Divisi Kumaon, Negara Bagian Uttarakhand, di dekat perbatasan Nepal.

Sebelumnya, sejak pergantian abad 19 ke abad 20, binatang ini telah menimbulkan keresahan hebat di Nepal dengan memangsa lebih dari 200 orang penduduk sehingga memaksa pemerintah negara itu mengerahkan satu pasukan besar untuk memburunya. Namun bagaimana pun pasukan besar itu gagal membunuh atau menangkap binatang ini, meski pada akhirnya berhasil mengusir binatang ini menyeberang perbatasan ke India. Sejak saat itu giliran warga India di dekat perbatasan yang menjadi korban teror binatang ini. Dan selama berada di India, ia memangsa 236 orang lagi, menjadikannya binatang pembunuh manusia paling menakutkan yang pernah ada di dunia.

Pemerintah kolonial Inggris telah melakukan berbagai cara untuk membunuh binatang ini, termasuk mengirimkan tentara-tentara Gurkha dan shikari-shikari (pemburu binatang buas) terbaik. Hadiah menarik pun ditawarkan bagi siapapun yang bisa membunuh atau menangkap binatang ini. Namun semuanya gagal menghentikan terror yang ditimbulkan oleh binatang ini. Petualangan binatang ini baru berakhir tahun 1907, ketika pemburu legendaries Jim Corbett, dengan bantuan warga Champawat dan setelah melalui perburuan berminggu-minggu yang melelahkan fisik dan mental, menembaknya mati, sehari setelah harimau itu memangsa korbannya yang terakhir.

Iran Luncurkan Rudal Ballistik Bertuliskan: "Israel Pasti Hancur"

Indonesian Free Press -- Iran dikabarkan telah meluncurkan rudal-rudal ballistik dengan tulisan "Israel pasti hancur", hari Rabu (9 Maret). Hal ini merupakan 'unjuk kekuatan' Iran pada saat Wapres Amerika Joe Biden tengah berkunjung ke Israel. Demikian kantor berita Perancis AFP melaporkan.

Selain kontroversi dengan tulisan tersebut, peluncuran ujicoba tersebut juga dianggap melanggar kesepakatan dalam perundingan program nuklir Iran dengan negara-negara maju bulan Januari lalu. Sehari sebelumnya Iran juga sudah meluncurkan rudal-rudal yang sama, sebagaimana beberapa ujicoba yang lain sebelumnya yang diprotes Amerika.

Belum ada komentar dari Israel, dimana Joe Biden dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang diketahui sangat menentang perjanjian nuklir Iran.

Mengutip laporan kantor berita Iran Fars News Agency, pada hari yang sama, laporan AFP tersebut menyertakan gambar rudal-rudal Qadr H yang ditembakkan. Peluncuran itu dilakukan di wilayah pegunungan Alborz di sebelah timur Iran, dengan jarak sasaran mencapai 870 mil atau 1.400 km di Laut Oman. Komando Armada ke-5 Amerika yang beroperasi di wilayah tersebut juga menolak berkomentar.

Fars mengutip Jendral Amir Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Peluru Kendali Tentara Pengawal Revolusi Iran, yang mengatakan bahwa peluncuran itu ditujukan untuk memberi pesan kepada Israel bahwa negara itu bisa menembak Israel.

Monday, 7 March 2016

Turki tidak Bisa Cegah Kapal Perang Rusia Lalu-Lalang di Istanbul

Indonesian Free Press -- Beberapa waktu lalu pemerintah Turki memanggil Dubes Rusia untuk menyampaikan protes atas beredarnya foto yang memperlihatkan awak kapal perang Rusia memanggul rudal jinjing dalam kondisi siaga saat melintasi Selat Bosporus, Turki.

Hanya itu yang bisa dilakukan Turki saat kapal-kapal perang Rusia, yang tengah terlibat 'perang dingin' dengan Turki, berlalu-lalang di depan hidung sendiri.

Kapal-kapal perang Rusia telah menjadi pemandangan biasa bagi warga Turki di kota Istanbul, yang terbelah dua oleh Selat Bosphorus.

"Tahun ini saja kapal-kapal perang Rusia telah melintas 48 kali di Selat Bosporus. Ini termasuk kapal jelajah besar Moskva, kapal komando Armada Laut Hitam Rusia yang menjadi pelindung pasukan Rusia di Suriah. Kapal ini bergambar bintang merah di kedua sisinya, dan rudal-rudal besarnya yang berwarna perak bersinar warna perak terkena matahari," kata jurnalis Laura Pitel kepada Sputnik News seperti dilaporkan media Rusia itu, Minggu (6 Maret).

Sunday, 6 March 2016

Pelajaran dari Brazil

Indonesian Free Press -- Belum pernah terjadi 'tragedi' seperti ini sebelumnya di Brazil. Seorang tokoh nasional bahkan internasional yang juga mantan presiden negara itu, ditangkap oleh polisi bersenjata lengkap di rumahnya pada jam 6 pagi, digelandang dengan kendaraan tanpa identitas ke bandara dan diinterogasi selama empat jam.

Dan semuanya ditayangkan dengan luas di media-media massa Brazil dan dunia, seolah tidak ada lagi privasi dan kehormatan bagi Lula da Silva.

Para penyidik 'Kasus Cuci Mobil', demikian kasus ini disebut, berkeyakinan bahwa terdapat bukti-bukti kuat bahwa Lula telah menerima dana setidaknya 1,1 juta Euro dari perusahaan-perusahaan konstruksi yang menerima kontrak kerja dari BUMN migas Petrobras selama ia menjabat Presiden Brazil. Harta itu berbentuk sebuah peternakan, apartemen dan sumbangan-sumbangan ke yayasan milik Da Silva.  

Kasus ini sendiri telah merebak sejak tahun lalu dengan melibatkan sejumlah tokoh penting, terutama pejabat dan mantan pejabat dari partai berkuasa Worker's Party, dimana Lula menjadi pemimpinnya. Disebut-sebut kerugian negara akibat praktik korup tersebut mencapai $2 miliar. 

Pepe Escobar, wartawan internasional terkenal, dalam sebuah tulisannya yang dipublikasikan di Sputnik News akhir pekan lalu memberikan analisis menarik tentang kasus ini, yang menurut IFP mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia. Yaitu, penegakan hukum hanya menjadi alat politik bagi kepentingan 'imperium asing', yang hanya mengorbankan orang-orang berfikir dan bertindak untuk kepentingan negara.

Saturday, 5 March 2016

Profesionalisme Militer Suriah-Rusia-Iran-Hizbollah Kalahkan AMERIKA-NATO

Indonesian Free Press -- Hanya dengan 40 pesawat tempur Rusia dan 10.000 pasukan Iran, Hizbollah, dan milisi Irak, kondisi pertempuran di Suriah berbalik 180 derajat.

Sampai pertengahan tahun 2015, pemberontak menguasai seluruh medan pertempuran dan sudah berada di ambang kemenangan, setelah berhasil merebut sejumlah posisi strategis terutama sekitar Provinsi Aleppo dan Latakia. Namun kedatangan pasukan Pengawal Revolusi dan penasihat militer Iran, milisi Shiah Irak, milisi Shiah Pakistan dan Afghanistan (Hizbollah sudah lebih dahulu berada di Suriah), serta pesawat-pesawat tempur Rusia di medan tempur, berhasil mendesak pemberontak dari semua wilayah strategis.

Kini situasinya berbalik. Jika tidak ada perubahan, para pemberontak hampir pasti akan terusir keluar Suriah, atau hancur di medan tempur. Itulah sebabnya Turki dan Saudi Arabia, yang telah banyak berkorban waktu dan tenaga untuk menjungkalkan pemerintahan Bashar al Assad, ngotot ingin campur tangan demi melindungi 'anak buahnya' yang terancam.

Sebenarnya jumlah kekuatan militer koalisi Iran dan Rusia dan sekutu-sekutunya di Suriah termasuk kecil dibandingkan jumlah kekuatan pemberontak Suriah. Kelompok ISIS, misalnya, diperkirakan memiliki anggota hingga 100.000 personil, FSA 50.000, Islamic Front 50.000, Al Nusra Front 13.000, Fatah Halab 30.000 personil, dan kelompok-kelompok lain 8.500 personil (sumber wikipedia).

Militer Suriah sendiri memang memiliki sekitar 170.000 pasukan. Namun sebagian besar dari mereka harus bertugas menjaga keamanan, bukan bertempur. Dari jumlah itu, yang memiliki fungsi bertempur hanya 20.000 sampai 30.000 personil.

Friday, 4 March 2016

HARIMAU PEMANGSA MANUSIA DISTRIK BETUL

Indonesian Free Press -- PADA bulan April 1862 sebuah proyek pembangunan jalan kereta api di Lembah Sungai Narmada di negara bagian Madhya Pradesh, India, terbengkalai selama beberapa waktu karena adanya teror seekor harimau pemangsa manusia. Harimau yang disebut-sebut telah memangsa lebih dari 100 manusia ini ‘memblokir’ jalan-jalan umum di wilayah antara Sungai Moran dan Sungai Ganjal yang terdapat di Distrik Betul, dan bahkan lebih luas lagi hingga ke sebelah timur dan barat kedua sungai itu. Salah satu jalan yang tertutup akibat aksi harimau itu adalah jalan yang menuju kawasan lembah Sungai Narmada tersebut.

Orang-orang tidak berani berjalan di jalan-jalan kecuali dalam rombongan besar. Saat berjalan di wilayah kekuasaan harimau pemangsa, wanita dan anak-anak ditempatkan di tengah-tengah dan para lelaki dengan senjata di tangan berada di sekeliling mereka. Demikian juga ketika harus berjalan beriringan, wanita dan anak-anak selalu ditempatkan di tengah-tengah karena harimau suka menyerang orang yang berada di paling depan atau paling belakang. Dan sementara mereka berjalan, teriakan-teriakan dan bunyi-bunyian tetabuhan mereka keluarkan untuk menakutnakuti harimau, atau lebih tepatnya untuk memperkuat moral mereka sendiri yang runtuh oleh keberadaan harimau. Namun bahkan hal itu semua tidak menjamin mereka selamat dari serangan. Satu demi satu korban diserang di jalan-jalan dan menghilang di tengah hutan jati yang melingkupi wilayah itu, sementara anggota rombongan lainnya hanya bisa tertegun menyaksikan pemandangan yang tidak bisa mereka lupakan seumur hidup ketika orang-orang terdekat mereka dimangsa harimau. Kemudian, di setiap titik jalan terjadinya serangan maut, orang-orang meletakkan batu besar sebagai penanda untuk mengingatkan orang akan keberadaan harimau pemangsa di daerah itu.

Saatnya Mengatakan 'Selamat Tinggal Erdogan' (2)

Indonesian Free Press -- Amerika tengah memasang perangkap untuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang impulsif dan cenderung ceroboh, tulis jurnalis Amerika Mike Whitney dalam tulisannya di situs CounterPunch.org baru-baru ini.

Menurut Whitney, Amerika sengaja menciptakan kondisi bagi Erdogan untuk jatuh ke dalam perangkap, yang pada ujungnya akan menjerat Erdogan dalam 'revolusi warna' yang menumbangkannya.

Salah satu indikasi hal itu, menurut Whitney adalah penolakan Amerika dan sekutu-sekutunya pada draft resolusi DK PBB tentang kedaulatan Suriah yang seolah memberi dukungan pada rencana Turki dan Saudi untuk menginvasi Suriah.

"Ini menunjukkan bahwa pemerintahan Obama berfikir bahwa operasi darat Turki bisa memainkan peran penting dalam membentuk hasil konflik di Suriah dimana Amerika masih menginginkan kemenangan. Harus diingat bahwa jika resolusi itu lolos, maka peluang bagi Turki untuk menyerang Suriah akan hilang seketika," tulis Whitney, seraya menyimpulkan bahwa Amerika pada dasarnya tidak menginginkan perdamaian di Suriah sebelum tujuannya tercapai.

Dan, meski Erdogan sangat ngotot untuk menyerang Suriah, ia harus mendapatkan dukungan Amerika dan NATO, karena tanpa itu ia tidak bisa meyakinkan para jendralnya untuk terlibat perang di Suriah.

Terorisasi Hizbullah Lebanon Dalam Deklarasi Tunis

Indonesian Free Press -- Tulisan ini dicopas dari situs LiputanIslam.com demi menunjukkan kemirisan blog ini melihat keberhasilan zionisme internasional dalam memecah belah ummat Islam.
-----

LiputanIslam.com – Dewan Menteri Dalam Negeri Liga Arab dalam deklarasi penutupan sidangnya yang ke-33 di Tunis, ibu kota Tunisia, Rabu (2/3), menyebut Hizbullah sebagai kelompok teroris. Di hari yang sama, statemen serupa juga dikeluarkan oleh Dewan Kerjasa Teluk (Gulf Cooperation Council /GCC) yang terdiri atas enam negara Arab sekitar Teluk Persia, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Kuwait, dan Oman.

Harus diakui bahwa pengaruh kerajaan Arab Saudi sangat luar biasa di beberapa negara Arab, tapi itu bukan berarti rezim petrodolar ini dapat dengan mudah menggalang konsensus Arab anti gerakan pimpinan Hassan Nasrallah yang berbasis di Lebanon tersebut. Sebaliknya, obsesi Saudi dapat dipastikan kandas.

Sebagaimana dikabarkan koran Lebanon al-Safir, banyak komponen masyarakat dan partai di berbagai negara Arab menentang keras deklarasi anti Hizbullah tersebut.

Saudi semula mengatasnamakan GCC dalam merilis deklarasi anti Hizbullah, tapi kemudian juga membawa-bawa nama Dewan Menteri Dalam Negeri Arab di akhir sesi pertemuan ke-33 dewan ini di Tunis, dengan tujuan dapat memantapkan klaim bahwa Hizbullah adalah kelompok teroris. Padahal, opini yang berkembang di Lebanon maupun di kawasan Timteng sejak dulu sampai sekarang tidaklah seperti apa yang diharapkan oleh klan Saudi yang memang sangat membenci Hizbullah.

Thursday, 3 March 2016

Saatnya Mengatakan 'Selamat Tinggal Erdogan'

Indonesian Free Press -- Satu-satunya teman bagi regim Turki Tayyep Erdogan saat ini mungkin adalah Israel dan Saudi Arabia.

Belum lama berselang regim Erdogan, dengan menelan ludah sendiri, mengakui bahwa 'Israel adalah teman' dan 'Turki membutuhkan Israel'. Ini terjadi pada saat masalah pembunuhan 10 warga Turki oleh pasukan Israel dalam insiden kapal Mavi Marmara tahun 2010 belum diselesaikan. Erdogan kini juga tengah membangun koalisi dengan Saudi Arabia untuk menyerang Suriah.

Pada saat yang hampir sama, regim Erdogan justru membangun permusuhan dengan semuanya, termasuk sekutu dan 'patron'nyanya, Amerika. Keduanya terlibat perselisihan tentang status kelompok Kurdi, yang oleh Amerika dianggap sebagai sekutu sementara Turki menanggapnya sebagai teroris.

Ini belum termasuk permusuhan regim Erdogan dengan Rusia, yang sewaktu-waktu bisa meledak menjadi konflik bersenjata, setelah Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia di Suriah bulan November 2015 lalu.

Dan seolah kata-kata bijak 'satu musuh terlalu banyak' tidak berlaku bagi Erdogan, regim ini terus membangun permusuhan dengan semua kelompok dan golongan: orang-orang Kurdi, wartawan, akademisi, polisi, jaksa, tentara, para pengikut gerakan Fethullah Gulen, pengadilan dan yang baru-baru ini adalah pemain sepakbola legendaris Hakan Sukur.