Saturday, 26 June 2010
KONSPIRASI BBM (1)
Keterangan gambar: ribuan trem-trem listrik yang masih baik dibesituakan bagitu saja di Amerika karena ulah kejahatan konspirasi
Indonesian Free Press -- Apa kelebihan mobil listrik modern dibandingkan mobil berbahan bakar minyak? Segalanya. Mobil listrik bisa berlari lebih cepat (370 km/jam oleh mobil Eliica buatan Jepang), lebih jauh daya jelajahnya (483 km sekali charge oleh mobil Tesla Model S), lebih kuat akselerasinya (0-100 km/jam kurang dari 4 detik oleh mobil Tesla Roadster), lebih nyaman (tidak bising), dan sudah pasti lebih ramah lingkungan. Kekurangan mobil listrik mungkin hanyalah dalam hal waktu pengisian tenaga listrik (recharge) dibandingkan pengisian BBM. Tapi itu sama sekali tidak signifikan karena proses recharge mobil listrik modern hanya membutuhkan waktu menit-an, hampir sama dengan pengisian BBM. Lagipula recharge bisa dilakukan dengan cara yang jauh lebih praktis dibandingkan mengisi BBM, cukup memasukkan chop ke dalam titik api listrik.
Bagaimana dengan kondisi awal mobil listrik? Berikut adalah penjelasan dari wikipedia:
"Before the pre-eminence of internal combustion engines, electric automobiles held many speed and distance records. Among the most notable of these records was the breaking of the 100 km/h (62 mph) speed barrier, by Camille Jenatzy on April 29, 1899 in his 'rocket-shaped' vehicle Jamais Contente, which reached a top speed of 105.88 km/h (65.79 mph). Before the 1920s, electric automobiles were competing with petroleum-fueled cars for urban use of a quality service car.[19]
Thomas Edison and an electric car in 1913 (courtesy of the National Museum of American History)In 1897, electric vehicles found their first commercial application in the U.S. as a fleet of electrical New York City taxis, built by the Electric Carriage and Wagon Company of Philadelphia. Electric cars were produced in the US by Anthony Electric, Baker, Columbia, Anderson, Edison [disambiguation needed], Studebaker, Riker, Milburn, and others during the early 20th century.
The low range of electric cars meant they could not make use of the new highways to travel between citiesDespite their relatively slow speed, electric vehicles had a number of advantages over their early-1900s competitors. They did not have the vibration, smell, and noise associated with gasoline cars. They did not require gear changes, which for gasoline cars was the most difficult part of driving. Electric cars found popularity among well-heeled customers who used them as city cars, where their limited range proved to be even less of a disadvantage. The cars were also preferred because they did not require a manual effort to start, as did gasoline cars which featured a hand crank to start the engine. Electric cars were often marketed as suitable vehicles for women drivers due to this ease of operation."
Singkat saja, mobil listrik sudah ada jauh sebelum mobil berbahan bakar minyak dibuat. Pada tahun 1899 sebuah mobil listrik bahkan berhasil memecahkan rekor kecepatan kendaraan darat dengan menembus angka kecepatan 100 km/jam. Mobil tersebut dibuat oleh Camille Jenatzy. Pada tahun 1897 kota New York bahkan sudah dipenuhi dengan mobil taxi berbahan bakar baterai, di luar mobil-mobil pribadi yang semuanya berbahan bakar batere. Saat itu belum ada satupun mobil BBM tampak di muka umum. Ditambah trem-trem listrik di kota-kota dan kereta api listrik antar kota yang pada tahun 1930-an sudah bisa mencapai kecepatan 200 km/jam, rasanya tidak ada tempat sedikit pun bagi mobil BBM untuk dilirik orang.
Bagaimana dengan mobil BBM generasi awal? Sampai pada tahun 1930-an orang masih harus berkeringat, mengengkol tuas untuk bisa menghidupkan mobil BBM, sementara mobil listrik (batere) cukup menekan tombol. Ditambah asap yang tebal dan suara bising, sekali lagi tidak ada tempat bagi mobil BBM untuk dilirik orang.
Lalu bagaimana bisa mobil BBM yang jorok dan dan serba menyusahkan itu bisa menyingkirkan mobil listrik? Bagini ceritanya:
Sebagaimana telah disebutkan pada awal abad 20 kendaraan listrik merupakan kendaraan umum di mana-mana. Kakek nenek kita yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mungkin masih ingat bagaimana bentuk trem listrik yang menjadi moda angkutan massal saat itu, yang serba nyaman dan sama sekali tidak mengeluarkan polusi. Di San Francisco masih terdapat trem yang tetap beroperasi dengan baik selama lebih dari 100 tahun, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh kendaraan berbahan bakar BBM yang sistem pembakarannya menghancurkan konstruksi kendaraan dalam waktu 20 tahun.
Kondisi mulai berubah sejak raja minyak berdarah yahudi Rockefeller (tangan kanan Rothschild di Amerika) memasuki bisnis transportasi. Ia melakukan dua langkah strategis untuk menghancurkan moda transporatasi listrik. Pertama dengan menggunakan perusahaan bentukannya, National City Lines, Rockefeller menganeksasi hampir seluruh perusahaan operator transportasi massal di seluruh kota besar Amerika. Antara tahun 1936 dan 1950 National City Lines menganeksasi lebih dari 100 operator trem di 45 kota besar di Amerika termasuk Detroit, Cleveland, New York City, Oakland, Philadelphia, Phoenix, St. Louis, Salt Lake City, Tulsa, Baltimore, dan Los Angeles. Selanjutnya National City Lines, tanpa ba bi bu menggantikan trem-trem yang seperti sudah saya sebutkan sangat nyaman dan ramah lingkungan itu, dengan bus-bus peminum BBM yang jorok dan serba menyusahkan. Saat itu ribuan trem-trem yang masih dalam kondisi sangat baik tiba-tiba ditarik dari peredaran dan dibesituakan begitu saja.
Langkah kedua adalah membiayai perusahaan mobil Ford Motor Company dan General Motors untuk memproduksi secara besar-besaran mobil-mobil BBM dan menjualnya dengan harga murah (karena skala produksi yang besar sehingga bisa lebih hemat biaya produksinya). Dengan dukungan sistem penjualan leasing dan kredit bank serta promosi massif via media massa (semuanya dimiliki Rockefeller), plus aksi-aksi mafia yang dikoordinir oleh teman yahudi Rockefeller, Meyer Lansky, untuk melibas fihak-fihak yang menentang langkah-langkah konspiratif Rockefeller. Keberhasilan konspirasi Rockefeller semakin sempurna karena para politisi (yang kampanyenya membutuhkan sumbangan sponsor) pun berada di bawah kendalinya, mengkampanyekan pembangunan jalan bebas hambatan ke seluruh pelosok negeri untuk digunakan oleh mobil-mobil BBM buatan Rockefeller.
Langkah-langkah Rockefeller tersebut seperti peribahasa "sekali kayuh dua pulau terlampaui". Dengan menyingkirkan mobil-mobil dan trem-trem listrik dan menggantikannya dengan kendaraan BBM buatannya, ia tidak saja mengeruk keuntungan dari bisnis mobil, tapi juga dari bisnis minyak miliknya. Silahkan menghitung keuntungan bisnis minyak secara global. Produksi minyak dunia sekitar 100 juta barrel per-hari. Dengan biaya produksi, katakanlah $20 per-barrel dan harga pasaran minyak dunia $60 dollar, keuntungan bisnis minyak global adalah ($60-$20)x100 juta=$4 miliar atau sekitar Rp 40triliun sehari. Berapa kekayaan yang telah ditumpuk selama bertahun-tahun oleh para raja minyak?
Banyak orang yang mengira sebagian besar keuntungan bisnis minyak dinikmati oleh negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi dan Indonesia. Mereka tidak mengetahui bahwa meski diproduksi di Arab Saudi dan Indonesia, sebagian besar minyak itu dimiliki oleh perusahaan minyak asing milik Rockefeller dan kroni-kroninya. Di Indonesia sendiri sekitar 90% minyak produksinya dimiliki perusahaan minyak asing.(ca)
Bersambung
Wednesday, 16 June 2010
Kapal Itu Berlayar Terlalu Jauh
"Orang boleh saja menolak pernyataan saya dan hanya menganggap saya sebagai orang tua pemarah. Namun dengan berbagai periswita akhir-akhir ini seperti peperangan di Timur Tengah serta berbagai peristiwa yang mungkin akan segera terjadi, saran saya adalah: saat ada waktu matikanlah televisi dengan pertunjukan Britney Spears, "Desperate Housewives" dan pertandingan sepakbola, dan menyimak dengan cermat peristiwa-peristiwa yang terjadi, karena itu semua akan terus berulang. Karena, seperti kata pepatah, macan tidak akan berubah belangnya."
Phil Tourney, seorang awak kapal USS Liberty yang selamat dari serangan Israel tgl 8 Juni 1967 mengatakan itu jauh sebelum Israel menyerang Lebanon tahun 2006, Gaza tahun 2008/2009, dan menyerbu kapal-kapal misi kemanusiaan Freedom Flotilla baru-baru ini. Namun dunia mengabaikan peringatan itu hingga kita harus terus-menerus harus menelan pil pahit melihat kekejian Israel yang terus-menerus tanpa bisa dihentikan. Lebih tragisnya peristiwa yang baru terjadi, penyerbuan terhadap kapal kemanusiaan Freedon Flotilla terjadi pada saat para korban selamat USS Liberty dan para simpatisannya (seorang di antara mereka berada di kapal Freedon Flotilla) memperingati ulang tahun peristiwa tersebut.
Bagi yang belum mengetahui peristiwa serangan terhadap kapal USS Liberty, atau hanya mengetahuinya dari "keterangan resmi" tentu tidak akan mempercayai peristiwa tersebut. Bagaimana mungkin Israel menyerang kapal sekutu utama sekaligus pelindungnya. Tapi bagi yang memahami realitas sosial politik Amerika dan hubungannya dengan Israel, tentu memahami hal itu.
Saya baru saja membaca sebuah artikel menarik tulisan Jim Kirwan di blognya "Kirwan Studios" tgl 8 Jni 2010. Kirwan membuka transkrip pembicaraan antara presiden Amerika John F Kennedy dan dubes Israel di Amerika tentang reaktor nuklir Dimona di Israel, pembicaraan antara presiden Lyndon B Johnson dengan seorang agen Mossad tentang rencana penyerangan kapal USS Liberty, serta pembicaraan antara komandan Armada VI Amerika dengan presiden Johnson tentang penarikan mundur gugus tugas Armada VI dari upaya penyelamatan USS Liberty.
Bagi yang tidak memahami mengapa transkrip-transkrip yang begitu penting itu bisa terbuka ke permukaan silahkan mempelajari mengapa transkrip pembicaraan telepon presiden M Nixon bisa bocor keluar hingga menjadi skandal Watergate. Atau pelajari pembicaraan telepon presiden Bill Clinton dengan pacar gelapnya Monica Lewinsky yang bocor ke penyidik kasus selingkuh Bill Clinton. Saat itu Clinton mengeluh kepada Lewinsky bahwa gedung putih dipenuhi dengan alat-alat penyadap yang bahkan seorang presiden-pun tidak bisa mengontrolnya. Namun perlu diperhatikan juga bahwa di kalangan inteligen Amerika sendiri terdapat "gap" antar kalangan "jew ass sucker" dengan kalangan nasionalis anti-Israel, meski yahudi/Israel telah "mengamankan" posisi-posisi kunci.
Berikut adalah transkrip pembicaraan antara presiden John F Kennedy yang didampingi Jaksa Agund sekaligus adik kandungnya, Robert F Kennedy dengan dubes Israel, tentang maksud presiden Kennedy untuk melakukan inspeksi terhadap pusat pengembangan nuklir Israel dimana maksud tersebut ditentang keras Israel. Sebagaimana diketahui maksud presiden Kennedy tidak pernah terwujud, justru dirinyalah yang meninggal secara tragis di depan jutaan mata warganya sendiri. Demikian juga saudaranya Robert F Kennedy, tewas mengenaskan oleh pembunuhan konspirasi saat berkampanye untuk menjadi pengganti John F Kennedy.
JFK: Kini masalah pembangkit nuklir di Dimona telah menjadi hal yang sangat serius. Saya telah mengatakan kepada Anda beberapa kali bahwa saya ingin tim inspeksi nuklir dari kami diijinkan memeriksanya secara rutin sehingga kami bisa menemukan ..
DUBES ISRAEL: Tidak! Israel adalah negeri berdaulat. Negara yang tengah berperang! Apakah Anda lupa bahwa kami telah mengijinkan tim inspeksi Anda melakukan pemeriksaan seharian penuh tahun lalu? Tidak ada lagi tim inspeksi Amerika diijinkan mengunjungi Dimona lagi Tuan Presiden, dan itu adalah kata akhir!
JFK: Tidak ada perang sekarang ini! Jika Anda tidak ingin tim inspeksi Amerika, kami bisa mengajukan tim dari negara netral. Saya mendesak pembangkit nuklir Dimona dibuka untuk diperiksa secara rutin oleh tim inspeksi dari luar!
DUBES ISRAEL: Dengan hormat Tuan, Anda tidak mengerti! Israel selalu dalam keadaan perang! Tidak ada inspeksi dari luar diperbolehkan mengunjungi Dimona dengan skedul yang mereka inginkan sendiri!
RFK (Robert F Kennedy, Jaksa Agung dan saudara kandung JFK: Tuan, presiden telah memberi kuasa kepada saya untuk memberi pendapat kepada Anda bahwa kami akan menghentikan bantuan kepada Israel sampai Israel mengininkan tim inspeksi internasional mengunjungi Dimona. Kami telah mengetahui bahwa Anda telah membuat senjata nuklir di Dimona.
DUBES ISRAEL: Itu ... itu bukan keputusan yang baik Tuan! Itu akan merugikan saudara Anda (presiden Kennedy) sendiri! Semua musuh Israel akan kami hancurkan!
Pengganti Kennedy setelah kematiannya yang tragis adalah Wapres Lyndon B Johnson yang dilantik menjadi presiden pada hari yang sama dengan tgl pembunuhan Presiden Kennedy, dan di bawah Lyndon Amerika berubah menjadi "anjing penjaga yang baik" bagi Israel. Demi keuntungan industri militer yahudi Johnson menerjunkan Amerika dalam Perang Vietnam, dan membantu Israel habis-habisan dalam Perang 6 Hari melawan Arab tahun 1967. Lebih jauh Johnson bahkan membiarkan kapal USS Liberty diserang habis-habisan oleh Israel di perairan internasional di lepas pantai Gaza (sama dengan kasus penyerangan terhadap Freedom Flotilla) dengan alasan kapal tersebut telah menyadap komunikasi Israel yang tengah berperang dengan negara-negara Arab. Alasan lainnya adalah penyerangan terhadap USS Liberty akan dituduhkan kepada Mesir sehingga menjadi alasan Amerika untuk membantu Israel dengan menyerang dan menduduki wilayah Mesir.
Berikut adalah transkrip pembicaraan antara presiden Johnson dengan seorang perwira penghubung Mossad di Gedung Putih beberapa saat sebelum peristiwa penyerangan USS Liberty dan di tengah-tengah Perang 6 Hari yang tengah berkecamuk. Pembicaraan ini adalah tentang rencana penenggalaman kapal USS Liberty.
JOHNSON: Anda ingin bertemu, katakan mengapa?
MOSSAD AGENT: Waktunya telah tiba tuan Presiden, waktu datangnya bahaya yang sangat besar. Waktu dimana sejarah akan mencatatnya sebagai sebuah pengorbanan besar bagi semua orang, maksud saya ...
JOHNSON: Katakan langsung!
MOSSAD AGENT: Baik. Kami telah menghancurkan angkatan udara Mesir dan Syria dan kami telah menduduki dataran Sinai. Pasukan kami telah bersiap siaga di tepi timur terusan Suez. Kami masih belum mengetahui berapa besar kekuatan cadangan Mesir yang mungkin saja bisa memukul mundur kami dan balik menduduki Israel. Kami ingin angkatan perang Amerika menyerang Mesir sehingga tidak ada ...
JOHNSON: Sial, mengapa? Kami tidak bermusuhan dengan orang-orang negro padang pasir itu (Mesir)!
MOSSAD AGENT: ADa juga masalah kecil dengan kapal Anda, kapal inteligen di lepas pantai kami yang telah mendengarkan rencana-rencana militer kami, kapal Liberty...
JOHNSON: Sial! Dengar "motherfucker"! Semua negara mempunyai kapal seperti itu. Apa masalahnya? Toh kami tidak akan menghentikan aksi Anda (menyerang Arab). Lakukan apa yang ingin Anda lakukan tapi kami tidak bermusuhan dengan orang-orang Mesir itu.
MOSSAD AGENT: Jika kapal itu diserang, uhh... kami pikir sebuah langkah balasan akan dilakukan Amerika. Maksud saya angkatan perang Anda bisa menghentikan Mesir. Kami menginginkan Golan, Sinai, Tepi Barat dan Jerussalem, demi tercapainya keamanan bagai rakyat Israel tentu saja, dan ...
JOHNSON: Orang-orang mesir sialan itu tentu tidak akan berani menyerang kami. Kami akan menghancurkan mereka.
MOSSAD AGENT: Kamilah yang akan melakukan serangan itu tuan Presiden. Itu hanya sebuah kapal... kapal yang sangat kecil dan tidak bersenjata berat. Kami telah memfotonya. Kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk menenggelamkannya. Setalah tenggelam Anda bisa berbicara di televisi .. mengatakan bahwa itu adalah tindakan Mesir... Angkatan laut dan udara Anda bisa menahan pasukan mereka di pantai jika Anda menyerang garis belakang mereka dan mengebom Kairo pada saat pasukan kami menyeberangi Suez. Mereka tidak lagi mempunyai pesawat tempur yang bisa terbang. Namun tentu saja tidak boleh ada awak (kapal Liberty) yang selamat untuk membuka kejadian yang sebenarnya. Kami akan melihat bahwa ...
JOHNSON: What the fuck! Apa katamu "cocksucker!". Kau bajingan gila! Aku akan menendang pantatmu keras-keras sekarang juga. Mengebom Kairo? Fuck you!
MOSSAD AGENT: Anda berhutang kepada kami tuan Presiden! Anda berhutang kepada kami... segalanya! Gedung putih, kursi presiden, segalanya! Saya berada di sini untuk menagihnya! Sekarang, sekaranglah saatnya untuk membayar hutang itu! Ingat bahwa kami mengontrol pers Amerika...
JOHNSON: Baik-baik. Dengan tuhan sebagai saksi, tidak boleh ada yang selamat, mengerti! Saya akan membantahnya jika ada saksi hidup yang berbicara, paham?
MOSSAD AGENT: Tentu tuan Presiden. Tentu saja! Kami akan membuatnya cepat dan seminimal mungkin menimbulkan kesakitan. Tidak ada yang akan selamat!
JOHNSON: Keluar! Keluar dari sini sekarang juga!
Maka rencana matangpun disusun dan dieksekusi. Pada tgl 8 Juni 1967 angkatan laut dan udara Israel plus pasukan komando menyerang USS Liberty habis-habisan. Tidak hanya bom, roket dan terpedo, USS Liberty juga dihujani dengan bom napalm untuk membakar seluruh awaknya hidup-hidup. Tapi ajaibnya USS Liberty gagal ditenggelamkan meski telah diserang habis-habisan selama 2 jam lebih. Dan akhirnya serangan tersebut dihentikan setelah Israel menyadari sudah terlalu banyak orang Amerika yang mengetahui peristiwa itu dari lalu lintas komunikasi yang terpantau oleh awak militer Amerika serta kekhawatiran bahwa presiden Johnson tidak bisa menahan amarah pasukannya sendiri.
LIBERTY SIGNALMAN: Schematic (Armada VI), ini Rockstar (USS Liberty). Kami tengah diserang oleh pesawat terbang. Saya melihat salah satu pesawat berbendera Israel. Tolong kami! Apa Anda mengerti? Tolong kami!
SARATOGA (Kapal induk komando Armada VI) SIGNALMAN: Rockstar, ini Schematic. Kami tidak bisa membaca jelas pesan Anda. Ulangi…
LIBERTY SIGNALMAN: Diulang. Kami tengah diserang oleh pesawat-pesawat tempur, beberapa diantaranya berbendera Israel! Kami butuh pertolongan!
SARATOGA SIGNALMAN: Rockstar, kami membaca pesan Anda. Lakukan otentifikasi. Ulangi, lakukan otentifikasi.
LIBERTY SIGNALMAN: Otentifikasi? Sial! Sial! Oscar Quebec! Oscar Quebec, SARATOGA! Oscar Quebec, demi Tuhan! Anda membaca pesan kami?
SARATOGA SIGNALMAN: Kami membacanya Rockstar. Anda tengah diserang! Kami akan "stand by" untuk beberapa komunikasi mendatang. ... (sepertinya juru sandi Armada VI belum yakin benar bahwa salah satu kapalnya diserang oleh Israel)
LIBERTY SIGNALMAN: Schematic, kami masih terus mendapat serangan. Kami perlu bantuan!
SARATOGA SIGNALMAN: Rockstar, pesan Anda telah disampaikan. Otentifikasi!
LIBERTY SIGNALMAN: (Menendang pintu agar suara dari luar bisa terdengar untuk otentifikasi) Otentifikasi ini, bedebah!
SARATOGA SIGNALMAN mendengarkan dengan seksama dan terperangah oleh bunyi suara-suara ledakan di kapal Liberty.
SARATOGA SIGNALMAN: Baik Rockstar, otentifikasi diterima.
Komandan Armada VI segera memberi perintah untuk memberikan pertolongan kepada USS Liberty dengan mengirimkan satu skuadron pesawat tempur, kemudian memberikan laporan kepada markas komando pusat di ibukota.
ADMIRAL: Skuadron tempur telah diluncurkan, DOD COMMAND. Respon terhadap serangan atas USS LIBERTY!
MCNAMARA (Menteri pertahanan): SARATOGA! Disini DOD Command untuk USS SARATOGA! Masuk!
ADMIRAL: Ini USS SARATOGA!
MCNAMARA: Ini menteri pertahanan McNAMARA! Panggil kembali semua pesawat! Apakah Anda mendengar?
ADMIRAL: Tapi Pak menteri, satu kapal kita tengah diserang. Mereka melaporkan terdapat beberapa korban meninggal dan luka-luka!
McNAMARA: Lalu apa yang Anda rencanakan?
ADMIRAL: Kami akan mencari tahu siapa yang telah menyerang kita, kemudian kita akan ...
McNAMARA: Demi Tuhan, tarik kembali pesawat-pesawat Anda sekarang juga! Anda mendengar?
ADMIRAL: Roger!
Tidak lama kemudian sebuah torpedo Israel menghantam kapal Liberty dan langsung membunuh 25 awak kapal Liberty. Beberapa saat kemudian beberapa helikopter dengan puluhan pasukan komando Israel terbang berputar-putar di atas kapal Liberty yang limbung. Mereka menunggu tugas terakhir Israel, membunuh semua awak kapal Liberty dari jarak dekat.
LIBERTY SIGNALMAN: Saratoga, tolong kami! Beberapa helikopter dengan pasukan komando berputar-putar di atas kami, kemungkinan akan melakukan pendaratan! Apakah Anda akan menolong atau tidak? Dimana Anda bedebah?
ADMIRAL: Luncurkan skuadron udara! Kirimkan ke lokasi terakhir Liberty! Komando pusat, ini Saratoga. Apakah Anda mendengar?
MCNAMARA: Masuklah SARATOGA!
ADMIRAL: Kami telah leluncurkan skuadron kedua. Pesawat-pesawat kita akan memberikan perlindungan udara terhadap Liberty yang tengah diserang. Orang-orang kita melihat bendera Israel pada kapal-kapal dan pesawat yang menyerang mereka.
McNAMARA: God-dammit, tidak! Anda panggil kembali pesawat-pesawat Anda. Beberapa di antaranya mungkin membawa bom nuklir! Apakah Anda mendengar? Balas!
ADMIRAL: Pak menteri, kita berada di zona perang. Sebuah kapal Amerika diserang dan terbakar dengan beberapa korban di atasnya. Kami melihat Israellah pelakunya. Apakah Anda mendengar?
PRESIDEN JOHNSON: ADMIRAL, ini presiden. Apakah Anda mengenar suara saya?
ADMIRAL: Yes, Sir.
PRESIDEN JOHNSON: Semua ini bisa dijelaskan. Ini adalah...ahhhh...sebuah kesalahan yang tragis. Bawa kembali pesawat-pesawat Anda ke pangkalan. Saya tidak akan mempermalukan sekutu kita (Israel). Apakah Anda mendengar Admiral?
ADMIRAL: Yes Sir.
PRESIDEN JOHNSON: Baik. Tolonglah para korban yang terluka sebaik-baiknya.
ADMIRAL: Panggil semua pesawat kembali ke pangkalan.
Setelah gagal menenggelamkan Liberty, Israel pun menarik diri meninggalkan Liberty yang terluka parah. Sebanyak 43 awaknya tewas dan 172 luka-luka. Kembali ke pangkalan para awak diancam untuk tidak berbicara mengenai peristiwa sebenarnya yang terjadi. Untuk menghibur mereka, mereka mandapat penghargaan militer yang anehnya dilakukan tertutup di sebuah pangkalan militer. Selanjutnya pemerintah membentuk sebuah komisi "pura-pura independen" yang dipimpin oleh "another jew ass sucker" Admiral McCain (ayah dari senator John McCain mantan capres Amerika dalam kampanye lalu) dengan hasil yang sudah ditetapkan sebelumnya: Israel melakukan kesalahan yang tidak disengaja, meski hal itu bertentangan dengan logika: bagaimana mungkin selama berjam-jam baik sebelum maupun selama serangan Israel tidak melihat bendera Amerika serta tulisan besar USS Liberty di lambungnya. Israel hanya dijatuhi hukuman denda beberapa juta dolar yang tidak pernah dipenuhi Israel. Sebaliknya Amerika justru terus mengucurkan bantuan miliaran dolar setiap tahunnya kepada Israel.
Tuesday, 8 June 2010
Keadilan Tuhan yang Tertunda
"The hammer of Heaven is going to come down on them but, certain things must play out first." Demikian tulis Les Visible (nama samaran) dalam artikelnya di blog "Smoking Mirror", Jumat 4 Juni 2010 lalu berjudul "The Hammer of Heaven and the Synagogue of Satan". Menurut Visible hukuman Tuhan sudah pasti akan jatuh kepada bangsa Israel, yang 94% penduduknya mendukung aksi-aksi kekerasan Israel terhadap Palestina, namun setelah melalui beberapa kondisi atau pertanda.
Saya sependapat dengan Les Visible bahwa sebelum menjatuhkan azabnya kepada mahluknya yang dzalim, Tuhan pasti terlebih dahulu memberi peringatan. Tidak hanya sekali tapi berkali-kali sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada mahluknya. Saya ingat dengan kisah fir'aun dalam Al Qur'an yang menceritakan bagaimana Allah memberi peringatan kepada Fir'aun raja Mesir yang dzalim berupa berbagai wabah yang melanda negerinya. Allah juga memberi peringatan kepada bangsa Romawi yang dekaden berupa pemberontakan-pemberontakan dan bencana alam. Peringatan terakhir dan terbesar adalah meletusnya gunung Vaseveyus yang mengubur kota Pompei dan Herculanium dengan seluruh penduduknya dalam semalam.
Dalam hal bangsa Israel yang sudah sangat keterlaluan dalam tindakan-tindakannya kepada bangsa-bangsa lain khususnya kepada bangsa Palestina, Allah pun sudah memberikan peringatan. Beberapa peringatan tersebut, menurut pengamatan saya di antaranya adalah: kalahnya tentara mereka oleh gerilyawan Hizbollah hingga dua kali (tahun 2000 dan 2006) serta kegagalan menginvasi Gaza akhir tahun 2008 hingga awal 2009.
Tentara Israel yang sebelumnya dianggap tidak bisa dikalahkan ternyata justru dikalahkan oleh Hizbollah dan Hamas, dua organisasi milisi (sipil bersenjata) yang anggotanya relatif sedikit dan perlengkapan militer yang sederhana. Sebagai perbandingan dalam Perang 6 Hari tahun 1967 Israel berhasil menghancurkan kekuatan militer gabungan beberapa negara Arab sekaligus, menginvasi Sinai dan Gaza di Mesir, Jerussalem dan Tepi Barat di Yordania, dan dataran tinggi Golan di Syria. Semuanya itu dicapai hanya dalam waktu kurang dari 6 hari. Dalam Perang Lebanon 1982 Israel berhasil menguasai lebih dari 50% wilayah Lebanon dan mengepung ibukota Beirut hanya dalam waktu satu minggu, padahal waktu itu Israel harus berhadapan dengan tentara PLO yang jauh lebih kuat secara militer dibandingkan Hizbollah, berbagai milisi bersenjata, plus tentara reguler Lebanon. Namun dalam perang Lebanon tahun 2006 Israhell hanya bisa menerobos sejauh 4 km ke wilayah Lebanon walaupun telah mengerahkan puluhan ribu pasukan dengan persenjataan yang jauh lebih canggih. Bahkan akhirnya tentara Israel harus kembali ke negerinya setelah dipukul mundur oleh gerilyawan Hezbollah. Namun yang lebih ironis adalah kegagalan Israel menginvasi Gaza akhir tahun 2008 hingga awal 2009. Padahal yang dihadapi adalah milisi HAMAS yang relatif lebih lemah dibanding Hizbollah di samping kondisi geografis Gaza yang relatif mudah untuk diserang.
Kekalahan Israel atas Hizbollah dan Hamas juga membuka jatidiri tentara Israel yang jauh dari kualitas tentara profesional. Para tentara Israel yang tertangkap diketahui mengenakan pempers (kain popok penyerap air kencing yang biasa dikenakan bayi) karena mereka takut untuk buang air di luar kendaraan lapis baja. Tentara Israel juga tidak memiliki ketahanan mental untuk berperang berminggu-minggu apalagi sampai berbulan-bulan. Di blog ini saya sudah memprediksikan kekalahan Israel dalam aksi invasinya ke Gaza, dan itu terbukti. Di lain waktu terjadi lagi peperangan antara Israel melawan Arab, dipastikan Israel akan kalah telak. Di dunia dikenal beberapa bangsa yang tangguh dalam berperang dan memiliki watak militansi tinggi seperti Afghanistan, Rusia, Inggris, Perancis, Amerika, Vietnam termasuk Indonesia dan Israel tidak termasuk di dalamnya. Kemenangan Israel dalam beberapa perang melawan Arab berhasil diraih karena dukungan tak terbatas Amerika serta pengkhianatan para pemimpin Arab sendiri.
Saya termasuk orang yang sangat percaya dengan "pertanda" yang sering disalahartikan sebagai takhayul. Pertanda adalah bentuk komunikasi Tuhan melalui alam kepada manusia. Kepercayaan bahwa binatang-binatang suka bertingkah aneh sebelum terjadi bencana alam awalnya dianggap sebagai takhayul. Tapi dengan ditemukannya ilmu pengetahuan tentang gelombang elektromagnetik hal itu tidak lagi dianggap takhayul. Sebelum terjadi gempa bumi misalnya, terjadi tegangan di lapiran bumi yang menimbulkan bunyi dengan frekwensi tertentu yang bisa dirasakan oleh binatang, namun manusia tidak merasakannya. Saya menyimpan satu benda yang saya anggap "bertuah" karena saya merasa dengan menyimpan benda tersebut saya teringat dengan rahmat sang pencipta yang diberikan kepada saya. Setiap ada kupu-kupu masuk ke dalam rumah, saya selalu berdoa semoga itu menjadi pertanda masuknya kebaikan ke rumah, dan biasanya tidak lama kemudian ada seseorang yang kita sayangi datang ke rumah.
Soal cerita "takhayul" saya terkesan dengan cerita tentang tewasnya dua orang ace (jagoan duel udara) Jerman dalam Perang Dunia I, "Red Barron" von Richthofen dan Oswald Boelcke. Keduanya tewas setelah melanggar pantangan "takhayul" untuk tidak berfoto dengan pesawatnya sebelum bertugas. Dan dalam kaitannya dengan yahudi dan Israel saya melihat pertanda tersendiri mengenai keruntuhannya. Hari Minggu 6 Juni lalu TV One menyiarkan siaran langsung pertandingan tinju antara juara dunia Yuri Foreman melawan penantangnya Miguel Cotto. Yuri adalah petinju yahudi Israel kelahiran Rusia. Bertanding di New York (sering diplesetkan Jew York) yang merupakan ibukota yahudi internasional (Jerussalem adalah ibukota spiritual), Yuri mendapatkan dukungan luar biasa dari komunitas yahudi disana. Ratusan bahkan mungkin ribuan bendera Israel dikibar-kibarkan orang-orang itu sementara pendukung Cotto hanya dua lembar bendera Costa Rica.
Saat itu saya berharap Tuhan memberikan pertanda kejatuhan Israel dan yahudi, mengingat sentimen saya yang begitu besar atas aksi kebiadaban Israel terhadap para aktifis kemanusiaan Gaza, dengan kekalahan memalukan Yuri. Harapan saya terkabul, dengan cara yang tidak saya duga-duga. Yuri kalah melalui cara yang sangat aneh, empat kali ia terjungkal di atas kanvas bukan karena pukulan lawan, tapi karena terpeleset sendiri tanpa dorongan lawan. Akibat cara jatuhnya yang menyakitkan itu Yuri menjadi jatuh mental dan kemudian menjadi bulan-bulanan lawan hingga akhirnya dinyatakan kalah TKO.
Sunday, 6 June 2010
Bila Orang Amerika Belajar ke Iran
Anda tentu sudah tahu apa kata media-media massa Amerika tentang Iran: negeri terbelakang, totaliter, tidak demokratis, dihuni orang-orang yang kejam dan lain sebagainya. Bagi orang-orang yang telah belajar tentang Iran dan pernah berkunjung ke Iran hal tersebut tentu sangat bertolak belakang. Iran adalah negara Islam paling maju, paling makmur, juga paling demokratis. Bandingkan dengan negara-negara Arab kesayangan Amerika seperti Saudi Arabia (negerinya keluarga Saud yang tidak jelas asal-usulnya), Mesir (yang menuruti perintah Isrel untuk turut serta memblokade jalur Gaza) dan Yordania (yang telah menghadiahkan Jerussalem kepada Israel), Anda akan menemukan perbedaan yang sangat kontras. Hal ini pun disadari oleh masyarakat delta Mississippi Amerika Serikat yang belajar bagaimana mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat kepada Iran.
Sebelum revolusi Iran tahun 1979 dan Iran masih dikuasi oleh regim boneka Amerika, kota-kota Amerika di delta sungai Mississippi relatif lebih baik dalam pelayanan kesehatan masyarakat dibandingkan kota-kota di Iran. Namun setelah tahun 1980, kondisinya berbalik. Pemerintah Iran mampu menyediakan rumah-rumah sakit dan klinik-klinik hingga ke pelosok negeri. Pusat pelayanan kesehatan semacam posyandu yang berfungsi permanen didirikan di setiap kelompok masyarakat. Konsern utama sistem pelayanan kesehatan masyarakat di Iran adalah pencegahan penyakit, bukan pengobatan.
Dengan sistem pelayaan kesehatan yang baru itulah Iran mencapai kemajuan yang mencengangkan yang diperlihatkan oleh turunnya angka kematian bayi dari 200 per 1.000 kelahiran menjadi 26 per 1.000 kelahiran sementara angka kematian bayi di delta Mississippi 10 x lipat angka kematian bayi di Iran. Hal itulah yang mendorong sekelompok pekerja sukarela Amerika bulan ini terbang ke Iran untuk belajar tentang penerapan sistem kesehatan masyarakat yang baik untuk diterapkan di daerah delta Mississippi.
"Kenapa tidak mencobanya (cara Iran)?" kata Dr. Aaron Shirley yang telah bekerja di delta Mississippi selama 40 tahun dan kini mengepalai upaya untuk mengakhiri sistem layanan kesehatan yang buruk di wilayah ini dimana hampir 3 dari 10 bayi yang lahir harus meninggal dunia dan masyarakatnya dihinggapi berbagai penyakit massal seperti diabetes, sakit jantung dan hanya sedikit dari masyarakatnya yang memiliki asuransi kesehatan, kondisi yang sangat jauh berbeda dengan "impian Amerika" yang ditayangkan di film-film dan "Voice of America".
Sebuah proyek kerjasama kini tengah dijalankan yang melibatkan Jackson State University (Amerika), Shiraz University of Medical Sciences (Iran), perusahaan konsultan kesehatan Oxford International Development Group, serta Jackson Medical Mall, dengan tujuan menyediakan layanan kesehatan masyarakat yang baik di kota-kota delta Mississippi. Dr. Aaron Shirley adalah ketua dari proyek ini. Lima orang dokter dari Iran telah mengikuti sebuah konperensi kesehatan yang diadakan akhir tahun lalu dan mengunjungi kasawan-kawasan delta Mississippi mengalami masalah kesehatan masyarakat yang akut.
"Kami berharap proyek ini dapat menciptakan saling percaya antara kedua negara," kata Mohammed Shahbazi, seorang profesor kelahiran Iran yang mengajar di Jackson State University.
Yang masih menjadi kendala adalah bagaimana mendapatkan dana bagi proyek ini. Dr. Shirley telah terbang ke Washington dan melobi beberapa politisi untuk mendapatkan bantuan dana yang diperkirakan sebesar $250,000 per-tahun. Namun hal itu membutuhkan upaya yang kuat karena bekerjasama dengan sebuah negara seperti Iran sama sekali kurang menarik perhatian para politisi di ibukota.
"We're hoping to get somebody's attention eventually. In the meantime, everything is being scrounged," kata Shirley.
Dalam proyek ini pasien yang dirawat dibebaskan dari biaya, namun bagi para pekerja kesehatan masih belum jelas apakah akan mendapatkan gaji atau tidak mengingat kurangnya dana. Dengan proyek ini warga yang sakit bisa mendapatkan layanan kesehatan dan pengobatan di posyandu yang disediakan dimana para pekerja kesehatan yang telah dilatih (bukan dokter) memberikan layanannya kesehatan dasar seperti diagnostik awal dan tes tekanan darah sebelum diputuskan apakah pasien harus mendapatkan layanan lebih serius di klinik atau rumah sakit.
James Miller, managing director Oxford International Development Group yang terlibat dalam proyek, berharap UU kesehatan yang baru disahkan presiden Obama bisa mengakomodasi proyek ini. UU baru tersebut telah mengamanatkan dana program pencegahan penyakit senilai $15 miliar selama 10 tahun. Meski demikian ia tidak terlalu optimis mengingat proyek yang dijalankannya itu tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah pusat. "Mereka mendanai program-program seperti edukasi penyakit diabetis dan bukan implementasi sistem kesehatan yang kini tengah usahakan dengan program ini," tambah Miller.
Jubir departemen kesehatan AS Tara Broido menolak berkomentar tentang program seperti yang tengah diupayakan Dr. Shirley namun berargumen bahwa program yang dilakukan pemerintah bersama Delta Health Alliance senilai $110 juta telah menunjukkan hasil positif, termasuk pendirian klinik-klinik gratis di Greenville. Namun Miller dan Shirley menolaknya dengan mengatakan bahwa program mereka bisa menghemat dana jutaan dolar dana masyarakat tidak perlu menjalani perawatan yang tidak perlu disamping dampak tidak langsung dari pencegahan penyakit.
Pos-posyandu juga bisa mengurangi tingkat pengobatan yang berulang, tambah Shirley. Pasien seringkali mengabaikan perawatan jalan setelah meninggalkan rumah sakit. Dengan adanya posyandu yang dekat dengan pemukiman, pasien dapat meneruskan pengobatannya tanpa harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun terlebih lagi posyandu yang beroperasi secara reguler itu mampu menekan angka kematian karena penyakit ataupun kecelakaan.
Sebanyak 11 county (setingkat kecamatan) di daerah delta Mississippi, terutama di kawasan yang dominan dihuni oleh warga kulit hitam, tingkat kematian bayi mencapai 281 per 1.000 kelahiran. Sebanyak 13% dari penduduk kawasan delta menderita penyakit diabetes. Di Leflore County sebanyak 42,4% dari 35.000 penduduknya dikategorikan miskin. Sebanyak 33% penduduk menderita kegemukan dan 11 persen menderita diabetes. Selain itu terdapat 9% populasi yang menderita penyakit cardiovascular disease.(Associated Press 2 Juni 2010)
Friday, 4 June 2010
Israhell Tinggal Menghitung Hari
Percaya atau tidak, bangsa Israhell selalu terpercaya pada "mitos" bahwa mereka selalu dimusuhi oleh bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Mereka juga percaya dengan "mitos" lainnya bahwa suatu saat mereka akan menghadapi kehancuran. Salah satu lagu yang pernah poluler di Israhell adalah satu lagu berjudul "Me Against the World". Dan ketika Iran diketahui tengah melakukan pengembangan nuklir untuk damai, mereka berteriak-teriak bahwa Iran akan menghancurkan mereka dengan senjata nuklir. Bahkan ketika presiden Ahmadinejad mengecam halus sikap konfrontasi Israhell dengan mengatakan, "jika Israhell tidak berubah, maka suatu saat negara Israhell pasti akan terhapus dari muka bumi," mereka berteriak ke seluruh dunia melalui corong media massa afiliasinya bahwa Ahmadinejad akan membom Israhell.
Satu hal lagi yang perlu dicatat bahwa menurut berbagai informasi yang saya terima orang-orang Israhell telah menanam ribuan atau bahkan jutaan pohon gorgot (pohon yang menjadi simbol Israel berbentuk seperti menorah, blogger) karena percaya dengan ramalan nabi Muhammad bahwa di akhir dunia orang-orang Islam akan memburu orang-orang yahudi seperti tikus. Pada saat itu hanya pohon gorgotlah yang bisa menjadi tempat berlindung orang-orang Israel, tidak ada lagi orang Amerika, Inggris, dan PBB yang menjadi pelindung mereka.
Mungkin karena alam bawah sadar kolektif yang begitu kuat itulah yang telah membuat Israhell selalu bertindak kasar, bahkan terhadap bangsa-bangsa yang selama ini telah menjadi sahabatnya seperti Turki dengan menyerang kapal Mavi Marmara yang membawa misi kemanusiaan ke Gaza. Begitu marahnya rakyat Turki atas aksi biadab itu sehingga PM Turki Recep Erdogan langsung meminta diadakan sidang NATO untuk membahas sanksi yang harus dijatuhkan kepada Israel. Memang, berkat intervensi presiden Amerika Barack "mambo dumbo" Obama sidang tersebut dibatalkan. Namun, sebagaimana artikel Craig Murray dalam blognya tgl 2 Juni (Murray adalah seorang mantan diplomat senior Inggris, blogger) saat ini markas besar NATO di Brussels diliputi ketegangan.
Sesuai prinsip kerjasama NATO setiap serangan militer terhadap salah satu anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap NATO keseluruhan. Seperti diketahui Israhell telah menyerang kapal Mavi Marmara, kapal Turki, di perairan internasional. Secara prinsip Israel dianggap telah menyerang NATO dan seharusnyalah dibalas dengan tindakan militer terhadapnya. Prinsip ini mungkin mungkin tidak terlalu di mata para politisi "jew ass sucker" seperti Obama, Markel, Berlusconi, Nicholas "Sayan" Sarkozy ataupun Cameron (mereka bersama-sama membuat kesepakatan rahasia tidak menghadiri pemakaman presiden Polandia yang kebijakan politiknya anti yahudi dan anti neo-liberalisme), namun bagi para perwira NATO prinsip tersebut terlalu kuat untuk diabaikan bagitu saja. Di bawah tekanan para politisi, mereka hanya bisa menahan marah.
Mereka, para perwira NATO itu tentunya masih ingat betul bagaimana Israhell telah melakukan tindakan yang sama terhadap kapal inteligen Amerika, USS Liberty tahun 1967 lalu. Dengan maksud mencegah agar informasi rencana serangan Israel terhadap Arab tidak bocor, Israhell bermaksud menenggelamkan kapal USS Liberty beserta seluruh awaknya. Berkat kegigihan para awaknya dalam mempertahankan diri serta faktor keajaiban, USS Liberty tidak bisa ditenggelamkan meski diserang oleh beberapa kapal dan pesawat Israhell selama 2 jam. Namun semua itu harus ditebus dengan nyawa 43 pelaut Amerika. (Bulan ini adalah ulang tahun ke 43 peristiwa tragis tersebut dan beberapa mantan awak USS Liberty yang selamat turut menjadi penumpang kapal Mavi Marmara yang diserang Israhell). Meski para perwira itu hanya bisa menahan marah, tapi sebagaimana ungkapan mereka, cukup adalah cukup. Sebagaimana kegusaran PM Recep Erdogan di hadapan sidang parlemen Turki paska serangan Israhell terhadap Mavi Marmara, "Jangan uji kesabaran kami." Kesabaran orang ada batasnya dan sangat mungkin tragedi Mavi Marmara adalah puncaknya.
Kita tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi dalam waktu dekat ini. Namun sebagaimana keyakinan beberapa orang bijak yahudi sebagaimana Gilad Alzmon, hari-hari akhir yahudi dan Israhell telah dekat. Kini rakyat di seluruh dunia mulai sadar kembali tentang siapa sebenarnya umat yahudi itu. Umat yang selalu membuat kerusakan dan telah diusir di seluruh negeri dimana meraka tinggal. Yang pasti dengan peristiwa penyerangan kapal Mavi Marmara kini lebih banyak lagi orang yang mengutuki Israel sembari mengibar-ngibarkan bendera musuh-musuhnya di seluruh dunia seperti bendera Palestina dan Hizbollah.
Wednesday, 2 June 2010
Blunder Besar Israel
Bahkan mungkin para pemimpin Israel sendiri tidak pernah memimpikan hal ini terjadi. Terbukti setidaknya 7 orang menteri Israel menentang aksi militer Israel atas para aktifis kemanusiaan yang bermaksud membantu rakyat Gaza yang diblokade Israel. Dan inilah hasil dari aksi militer Israel atas para aktifis kemanusiaan "Freedom Flotilla": 19 atau setidaknya 16 aktifis kemanusiaan tewas oleh tindakan keji dan ilegal militer Israel, dan Israel mendapatkan blackcampaign terburuk sepanjang sejarahnya.
"Freedom Flotilla" adalah sebuah misi kemanusiaan yang terdiri dari 6 kapal berpenumpang 700 orang dari lebih dari 40 negara. Anggotanya adalah orang-orang terhormat: aktifis sosial, anggota parlemen negara-negara Eropa, seorang peraih hadiah nobel perdamaian, para diplomat serta puluhan wartawan dari berbagai negara. Namun konvoi kemanusiaan penuh perdamaian ini justru diserang secara keji oleh tentara Israel di perairan internasional. Di antara anggota Freedom Flotilla adalah peraih nobel perdamaian dari Irlandia Laureate Mairead Maguire, korban holocoust yang selamat Hedy Epstein, diplomat Amerika Amb. Edward Peck dan Col Ann Wright, korban selamat tragedi penyerangan kapal USS Liberty oleh Israel, 35 anggota parlemen dari berbagai negara Eropa, serta para aktifis kemanusiaan dari 40 negara lebih dan belum para jurnalis dari berbagai negara. Indonesia adalah salah satu negara yang mengirimkan beberapa aktifis kemanusiaan dan wartawan.
Dan seperti biasa, Israel, kaum yahudi serta media massa "penjilat pantat" berusaha melakukan kampanye media massa untuk membela Israel dan menyalahkan para aktifis kemanusiaan. Secara gencar mereka menyebarkan rekaman yang menggambarkan para aktifis kemanusiaan melakukan perlawanan terhadap tentara Israel yang menyerbu.
"Tentara Israel mendarat di kapal (Mavi Marmara) dengan maksud damai, namun mereka justru mendapatkan tindakan kekerasan dari sekelompok teroris," bunyi pernyataan Assosiated Press (AP), sebuah outlet media barat "penjilat pantat". Sementara itu media "penjilat pantat" lainnya, BBC (bloggger: saya sebenarnya pernah menaruh hormat tinggi kepada media ini. Waktu kecil saya seringkali menguping almarhum bapak saya yang setiap hari jam 20.00 malam mendengarkan BBC London siaran Indonesia. Saya sangat akrab dengan melodi musi pengantar program ini) membela aksi kekerasan Israel dengan menyebutkan aksi tersebut "bisa dimengerti karena Palestina telah menembakkan 20 roket selama sebulan terakhir dan Freedom Flotilla mungkin mengangkut senjata semacam itu".
Kedua media massa itu, juga media massa "penjilat pantat yahudi" lainnya mengabaikan fakta yang sangat-sangat gamblang, yaitu aksi militer Israel adalah sebuah tindakan yang menurut hukum internasional digolongkan sebagai aksi perompakan: menyerang kapal sipil di perairan internasional. Dan karena merupakan sebuah aksi perompakan, para aktifis memiliki hak yang tidak bisa diganggu gugat untuk mempertahankan kapalnya. Bahkan seandainya jika perlawanan tersebut menyebabkan kematian para perompak, para akfitis tidak bisa dijatuhi hukuman. Media-media massa itu sejalan dengan pemerintah Israel yang dalam keterangan persnya menyalahkan para aktifis karena melakukan aksi kekerasan terhadap tentara Israel.
Benar kata orang Polandia tentang orang-orang yahudi: memukuli orang sambil berteriak-teriak menangis. Israel melakukan aksi kekerasan terhadap para akfitis kemanusiaan, namun berteriak seolah mereka adalah korban.
Sebagaimana di luar negeri, Indonesia pun banyak dihuni oleh para "penjilat pantat yahudi". Bedanya di Indonesia mereka berteriak: buat apa membantu Palestina kalau negeri sendiri masih semrawut. Yah, mereka para penjilat pantat yahudi Indonesia itu memang telah membuat negeri ini morat-marit dan itu dijadikan alasan untuk mendeskreditkan orang-orang Indonesia yang peduli dengan saudaranya di Palestina. Saya katakan kepada mereka: go to Isra-hell you ass sucker.
Para "penjilat pantat" itu juga mengabaikan fakta yang sangat gamblang yang menjadi penggerak aksi "Freedom Flotilla". sebagaimana dilaporkan oleh Amnesti Internasional bahwa blokade yang dilakukan Israel atas Gaza mengakibatkan krisis kemanusiaan yang di luar proporsi yang bisa ditanggung manusia: 80% penduduk Gaza (lebih dari separuhnya berusia di bawah 18 tahun) membutuhkan bantuan kemanusiaan dan ratusan penduduk Gaza membutuhkan perawatan medis. Pengangguran massal, kemiskinan ekstrem, inflasi dan kekurangan makanan merupakan dampak langsung dari blokade yang dilakukan Israel
“The scope of the blockade and statements made by Israeli officials about its purpose showed that it was being imposed as a form of collective punishment of Gazans — a flagrant violation of international law," lapor Amnesti Internasional.
Meski Israel, yahudi dan para "penjilat pantat" mengabaikan seruan internasional termasuk Amnesti Internasional, mereka lebih baik mendengar komentar Gilad Atzmon, seorang penulis dan seniman yahudi anti-zionisme, tentang tanda-tanda kehancuran Israel:
"Israel tidak menyadari bahwa arus telah berubah. Kami memahami mereka. Kita semua mengetahui tujuan negara Israel. Kita semua mengetahui kehancuran Gaza, kita mengetahui tentang blokade, penghancuran dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Jika Israel tidak memahami juga, ketahuilah bahwa mereka berurusan dengan rombongan internasional yang berlayar dengan kapal berbendera Turki dan Yunani (juga Irlandia, bahkan ada juga yang berbendera Amerika, blogger), rombongan yang beranggotakan 800 orang aktifis kemanusiaan dari seluruh dunia. Mereka berurusan dengan para pecinta perdamaian yang berusaha menerobos blokade demi memberikan bantuan kesehatan, semen, buku dan makanan. Di atas geladaknya terdapat 35 anggota parlemen yang berani berkata "tidak!" kepada yahudi penyandang dana. Rombongan ini adalah sebuah tanda yang sangat jelas bagi Israel bahwa "permainan telah usai". Israel kini tidak lebih dari negara yang terisolir. Yang tersisa bagi Israel kini adalah jatidiri mereka sebagai: rasis yang memalukan, negara pembunuh dan teroris. Sebaiknyalah bagi rakyat dan pemerintah Israel untuk menyadari bahwa "permainan telah sampai di babak akhir". Proyek zionisme dan negara Israel kini tengah runtuh.
Pendirian negara Israel tahun 1948 suatu hari nanti akan dilihat, sebagaimana saya mempercayainya, sebagai kecelakaan paling tragis dalam sejarah umat manusia. Kita telah melihat konsekwensinya saat ini. Kita juga telah melihatnya selama 62 tahun terakhir."
Tuesday, 1 June 2010
Hormat untuk Rakyat Gaza
Mairead Maguire, Peraih Nobel Perdamaian
Pengantar blogger:
Setelah kegagalan Israel menduduki Gaza dengan meninggalkan Gaza yang hancur lebur, negara-negara di dunia yang diprakarsai oleh PBB, Uni Eropa dan Amerika berkomitmen untuk membantu pembangunan kembali Gaza dengan dana bantuan senilai $4 miliar. Dan hallo, hingga kini satu senpun tidak pernah diterima rakyat Palestina di Gaza. Negara-negara itu, yang mulutnya berbuih tentang "Millenium Development Goal", "Fight Hunger Programme", "Pembangunan", "HAM", "Peduli Lingkungan" dan "Demokrasi" dan "dubya!", diam seribu bahasa saat rakyat Gaza dibantai di depan mata di siang bolong.
Namun di antara miliaran penduduk dunia yang lebih peduli dengan Piala Dunia, Britney Spears, dan American Idols, masih terdapat segelintir orang yang peduli terhadap penderitaan rakyat Gaza. Saat ini mereka tengah berlayar dari Turki menuju Gaza, menembus blokade laut Israel dengan resiko kehilangan nyawa, demi membantu rakyat Palestina di Gaza. Tulisan ini saya dedikasikan bagi gerakan pembebasan Gaza dan bagi seluruh rakyat Palestina.
--------------------
Saya tidak pernah berhenti untuk mengagumi semangat hidup manusia. Selama kunjungan terakhir saya di Gaza bulan Oktober 2008, saya begitu kagum dan terinspirasi oleh kekuatan orang-orang yang saya saksikan. Dengan keteguhan harapan atas penderitaan, cinta tetap bertahan hidup.
Gaza merupakan negeri kecil sepanjang 27 mil dan lebar 6 mil. Negeri ini dibatasi oleh Israel, Laut Tengah dan Mesir di bagian selatan. Dihuni oleh sekitar 1,5 juta orang, Gaza merupakan salah satu kawasan terpadat di dunia dengan 50% di antara penduduknya berusia di bawah 18 tahun. Dua pertiga penduduk Gaza berstatus pengungsi yang menjadi korban tindakan agresi Israel.
Rakyat Gaza telah mengalami penderitaan selama 40 tahun pendudukan Israel, dan meski Israel menarik diri dari Gaza tahun 2005, Israel masih tetap mengontrol segala aspek kehidupan rakyat Gaza. Hamas secara demokratis terpilih sebagai pemerintah Palestina sejak tahun 2006 dan telah menguasai Gaza sejak tahun 2007. Sejak saat itu pula Israel menerapkan blokade total terhadap Gaza. Secara mendasar blokade tersebut merupakan sebuah tindakan keji oleh Israel. Hanya sejumlah kecil barang-barang kebutuhan dasar dibolehkan Israel masuk ke Gaza, hanya untuk membuat rakyat Gaza sekedar bisa bertahan hidup tanpa kecukupan nutrisi. Ini masih ditambah dengan pembatasan/pelarangan atas kebutuhan hidup mendasar lainnya seperti kesehatan dan kebutuhan material pembangunan fisik.
Tindakan Israel ini merupakan aksi "Collective Punishment (penghukuman massal)” terhadap umat manusia yang merupakan tindakan ilegal berdasar Article 33 Konvensi Jenewa. Namun "budaya kekebalan hukum" yang senantiasa diterima Israel membuat Israel terus-terus melakukan kejahatan ini di bawah tatapan mata para pemimpin dunia yang diam membisu.
Menurut seorang profesor Israel, Israel telah merubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di bumi. Dibatasi oleh daratan, lautan dan udara, satu setengah juta rakyat Gaza hidup terpenjara, enam pintu perbatasan yang menghubungkan dengan dunia luar telah ditutup, termasuk di Rafah di Mesir. Lapangan udara telah dihancurkan, dan pelabuhan-pelabuhan telah diblokade oleh kapal-kapal perang. (Bahkan Israel menembaki mati semua binatang di satu-satunya kebun binatang dan satu tempat hiburan favorit di Gaza selama aksi penyerbuan awal tahun 2009, blogger).
Rakyat Gaza dipaksa oleh Israel untuk menjalani kehidupan yang penuh penderitaan. Blokade tersebut telah mempengaruhi segala aspek kemanusiaan yang bisa dibayangkan baik fisik maupun mental. Kematian karena kurangnya pelayanan kesehatan yang tersedia terus saja terjadi. Semangat dan kecerdasan anak-anak Palestina dihancurkan oleh ketiadaan sarana belajar (Palestina adalah salah satu negara dengan rasio doktor/PhD tertinggi di dunia, blogger). Bea siswa yang disediakan universitas-universitas mancanegara tidak bisa didapatkan karena mereka tidak bisa meninggalkan tempat akibat blokade.
Tindakan Israel yang memecah belah, memblokade dan menguasai Palestina menghancurkan kehidupan keluarga rakyat Palestina. Rakyat Palestina di Gaza tidak bisa lagi mengunjungi keluarga dan kerabatnya di Tepi Barat. Istri dipisahkan dari suami dan anak-anak dipisahkan dari orang tua. Di seluruh wilayah pendudukan Israel di Palestina terdapat banyak cerita yang seragam mengenai penindasan kemanusiaan. Rakyat Palestina di Tepi Barat senantiasa terganggu oleh para pendatang ilegal yahudi serta adanya pembangunan pemukiman-pemukiman ilegal yahudi yang merampas wilayah Palestina. Tidak terhitung jumlah rakyat Palestina yang rumahnya hancur karena serbuan Israel, kini tinggal di puing-puing bangunan, kemah-kemah terbuka, atau menumpang di rumah kerabatnya. Setiap hari terdapat rakyat Palestina di Jerussalem Timur diusir dari tempat tinggalnya sendiri oleh Israel.
Namun penderitaan paling menyedihkan adalah yang dialami anak-anak Gaza. Selama kunjungan saya ke Gaza bulan Oktober 2008 saya mengunjungi daerah bernama Khankhounis. Dalam kunjungan-kunjungan saya di daerah-daerah konflik selama bertahun-tahun saya tidak pernah menyaksikan kondisi yang begitu menyedihkan sebagaimana di Gaza. Kami berjalan dari rumah ke rumah yang seluruhnya hancur. Beberapa orang berusaha menyelamatkan barang-barangnya yang tersisa di tengah-tengah tumpukan sampah. Para ibu berusaha keras menhindarkan anak-anaknya dari bermain di tempat-tempat kotor dan jorok.
Para tokoh masyarakat mengatakan, mereka tidak bisa membangun kembali rumah-rumah mereka yang hancur karena Israel tidak mengijinkan material dan perlengkapan masuk ke Gaza. Guru-guru tidak lagi mempunyai alat tulis, para dokter kehabisan obat-obatan dan anak-anak kekurangan gizi. Seorang bapak berkata kepada saya, "Jika saya memberikan uang kepada Anda dan nanti kapal-kapal "Free Gaza Movement" datang berlabuh di Gaza, maukah Anda membelikan saya susu? Anak-anak saya kekurangan susu.
Pada bulan Juni 2009, 21 orang anggota "Free Gaza Movement" termasuk saya berlayar ke Gaza dari Lebanon, namun kapal tentara Israel membajak kami di perairan internasional dan memaksa kami mendarat di Israel, memenjarakan kami salama seminggu dan kemudian mengusir kami pergi.
Sejak akhir tahun 2008 keadaan di Gaza semakin memburuk akibat aksi penyerbuan Israel di Gaza. Penyakit akibat sampah, kekurangan gizi serta obat-obatan bukan suatu hal terburuk yang dihadapi anak-anak Palestina, melainkan bom dan senjata Israel yang telah membunuh 1.400 rakyat Gaza, 400 di antaranya anak-anak, dalam aksi penyerbuan Israel. Tanah-tanah pertanian kini tercemar oleh limbah nuklir yang disebarkan Israel melalui senjata "depleted uranium bomb".
Dimanakah harapan itu? Di manakah kasih sayang itu di tengah-tengah miliaran penduduk dunia terhadap penderitaan dan ketidakadilan yang dialami rakyat Pelestina? Seluruh dunia telah gagal menjalankan kewajibannya dan tampak tidak berdaya dan tidak peduli terhadap kebiadaban Israel. Namun syukur masih ada sekelompok orang yang masih peduli. Dan dengan kepedulian itu "Freedom Flotilla" (armada kebebasan, sekelompok kapal pemberi bantuan kepada rakyat Gaza, blogger) akan berlayar ke Gaza dan mencoba mendobrak blokade Israel atas Gaza. Armada kecil ini terdiri dari 8 kapal yang dikoordinir oleh Turki dan Yunani, dipenumpangi oleh 600 orang dari 60 negara, kami akan berlayar bulan Mei 2010. Armada ini akan ditemani oleh kapal kargo dari Irlandia, MV Rachel Corrie. Kargo ini memuat berton-ton material bangunan, semen, peralatan medis, serta bantuan khusus dari Norwegia. Misi ini kembali akan membuka mata dunia mengenai aksi blokade ilegal Israel. Dalam aksi demonstrasi kekuatan masyarakat dunia kami berharap bisa membuka kesadaran masyarakat dunia.
Kami berharap misi ini akan bisa mengakhiri blokade. Saat kami berlabuh di Gaza dalam misi Free Gaza Movement I bulan Oktober 2008, kami menginap di hotel Marna House. Pemilik hotel sangat gembira menyambut kami dan bercerita bahwa sejak penutupan pelabuhan Gaza karena blokade Israel, kami adalah pengunjung asing pertama setelah 40 tahun pendudukan Israel. Akan sangat menggembirakan rakyat Gaza jika pelabuhan bisa kembali dibuka sehingga rakyat Gaza bisa bebas untuk pergi dan datang di negerinya sendiri dan bersatu dengan saudara dan kerabatnya yang hidup terpisah, memperdagangkan barang-barang produksinya dan membeli barang-barang yang dibutuhkan dari luar.
Perjalanan kali ini adalah perjalanan ketiga saya menuju Gaza dan ini semua telah menunjukkan kepada saya bahwa orang bisa membuat perubahan. Free Gaza Movement dimulai oleh beberapa orang yang dipenuhi ide dan keberanian untuk mewujudkan perubahan. Namun di atas itu semua kami terinspirasi oleh rakyat Gaza yang gagah berani yang dengan keramah-tamahan dan kasih sayangnya menyambut kami di tengah-tengah penderitaan mereka. Mereka mewakili sisi terbaik kemanusiaan dan kami bangga menjadi pendukung mereka mempertahankan kebebasan dan nilai-nilai mulia umat manusia.
Subscribe to:
Posts (Atom)