Thursday, 29 September 2016

Ahmadinejad Dikabarkan Dilarang Maju Pilpres

Indonesian Free Press -- Mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dilarang maju dalam pilpres mendatang. Kantor berita Associated Press melaporkan Selasa kemarin (27 September).

Menurut laporan itu larangan tersebut dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dengan alasan Ahmadinejad bisa menimbulkan polarisasi di kalangan 'garis keras' Iran.

"Sekutu dekat mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang kepemimpinannya ditandai dengan konfrontasi dengan negara-negara barat, mengatakan, Senin (26 September), bahwa pemimpin tertinggi negara itu menginginkannya untuk tidak maju dalam pilpres mendatang karena ia dianggap sebagai figur yang bisa memicu polarisasi di kalangan garis keras," tulis laporan tersebut semberi menyebutkan bahwa nama sekutu dekat Ahmadinejad itu adalah Mohammad Reza Mirtajeddini, mantan Wapres Ahmadinejad dari tahun 2009 hingga 2013.

Rusia Kerahkan Lebih Banyak Pesawat Tempur ke Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan telah mengerahkan lebih banyak pesawat tempurnya di Suriah pada saat gencatan senjata mengalami kegagalan. Sementara Rusia juga menyebut bahwa Amerika telah menyatakan permintaan ma'afnya kepada Rusia terkait insiden penyerangan terhadap pasukan Suriah di Deir Azzour beberapa waktu lalu.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Senin (26 September), Rusia telah mengerahkan kembali pesawat-pesawat tempur SU-25SM di Suriah, yang sebelumnya telah ditarik seluruhnya. Suriah sendiri tidak memiliki pesawat jenis ini.

"Ini berarti Moskow telah mengerahkan pesawat tempur SU-25SM demi meningkatkan kekuatan udaranya yang terlibat dalam operasi melawan teroris," tulis laporan itu.

Monday, 26 September 2016

Iran Semakin Bertekad Perkuat Pertahanan Paska Perjanjian Pertahanan AS-Israel

Indonesian Free Press -- Iran semakin bertekad untuk memperkuat pertahanan setelah perjanjian keamanan AS-Israel yang memberikan Israel bantuan $38 miliar selama 10 tahun. Ini adalah bantuan terbesar Amerika untuk Israel sepanjang sejarah.

Dalam wawancara dengan televisi Iran, Jendral Mohammad Hossein Bagheri, kepala staff gabungan Iran, mengatakan bahkan perjanjian AS-Israel itu 'akan membuat kami semakin bertekad untuk memperkuat kekuatan pertahanan negara ini'. Demikian katanya di sela-sela acara parade militer tahunan, seperti dilaporkan Associated Press, Rabu lalu (21 September).

Pertengahan bulan ini Amerika dan Israel menandatangani perjanjian keamanan yang memberikan Israel $38 miliar dalam jangka waktu 10 tahun, atau $3,8 miliar per-tahun. Ini adalah bantuan keamanan terbesar Amerika yang diberikan kepada Israel.

Sunday, 25 September 2016

Antara Trivia dan Ironi dalam Pemilihan Cagub-Cawagub DKI

Indonesian Free Press -- Hari Sabtu kemarin (24 September) saya dikejutkan oleh judul 'headline' di harian Tribun Medan tentang ketidak relaan Bu Any Yudhoyono atas naiknya putranya, Agus Yudhoyono, menjadi salah satu cagub DKI.

Pikiran saya pun langsung beralih ke status-status yang viral di media sosial sehari sebelumnya, yang isinya mencela keputusan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengorbankan karier militer putranya demi memenuhi ambisi politiknya. Bagi publik, apa yang dialamai Agus merupakan sebuah ironi karena mereka mengetahui bahwa untuk mewujudkan ambisi politik keluarganya, Agus harus mengakhiri karier militernya untuk selamanya.

Hal ini sangat beralasan karena Agus memiki prospek karier militer yang cemerlang. Berasal dari keluarga militer yang dihormati (selain ayahnya yang jendral berbintang tiga, kakeknya adalah mantan komandan pasukan khusus RPKAD yang berhasil menghancurkan gerakan pemberontakan PKI tahun 1965), sebagai putra mantan Presiden tentu memberinya nilai tambah yang sangat besar untuk mendorong karier militernya. Namun tiba-tiba saja, hanya untuk meraih 'peluang' menjadi gubernur, karier cemerlang itu dicampakkan begitu saja.

Saturday, 24 September 2016

Ketegangan Terus Meningkat, Rusia Gelar S-400

Indonesian Free Press -- Rusia menggelar sejumlah besar sistem pertahanan udara paling canggihnya, S-400, di kawasan Baltik di utara dan Kaukasus di selatan Rusia. Meski masih berada di wilayah Rusia, secara efektif senjata ini menjangkau sejumlah besar wilayah-wilayah di luar Rusia.

Seperti dilaporkan Daily Mail, Sabtu (24 September), Presiden Putin telah memerintahkan penggelaran dua battere S-400 di wilayah St Petersburg. Keberadaan senjata ini secara efektif menciptakan penguasaan wilayah udara di kawasan Baltik dimana tiga negara sekutu NATO berada, yaitu Latvia, Estonia dan Lithuania.

S-400 Triumph, yang dijuluki sebagai SA-21 Growler oleh NATO, mampu menghancurkan sasaran pada jarak 250 mil dan ketinggian 90.000 kaki.

Friday, 23 September 2016

Media Iran dan Rusia: Rusia Hancurkan Markas Komando Asing di Suriah

Indonesian Free Press -- Media setengah resmi Iran FARS News hari Kamis (22 September) melaporkan Rusia melancarkan serangan rudal jelajah dari kapal-kapal perangnya yang berada di Laut Tengah (Mediterania) yang menghancurkan markas komando asing di Suriah. Sejumlah perwira militer dan inteligen dari sejumlah negara asing dikabarkan tewas dalam serangan itu.

"Kapal-kapal perang Rusia di lepas pantai Suriah (Mediterania timur) membidik dan menghancurkan markas komando militer asing di Suriah, menewaskan lebih dari 20 perwira militer dan inteligen Isrel dan negara-negara barat," demikian tulis laporan itu seperti dikutip Veterans Today kemarin.

Laporan tersebut juga dirilis oleh Sputnik News bahasa Arab yang mengklaim mendapatkan informasi dari sumber dari militer Suriah, pada hari Rabu.

Thursday, 22 September 2016

Rusia Hancurkan Konvoi Senjata Pemberontak Suriah Berkedok Bantuan Kemanusiaan

Indonesian Free Press -- Perang rahasia antara Rusia dengan Amerika di Suriah semakin intensif setelah Rusia membom konvoi persenjataan pemberontak dukungan Amerika di Aleppo, hanya dua hari setelah Amerika membom pasukan Suriah di Deir Azzour akhir pekan lalu.

Seperti dilaporkan Daily Mail kemarin (21 September), Rusia merilis video yang menunjukkan serangan yang terjadi terhadap konvoi tersebut yang terjadi hari Senin (19 September). Dalam video tersebut tampak para pemberontak Suriah berada di dalam konvoi kemanusiaan PBB sebelum terjadi ledakan yang menghancurkan konvoi tersebut.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Rusia melancarkan serangan terhadap konvoi tersebut sebagai balasan atas serangan Amerika terhadap pasukan Suriah sebelumnya. Tidak mengherankan jika Amerika langsung menuduh Rusia bertanggungjawab atas serangan itu.

Monday, 19 September 2016

Incar Dana Zakat, Jokowi Buktikan Tak Bisa Kerja

Indonesian Free Press -- Jokowi kembali lagi membuktikan dirinya sebagai 'tukang ngibul'. Sesumbar bahwa keuangan negara tidak dalam masalah dan mengandalkan slogan 'Kerja, Kerja, Kerja!', dalam masa kampanye lalu, kini ia mengincar dana zakat untuk membiayai APBN. DPR pun langsung menolak rencana itu.

Seperti dilaporkan POS-METRO.COM, 16 September lalu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid menentang rencana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang ingin menggunakan dana zakat umat Islam untuk mengentaskan kemiskinan.

"Kenapa baru sekarang ketika sedang defisit APBN?, apakah ketika sedang melimpah dana, pemerintah memberikan dana dan pembinaan yang cukup kepada Baznas?," katanya kepada wartawan, Kamis (15 September) lalu.

Samantha Power Si Pelacur Politik

Indonesian Free Press -- Amerika baru saja melakukan tindakan paling menjijikkan selama konflik di Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011 lalu. Bersembunyi di balik kedok 'memerangi teroris ISIS', Amerika justru membom pasukan Suriah yang tengah mempertahankan kota Deir Ezzor hingga sekitar 100 tentara Suriah tewas.

Suriah dan sekutu utamanya, Rusia, telah bertindak rasional dengan berusaha menyelesaikan masalah ini ke Dewan Keamanan PBB dan bukan melakukan tindakan militer balasan terhadap Amerika. Suriah dan Rusia punya banyak rudal-rudal ballistik maupun jelajah untuk ditembakkan ke pangkalan militer Amerika di Irak dan Suriah, sebagai balasan atas 'aksi perang' yang dilakukan Amerika. Tapi itu semua tidak dilakukan.

Kemenlu Amerika juga masih cukup 'waras' dengan mengakui bahwa tindakan Amerika itu 'tidak disengaja'. Namun Duta Besarnya di PBB, Samantha Power, justru bertindak 'bodoh' dengan menuduh Suriah dan Rusia-lah yang harus bertanggungjawab atas insiden buruk itu.

Sunday, 18 September 2016

Lindungi Teroris ISIS, Amerika Bom Tentara dan Warga Sipil Suriah

Indonesian Free Press -- Amerika menunjukkan jatidirinya sebagai pelindung dari kelompok teroris ISIS dengan melakukan aksi kejinya membom tentara Suriah yang tengah berperang melawan ISIS hingga warga sipil Suriah sehingga menewaskan ratusan warga.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Sabtu (17 September), sedikitnya 80 tentara Suriah tewas akibat pemboman oleh pesawat-pesawat militer Amerika di Der Ezzor. Akibatnya kelompok teroris ISIS berhasil merebut sebagian wilayah yang sebelumnya dipertahankan oleh militer Suriah yang tengah terkepung di kota itu.

Para pejabat Suriah termasuk Menteri Kehakiman Najem Hamad Al-Ahmad, mengatakan kepada Veterans Today bahwa pesawat-pesawat pembom F-16 dan serbu darat A10 warthog menyerang posisi pasukan Suriah di pangkalan udara Der Ezzor, menewaskan setidakdnya 80 tentara dan melukai 100 orang lainnya.

Saturday, 17 September 2016

200 Rudal Nuklir Israel Diarahkan ke Iran

Indonesian Free Press -- Israel mengarahkan 200 rudal nuklirnya ke Iran. Demikian pernyataan Mantan Menlu Amerika Colin Powell dalam sejumlah emailnya yang bocor, seperti dilaporkan The Independent, 16 September.

Menurut laporan itu, email tentang rudal-rudal itu dikirimkan Collin Powel kepada seorang rekannya tahun lalu. Email-email itu sendiri dibocorkan oleh kelompok peretas DCLeaks yang mempublikasikannya melalui blog LobeLog yang biasa membahas isyu-isyu internasional.

Menurut laporan itu, hal itu membuktikan bahwa Amerika sebenarnya mengetahui dengan pasti tentang kepemilikan senjata nuklir oleh Israel, meski Israel membantah memilikinya. Sejumlah pengamat memperkirakan Israel memiliki setidaknya 400 senjata nuklir, dan email Powell adalah sumber paling penting yang mengkonfirmasi hal itu.

Menurut laporan itu, e-mail-email yang dikirim Powel kepada donatur Partai Demokrat Jeffrey Leeds adalah berkaitan dengan pidato PM Israel Benjamin Netanyahu di hadapan Congress Amerika, yang berisi peringatan tentang dampak 'buruk' perundingan nuklir dengan Iran.

Wednesday, 14 September 2016

Iran Ancam Tembak Jatuh Pesawat Amerika

Indonesian Free Press -- Iran mengancam untuk menembak jatuh pesawat militer Amerika yang terbang di dekat perbatasannya. Sementara para pengamat menyebut insiden itu disengaja Amerika untuk menguji kemampuan sistem pertahanan Iran, Amerika menuduh Iran telaha bertindak 'tidak profesional'.

Seperti dilaporkan Russia Today, Rabu (13 September), dua pesawat Amerika terbang pada jarak satu mil saja dari perbatasan Iran di Teluk Parsia pada 10 September lalu dan mendapat peringatan dari Iran untuk menjauh atau ditembak jatuh.

Ketegangan antara kedua negara di wilayah Teluk Parsia semakin meningkat akhir-akhir ini. Sejumlah sumber keamanan Amerika mengatakan kepada Fox  dan CNN News bahwa selepas akhir pekan lalu Iran telah memberi peringatan kepada dua pesawat Amerika yang terbang di dekat perbatasan Iran. Kedua pesawat itu adalah Boeing P-8 Poseidon berawak sembilan orang dan pesawat EP-3 Aries berawak 24 orang. Kedua pesawat mata-mata itu mendapatkan ancaman akan ditembak jatuh jika tidak menjauh dari perbatasan.

Tuesday, 13 September 2016

Masalah Kesehatan Hillary Clinton yang Tidak Bisa Disembunyikan Lagi

Indonesian Free Press -- Masalah kesehatan fisik dan mental yang dialami Hillary Clinton sudah menjadi perhatian luas media-media independen, terutama setelah ia dipastikan menjadi capres Amerika mendatang yang diusung Partai Demokrat. Sayangnya, media-media utama (mainstream) justru berusaha menutup-nutupi masalah ini dengan menyebut laporan-laporan tentang kesehatan Hillary itu sebagai 'teori konspirasi'.

Pada awalnya media-media independen lebih menekankan pada kesehatan mental Hillary, yang dianggap tidak cukup layak untuk menjadi Presiden Amerika. Ia misalnya, terekspos sering melakukan tingkah laku aneh, seperti menggoyang-goyangkan kepala dan memutar-mutar bola matanya tanpa kendali. Menurut para pengamat kejiwaan, hal itu menandakan beliau mengidap penyakit mental yang akut.

Namun kini masalah lebih serius dialami Hillary dan para pengusungnya, setelah tanpa bisa disembunyikan lagi Hillary ketahuan publik mengalami masalah fisik yang serius. Di berbagai video yang beredar luas di dunia maya, Hillary tertangkap kamera tidak mampu untuk sekedar berjalan tegak dan harus dibantu oleh para pengawalnya. Puncaknya adalah ketika Hillary nyaris kolaps saat menghadiri peringatan tragedi Serangan WTC tanggal 11 September lalu di Ground Zero, New York.

Suriah Klaim Tembak Jatuh Jet Israel

Indonesian Free Press -- Suriah mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur dan drone Israel di selatan negara itu, Selasa kemarin (13 September). Penembakan terjadi setelah Israel melakukan serangan atas Suriah di Dataran Golan. Demikian sejumlah media internasional melaporkan kemarin.

"Pertahanan udara kami berhasil menahan serangan Israel dan menembak jatuh pesawat Israel di Provinsi Quneitra, dan juga sebuah drone Israel," demikian pernyataan Kemenhan Suriah, seperti dilaporkan Veterans Today kemarin.

Menurut Suriah, penembakan pesawat Israel itu terjadi pada pukul 01.00 waktu setempat pada hari Selasa, sebagai respon atas serangan Israel terhadap posisi-posisi Suriah di Dataran Golan.

Insiden ini terjadi hanya berselang beberapa jam setelah berlakunya gencatan senjata yang dimediasi oleh Rusia dan Amerika, sehari sebelumnya.

Presiden Filipina: Amerika Harus Pergi

Indonesian Free Press -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte semakin keras bersuara menentang dominasi Amerika. Setelah menyebut Dubes Amerika dan Presiden Barack Obama sebagai 'anak pelacur' dan 'homoseks', kini ia menyerukan Amerika untuk pergi dari wilayah Filipina.

"Saya tidak ingin bermusuhan dengan Amerika, tapi mereka harus pergi," kata Duterte perihal keberadaan personil militer Amerika di Filipina Selatan dalam kampanye anti-terorisme, seperti dilansir Veterans Today hari ini (13 September).

Presiden Filipina menuduh keberadaan militer Amerika di Filipina selatan telah memicu ketegangan di wilayah yang mayoritas adalah muslim itu. Selama ada pasukan Amerika tidak akan ada perdamaian di Filipina.

Duterte menyebutkan bahwa sejak lebih dari 100 tahun yang lalu Amerika telah berusaha memarginalkan kaum Muslim di Mindanao dan Filipina selatan dan hal itu telah menimbulkan kebencian warga setempat kepada Amerika dan ketegangan sosial dengan warga Katholik yang merupakan mayoritas di Filipina.

Monday, 12 September 2016

Erdogan Janjikan Pembebasan Raqqa, Pengamat Meragukan

Indonesian Free Press -- Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan menyatakan kesiapan Turki untuk membebaskan kota Raqqa di Suriah dari pendudukan kelompok teroris ISIS. Namun sejumlah pengamat meragukan hal itu.

Dalam pernyataan akhir pekan lalu sebagaimana dimuat media Turki Hurriyet Daily News, Erdogan mengatakan, "Raqqa adalah pusat yang penting bagi Daesh (ISIS). (Presiden Amerika Barrack) Obama secara khusus menginginkan tindakan bersama dengan kami terkait Raqqa. Kami katakan kepadanya bahwa hal ini bukan masalah bagi kami," kata Erdogan.

Raqqa yang terletak di timur-laut, dan tidak terlalu jauh dari perbatasan Turki, adalah 'ibukota' bagi ISIS di Suriah.

Menanggapi pernyataan itu, Suraj Sharma dari Middle East Eye, pernyataan itu sebagai kejutan. Sebelumnya Amerika hanya mendukung Turki untuk membebaskan Jarablus dengan perlindungan udaranya, namun menolak Turki untuk bergerak lebih jauh ke selatan Suriah.

Sunday, 11 September 2016

Pemilik Roket SpaceX Perkuat Spekulasi UFO Ledakkan Roket

Indonesian Free Press -- Pemilik roket SpaceX, Elon Musk, tidak menolak kemungkinan UFO telah meledakkan roket miliknya pada saat hendak diluncurkan di Cape Canaveral, Florida-Amerika, 1 September lalu.

Seperti dilaporkan Veterans Today hari ini (11 September), Musk mengatakan hal itu di akun Twitternya.

"Kami tidak mengesampingkan hal itu (UFO sebabkan meledaknya SpaceX Falcon 9)," tulis Musk.

Menurut Musk, yang terjadi adalah sebuah 'kebakaran cepat' yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak pernah terjadi dalam sejarah penerbangan roket.

"Penting untuk dicatat bahwa ini terjadi saat operasi pengisian rutin. Mesin dalam keadaan mati dan tidak ada sumber panas," tambah Musk.

Saturday, 10 September 2016

Milisi Syiah Irak Bentukan Iran Mencapai 100 Ribu Orang

Indonesian Free Press -- Sekitar bulan Maret lalu ulama Shiah kharismatik Irak Muqtada al Sadr memimpin aksi demonstrasi besar-besaran menentang pemerintahan Perdana Menteri Abedi di kawasan 'Green Zone' Baghdad. Meski ia dan pengikut-pengikutnya melakukan aksi di daerah terlarang, tentara yang bertugas mengamankan wilayah itu menyambut Al Sadr dengan hangat dengan ciuman di tangan Al Sadr.

Al Sadr adalah ulama yang menjadi sekutu dekat Iran. Ketika ia terdesak dalam perlawanannya melawan pendudukan Amerika dan regim Nuri Al Maliki tahun 2008, Iran menyelamatkannya dengan menawarkan perlindungan. Selain ulama, Al Sadr juga menjadi salah seorang politisi paling berpengaruh di Irak dengan partai bentukannya menjadi salah satu partai berpengaruh di Irak. Ia adalah representasi pengaruh Iran saat ini di Irak.

Menurut laporan Veterans Today, 17 Agustus lalu, dengan mengutip pernyataan para pejabat militer Amerika, kekuatan milisi Shiah Irak dukungan Iran kini telah mencapai angkat 100.000, menjadi kekuatan paling signifikan dalam kampanye melawan terorisme-ISIS di negara itu. Namun, keberadaan mereka sangat mengkhawatirkan Amerika dan Saudi Arabia.

Friday, 9 September 2016

Poros Zio-Anglo Amerika yang Tengah Meredup

Indonesian Free Press -- Pada 1 September lalu roket Space-X yang mangangkut satelit Amos-6 buatan Israel milik perusahaan sosial media terbesar Facebook, meledak saat hendak diluncurkan ke luar angkasa di fasilitas peluncuran roket Cape Canaveral, Florida, Amerika.

Ini adalah peristiwa 'biasa', karena sebelumnya telah ada sejumlah roket yang meledak saat diluncurkan. Namun kali ini peristiwa ini menjadi 'viral' di dunia maya karena keberadaan obyek terbang tidak dikenal, alias UFO, yang terbang tepat di atas roket tersebut saat meledak. Media-media independen, termasuk Veterans Today yang sangat kredibel, turut meramaikan spekulasi ini. Media mapan Rusia Sputnik News berusaha meredam viral dengan menyebutkan bahwa UFO yang nampak di gambar yang beredar hanyalah seekor burung besar. Namun dengan cepat klaim ini dimentahkan, karena dari sekuen gambar yang tampak, benda misterius ini terbang dengan kecepatan hingga 3.000 mil per-jam dan tidak ada seekor burung pun yang terbang hingga kecepatan seper-sepuluh kecepatan itu.

Wednesday, 7 September 2016

Gagal di Suriah, Yaman, Saudi akan Pindahkan Perang ke Iran

Indonesian Free Press -- Saudi Arabia ingin memindahkan medan perang yang dilancarkannya ke Iran, setelah petualangannya di Suriah dan Yaman mengalami kegagalan. Hal ini sekaligus akan memberikan pukulan langsung ke Iran setelah gagal dalam perang proksi melawan Iran di kedua wilayah itu.

Seperti dilaporkan Veterans Today, 5 September, Saudi Arabia bekerjasama dengan Israel telah mengubah kantor-kantor diplomatiknya di kawasan menjadi jaringan mata-mata untuk menggerakkan para teroris beroperasi di wilayah Iran.

Mengutip media Lebanon Al-Manar laporan itu menulis, “Sejumlah sumber mengkonfirmasikan bahwa Saudi Arabia telah merekrut kelompok-kelompok teroris untuk menghantam keamanana nasional Iran. ” Terkait dengan hal itu Menhan Saudi Arabia Pangeran Mohammed bin Salman telah menawarkan hadiah senilai $500.000 bagi bagi para teroris yang beraksi di Iran.

Presiden Duterte Sebut Barack Obama 'Anak Pelacur'

Indonesian Free Press -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali membuat panas pera pejabat Amerika. Setelah bulan lalu mengejek Dubes Amerika sebagai 'Anak Pelacur', tidak tanggung-tanggung, kali ini ia bahkan menyebut Presiden Barack Obama dengan julukan yang sama.

Seperti dilaporkan International Business Times, 5 September, Duterte, mengingatkan Barack Obama untuk tidak campur tangan dalam urusan 'perang melawan obat-obatan terlarang' yang dilancarkannya yang mengakibatkan ratusan orang, sebagian besar para pengedar obat-obatan, tewas.

Menjawab pertanyaan wartawan tentang reaksinya atas kritikan Barack Obama atas aksi 'pembunuhan-pembunuhan di luar hukum' yang dilakukan pemerintah Filipina terhadap para pengedar obat-obatan, Duterte mengatakan, "Anak pelacur (Obama), saya bersumpah di hadapannya.”

Tuesday, 6 September 2016

Keterlibatan Israel dalam Penanganan Ibadah Haji Dipertanyakan

Indonesian Free Press -- Media-media independent termasuk Indonesian Free Press (IFP) telah lama melaporkan keterlibatan Israel dalam penanganan ibadah haji di Saudi Arabia. Selain mengkhianati rakyat Palestina yang masih menjadi korban pendudukan Israel, hal itu dianggap bisa membahayakan keselamatan peserta ibadah haji.

Langkah Arab Saudi menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan rezim Zionis Israel untuk menjaga keamanan jemaah haji, memicu kecaman dari dunia Islam. Kantor berita Qodsna, 5 September, melaporkan, Syeikh Ekrima Sabri, Khatib Masjid Al Aqsa, Palestina memperingatkan masuknya perusahaan jasa keamanan G4S milik Israel ke tengah-tengah masyarakat Arab dan Islam. Ia menegaskan bahwa G4S tidak berhak melakukan aktivitas-aktivitas mata-mata dan keamanan terkait dengan jemaah haji.

Syeikh Ekrima Sabri menilai penandatanganan kontrak Saudi dan Israel itu dilakukan dengan tujuan untuk menginfiltrasi masyarakat Arab dan Islam.

Media Massa-Media Massa 'Bajingan' (2)

Indonesian Free Press -- Pengamat media Michael Goodwin mengatakan bahwa opini tunggal yang ditunjukkan media massa Amerika saat ini tidak pernah terjadi seperti sebelumnya. Media-media utama Amerika seperti CBS, NBC, ABC, New York Times dan Washington Post satu suara untuk mendepak Donald Trump dari persaingan perebutan kursi kepresidenan. Hal yang sama bahkan juga disuarakan oleh media-media 'setengah independent' atau 'oposisi terkendali' seperti Counterpunch, meski mereka melakukannya dengan cara berbeda dengan media-media utama. Ketika Trump mendukung Amerika membayar kompensasi ke Iran $400 juta, Counterpunch menyindir Trump sebagai 'tidak ingin menang' dan menyebut sikap Trump tersebut keliru. Padahal, justru Trump dalam kasus ini telah menunjukkan sikap kenegarawanan.

Ia menyebut apa yang dialami Trump sama dengan yang dilakukan media massa Amerika terhadap Iran, dan ini adalah memalukan. Di sisi lain, publik Amerika sudah cukup cerdas untuk menentukan pilihannya sendiri di luar apa yang disampaikan media massa utama.

Saturday, 3 September 2016

Siapa Bilang Militer Tidak Boleh Kudeta?

Indonesian Free Press -- Seorang teman lama yang berhasil meraihpangkat Kolonel TNI mengatakan kepadaku bahwa TNI adalah bagiandari pemerintah. Temanku yang lain, kali ini teman di Facebook yang pensiunan jendral bintang tiga mengatakan bahwa TNI tidak boleh memberontak dan kudeta.
Bagiku pendapat keduanya itu seperti pendapat militer neoliberal yang hanya mengikuti 'standar demokrasi' ala George Soros, yaitu militer berada di bawah dan tunduk kepada pemerintahan sipil yang dipilih secara 'demokratis'. Bagiku, semua itu omong kosong. Biarkan orang-orang yahudi Mamrika dan Eropa ngomong seperti itu. Tapi ini adalah Indonesia, Bung!

Indonesia adalah negara 'militer'. Para raja dan pemimpin negeri ini di masa lalu adalah para panglima perang. Airlangga, Ken Arok, Raden Wijaya, Gadjah Mada, Raden Patah, Fathahillah, Teuku Umar, Raja Hasanuddin, Pangeran Nuku, Pangeran Diponegoro, hingga Presiden Soeharto dan Presiden SBY, adalah para pemimpin militer.

Koalisi Suriah Raih Kemenangan Penting di Aleppo dan Darayya-Damaskus

Indonesian Free Press -- Pada 31 Agustus lalu pasukan koalisi Suriah yang didukung angkatan udara Rusia berhasil merebut wilayah Qarasi, sebagian besar wilayah Al Amiriya dan bukit stategis Tal Al Sanoubrat, mengusir kelompok Jaish al-Fatah yang berada di antara Khan Tuman dan perkampungan Ramouseh Neighborhood di Aleppo. Sehari kemudian jalan yang menghubungkan Khan Tuman dan perkampungan Ramouseh itu berhasil dikuasai sepenuhnya oleh Suriah hingga ke bukit Um Qara.

Dalam operasi itu pasukan Suriah bersama Hezbollah menghancurkan sekitar 20 kendaraan perang pemberontak yang hendak memberikan bantuan suplai dan amunisi ke Ramouseh. Demikian seperti dilaporkan South Front-Veterans Today kemarin (2 Agustus). Menurut laporan itu sebanyak 50 pasukan koalisi pemerintah Suriah tewas, sementara pihak lawannya mencapai 100 militan tewas. Sebagian korban pemberontak yang tewas itu disebabkan oleh pemboman pesawat-pesawat Rusia.

Friday, 2 September 2016

Media Massa-Media Massa 'Bajingan'

Indonesian Free Press -- Ini adalah tulisan yang paling tepat untuk menggambarkan dunia media massa internasional, tentunya termasuk Indonesia, ketika media massa hanya menjadi 'corong' kepentingan para penjahat. Tulisan ini adalah 'A Crooked Mile' yang ditulis penulis Rusia berdarah yahudi Israel Shamir, di situs 'The Unz Review' pada 24 Agustus 2016.

"Crookedness is a professional problem for the media," tulis Shamir.

Karena terlalu menarik untuk dihilangkan bagian-bagiannya, dan terlalu berharga untuk ditunda penyampaiannya, IFP sengaja menuliskannya secara berseri.

"Di masa lalu seorang jurnalis memiliki pilihan. Ia bisa bekerja di media massa pendukung Partai Buruh, Konservatif, atau Liberal. Saat ini tidak ada bedanya: semua media massa Inggris termasuk Guardian membenci Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh. Di Amerika semua media massa membenci Trump. Tidak ada lagi pilihan bagi para penulis atau pembaca!"

Thursday, 1 September 2016

Kejahatan ISIS dan Para Pendukungnya Terbongkar di Irak

Indonesian Free Press -- Perginya gerombolan ISIS di kota-kota yang didudukinya di Irak membongkar kejahatan kelompok teroris yang didukung zionis internasional dan kaki tangannya: Amerika, Inggris, Saudi, Qatar, Turki, dll. Puluhan kuburan massal korban kekejaman ISIS ditemukan dengan jumlah korban diduga mencapai puluhan ribu orang.

Seperti dilaporkan Veterans Today, 30 Agustus lalu, kantor berita Associated Press mengklaim telah mengidentifikasi setidaknya 72 kuburan massal korban kekejaman ISIS di Irak dan Suriah. Dari jumlah itu, 17 kuburan massal berada di Suriah dan sisanya di Irak, dengan jumlah korban keseluruhan antara 5 ribu hingga 15 ribu orang. Namun para aktifis menyebut masih ada ribuan korban kekejaman ISIS yang masih terkubur di sejumlah kuburan massal dan tidak diketahui keberadaannya.

Informasi tersebut diperoleh dari AllSource, perusahaan penyedia jasa satelit yang mengidentifikasi jejak kuburan massal dari gambar satelit berdasarkan kesaksian masyarakat. Sejumlah kelompok sosial juga membantu identifikasi kuburan massal. Bahkan para anggota ISIS sendiri sering membanggakan aksi kejinya telah membantai orang-orang yang mereka anggap sebagai 'kafir' dan  'pengkhianat'.