Showing posts with label politik. Show all posts
Showing posts with label politik. Show all posts

Saturday, 20 June 2020

Presiden Burundi Diracun dan Presiden Bellarussia Dikudeta karena Tolak Konspirasi WHO?

Indonesian Free Press -- Presiden Burundi Pierre Nkurunziza meninggal dunia mendadak tidak lama setelah mengusir perwakilan WHO dari negerinya karena dianggap telah memberi informasi palsu seputar wabah Corona. Spekulasi pun merebak bahwa ia mati diracun yang mengakibatkannya mengalami gagal jantung padahal tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

"Namun kontroversi bermunculan di negara Afrika itu setelah sejumlah media lokal menyebutkan bahwa kematian itu akibat racun," tulis Joaquin Flores di situs independen Fort Russ, 8 Juni lalu. Nkurunziza sendiri baru berusia 55 tahun ketika nyawanya meninggalkan jasadnya.

Sunday, 3 May 2020

Kita Semua Menjadi Kelinci Percobaan Bill Gates

* Pengunjung setia rumah bordil Jeffrey Epstein 


Indonesian Free Press -- Pada saat tulisan ini dibuat (2 Mei) jumlah pasien aktif covid 19 global mencapai 2,51 juta orang dengan kondisi 98% bergejala ringan dan 2% serius/kritis. Dua minggu yang lalu angkanya adalah 95% dan 5%, yang artinya tingkat kematian (fatality rate) covid 19 semakin kecil (penderita dengan gejala ringan hampir pasti sembuh, gejala serius/kritis ada harapan cukup besar untuk sembuh). Ini juga sesuai dengan hukum alam bahwa pandemi terjadi karena ketidak seimbangan alam, baik oleh kerusakan alam maupun percobaan laboratorium, dan alam memiliki kekuatan untuk mengembalikan keseimbangan. Ini juga sesuai dengan Hukum Farr, bahwa semua pandemi pasti berakhir, semakin cepat penyebarannya semakin cepat pula berakhirnya.

Bill Gates adalah orang yang paling berkuasa di dunia kesehatan, mengalahkan semua pejabat publik dan otoritas kesehatan di seluruh dunia. Dan kini Bill Gates telah menjadikan seluruh manusia sebagai 'kelinci percobaan'.

"Strategi Bill Gates membeli WHO dan mengontrol para pejabat kesehatan Amerika seperti Tony Fauci dan Deborah Birx menjadikannya orang yang lebih berkuasa, dalam sejumlah hal, dibandingkan dengan mereka yang ditunjuk oleh presiden." Demikian tulis Robert F Kennedy, Jr di situs Fort Russ, 29 April lalu. 

Friday, 24 April 2020

Cukup sudah (Dengan Coronavirus)

Oleh Israel Shamir pada 22 April 2020
Israel Shamir - The Unz Review 21 April 2020


Selama berminggu-minggu, saya bangun setiap pagi berharap menemukan diri saya di dunia normal, bukannya realitas alternatif ini. Dunia normal di mana laki-laki dapat berkeliaran di perbukitan, berdoa di gereja, pergi bekerja, tinggal di pantai, mendengarkan konser, mengunjungi museum, bersosialisasi dengan teman-teman, menggoda perempuan, mengirim anak-anak ke sekolah; singkatnya, untuk memiliki kesenangan kecil yang dimiliki orang-orang bahkan di bawah pemerintahan Stalin atau Hitler yang keras. 

Sebaliknya, saya terus-menerus bangun untuk berperan dalam film dystopian yang disutradarai oleh Stephen Soderbergh, yang tidak mengejutkan, dinominasikan untuk mengepalai komite Corona Hollywood. Saya kira komite ini telah mengatur hidup kita, bukannya presiden terpilih dan perdana menteri.

Mereka bermain sangat mirip dengan naskah film 'Contagion': virus itu diduga diciptakan oleh kedekatan kelelawar dan mamalia lain di pasar basah Cina; dengan cepat menyebar ke seluruh dunia; ada penguncian (lockdown) yang sangat lama sementara orang menunggu keselamatan mereka, vaksin; sementara itu ada beberapa yang murah dan solusi yang disediakan oleh peretasan korup; akhirnya vaksinnya dikirim dan yang divaksinasi diberi pita sertifikasi untuk dipakai pergelangan tangan sebagai bukti mereka aman untuk memasuki masa depan. 

Thursday, 23 April 2020

Pakar Terkemuka Inggris Akui Kebijakan Lockdown Salah

Indonesian Free Press -- Telah lama media-media independen 
dan ahli-ahli yang berfkiran rasional menganggap kebijakan-kebijakan 'kejam' di negara-negara di dunia untuk menangani 
wabah covid 19 tidak dilandasi oleh ilmu pengetahuan, melainkan semata-mata langkah politik yang hanya menciptakan kepanikan massal yang menghancurkan semua tatanan. Namun demikian kebenaran tidak mungkin bisa dibungkam selamanya. Satu demi satu bukti kebenaran muncul ke hadapan publik.

'Otoritas' dan media massa di berbagai negara kini tengah bekerja keras untuk terus membuat publik panik di tengah-tengah kecenderungan global wabah covid 19 yang melemah sesuai hukum alam. Di Indonesia misalnya, pejabat-pejabat daerah justru berlomba-lomba untuk menerapkan PSBB, Ikatan Dokter Indonesia 'meributkan' jumlah kematian covid 19 versi pemerintah yang dianggap terlalu kecil namun tanpa bisa menyampaikan data yang valid, media-media yang sibuk mengoceh tentang 'serangan kedua' dan 'infeksi baru' serta oknum-oknum ulama MUI yang mengeluarkan fatwa sendiri tentang larangan sholat tarawih dan mudik. Namun pada saat bersamaan pula bukti-bukti bermunculan tentang adanya konspirasi busuk dalam pandemi covid 19 ini. Dan ini adalah salah satunya.

Tuesday, 21 April 2020

Prediksi Kematian Coronavirus Membawa Makna Baru bagi Histeria

Oleh Michael Fumento
RealClearMarkets, 1 April 2020


A.S. sedang menatap kiamat tipe Netflix. Anda tahu, dengan hewan liar yang memakan mayat manusia, tanaman mutan menguasai jalanan dan bangunan, restoran kosong dan mal di seberang lanskap ....

Ya, bagian terakhir itu benar. Namun bukan karena penyakitnya melainkan karena histeria.

Anda sudah mendengar klaim apokaliptik. Imperial College di London - dalam klaim itu nanti akan berjalan jauh ke kemeriahan yang jauh lebih sedikit * - diperkirakan sebanyak 2,2 juta kematian AS, tergantung pada seberapa drastis populasi dikunci, dikunci, dan terkunci. Untuk mengurangi angka itu menjadi "hanya" 1,1 juta, kita perlu seperti di kamp kerja paksa gulag "sampai vaksin tersedia (berpotensi 18 bulan atau lebih)," kata mereka. CDC telah mengeluarkan perkiraan sebanyak 1,7 juta kematian di Amerika.

Namun dengan langkah-langkah yang lebih rendah seperti sekarang - dan untuk periode yang sangat singkat - pasar saham jatuh, kita mengalami lebih banyak klaim pengangguran daripada di jaman 'Resesi Besar' tahun 1930-an, dan ada kemungkinan nyata depresi di seluruh dunia. Dan ada yang mengatakan langkah-langkah itu masih tidak cukup kejam.

Monday, 20 April 2020

Kekonyolan yang Panjang

950AD: “Viking sailing ships return to port; violation of social distancing”


Jon Rappoport – No More Fake News April 17, 2020


George Carlin, 1999: “Apa yang kita miliki sekarang adalah populasi yang sepenuhnya neurotik… Dari mana datangnya kuman yang tiba-tiba muncul di negara ini? Pernahkah Anda memperhatikan ini? Media, terus-menerus menayangkan cerita tentang semua infeksi terbaru - salmonella, e-coli, virus hanta, flu burung - dan orang Amerika, mereka sangat mudah panik sehingga sekarang semua orang berlarian, menggosok ini dan menyemprotkan itu dan memasak terlalu lama makanan mereka dan berulang kali mencuci tangan mereka , berusaha menghindari semua kontak dengan kuman. 

Ini konyol dan kekonyolan yang panjang ... sekelompok kucing sialan! Selain itu, untuk apa Anda memiliki sistem kekebalan? Ini untuk membunuh kuman! ... Biarkan saya menceritakan kisah nyata tentang imunisasi, oke? Ketika saya masih kecil di New York City pada tahun 1940-an, kami berenang di Sungai Hudson dan dipenuhi dengan sampah mentah, oke? Kami berenang di limbah mentah! Anda tahu ... untuk menenangkan diri! Dan pada saat itu, ketakutan besar adalah polio; ribuan anak meninggal karena polio setiap tahun tetapi Anda tahu sesuatu? Di lingkungan saya, tidak ada yang pernah menderita polio! Tidak ada Pernah! Anda tahu mengapa? Karena kita berenang di air limbah mentah! Ini memperkuat sistem kekebalan tubuh kita! 

Sunday, 19 April 2020

Scamdemic Covid 19 = Genosida Dunia Ketiga

Seseorang masuk neraka karena mengikat hewan piarannya tanpa memberi makanan makanan atau melepaskan mereka untuk mencari makan sendiri. 
(Sabda Nabi Muhammad S.A.W)

Namun kita hampir tidak memiliki pemimpin dunia sedang berkembang, berbicara menentang kegilaan ini. Para pemimpin India dan Indonesia, misalnya, nyaris tidak ragu-ragu untuk memerintahkan kelaparan dan kematian bagi rakyat mereka sendiri, untuk menyenangkan para penguasa internasional yang mencari 'kerjasama coronavirus' mereka.


oleh Brabantian
henrymakow.com, 13 April 2020


Di dunia yang lebih kaya dan maju, 'lockdown' covid 19 coronavirus sering kali hanya merepotkan. Memiliki makanan, atap rumah, tabungan atau pemasukan yang berkelanjutan, banyak dari kita baik-baik saja walaupun kegiatan kita dibatasi oleh hukum.
Tetapi di negara berkembang, di negara-negara seperti Uganda, India dan Indonesia dengan jaring pengaman sosial yang kecil, 'lockdown' merupakan bencana besar, dan orang-orang benar-benar mati kelaparan.

Bahkan di Inggris yang kaya - di mana jaring pengaman sosial tidak komprehensif - beberapa orang akan mengalami kelaparan.

Jadi bayangkan saja apa yang terjadi di negara-negara seperti India, di mana orang-orang mati kelaparan, dan dipukuli oleh polisi ketika mereka mencoba mencari makanan.

Wednesday, 15 April 2020

Tidak Tahan dengan Kehancuran yang Terjadi Warga AS Ramai-Ramai Gelar Aksi Protes

* Angka Kehilangan Pekerjaan Pecahkan Rekor


Indonesian Free Press -- Lebih dari 15.000 kendaraan dan truk terlibat dalam aksi menolak pembatasan aktifitas (lockdown) mencegah penyebaran Covid 19 di ibukota negara bagian Michigan, Lansing, Rabu kemarin. Mereka menolak kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Gretchen Whitmer yang disebut mereka sebagai 'tirani'.

Tetap mengikuti perintah 'social distancing', para peserta berada di dalam kendaraan yang berjalan pelan dan menciptakan kemacetan di jalan-jalan utama kota.

"Karantina adalah mencegah pergerakan orang-orang sakit. Tirani adalah ketika Anda mengkarantina orang-orang sehat,” kata Meshawn Maddock, organiser aksi tersebut dari kelompok yang menamakan diri Michigan Conservative Coalition, kepada Fox News. 

“Semua orang telah mengalami dampak buruk dari apa yang disebut 'social distancing'. Kami tidak menginginkan 'negara babu' mengajarkan rakyat bagaimana bertindak hati-hati,” tambahnya.

Corona Crazy California

oleh Mike Stone, henrymakow.com, 14 April 2020.


Tidak pernah dalam hidupku aku merasa jijik pada kebodohan sesama manusia. Meringkuk di balik pintu tertutup, bersembunyi di balik topeng medis, takut berdiri dalam enam kaki manusia lain.

Selamat datang di L.A. 

Saya berbicara tentang siapa pun yang berusia 15 atau lebih dan lebih tua yang benar-benar percaya dengan semua omong kosong itu. Mereka sedang diberi makan tentang #scamdemic ini.

Saya berbicara tentang orang-orang yang dengan sengaja menjadi bodoh. Apakah Anda menonton berita televisi?Apakah Anda percaya apa yang mereka katakan kepada Anda? Jika demikian, maka Anda idiot. 

Maaf untuk bahasa yang kasar ini, tetapi begitulah Anda. Dan sudah saatnya seseorang memanggilmu untuk itu.

Tuesday, 14 April 2020

Kebohongan-Kebohongan Seputar Wabah Covid 19 (2)

Indonesian Free Press -- Lembaga penelitian independen Swiss Propaganda Research (SPR) menemukan berbagai kejanggalan menyolok dalam 'fenomena' pandemi Covid 19 yang tengah melanda dunia saat ini sehingga menyebutnya sebagai suatu 'kebohongan total'.

Namun sebelumnya ingin kami ingatkan bahwa kebohongan-kebohongan juga terjadi di Indonesia berkaitan dengan wabah ini. Diawali dengan pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan tentang jumlah pemakaman dengan protokol Covid 19 di wilayahnya yang jauh melampaui angka resmi pemerintah pusat. Akibatnya publik pun heboh dengan validitas jumlah korban Covid 19 yang diumumkan pemerintah pusat. Kemudian, belum usai dengan kehebohan itu Gubernur Jabar Ridwal Kamil pun mempertanyakan jumlah korban Covid 19 setelah mengumumkan jumlah warganya yang dinyatakan 'positif' berdasarkan rapid test, yang juga jauh melampaui laporan resmi pemerintah pusat.

Friday, 10 April 2020

Kebohongan-kebohongan Seputar Wabah Covig 19

Indonesian Free Press -- Per hari ini situs Worldometers.info menunjukkan bahwa jumlah penderita Covig 19 di seluruh dunia yang masih dirawat mencapai sejuta orang, 95% dalam kondisi sakit ringan/sedang dan hanya 5% dalam kondisi serius/kritis. Jika dianggap separoh dari angka serius tersebut meninggal dan seluruh penderita ringan sembuh (kecenderungannya memang demikian), maka tingkat kematian akibat Covig 19 'hanya' 2,5%.

WHO sendiri masih menggolongkan penyakit ini sebagai penyakit yang tidak membahayakan dan hanya 20% dari penderitanya yang memerlukan perawatan di rumah sakit (80% tidak memerlukan perawatan rumah sakit dan sembuh sendiri). Sementara profil pasien yang meninggal di seluruh dunia menunjukkan hal yang khas, yaitu orang-orang tua dan orang-orang yang berpenyakit bawaan serius.

Pakar nano pathologi (penyakit oleh benda-benda super-kecil) dari Italia Stefano Montanari mengatakan: "Ada sangat banyak virus corona di dunia. Penyakit flu biasa banyak disebabkan oleh virus ini. Mereka adalah virus yang dengan kemampuannya sendiri tidak cukup mematikan dan lebih banyak yang sama sekali tidak menimbulkan penyakit (innocuous). Namun virus ini bisa menimbulkan penyakit serius bagi orang-orang tua, khususnya orang tua yang menjalani perawatan penyakit pulmonary, atau yang memiliki penyakit pathologis lainnya. Orang-orang sehat sama sekali tidak terpengaruh oleh penyakit ini."

Sunday, 5 April 2020

Genderang Perang Makin Keras, Panglima Al Quds Iran Kunjungi Irak

*Skenario Serangan Pendudukan AS di Irak


Indonesian Free Press -- Irak kini bergerak memasuki situasi yang tidak mungkin lagi berbelok arah, yaitu perang besar-besaran, setelah Amerika membunuh komandan perang Iran Jendral Soleimani dan Komandan kelompok pejuang Irak PMU tanggal 5 Januari lalu. Iran mungkin sudah cukup merasa puas setelah serangan rudalnya ke dua pangkalan militer AS di Irak, sebagai balasan atas pembunuhan Jendral Soleimani, tidak mendapat balasan dari AS. Namun tidak dengan PMU yang belum bisa melakukan balasan setimpal setelah sejumlah besar pejuangnya tewas oleh serangan-serangan AS.

Sementara itu bagi Amerika sendiri, mereka tidak akan pernah bisa tidur nyenyak melihat keberhasilan Iran membangun jalur logistik dan telekomunikasi yang vital antara Iran hingga ke Suriah. Jalur logistik ini dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanan Israel karena melalui jalur ini Iran dengan leluasa mengirimkan bantuan kepada sekutu-sekutunya di Irak, Suriah dan terutama Hizbollah di Lebanon yang berbatasan langsung dengan Israel.

Tuesday, 31 March 2020

Saat Big Pharma, Pejabat dan Media Massa Sibuk Beritakan Pencarian Vaksin Dokter-Dokter Cina Sembuhkan Pasien Coronavirus dengan Vitamin C

Indonesian Free Press -- Kalangan mapan (pemerintah, media massa dan kapitalis/industri besar) kembali menunjukkan watak culasnya dalam masalah wabah global coronavirus. Saat ini mereka sibuk mencari vaksin coronavirus dengan menggunakan dana publik demi keuntungan miliaran dollar bagi industri farmasi (Big Pharma) dengan mengabaikan obat murah yang telah terbukti handal menangani coronavirus, yaitu vitamin C.

Seperti ditulis Dr. Leon Tressell di situs SouthFront, 27 Maret, Andrew W. Saul, Pemimpin Redaksi jurnal medis Orthomolecular Medicine News Service merangkum dengan baik tentang ini semua:

“Ortodoksi medis secara obyektif berfokus pada pencarian vaksin dan / atau obat untuk coronavirus COVID-19. Sementara mereka mencari apa yang akan menjadi pendekatan yang sangat menguntungkan, kami memiliki vitamin C, metode yang sudah ada, terbukti secara klinis untuk mengobati apa yang menyebabkan kematian pasien coronavirus: sindrom pernafasan akut yang parah atau pneumonia.”

Wednesday, 25 March 2020

VT Bongkar Identitas Penyebar Pertama Covid 19 dari Amerika

Indonesian Free Press -- Veterans Today (VT) mengungkap identitas tentara Amerika peserta olimpiade militer di Wuhan, Cina, Oktober tahun lalu yang diduga sebagai penyebar awal wabah Covid19. Ia adalah seorang atlit balap sepeda wanita yang juga seorang tentara yang sering terlibat dalam opeasi inteligen.

"Media China Global Times hari ini merilis nama Staff Sgt Maatje Benassi, seorang pembalap sepeda profesional (wanita keturunan Belanda) yang bepartisipasi dalam olimpiade militer di Wuhan dan telah dinyatakan positif COVID 19. Ia juga disebut-sebut sebagai 'pengemudi diplomat bersenjata' dengan sejarah berhubungan dengan operasi-operasi militer yang melibatkan figur-figur dalam RussiaGate," tulis VT.

Benassi adalah pengemudi bagi Jendral James Jones, ShadowNet, (George Webb) dan bekerja untuk inteligen militer AS.  ShadowNet dan Psy-Group besama dengan Cambridge Analytica adalah bagian dari penyidikan yang dilakukan Mueller (Direktur FBI) yang mencari informasi tentang hubungan mereka dengan Paul Manafort (sudah dipenjara) dan Donald Trump Jr. (belum dipenjara), dalam skandal hubungan Donald Trump dengan Rusia.

Tuesday, 24 March 2020

VT: COVID 19 Dibuat Amerika Sejak 2006

*Cina juga terlibat


Indonesian Free Press -- Sebuah dokumen resmi menunjukkan bahwa virus Covid 19 diteliti oleh Amerika sejak tahun 2006 dan berhasil menjadi senjata biologi pada tahun 2015 setelah diujicoba oleh University of North Carolina, Harvard dan laboratorium milik Food and Drug Administration di Arkansas. Demikian seperti dilaporkan Veterans Today (VT) hari ini (24 Maret).

Dokumen yang dimaksud VT adalah sebuah penelitian berjudul "A SARS-like cluster of circulating bat coronaviruses shows potential for human emergence" yang dilakukan oleh University of North Carolina dan didanai oleh USAID/CIA. Salah satu hal yang menarik dalam penelitian itu adalah bahwa Cina juga terlibat dalam pengembangan senjata biologi Covid 19.

"Key Laboratory of Special Pathogens and Biosafety, Wuhan Institute of Virology, Chinese Academy of Sciences, Wuhan, China telah menyediakan virus kelelawar Wuhan yang kemudian digunakan dalam penelitian di Amerika," tulis VT

Monday, 23 March 2020

Trump Tunjuk Jendral untuk Ambil Alih Negara Jika Krisis Covid 19 Tak Terkendali

Indonesian Free Press -- Presiden AS Donald Trump dikabarkan telah menunjuk seorang jendral bintang empat untuk mengambil alih negara jika situasi tidak terkendali akibat krisis Covid 19 (Coronavirus).

Seperti dilaporkan Newsweek dan sejumlah media terkemuka Amerika kemarin (22 Maret), Jendral Terrence O’Shaughnessy (56 tahun),mantan pilot penerbang pesawat tempur, telah ditetapkan sebagai “combatant commander" untuk menjalankan 'sejumlah rencana kontingensi' dalam situasi darurat. Belum ada komentar atau keterangan resmi dari pemerintahan Donald Trump atas kabar ini.

Saat ini ia adalah komandan US Northern Command (Northcom), otoritas militer yang membawahi wilayah domestik Amerika di bawah rencana kontingensi Continuity of Government Commission (Komisi Keberlanjutan Pemerintahan). Selain itu ia juga masih menjabat sebagai komandan satuan North American Aerospace Defence Command, yang berpengalaman dalam penanganan pengungsi Mexico. Ialah yang memimpin operasi besar-besaran 'Operation Faithful Patriot' di perbatasan Mexico antara bulan Oktober-November 2018.

Bill Gates, Covid 19 dan Negara Polisi Amerika

Indonesian Free Press -- Hanya beberapa minggu sebelum munculnya wabah Coronavirus di akhir tahun lalu, boss Microsoft Bill Gates dan sejumlah eksekutif industri farmasi dan lembaga kesehatan terkemuka Amerika, sejumlah pejabat CIA dan lembaga-lembaga pemerintah yang berhubungan dengan makanan, kesehatan, dan keamanan sipil diketahui menggelar simulasi penanganan wabah coronavirus yang diperkirakan menelan korban jutaan orang. Dengan munculnya wabah coronavirus akhir tahun lalu, Bill Gates pun menjadi sorotan publik sebagai salah seorang yang diyakini mengetahui hal ikhwal wabah ini meski ia dan teman-temannya yang terlibat dalam simulasi tersebut membantah. 

Namun kecurigaan publik tidak akan hilang, termasuk otoritas Cina dan Iran yang menuntut transparansi otoritas Amerika atas munculnya wabah Coronavirus. Terakhir, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyurati Sekjend PBB untuk menggelar penyelidikan atas keterlibatan Amerika dan industri farmasi (Big Pharma) atas munculnya wabah tersebut.

Saturday, 21 March 2020

Ahmadinejad Desak PBB Selidiki Penanggungjawab Wabah Coronavirus

Indonesian Free Press -- "Saat ini telah jelas di mata masyarakat dunia bahwa coronavirus  2019 yang bermutasi dan cerdas adalah produk dari laboratorium, dan lebih jelas lagi, dibuat oleh pabrik-pabrik senjata biologi milik kekuatan-kekuatan dunia yang egemonik, sangat lebih anti-kemanusiaan, destruktif (suka menghancurkan) dan menakutkan daripada senjata-senjata anti-kemanusiaan lainnya seperti senjata nuklir, kimia dan Harp (senjata rekayasa cuaca)," demikian tulis mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam suratnya kepada Sekjend PBB Antonio Guterres terkait dengan wabah coronavirus akhir-akhir ini.

Lebih jauh Ahmadinejad menulis kepada Sekjend PBB, "Anda diharapkan dengan sangat untuk mengutuk aksi anti-kemanusiaan oleh kekuatan jahat dunia yang telah melakukan perang biologi kepada negara-negara di dunia dengan tujuan untuk menguasai, serta tidak membiarkan para penjahat itu menjalankan kejahatan ekonomi dan politiknya dan kemudian menghindar dari hukuman oleh PBB."

Friday, 20 March 2020

Tidak Usah Panik Hingga Melarang Sholat Berjamaah

Indonesian Free Press -- Tingkat kematian coronavirus terlalu dibesar-besarkan. Demikian pernyataan John P.A. Ioannidis, Guru Besar Meta-Research Innovation Center Stanford University. 

Ioannidis, yang jago di bidang kedokteran, biomedical data science, statistik, epidemiologi dan kesehatan masyarakat menyebut respon terhadap wabah coronavirus sebagai “a fiasco in the making” alias kesalahan yang disengaja karena 'kita' membuat keputusan terkait wabah tersebut berdasar “utterly unreliable” alias data yang salah. data. Akibatnya adalah segala langkah dan kebijakan yang diambil berdasar data itu telah 'severely overreacting', alias kesalahan parah yang terlalu dibesar-besarkan.

“Wabah saat ini, Covid-19, disebut-sebut sebagai wabah sekali dalam satu abad. Namun bisa juga disebut dengan satu bukti kesalahan dalam satu abad," tulis Ioannidis dalam publikasi ilmiah STAT, hari Selasa (17 Maret).

Wednesday, 18 March 2020

AS Tinggalkan 3 Pangkalan Militer di Irak

Indonesian Free Press -- Pasukan Amerika meninggalkan tiga pangkalan militernya di Irak di tengah-tengah ancaman serangan roket pejuang Irak yang semakin marak. Demikian seperti dilaporkan situs Southfront kemarin (17 Maret).

"Pasukan Amerika meninggalkan pangkalan al-Qaim di perbatasan Suriah-Iraq, dan dua pangkalan lainnya di Iraq dalam beberapa minggu mendatang. Dengan demikian Amerika bakal meninggalkan 3 dari 8 pangkalannya di negara ini," tulis laporan itu.

Keputusan penarikan tersebut dilakukan Senin (16 Maret) dengan menyebut keberhasilan menumpas ISIS sebagai alasasnnya. Namun sebenarnya hal ini disebabkan oleh serangan-serangan roket yang gencar akhir-akhir ini terhadap fasilitas-fasilitas AS di Iraq," tambah laporan itu.