Sunday, 31 July 2016

Kerusuhan Tanjungbalai Tahun 1998

Indonesian Free Press -- Tanggal 27 Mei 2016 genap 18 tahun runtuhnya Mafia yang dibangun oleh Abie Besok, gembong penyeludup Kota Tanjungbalai. Dan pada 27 Mei 1998 itu pula merupakan dimulai gerakan reformasi di Indonesia, dan saat itu awal runtuhnya mafia yang dibangun oleh Dr. Suwardi Salim alias Abie Besok di Tanjungbalai khususnya, dan Sumatera Utara pada umumnya.
Siapa tak kenal dengan Abie Besok, gembong penyelundup kelas kakap di Sumut yang tinggal di Tanjungbalai di tahun 90-an ke bawah? Jaringan Abie Besok yang konon dekat dengan Megawati Soekarnoputri ketika menjabat Presiden Indonesia.

Sepak terjang Abie Besok dalam penyelundupan Illegal logging tidak saja menguasai Sumut, tapi juga merambah ke Aceh, Riau, Jambi. Hutan-hutan di provinsi habis dibabat oleh mafioso ini, dan kayunya diekspor secara ilegal ke Malaysia melalui pelabuhan rakyat di Tanjungbalai.

Erdogan Angkat Bicara, Hubungan Turki-Amerika Makin Memburuk

Indonesian Free Press -- Kepala Staff Gabungan Amerika Jendral Joseph Dunford melakukan kunjungan dadakan ke Turki setelah hubungan Amerika dengan Turki semakin membahayakan setelah Presiden Erdogan secara terang-terangan menuduh Amerika terlibat dalam kudeta gagal dua pekan lalu.

Veterans Today melaporkan, Sabtu (30 Juli), Jendral Dunford, terbang ke Turki hari Minggu (31 Juli), menyusul tuduhan serius Erdogan pada hari Jumat (29 Juli). Pejabat-pejabat Turki menyebutkan bahwa Dunford akan bertemu para pejabat Turki secara langsung, setelah sebelumnya ia mengadakan pembicaraan lewat telepon dengan Kepala Staff Gabungan Turki Hulusi Akar, tulis media pro-pemerintah Turki Daily Sabah.

Pada hari Jumat Presiden Recep Tayyip Erdogan terang-terangan menuduh Komando Tertinggi Amerika 'berpihak pada para pelaku kudeta,” dan 'jendral bintang empat' Amerika mengetahuinya. Demikian ia menunjuk peran Kepala Staff Gabungan Amerika.

Saturday, 30 July 2016

Komandan Suriah Selamat dari Pembunuhan Israel, Pemberontak Kolaps di Aleppo

Indonesian Free Press -- Seorang komandan senior angkatan bersenjata Suriah selamat tanpa terluka dari usaha pembunuhan yang dilakukan Israel di Dataran Golan. Kantor berita Iran FARS melaporkan, Jumat (29 Juli).

Menurut laporan tersebut, Majid Heymoud, komandan Batalion 1 Resimen Golan yang tengah mengunjungi kota al-Samdaniya bersama konvoinya ditembaki dengan dua rudal yang ditembakkan dari wilayah al-Harar dan Haraq yang berada di wilayah Golan yang diduduki Israel.

Setelah penembakan rudal itu gagal melukai Heymoud, para teroris Al-Nusra Front pun berusaha membunuhnya, namun juga mengalami kegagalan.

Dalam perkembangan yang berkaitan, pada hari Senin malam (25 Juli), Israel melancarkan serangan udara di sejumlah posisi Suriah di Dataran Golan. Israel mengklaim serangan itu dilancarkan sebagai balasan atas serangan mortir yang dilakukan Suriah.

Tuesday, 26 July 2016

Turki-Amerika Makin Panas, Pangkalan Amerika Terbakar

Indonesian Free Press -- Hubungan Amerika dengan Turki semakin panas saja paska pecahnya kudeta gagal yang oleh Turki disebut didukung Amerika. Sebuah pangkalan militer Amerika di Turki terbakar tidak lama setelah media pendukung Presiden Erdogan menunjuk hidung seorang jendral Amerika terlibat dalam kudeta.

Veterans Today melaporkan, Senin (25 Juli), media pendukung Presiden Erdogan, Yeni Safak, pada hari Minggu (24 Juli) menyebutkan nama disertai foto Jendral John F. Campbell sebagai perancang kudeta bersama pelarian politik Turki di Amerika, Fethullah Gullen. Jendral Campbell adalah Asisten Keamanan Panglima NATO.

Beberapa jam setelah munculnya laporan itu, pangkalan militer Amerika-NATO di Izmir terbakar hebat selama berjam-jam, meski sejumlah besar pemadam kebakaran, termasuk helikopter, dikerahkan. Veterans Today menyebut kebakaran itu sebagai 'kemungkinan sabotase' oleh kelompok-kelompok angi-Amerika di Turki.

Monday, 25 July 2016

Turki 'Tawan' Personil Militer Amerika, Rusia Selamatkan Erdogan

Indonesian Free Press -- Polisi Turki 'menawan' sekitar 1.500 personil militer Amerika beserta keluarganya di pangkalan udara NATO di Incirlik di selatan Turki. Bersama mereka terdapat puluhan bom nuklir taktis.

Seperti dilaporkan media berpengaruh Israel, DEBKAfile, 20 Juli lalu, setidaknya selama empat hari sejak terjadinya kudeta militer yang gagal tanggal 16 Juli, para personil militer Amerika itu berada dalam 'tawanan' Turki, tanpa aliran listrik dari luar. Akibatnya secara efektif tidak ada operasi militer terhadap ISIS di Suriah dan Irak yang dilancarkan dari pangkalan ini.

Menurut laporan tersebut, kasus penawanan ini menjadi salah satu pembicaraan serius melalui telepon antara Presiden Barack Obama dengan Presiden Turki Thayyep Erdogan paska kudeta gagal tersebut. Erdogan menuntut Obama untuk mengekstradisi Fethullah Gullen, pelarian Turki yang tinggal di Amerika dan musuh utama Erdogan, yang dituduh sebagai dalang kudeta. Namun Obama menolak.

Saturday, 23 July 2016

Akhirnya, Saudi Hanya Menjadi Kambing Hitam

Indonesian Free Press -- Pelajaran berharga kembali diberikan kepada negara-negara sekutu Amerika, yaitu bahwa pada saatnya tiba setan akan mengorbankan pengikutnya sendiri.

Turki yang setia mengikuti skenario Amerika untuk menghancur-leburkan Suriah, baru saja mengalaminya. Kudeta militer oleh militer binaan CIA-NATO nyaris menumbangkan regim Thayyep Erdogan setelah yang bersangkutan menunjukkan niat untuk berdamai dengan Suriah. Saddam Hussein, yang pada tahun 1980 menyerang Iran atas desakan Amerika dan Saudi Arabia, telah digantung oleh tentara Amerika, dan masih banyak lagi pemimpin-pemimpin dunia sekutu Amerika yang hidupnya berakhir dengan tragis.

Kini, kisah yang sama mulai menerpa regim Saudi Arabia dengan dibukanya 28 lembar dokumen laporan penyelidikan serangan WTC tahun 2001 yang selama ini dirahasiakan karena alasan keamanan negara. Dalam laporan itu Saudi Arabia, yang dipimpin mantan kepala inteligen dan Duta Besar di Amerika, Pangeran Bandar bin Sultan, disebutkan telah mendanai para teroris pelaku serangan WTC.

Muqtada Al-Sadr Kembali Ancam Pasukan Amerika di Irak

Indonesian Free Press -- Ulama kharismatis Irak Muqtada al-Sadr mengancam akan menyerang pasukan Amerika yang terlibat dalam operasi pembebasan Mosul.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Sabtu (23 Juli), pemimpin Gerakan Al-sadr itu mengeluarkan ancamannya melalui situs resminya, sebagai respon atas pertanyaan pengikutnya tentang pengumuman pemerintah Amerika yang akan mengirimkan tambahan pasukan ke Irak untuk berpartisipasi dalam operasi pembebasan  Mosul, kota terbesar kedua Irak yang jatuh ke tangan kelompok teroris ISIS tahun 2014.

“Mereka adalah sasaran kita,” tulis Muqtada al Sadr.

Menhan Amerika Ashton Carter sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Barack Obama telah setuju untuk mengirimkan pasukan tambahan untuk mendukung pasukan Irak merebut Mosul.

Friday, 22 July 2016

Kudeta Turki dan Faktor Fethullah Gullen


Indonesian Free Press -- Presiden Turki Tayyep Erdogan, mungkin saja telah mengetahui rencana kudeta dan ia tidak mencegahnya. Karena, ia tahu kudeta hanya dilakukan oleh satu faksi dalam militer Turki, sementara ia masih mengendalikan seluruh aparat inteligen, polisi, Tentara ke-7 yang loyal dan ditugaskan menggempur gerilyawan Kurdi, dan lebih penting lagi jutaan pendukung fanatiknya yang siap mengorbankan nyawanya demi melawan 'antek-antek zionis NATO'.

Adapun, pemberontak terdiri dari unsur-unsur utama Angkatan Udara yang basis utamanya di Pangkalan Udara NATO di Incirlik, Pasukan Pengawal Perbatasan (Gendermerie), dan unsur-unsur Tentara ke-3 yang menjadi bagian dari unit reaksi cepat NATO yang berbasis di dekat Istanbul. Namun, meski mereka cukup kuat dan mampu menduduki Istanbul dan Ankara dengan kendaraan-kendaraan lapis baja, dan pesawat-pesawat F-16 serta helikopter-helikopter Cobra mereka membom Gedung Parlemen, menyerang Istana Kepresidenan, Markas Besar Militer dan markas inteligen pendukung Erdogan, mereka tidak memiliki kepemimpinan yang kuat, sehingga gamang dalam segala tindakan. Mereka bingung, apakah harus menembak ataukan tidak ketika ribuan pendukung Erdogan yang nekad mendatangi mereka.

Pelajaran dari Turki untuk Indonesia

Indonesian Free Press -- Upaya kudeta yang gagal di Turki pekan lalu menimbulkan reaksi luas di masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat mendukung kudeta tersebut dan menolak kepemimpinan Presiden Tayyep Erdogan, sementara sebagian lainnya menentang kudeta dan mendukung Presiden Erdogan.

Menariknya adalah, mayoritas pendukung Presiden Erdogan adalah mereka yang dalam Pilpres 2014 lalu menolak Jokowi, sementara yang menentang Presiden Erdogan adalah mereka yang umumnya pendukung Jokowi. Meski untuk golongan yang kedua ini banyak juga orang-orang yang anti-Jokowi, mengingat banyaknya kontroversi yang melingkupi Erdogan, terutama keterlibatannya dalam rencana zionis dalam menyerang Suriah dan bersekutu dengan teroris ISIS.

Hal yang menarik lainnya terkait dengan kudeta di Turki tersebut adalah munculnya pemikiran di masyarakat tentang hal yang sama, yaitu kudeta militer, di Indonesia. Beberapa pihak mencoba mengetahui pandangan masyarakat Indonesia tentang 'pilihan' kudeta militer terhadap pemerintahan Jokowi yang dianggap telah memimpin negara ini secara 'tidak baik'.

Monday, 18 July 2016

Inilah Pendorong Kudeta Turki

Indonesian Free Press -- Militer Turki, setidaknya hingga saat ini dan beberapa tahun ke depan, masih menjadi 'saingan' regim Tayyep Erdogan dan gerakan Islam modern AKP. Idiologinya yang sekuler sangat bertentangan dengan AKP yang menjadi simbol kebangkitan Khilafah Islam Turki, yang menginginkan Islam kembali menjadi dasar negara Turki.

Erdogan dan para pemimpin AKP memang berkali-kali mengatakan kesetiaan pada dasar negara sekularisme Turki, namun semua orang juga tahu, itu hanyalah 'lips service' belaka untuk tidak memberi alasan militer Turki memberontak.

Sampai sebelum percobaan kudeta militer akhir pekan lalu, posisi politik Turki masih pada 'keseimbangan' antara kekuatan sekuler di satu sisi dengan AKP-Islam modern di sisi lainnya. Juga antara AKP dengan para penganut Fethullah Gullen, yang pada awalnya adalah sekutu Erdogan dalam gerakan Islam modern Turki, dan kini menjadi asset Amerika dengan menetap di negara Paman Sam. Namun ketika kekuatan dari luar turut masuk bergerak ke dalam Turki, 'keseimbangan' itupun runtuh.

Saturday, 16 July 2016

Mengapa Kudeta Turki Gagal?

Indonesian Free Press -- Pada hari Jumat malam (15 Juli) Turki dilanda kudeta militer, yang oleh para pelakunya diklaim untuk menegakkan demokrasi dan tatanan sosial-politik.

Hal ini sebenarnya sudah diprediksi jauh-jauh hari, bahkan blog ini pun telah memperkirakannya, ketika Presiden Erdogan mulai memerintah dengan tangan besi, termasuk kepada militer. Sementara kegagalan politik Erdogan, terutama di Suriah dan langkahnya menindas warga Kurdi, telah membuat Turki terjerembab ke dalam krisis multi dimensi. Hal ini pasti memancing militer untuk melakukan kudeta.

Namun, meski pada awalnya kudeta berjalan sukses, dalam beberapa jam saja situasinya berbalik. Setelah Presiden Erdogan mengadakan wawancara langsung melalui media internet yang menyerukan pendukung-pendukungnya untuk melawan kudeta, ribuan pendukungnya berhasil menggagalkan kudeta.

Friday, 15 July 2016

Rusia Tunjukkan Kesiapan Hadapi Perang Nuklir

Indonesian Free Press -- Rusia menunjukkan kesiapan menghadapi perang nuklir dengan menggelar simulasi peluncuran rudal-rudal ballistik yang melibatkan ratusan sistem peluncur rudal ballistik dan drone.

Seperti laporan The Daily Mail, Jumat (15 Juli), setidaknya 400 kendaraan militer terlibat dalam latihan di wilayah berhutan-hutan di Altay. Di antara kendaraan itu adalah sistem peluncuran rudal independen yang mengangkut rudal-rudal ballistik strategis Topol dan Topol-M sebagaimana rudal Yars dan drone-drone. Latihan serupa juga digelar di sejumlah lain di Rusia.

"Ratusan kendaraan militer termasuk peluncur rudal ballistik antar-benua tengah melakukan simulasi di sejumlah wilayah Rusia," tulis Daily Mail.

Sementara The Russia Today melaporkan latihan-latihan itu difokuskan pada kesiapan Rusia menghadapi serangan sabotase terhadap senjata-senjata strategisnya, terutama rudal ballistik antar-benua yang menjadi kekuatan utama nuklir Rusia.

Yahudi Kripto Kuasai India

Indonesian Free Press -- Dari blog DR Henry Makow:

Sekitar seribu tahun lalu ketika Islam berkembang pesat di Timur Tengah, sebagian besar orang-orang yahudi tersingkir dan mengungsi ke India untuk mencari rumah baru.

Di India, pada abad 19, muncul gerakan Freemason yang dipimpin Swami Vivekananda dan Dayananda Saraswati, yang bersama beberapa anggota Freemasons yahudi lainnya membentuk satu 'sekte' Hindu, atau lebih tepatnya menyamar sebagai sekte Hindu, meski sama sekali bukan Hindu demi bisa diterima masyarakat, bernama "Arya Samaj."

Dipengaruhi lagi oleh Madam Blavatsky dengan gerakan Theosophical Society-nya (gerakan ini juga sangat berpengaruh di Indonesia saat itu), "Arya Samaj" mempercayai Tuhan yang satu, berbeda dengan kepercayaan banyak dewa dalam Hindu, metransformasikan hari raya Chanukkah ke dalam Diwali, festival obor dan cahaya yang terjadi pada hari yang sama.

Wednesday, 13 July 2016

Perang Aleppo Masih Jauh dari Akhir

Indonesian Free Press -- Penarikan sebagian kekuatan militer Rusia di Suriah karena 'tipuan' blok Amerika-Turki-Saudi dengan dalih menghormati gencatan senjata dan perundingan damai, harus dibayar mahal oleh blok Suriah-Rusia-Iran.

Pada saat Rusia mengurangi intensitas serangan, Amerika, Turki, Saudi, Qatar, Yordania hingga Inggris dan Perancis diam-diam menggelontorkan senjata-senjata canggih dan ribuan teroris untuk para pemberontak. Akibatnya, selain jatuhnya korban di pihak Rusia, pasukan Suriah, Iran, Hizbollah dan milisi-milisi Irak, Afghanistan dan Pakistan pendukung regim Suriah harus menanggung beban hebat di medan perang.

Seperti dilaporkan Robert Fisk di the Independent, Selasa (12 Juli), kerugian besar harus dialami oleh pasukan Garda Revolusi Iran dan sekutu-sekutunya dalam pertempuran di Aleppo.

Rusia Mengamuk, Bomber-Bomber Strategis Hancurkan ISIS

Indonesian Free Press -- Setidaknya enam pesawat pembom strategis Tupolev Tu-22M3 Rusia melancarkan serangan terhadap pangkalan utama dan depot-depot milik kelompok ISIS di Suriah. Serangan ini dipastikan menimbulkan kehancuran hebat di pihak teroris ISIS.

Mengutip pernyataan Kemenhan Rusia, Selasa (12 Juli), Veterans Today kemarin melaporkan bahwa pesawat-pesawat jarak jauh yang berpangkalan di Rusia selatan itu terbang melintasi Iran dan Irak untuk menembakkan bom-bom berkekuatan besar pada target-target di timur kota Palmyra dan As Sukhnah, serta Desa Arak.

Menurut laporan itu sebuah pangkalan besar dan tiga depot senjata ISIS, tiga tank, 4 kendaraan lapis baja dan 8 kendaraan taktis militer berhasil dihancurkan. Selain itu sejumlah besar personil ISIS juga tewas.

Serangan ini sepertinya sebagai balasan atas ditembak jatuhnya helikopter Rusia oleh kelompok ISIS di wilayah Palmyra yang menewaskan 2 orang pilot Rusia, beberapa hari berselang.

Monday, 11 July 2016

Kami Tidak Bisa Dibeli

Indonesian Free Press -- Hadiah lebaran yang menarik diperoleh blogger tahun ini, setelah angka kunjungan di blog ini berhasil menembus angka 4 juta. Ini bukan angka yang sedikit untuk sebuah blog yang dikelola secara sederhana seperti blog ini. Terlebih karena blog ini mampu bertahan eksis selama delapan tahun pada saat blog-blog yang lain berguguran satu demi satu.

Meski sempat nyaris terbengkalai karena kesibukan blogger selama lebih dari setahun, blog ini ternyata masih tetap eksis. Terbukti dengan angka kunjungan tersebut di atas. Bahkan, dalam keadaan blogger non-aktif antara tahun 2014-2016, kunjungan harian blog ini masih mencapai angka 20.000-an per-bulan dan kini alhamdulillah angkanya telah 'stabil' di angka 60.000-an sehingga secara pelan namun pasti angka kunjungan 4 juta pun terlampaui.

Angka kunjungan tersebut sebenarnya masih jauh dari kunjungan rata-rata tahun 2013-2014 yang mendekati 200.000 kunjungan per-bulan. Namun karena sempat de-aktif serta karena pemilihan blog ini untuk berpihak pada 'kebenaran' yang tidak disukai sekelompok orang, membuat blog ini harus kehilangan sebagian pengunjung setianya.

Sebagaimana diketahui, blog ini memilih untuk tidak berpihak pada regim Jokowi yang sejak awal telah blog ini ketahui menjadi agen kepentingan asing belaka. Akibatnya para jokower, yang sebelumnya adalah pengunjung setia, meninggalkan blog ini.

Dampaknya, selain berkurangnya angka kunjungan secara signifikan, blog ini juga nyaris kehilangan energi setelah sejumlah donatur, yang kebanyakan adalah pendukung Jokowi, menarik dukungan terhadap blog ini. Tidak hanya itu, sikap blogger untuk tidak mau menjadi 'kecebong' juga harus dibayar mahal. Sejak setahun yang lalu blogger harus kehilangan sumber penghasilan sebagai redaktur eksekutif sebuah situs berita yang ternyata dimiliki oleh seorang jokower 'die hard'.

Terkait dengan hal ini pada kesempatan ini blogger menyerukan dukungan para pengunjung setia atas keindependensian blog ini dengan mengintensifkan kembali pemberian donasi untuk blog ini karena setiap perjuangan bagaimana pun tetap membutuhkan 'energi'.

Blogger telah menulis di banyak media massa, baik nasional maupun lokal, cetak maupun elektronik, termasuk di antaranya Harian Kompas, Batam Pos, Waspada, Medan Bisnis, Itrah, Islam Times, Global Review dan lain-lainnya. Bila satu tulisan dihargai Rp150.000 seperti honor tulisan di sebuah media lokal di Medan, maka melalui blog ini setidaknya blog ini telah ber-'sedekah' ilmu senilai Rp277 juta.

Bila blogger menghimbau para pengunjung untuk menyumbang 10% saja dari jumlah itu, hal itu sudah sangat berarti nilainya bagi eksistensi blog ini.Terakhir, blogger mengucapkan 'Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin'. Semoga Allah Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat dan keberkahan kepada kita semua bangsa Indonesia dan mengazab para pemimpin yang korup dan zalim, dan menghancurkan zionis dan turunan-turunannya: liberalisme, komunisme dan wahabisme beserta pengikut-pengikutnya.(ca)

ISIS Tembak Jatuh Helikopter Rusia, 2 Pilot Tewas

Indonesian Free Press -- Sebuah helikopter tempur Rusia jatuh ditembak oleh kelompok teroris ISIS di wilayah Palmyra, menewaskan kedua pilotnya.

Seperti dilaporkan Daily Mail, Sabtu (9 Juli), helikopter jenis MI-25 ini tengah menggempur gerombolan ISIS yang menyerang Palmyra, ketika ditembak jatuh pada hari Jumat (8 Juli).

Hal ini dibenarkan oleh Kemenhan Rusia yang menyebutkan kedua pilot helikopter yang naas tersebut telah berhasil melaksanakan tugasnya memukul mundur ISIS dan tengah terbang menuju pangkalannya untuk mengisi kembali amunisi dan bahan bakarnya, ketika ditembak jatuh. Sedangkan video yang beredar di media elektronik memperlihatkan helikopter tertembak ketika tengah sibuk menembakkan roketnya. Setelah tertembak di bagian ekornya, helikopter bergerak tak terkendali ke atas sebelum jatuh dengan deras ke bumi.

Media Internasional Sebut Mudik Maut Tahun Ini sebagai 'Kemacetan Terburuk di Dunia'

Indonesian Free Press -- Media terkemuka Inggris The Daily Mail menyebut peristiwa mudik maut di jalan tol Brebes Timur baru-baru ini sebagai peristiwa 'kemacetan terburuk di dunia'.

"Inikah kemacetan terburuk di dunia? 15 orang tewas dalam waktu 3 hari setelah terjebak dalam di sebuah persimpangan di Indonesia... yang bernama BREXIT," demikian tulis The Daily Mail akhir pekan lalu.

"Terperangkap di dalam kendaraan dan bus-bus dalam temperatur suhu yang tinggi, penumpang dan pengemudi pun keluar dari kendaraan, sementera kematian mulai terjadi karena orang-orang segan meninggalkan kendaraannya di dalam kemacetan yang bergerak beberapa inchi saja dalam satu jam," tambah laporan tersebut.

Kementrian Kesehatan menyebut angka korban dalam peristiwa itu mencapai 15 orang dalam tiga hari.

Sunday, 10 July 2016

Netanyahu Resmi Disidik karena Dugaan Kejahatan

Indonesian Free Press -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi obyek penyidikan karena dugaan tindak kejahatan yang berkaitan dengannya. Demikian kata Kejaksaan Agung Israel seperti dilansir Press TV, Minggu (10 Juli).

Pengumuman tersebut berselang beberapa hari setelah media-media Israel berspekulasi tentang kemungkinan-kemungkinan tindak kejahatan yang dilakukan Netanyahu dan orang-orang dekatnya.

“Setelah adanya sejumlah informasi yang kami terima yang berkaitan dengan Perdana Menteri, yang telah diserahkan kepolisian dan departemen inteligen, Jaksa Agung memutuskan untuk memerintahkan dibukanya penyidikan atas hal ini," demikian pernyataana yang dirilis Jaksa Agung Avichai Mandelblit, Minggu (10 Juli).

Iran Minta Rusia Tembak Pesawat Jet Israel yang Serang Suriah

Indonesian Free Press -- Iran mendesak Rusia untuk menembak jatuh pesawat-pesawat tempur Israel yang melakukan serangan ke Suriah. Hal serupa berlaku terhadap pesawat-pesawat Turki.

Seperti laporan Veterans Today hari ini (10 Juli), sejumlah sumber yang dekat dengan Presiden Bashar al Assad menyesalkan lemahnya Rusia atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Israel di Suriah karena motif bisnis migas. Di antara sikap lunak Rusia itu adalah meninggalkan pertempuran Aleppo minggu lalu saat pasukan Suriah bertepur melawan pemberontak.

Dalam laporan itu juga disebutkan, Sabtu kemarin (9 Juli) dibombardir dengan roket-roket yang ditembakkan dari Turki. Bom tersebut adalah bom 'cluster' yang dilarang konvensi internasional.

Mengutip FARS News Agency, Veterans Today melaporkan bahwa Penasihat Tentara Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Brigjen Khosro Orouj mendesak Rusia untuk menggunakan senjata pertahanan udaranya di Suriah melawan semua musuh yang melanggar wilayah Suriah.

Saturday, 9 July 2016

IN MEMORIAM HUSNI KAMIL MANIK

Indonesian Free Press -- KPU MEMBUKA KOTAK SUARA TANPA PERINTAH PENGADILAN DALAM PROSES GUGATAN PASANGAN PRABOWO-HATTA KE MK

KPU MENGIJINKAN PIHAK ASING (IFES) MEMBIAYAI SISTEM TABULASI DATA DI KPU

KETUA KPU HUSNI KAMIL MANIK, DINILAI TIDAK MEMILIKI SENSE OF CRISIS KARENA DIA MALAH KETAWA CENGAR-CENGIR KETIKA PRABOWO MENYAMPAIKAN PIDATO PROTES TERHADAP KECURANGAN KPU YANG MEMBIARKAN PELANGGARAN-PELANGGARAN BERAT KUBU JOKOWI-JK DALAM PROSES PENCOBLOSAN DAN REKAP SUARA SEJAK DARI TINGKAT DESA SAMPAI TINGKAT NASIONAL.

KPU MENGGESAHKAN PEROLEHAN SUARA JOKOWI-JK DI BEBERAPA KABUPATEN DI PAPUA YANG TANPA MELALUI PROSES PENCOBLOSAN OLEH PEMILIK SUARA.

Diduga Kuat Saudi Pelaku Serangan Madinah

Indonesian Free Press -- Pemerintah kerajaan Saudi diduga kuat menjadi pelaku serangan di Madinah dan dua kota penting lainnya di Saudi Arabia awal pekan ini. Demikian analisa wartawan senior Palestina Abdel Bari Atwan.Seperti dilaporkan Press TV, Sabtu (9 Juli), dalam editorial media yang dipimpinnya, 'Rai al-Youm' Atwan menuduh Saudi merancang dan melakukan sendiri serangan di Madinah, Qatif dan Jeddah, hari Senin (3 Juli), Sabtu 9 Juli untuk mengesankan Saudi sebagai korban keganasan ISIS.

Hal ini sekaligus untuk membungkam pandangan publik dunia yang percaya bahwa Saudilah yang menjadi sponsor utama teroris ISIS. Dengan alasan ini, Saudi memiliki alasan untuk menjalankan agenda politiknya bersama sekutu utamanya, Amerika.

Sejumlah orang, terutama aparat keamanan, tewas akibat serangan bom di dekat markas keamanan Masjid Nabawi di Madinah, Senin (3 Juli). Serangan terjadi menyusul serangan lainnya di sebuah masjid Shiah di Qatif dan konsulat Amerika di Jeddah.

ISIS Diduga Gunakan Nuklir dalam Serangan di Baghdad

Indonesian Free Press -- ISIS diduga menggunakan bom nuklir taktis dalam serangan bom di distrik Karrada, Baghdad, yang menewaskan ratusan orang hari Minggu lalu (3 Juli). Demikian laporan Veterans Today, Kamis (7 Juli).

Mengutip media Iran FARS News Agency, seorang anggota parlemen Irak menyebutkan bahwa ISIS telah menggunakan 'bom non-konvensional', istilah lain untuk bom nuklir, dalam serangan maut itu.

“Komisi pertahanan dan keamanan parlemen Iraq telah mendapatkan informasi dari kalangan inteligen yang menunjukkan bahwa ISIS telah menggunakan bom tidak dikenal yang sama sekali berbeda dengan bom-bom yang dikenal selama ini,” tulis laporan itu mengutip pernyataan anggota parlemen Majed al-Qaravi, Kamis.

Ia menyebutkan bahwa aparat keamanan dan inteligen Irak tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengetahui jenis bom tersebut.

Friday, 8 July 2016

Cina Tidak Akan Mundur dalam Masalah Laut Cina

Indonesian Free Press -- Cina tidak mundur selangkahpun dalam urusan Laut Cina Selatan. Demikian media 'resmi' Cina menyebutkan baru-baru ini terkait perkembagan konflik di Laut Cina Selatan yang melibatkan Cina, Amerika dan sekutu-sekutu Amerik di kawasan.

'Pernyataan' tersebut disampaikan editorial Global Times hari ini (Jumat, 8 Juni) terkait dengan laporan-laporan tentang patroli-patroli angkatan laut Amerika di dekat pulau-pulau sengketa yang diklaim Cina.

“Jika Amerika dan Filipina bertindak impulsif dan melakukan provokasi yang terang-terangan, Cina tidak akan mundur selangkahpun," tulis media tersebut.

Lebih jauh Global Times menyebut bahwa Cina 'akan melawan balik' setiap provokasi.

Sunday, 3 July 2016

Buat Kecebong Bernama Denny Siregar

Indonesian Free Press --

DENNY SIREGAR
Dia bilang Singapura dukung Prabowo dalam Pilpres 2014.
LUHUT PANJAITAN, MANTAN DUBES SINGAPURA.
DUA ANAK JOKOWI SEKOLAH DI SINGAPURA.
SITUS KAWAL PEMILU YANG JOKOWER BERMARKAS DI SINGAPURA.
SEMBILAN NAGA CHINA MENDUKUNG JOKOWI DENGAN MENGUMPULKAN DUIT CHINA-CHINA MALING BLBI DI SINGAPURA.
Kata Denny Siregar, Jokowi berani melawan Singapura ......TAHUKAH DENNY, BAHWA IBU KANDUNG JOKOWI NY. YAP MEI HWA....SAAT INI TINGGAL DI SINGAPURA DAN MENDAPAT SUAKA POLITIK DARI PEMERINTAH SINGAPURA........
KASIHAN BETUL JOKOWER GOBLOK DIKENTUTI DENNY SIREGAR.....
BUZZZZZZZZZZZ.............
SEGER-SEGER....KATA JOKOWER !

(BAMBANG TRI)

Cepat atau Lambat Amerika dan Rusia Saling Tembak di Suriah

Indonesian Free Press -- Sebagaimana dilaporkan blog ini, pesawat-pesawat tempur Rusia dan Amerika nyaris terlibat tembak-menembak di Suriah, ketika pesawat-pesawat tempur Rusia membom pangkalan militer pemberontak dukungan Amerika di dekat perbatasan Yordania, minggu lalu.

The National Interest, tanggal 2 Juli ini melaporkan lebih detil tentang insiden ini.

"Tidak ada pasukan Amerika di wilayah itu, namun Amerika segera mengirimkan pesawat-pesawat tempur dan mengaktifkan saluran komunikasi darurat untuk menghindarkan insiden dengan pesawat-pesawat tempur Rusia, dan memberitahukan Rusia untuk menghentikan serangan."

"Pesawat-pesawat SU-34 Rusia awalnya meninggalkan wilayah itu, namun kembali lagi melakukan serangan ketika pesawat-pesawat F/A-18 Amerika mengisi bahan bakar. Serangan kedua ini menewaskan pemberontak yang tengah memberikan bantuan kepada korban serangan pertama, sejumlah pejabat mengatakan," demikian tulis National Interest mengutip laporan Los Angeles Times.

Pasukan Khusus Amerika dan Inggris Tertangkap di Suriah

Indonesian Free Press -- Sekitar 80 personil militer "New Syrian Army" yang dibentuk Amerika tewas dalam sebuah serangan yang dilakukan kelompok ISIS di Suriah. Beberapa personil pasukan khusus Amerika, Inggris dan 'penasihat militer' Yordania tertangkap dalam serangan itu. Demikian Veterans Today melaporkan, Jumat (1 Juni).

Dalam laporan itu disebutkan, musibah tersebut terjadi karena 'peran' Israel, Turki, Yordania dan Saudi Arabia, yang terlibat dalam perencanaan operasi, namun diduga telah membocorkan informasinya kepada kelompok ISIS.

"Sebuah operasi gabungan pasukan khusus Amerika dan Inggris di wilayah terpencil di Suriah Timur, di dekat mata air Sungai Euphrates di dekat perbatasan Irak, berakhir buruk dan tidak akan dibiarkan muncul ke publik. Sejumlah 'teknisi' Amerika dan Inggris tertangkap, bersama-sama dengan beberapa penasihat militer Yordania dan 20 anggota 'New Syrian Army' yang tersisa," tulis laporan itu.