Indonesian Free Press -- Setiap peperangan melahirkan pahlawan. Mereka adalah orang-orang yang diberi kelebihan oleh Tuhan berupa keberanian, kecerdasan, dan kepemimpinan yang luar biasa, dan muncul pada saat yang tepat untuk melakukan tindakan-tindakan yang menentukan jalannya peperangan.
Dalam sejarah awal Islam, pahlawan terbesarnya tentu adalah Ali bin Abi Thalib, yang dikenal keberaniannya sehingga tidak pernah lari dari medan peperangan dan memenangkan hampir semua peperangan. Dalam Perang Khaibar, ketika semua komandan pasukan Islam seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab, gagal menjalankan tugasnya menerobos benteng orang-orang yahudi, Ali mampu melaksanakannya. Sehingga akhirnya orang-orang yahudi itupun menyerah.
Dalam sejarah yahudi terdapat pahlawan Jalut dan Daud, yang berhasil menyatukan dan menginspirasi bangsa yahudi untuk merebut negeri yang dijanjikan Tuhan, Palestina.
Dalam Perang Dunia II Amerika dan sekutu berhutang besar pada Jendral Patton yang selalu membawa kemenangan dalam semua operasi militer besar sekutu, dari Afrika Utara, Eropa selatan hingga ke jantung pertahanan Nazi Jerman.
Dalam Perang Sipil Amerika, Thomas Jonathan 'Stonewall' Jackson menjadi pahlawan bagi pasukan Confederate. Julukan 'Stonewall' muncul karena keberaniannya dalam peperangan yang membuatnya tetap bertahan dan tidak mundur dalam kondisi terburuk sekalipun sehingga moril pasukannya bangkit kembali dan meraih kemenangan. Ketika akhirnya ia meninggal karena ditembak pasukannya sendiri tanpa sengaja, pasukan Confederate pun tumbang.
Monday, 29 February 2016
Sunday, 28 February 2016
LGBT dan Mental Bobrok yang Melingkupi Kantor Berita Ternama BBC
Indonesian Free Press -- Jujur saja, BBC masih menyimpan kenangan sangat indah untuk saya (blogger IFP). Setiap malam, saat saya masih kecil, saya selalu mendengar jingle lagu program siaran 'BBC Indonesia' yang diputar ayah saya, dengan susunan nada yang sangat khas.
Namun, kasus pedhofili penyiar senior BBC Jimmy Savile, membuat kecintaan saya pada BBC jatuh ke titik nol.
"Budaya kerja BBC memungkinkan seorang 'bintang' melakukan kejahatan seksual yang diabaikan para pimpinan," demikian sebuah laporan tentang kasus pedhopilia Jimmy Savile yang dirilis hari Kamis (25 Februari), menyebutkan.
Untuk lebih jelasnya, inilah paparan singkat tentang kasus ini. Pada tahun 2012 polisi Inggris mengatakan bahwa Jimmy Savile, yang baru meninggal beberapa bulan sebelumnya dalam usia 84 tahun, telah melakukan ratusan kejahatan seksual terhadap anak-anak selama rentang waktu hampir 60 tahun.
Jimmy Savile adalah 'legenda' dunia hiburan Inggris, yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan menjadi 'host' ajang pencarian bakat di televisi BBC.
Namun, kasus pedhofili penyiar senior BBC Jimmy Savile, membuat kecintaan saya pada BBC jatuh ke titik nol.
"Budaya kerja BBC memungkinkan seorang 'bintang' melakukan kejahatan seksual yang diabaikan para pimpinan," demikian sebuah laporan tentang kasus pedhopilia Jimmy Savile yang dirilis hari Kamis (25 Februari), menyebutkan.
Untuk lebih jelasnya, inilah paparan singkat tentang kasus ini. Pada tahun 2012 polisi Inggris mengatakan bahwa Jimmy Savile, yang baru meninggal beberapa bulan sebelumnya dalam usia 84 tahun, telah melakukan ratusan kejahatan seksual terhadap anak-anak selama rentang waktu hampir 60 tahun.
Jimmy Savile adalah 'legenda' dunia hiburan Inggris, yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan menjadi 'host' ajang pencarian bakat di televisi BBC.
Friday, 26 February 2016
Ancam Turki, Rusia Kerahkan Kekuatan Militer ke Armenia
Indonesian Free Press -- Rusia telah mempertimbangkan masak-masak setiap kemungkinan dari keterlibatannya dalam konflik di Suriah, yang dimulai bulan September tahun lalu. Dan salah satu dari pertimbangan itu adalah kemungkinan konflik bersenjata dengan Turki, negara pendukung utama para pemberontak Suriah yang diperangi Rusia.
Apalagi permusuhan antara Turki dengan Rusia bukanlah hal baru. Kedua bangsa ini telah berulangkali terlibat konflik di masa lalu. Bahkan, Rusia pernah terlibat perang besar melawan Turki dalam Perang Krim dan Perang Dunia Pertama. Kemudian, selama era Perang Dingin, Rusia dan Turki berada di pihak yang saling bermusuhan.
Maka, pada bulan Desember tahun lalu, menjelang Hari Natal dan tiga bulan setelah operasi militer Rusia di Suriah, diam-diam para pejabat Rusia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Armenia, negara yang juga terlibat permusuhan historis dengan Turki. Dalam perjanjian itu Armenia mengijinkan Rusia menempatkan kekuatan militer besar-besaran di Armenia yang memiliki perbatasan dengan Turki sepanjang 165 km.
Maka, selama keterlibatan Rusia di Suriah, dengan diam-diam Rusia mengerahkan kekuatan militernya ke Armenia. Senjata-senjata tercanggih Rusia pun berdatangan ke pangkalan militer Rusia di Armenia, termasuk pesawat tempur tanpa awak Navodchik-2 dan Takhion, helikopter serbu Mi-24, pesawat tempur Mig-29 hingga rudal ballistik Iskander-M.
Apalagi permusuhan antara Turki dengan Rusia bukanlah hal baru. Kedua bangsa ini telah berulangkali terlibat konflik di masa lalu. Bahkan, Rusia pernah terlibat perang besar melawan Turki dalam Perang Krim dan Perang Dunia Pertama. Kemudian, selama era Perang Dingin, Rusia dan Turki berada di pihak yang saling bermusuhan.
Maka, pada bulan Desember tahun lalu, menjelang Hari Natal dan tiga bulan setelah operasi militer Rusia di Suriah, diam-diam para pejabat Rusia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Armenia, negara yang juga terlibat permusuhan historis dengan Turki. Dalam perjanjian itu Armenia mengijinkan Rusia menempatkan kekuatan militer besar-besaran di Armenia yang memiliki perbatasan dengan Turki sepanjang 165 km.
Maka, selama keterlibatan Rusia di Suriah, dengan diam-diam Rusia mengerahkan kekuatan militernya ke Armenia. Senjata-senjata tercanggih Rusia pun berdatangan ke pangkalan militer Rusia di Armenia, termasuk pesawat tempur tanpa awak Navodchik-2 dan Takhion, helikopter serbu Mi-24, pesawat tempur Mig-29 hingga rudal ballistik Iskander-M.
Thursday, 25 February 2016
Sejenak Bersama Pasukan Iran di Aleppo
Indonesian Free Press -- Iran sangat tertutup tentang kehadiran mereka dalam konflik di Suriah, demi menghindari sentimen sektarian Sunni-Shiah yang akan menambah besar konflik. Maka, jika Iran memamerkan kehadiran pasukannya di Suriah, tentu ada maksudnya.
Demikian juga, ketika mereka membiarkan wartawan senior Inggris, Robert Fisk, melaporkan keberadaan mereka di medan perang Aleppo, dalam laporannya di The Independent tanggal 24 Februari lalu. Setidaknya Iran kini memahami bahwa sembunyi-sembunyi kini tidak ada lagi artinya, setelah Turki dan Saudi secara terang-terangan memberikan dukungan pada para teroris. Hal ini justru memberikan nilai positif bagi Iran, karena berarti mereka tengah memerangi terorisme.
"Kami tahu saat mereka mendekati kami di garis depan pertempuran di luar Aleppo. Tentara Pengawal Revolusi Iran, tidak lagi sekedar penasihat militer melainkan pasukan yang bertempur bersama pasukan Suriah, muncul dengan seragam loreng abu-abunya, lancar berbicara Arab dengan kami meski tidak sempurna, dan saling berbicara dengan bahasa Parsi antara mereka," tulis Fisk dalam laporannya.
Demikian juga, ketika mereka membiarkan wartawan senior Inggris, Robert Fisk, melaporkan keberadaan mereka di medan perang Aleppo, dalam laporannya di The Independent tanggal 24 Februari lalu. Setidaknya Iran kini memahami bahwa sembunyi-sembunyi kini tidak ada lagi artinya, setelah Turki dan Saudi secara terang-terangan memberikan dukungan pada para teroris. Hal ini justru memberikan nilai positif bagi Iran, karena berarti mereka tengah memerangi terorisme.
"Kami tahu saat mereka mendekati kami di garis depan pertempuran di luar Aleppo. Tentara Pengawal Revolusi Iran, tidak lagi sekedar penasihat militer melainkan pasukan yang bertempur bersama pasukan Suriah, muncul dengan seragam loreng abu-abunya, lancar berbicara Arab dengan kami meski tidak sempurna, dan saling berbicara dengan bahasa Parsi antara mereka," tulis Fisk dalam laporannya.
Wednesday, 24 February 2016
Joey Alexander, Johny Deep dan LGBT
Indonesian Free Press -- Beberapa hari terakhir ini Indonesia dihebohkan berita tentang Saiful Djamil dan Joey Alexander.
Sebenarnya keduanya melakukan hal yang bertolak belakang. Jika Saiful Djamil melakukan perbuatan amoral yang membuat malu keluarga dan teman-temannya, Joey justru melakukan sesuatu yang membanggakan bangsa dan negara, yaitu tampil di acara penganugerahan Grammy Award 2016 sebagai nominator dua kategori sekaligus: Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album
Meski bukan penggemar musik jazz yang fanatik dan awalnya saya meragukan prestasi Joey sebagai 'karbitan penguasa kegelapan', setelah mencari informasi dan mendengarkan permainan musiknya, akhirnya harus saya akui bahwa prestasi Joey memang sangat luar biasa sehingga ia berhak mendapat gelar 'bocah ajaib' (prodigy).
Apa yang bisa dikatakan tentang seorang bocah kecil yang bermain musik jazz sepanggung dengan 'dewa' jazz Wynton Marsalis di acara Lincoln Center's Gala? Bahkan legenda Jazz Indonesia, almarhum Bill Saragih, satu-satunya orang Indonesia yang (setidaknya sampai tahun 2000 seperti pengakuan Bill Saragih sendiri kepada blogger) fotonya muncul di halaman pertama media paling laris Amerika USA Today, tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu.
Namun ada yang mengganggu saya, ketika saya melihat foto Joey Alexander bersama aktor Hollywood terkenal Johny Deep. Saya jadi ingat dengan kasus West Memphis Three tahun 1993. Ini adalah kasus pembunuhan tiga anak-anak oleh tiga remaja pemuja setan. Tiga orang terdakwa terbukti melakukan pembunuhan keji tersebut dan dijatuhi hukuman antara hukuman mati dan hukuman penjara seumur hidup. Namun, dengan tekanan media massa dan kampanye sosial oleh para pemuja setan, para pembunuh keji itu dibebaskan dari hukuman. Salah seorang yang aktif melakukan tekanan publik bagi pembebasan tersebut, adalah Johny Deep. (Untuk lebih lengkapnya silakan klik di sini)
Sebenarnya keduanya melakukan hal yang bertolak belakang. Jika Saiful Djamil melakukan perbuatan amoral yang membuat malu keluarga dan teman-temannya, Joey justru melakukan sesuatu yang membanggakan bangsa dan negara, yaitu tampil di acara penganugerahan Grammy Award 2016 sebagai nominator dua kategori sekaligus: Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album
Meski bukan penggemar musik jazz yang fanatik dan awalnya saya meragukan prestasi Joey sebagai 'karbitan penguasa kegelapan', setelah mencari informasi dan mendengarkan permainan musiknya, akhirnya harus saya akui bahwa prestasi Joey memang sangat luar biasa sehingga ia berhak mendapat gelar 'bocah ajaib' (prodigy).
Apa yang bisa dikatakan tentang seorang bocah kecil yang bermain musik jazz sepanggung dengan 'dewa' jazz Wynton Marsalis di acara Lincoln Center's Gala? Bahkan legenda Jazz Indonesia, almarhum Bill Saragih, satu-satunya orang Indonesia yang (setidaknya sampai tahun 2000 seperti pengakuan Bill Saragih sendiri kepada blogger) fotonya muncul di halaman pertama media paling laris Amerika USA Today, tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu.
Namun ada yang mengganggu saya, ketika saya melihat foto Joey Alexander bersama aktor Hollywood terkenal Johny Deep. Saya jadi ingat dengan kasus West Memphis Three tahun 1993. Ini adalah kasus pembunuhan tiga anak-anak oleh tiga remaja pemuja setan. Tiga orang terdakwa terbukti melakukan pembunuhan keji tersebut dan dijatuhi hukuman antara hukuman mati dan hukuman penjara seumur hidup. Namun, dengan tekanan media massa dan kampanye sosial oleh para pemuja setan, para pembunuh keji itu dibebaskan dari hukuman. Salah seorang yang aktif melakukan tekanan publik bagi pembebasan tersebut, adalah Johny Deep. (Untuk lebih lengkapnya silakan klik di sini)
Rusia Ancam Nuklir, Amerika Angkat Tangan, dan Gencatan Senjata pun Disepakati
Indonesian Free Press -- Perkembangan serius terjadi dalam konflik Suriah minggu ini setelah Amerika dan Rusia, hari Senin lalu (22 Februari) sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata mulai 27 Februari 2016 mendatang.
Ini adalah untuk pertama kalinya terjadi, kedua negara terkuat di dunia yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam konflik, menyepakati gencatan senjata. Dan ini bisa menjadi awal yang sangat baik bagi berakhirnya konflik yang telah menelan ratusan ribu nyawa dan mengusir jutaan warga Suriah dari tempat tinggalnya.
Padahal, hanya beberapa hari berselang Turki dan Saudi melakukan persiapan serius untuk menyerang Suriah. Ribuan pasukan Turki telah berada di perbatasan Suriah dan ribuan pasukan Saudi dan koalisi yang dipimpinnya berada di Saudi Utara menggelar latihan perang 'Badai Utara', yang ditafsirkan para pengamat sebagai kesiapan Saudi menyerang Suriah. Di sisi lain, Saudi juga telah mengirim pesawat-pesawat tempurnya ke Turki untuk persiapan melakukan operasi udara di Suriah.
Tidak hanya itu, Turki bahkan telah melakukan 'pemanasan' dengan melancarkan serangan artileri ke Suriah, sembari terus-menerus mengeluarkan ancamannya untuk menyerang Suriah.
Ini adalah untuk pertama kalinya terjadi, kedua negara terkuat di dunia yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam konflik, menyepakati gencatan senjata. Dan ini bisa menjadi awal yang sangat baik bagi berakhirnya konflik yang telah menelan ratusan ribu nyawa dan mengusir jutaan warga Suriah dari tempat tinggalnya.
Padahal, hanya beberapa hari berselang Turki dan Saudi melakukan persiapan serius untuk menyerang Suriah. Ribuan pasukan Turki telah berada di perbatasan Suriah dan ribuan pasukan Saudi dan koalisi yang dipimpinnya berada di Saudi Utara menggelar latihan perang 'Badai Utara', yang ditafsirkan para pengamat sebagai kesiapan Saudi menyerang Suriah. Di sisi lain, Saudi juga telah mengirim pesawat-pesawat tempurnya ke Turki untuk persiapan melakukan operasi udara di Suriah.
Tidak hanya itu, Turki bahkan telah melakukan 'pemanasan' dengan melancarkan serangan artileri ke Suriah, sembari terus-menerus mengeluarkan ancamannya untuk menyerang Suriah.
Sunday, 21 February 2016
Libya dan Suriah Subsidi Mahasiswa, Amerika Tangkapi Mahasiswa
Indonesian Free Press -- Pemerintahan Libya di bawah kepemimpinan Moammar Khadafi sangat memanjakan rakyatnya dengan menyediakan banyak tunjangan dan subsidi, termasuk jaminan pendidikan secara penuh dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Sejak seorang warga negara diterima sebagai mahasiswa ia berhak mendapatkan berbagai tunjangan dan fasilitas. Jangankan asrama dan uang kuliah, mereka bahkan mendapatkan 'uang jajan' hingga lulus kuliah. Kemudian, hingga ia mendapatkan pekerjaan, ia terus mendapatkan tunjangan bulanan.
Hal yang hampir sama dialami para mahasiswa Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al Assad, meski dengan kuantitas yang lebih kecil, karena pendapatan minyak Suriah tidak sebesar Libya. Seperti Libya, seluruh warga negara Suriah juga mendapat tunjangan pendidikan secara penuh dari pendidikan dasar hingga paska sarjana.
Namun hal yang bertolak belakang justru terjadi di Amerika, negara yang diklaim sebagai negara paling maju di dunia. Di sini, para sarjana yang belum melunasi dana 'bantuan pendidikan' selama menjadi mahasiswa, atau disebut student loan, harus bersiap-siap untuk dikejar-kejar polisi bersenjata.
Sejak seorang warga negara diterima sebagai mahasiswa ia berhak mendapatkan berbagai tunjangan dan fasilitas. Jangankan asrama dan uang kuliah, mereka bahkan mendapatkan 'uang jajan' hingga lulus kuliah. Kemudian, hingga ia mendapatkan pekerjaan, ia terus mendapatkan tunjangan bulanan.
Hal yang hampir sama dialami para mahasiswa Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al Assad, meski dengan kuantitas yang lebih kecil, karena pendapatan minyak Suriah tidak sebesar Libya. Seperti Libya, seluruh warga negara Suriah juga mendapat tunjangan pendidikan secara penuh dari pendidikan dasar hingga paska sarjana.
Namun hal yang bertolak belakang justru terjadi di Amerika, negara yang diklaim sebagai negara paling maju di dunia. Di sini, para sarjana yang belum melunasi dana 'bantuan pendidikan' selama menjadi mahasiswa, atau disebut student loan, harus bersiap-siap untuk dikejar-kejar polisi bersenjata.
Pemimpin Kudeta Gagal Iran Meninggal di Inggris
Indonesian Free Press -- Kolonel Mohammad Baqer Bani-Ameri, pemimpin kudeta gagal yang dikenal dengan nama Kudeta Nojeh di Iran tahun 1980, meninggal dunia di London, Inggris. Kantor berita Iran Press TV melaporkan hari ini (21 Februari).
Dalam laporan itu tidak ada keterangan lebih rinci tentang kematian tersebut. Juga tidak ada pemberitaan di media-media mapan dunia, meski Bani-Ameri adalah figur kunci dalam peristiwa kudeta tersebut.
Kudeta Nojeh adalah salah satu upaya makar yang dilakukan musuh-musuh Iran di dalam maupun luar negeri, paska Revolusi Iran tahun 1979.
Ameri memulai rencana kudetanya setelah bertemu perdana menteri tersingkir, Shapour Bakhtiar, di Paris. Bani-Ameri, yang merupakan pensiunan seorang Kolonel dalam angkatan perang Iran, telah mundur dari kemiliteran sebelum Revolusi Iran tahun 1979. Setelah pertemuan tersebut, Amerika diangkat sebagai pemimpin rencana kudeta yang diberi kode 'Operasi Neqab'.
Meski ada 2 orang perwira tinggi dalam operasi itu, Ameri diangkat sebagai pemimpin karena menjadi inisiator rencana kudeta tersebut dan telah menjalin kerjasama dengan sejumlah besar personil militer untuk menjalankan aksinya.
Dalam laporan itu tidak ada keterangan lebih rinci tentang kematian tersebut. Juga tidak ada pemberitaan di media-media mapan dunia, meski Bani-Ameri adalah figur kunci dalam peristiwa kudeta tersebut.
Kudeta Nojeh adalah salah satu upaya makar yang dilakukan musuh-musuh Iran di dalam maupun luar negeri, paska Revolusi Iran tahun 1979.
Ameri memulai rencana kudetanya setelah bertemu perdana menteri tersingkir, Shapour Bakhtiar, di Paris. Bani-Ameri, yang merupakan pensiunan seorang Kolonel dalam angkatan perang Iran, telah mundur dari kemiliteran sebelum Revolusi Iran tahun 1979. Setelah pertemuan tersebut, Amerika diangkat sebagai pemimpin rencana kudeta yang diberi kode 'Operasi Neqab'.
Meski ada 2 orang perwira tinggi dalam operasi itu, Ameri diangkat sebagai pemimpin karena menjadi inisiator rencana kudeta tersebut dan telah menjalin kerjasama dengan sejumlah besar personil militer untuk menjalankan aksinya.
Saturday, 20 February 2016
Rusia-Turki Memanas, Rusia Kirim Pesawat Tempur ke Armenia
Indonesian Free Press -- Konflik terbuka antara Rusia dan Turki semakin mendekati kenyataan setelah Rusia gagal menghentikan Turki melakukan pemboman terhadap wilayah Suriah dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. Rusia mengerahkan pesawat-pesawat tempur ke dekat perbatasan Turki, sementara Turki mengumumkan langkah-langkah keamanan baru.
Rusia, hari Sabtu kemarin (20 Februari) mengumumkan pengiriman pesawat-pesawat tempur dan helikopter pengangkut ke pangkalan Rusia di Armenia, dekat perbatasan Turki. Langkah ini dilakukan setelah terjadi eskalasi ketegangan di Suriah paska gagalnya DK PBB menyetujui draft resolusi tentang keamanan Suriah yang diusulkan Rusia.
Di antara pesawat-pesawat tersebut adalah pesawat tempur Mikoyan MiG-29 dan pembom modern MiG-29S, serta helikopter Mil Mi-8MT.
Terletak di Erebuni di luar ibukota Armenia, Yerevan, pangkalan militer Rusia itu memiliki sembilan pesawat MiG-29 yang mampu membawa bom-bom seberat 4.000 kilogram. Dengan tangki bahan bakar tambahan yang lebih besar pesawat-pesawat ini mampu menjangkau wilayah-wilayah yang jauh.
Yerevan sendiri terletak hanya 40 kilometer dari perbatasan Turki. Sementara Armenia memiliki sejarah hubungan yang buruk dengan Turki, setelah pada masa pra Perang Dunia I regim zionis Turki yang dipimpin Kemal Attaturk membantai ribuan warga Kristen Armenia.
Rusia, hari Sabtu kemarin (20 Februari) mengumumkan pengiriman pesawat-pesawat tempur dan helikopter pengangkut ke pangkalan Rusia di Armenia, dekat perbatasan Turki. Langkah ini dilakukan setelah terjadi eskalasi ketegangan di Suriah paska gagalnya DK PBB menyetujui draft resolusi tentang keamanan Suriah yang diusulkan Rusia.
Di antara pesawat-pesawat tersebut adalah pesawat tempur Mikoyan MiG-29 dan pembom modern MiG-29S, serta helikopter Mil Mi-8MT.
Terletak di Erebuni di luar ibukota Armenia, Yerevan, pangkalan militer Rusia itu memiliki sembilan pesawat MiG-29 yang mampu membawa bom-bom seberat 4.000 kilogram. Dengan tangki bahan bakar tambahan yang lebih besar pesawat-pesawat ini mampu menjangkau wilayah-wilayah yang jauh.
Yerevan sendiri terletak hanya 40 kilometer dari perbatasan Turki. Sementara Armenia memiliki sejarah hubungan yang buruk dengan Turki, setelah pada masa pra Perang Dunia I regim zionis Turki yang dipimpin Kemal Attaturk membantai ribuan warga Kristen Armenia.
Friday, 19 February 2016
Irak Kirim Ribuan Pasukan ke Perbatasan Saudi
Indonesian Free Press -- pemerintah Irak mengirim 'pasukan besar' ke perbatasan Saudi Arabia untuk mengawasi latihan perang yang digelar koalisi pimpinan Saudi Arabia. Demikian, anggota komisi pertahanan parlemen Irak, Adnan al-Asadi, mengatakan kepada kantor berita Irak INA, seperti dilaporkan Sputnik News, Kamis (18 Februari).
Hal ini mencerminkan 'sikap' rakyat Irak yang anti-Saudi/Amerika, meski pemerintah Irak secara resmi tidak membuat pernyataan apapun perihal latihan perang itu. Irak merupakan anggota koalisi anti-terorisme ISIS yang digalang Rusia bersama Iran, Suriah dan Hizbollah. Koalisi ini dikabarkan telah membangun pusat komando bersama di Baghdad, Irak.
Pada hari Selasa (16 Februari) Saudi bersama-sama sejumlah negara Arab seperti Mesir, Sudan, Yordania dan negara-negara Teluk, memulai latihan perang besar-besaran di barat-laut Saudi Arabia, dekat dengan perbatasan Irak. Latihan perang ini berlangsung selama 18 hari dengan melibatkan lebih dari 150.000 pasukan.
Diklaim sebagai latihan perang terbesar yang diadakan di kawasan Timur Tengah, para pengamat menyebut latihan perang ini ditujukan untuk menunjukkan kesiapan Saudi Arabia dan koalisinya menghadapi konflik militer di kawasan. Minggu sebelumnya Saudi Arabia menyatakan kesiapan untuk mengirim pasukan ke Suriah bersama koalisi internasional.
Hal ini mencerminkan 'sikap' rakyat Irak yang anti-Saudi/Amerika, meski pemerintah Irak secara resmi tidak membuat pernyataan apapun perihal latihan perang itu. Irak merupakan anggota koalisi anti-terorisme ISIS yang digalang Rusia bersama Iran, Suriah dan Hizbollah. Koalisi ini dikabarkan telah membangun pusat komando bersama di Baghdad, Irak.
Pada hari Selasa (16 Februari) Saudi bersama-sama sejumlah negara Arab seperti Mesir, Sudan, Yordania dan negara-negara Teluk, memulai latihan perang besar-besaran di barat-laut Saudi Arabia, dekat dengan perbatasan Irak. Latihan perang ini berlangsung selama 18 hari dengan melibatkan lebih dari 150.000 pasukan.
Diklaim sebagai latihan perang terbesar yang diadakan di kawasan Timur Tengah, para pengamat menyebut latihan perang ini ditujukan untuk menunjukkan kesiapan Saudi Arabia dan koalisinya menghadapi konflik militer di kawasan. Minggu sebelumnya Saudi Arabia menyatakan kesiapan untuk mengirim pasukan ke Suriah bersama koalisi internasional.
Rusia-Iran Tolak Pembentukan Wilayah Larangan Terbang di Suriah
Indonesian Free Press -- Sudah diduga, blok Rusia-Iran-Suriah bakal menolak setiap rencana pembentukan 'zona pengaman' atau 'zona larangan terbang' di Suriah oleh Amerika dan sekutu-sekutunya, meski hal itu dalam kerangka PBB. Karena hal itu hanya akan menjadi landasan campur tangan Amerika untuk menghancurkan Suriah, sebagamana telah terjadi di Irak, Afghanistan dan Libya.
"Apa yang bisa dikatakan tentang zona larangan terbang ketika pesawat-pesawat terbang koalisi yang dipimpin Amerika terbang di sana, ketika pesawat-pesawat terbang Rusia terus melancarkan operasi bersama pemerintah Suriah," kata Deputi Menlu Rusia, Mikhail Bogdanov, kepada wartawan, Kamis (18 Februari).
Pernyataan itu menanggapi proposal Kanselir Jerman Angela Merkel tentang pembentukan zona larangan terbang di Suriah Utara sebagai solusi penyelesaian krisis Suriah.
Bogdanov mengatakan, selain tidak mungkin dilakukan, zona larangan terbang juga akan 'mencampuri urusan dalam negeri Suriah dan melanggar kedaulatan Suriah'. Selain bertentangan dengan hukum internasional, hal itu juga hanya akan menguntungkan para pemberontak teroris, katanya.
Lebih jauh Rusia mendesak Saudi Arabia untuk memberikan penjelasan tentang rencananya menggelar pasukan ke Suriah, menyebut hal itu hanya bisa dilakukan dengan koordinasi dengan Suriah dan PBB.
"Apa yang bisa dikatakan tentang zona larangan terbang ketika pesawat-pesawat terbang koalisi yang dipimpin Amerika terbang di sana, ketika pesawat-pesawat terbang Rusia terus melancarkan operasi bersama pemerintah Suriah," kata Deputi Menlu Rusia, Mikhail Bogdanov, kepada wartawan, Kamis (18 Februari).
Pernyataan itu menanggapi proposal Kanselir Jerman Angela Merkel tentang pembentukan zona larangan terbang di Suriah Utara sebagai solusi penyelesaian krisis Suriah.
Bogdanov mengatakan, selain tidak mungkin dilakukan, zona larangan terbang juga akan 'mencampuri urusan dalam negeri Suriah dan melanggar kedaulatan Suriah'. Selain bertentangan dengan hukum internasional, hal itu juga hanya akan menguntungkan para pemberontak teroris, katanya.
Lebih jauh Rusia mendesak Saudi Arabia untuk memberikan penjelasan tentang rencananya menggelar pasukan ke Suriah, menyebut hal itu hanya bisa dilakukan dengan koordinasi dengan Suriah dan PBB.
Wednesday, 17 February 2016
Menhan Iran Bertemu Presiden Rusia, S-300 Dikirim ke Iran
Indonesian Free Press -- Menteri Pertahanan Iran Brigjen Hossein Dehqan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Selasa (16 Februari). Pertemuan berlangsung di tengah perkembangan konflik Suriah yang semakin serius dengan rencana intervensi Saudi Arabia dan Turki ke Suriah.
Seperti dilaporkan kantor berita Iran Press TV, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral di segala bidang, khususnya di bidang keamanan dalam memerangi terorisme.
Dehqan menyebut pertemuan tersebut sebagai 'sangat baik dan konstruktif' dan hubungan kedua negara sebagai 'hubungan yang strategis dan jangka panjang."
"Kerjasama seperti ini bisa menjadi model bagi kerjasama regional," kata Dehqan.
Sementara itu Putin menyatakan kepuasannya atas pertemuan tersebut serta kerjasama pertahanan dan keamanan kedua negara selama ini. Putin juga menekankan pada kerjasama strategis kedua negara yang telah memegang peran penting dalam menjaga keamanan kawasan.
Selain dengan Putin, Dehqan juga bertemua dengan sejumlah pejabat penting Rusia seperti Menhan Sergei Shoigu serta Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin.
Seperti dilaporkan kantor berita Iran Press TV, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral di segala bidang, khususnya di bidang keamanan dalam memerangi terorisme.
Dehqan menyebut pertemuan tersebut sebagai 'sangat baik dan konstruktif' dan hubungan kedua negara sebagai 'hubungan yang strategis dan jangka panjang."
"Kerjasama seperti ini bisa menjadi model bagi kerjasama regional," kata Dehqan.
Sementara itu Putin menyatakan kepuasannya atas pertemuan tersebut serta kerjasama pertahanan dan keamanan kedua negara selama ini. Putin juga menekankan pada kerjasama strategis kedua negara yang telah memegang peran penting dalam menjaga keamanan kawasan.
Selain dengan Putin, Dehqan juga bertemua dengan sejumlah pejabat penting Rusia seperti Menhan Sergei Shoigu serta Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin.
Tuesday, 16 February 2016
BAGAIMANA JIKA KOALISI TURKI-SAUDI BENAR-BENAR MENYERANG SURIAH?
Indonesian Free Press -- Media-media massa dunia akhir-akhir ini disibukkan dengan berbagai berita dan analisis tentang kemungkinan serangan militer gabungan koalisi yang digalang Saudi Arabia dan Turki, ke Suriah. Hal ini tentu saja setelah para pemimpin kedua negara itu secara terbuka mengungkapkan niatnya untuk menyerang Suriah.
'Prospek' dari skenario tersebut tampak semakin serius setelah Saudi Arabia diketahui telah mengirim pesawat-pesawat tempurnya ke Turki dan Turki pun telah melakukan 'pemanasan' dengan melakukan serangan artileri terhadap posisi-posisi pasukan Suriah dan gerilyawan Kurdi anti-Turki di dekat perbatasan.
Meski dengan alasan 'memerangi para teroris' di Suriah, seluruh pengamat politik sepakat bahwa tujuan sebenarnya dari rencana itu adalah melindungi para pemberontak Suriah yang terancam hancur lebur oleh offensif pasukan Suriah yang didukung Rusia dan Iran.
Lalu, bagaimana jika Turki dan Saudi benar-benar mewujudkan rencananya tersebut? Blog ini mencoba melakukan analisis sederhana atas skenario tersebut sebagai berikut.
Ada dua kemungkinan serangan koalisi Saudi-Turki ke Suriah, yaitu terbatas dan serangan total. Serangan terbatas ditujukan untuk menghentikan 'trend' kehancuran pemberontak Suriah dan memberikan keuntungan bagi blok Amerika-Turki-Saudi sebelum diadakan perundingan damai bagi konflik Suriah. Adapun serangan total ditujukan untuk mewujudkan sepenuhnya rencana blok Amerika-Turki-Saudi bagi pergantian regim Suriah dengan regim baru yang sesuai aspirasi mereka.
'Prospek' dari skenario tersebut tampak semakin serius setelah Saudi Arabia diketahui telah mengirim pesawat-pesawat tempurnya ke Turki dan Turki pun telah melakukan 'pemanasan' dengan melakukan serangan artileri terhadap posisi-posisi pasukan Suriah dan gerilyawan Kurdi anti-Turki di dekat perbatasan.
Meski dengan alasan 'memerangi para teroris' di Suriah, seluruh pengamat politik sepakat bahwa tujuan sebenarnya dari rencana itu adalah melindungi para pemberontak Suriah yang terancam hancur lebur oleh offensif pasukan Suriah yang didukung Rusia dan Iran.
Lalu, bagaimana jika Turki dan Saudi benar-benar mewujudkan rencananya tersebut? Blog ini mencoba melakukan analisis sederhana atas skenario tersebut sebagai berikut.
Ada dua kemungkinan serangan koalisi Saudi-Turki ke Suriah, yaitu terbatas dan serangan total. Serangan terbatas ditujukan untuk menghentikan 'trend' kehancuran pemberontak Suriah dan memberikan keuntungan bagi blok Amerika-Turki-Saudi sebelum diadakan perundingan damai bagi konflik Suriah. Adapun serangan total ditujukan untuk mewujudkan sepenuhnya rencana blok Amerika-Turki-Saudi bagi pergantian regim Suriah dengan regim baru yang sesuai aspirasi mereka.
Kereta Api 'Jalur Sutra' Cina Pertama Tiba di Iran
Indonesian Free Press -- Rangkaian kereta api 'jalur sutra' pertama yang berangkat dari Cina akhirnya tiba di ibukota Iran, Tehran, Senin (15 Februari), setelah menempuh perjalanan sejauh 10.000 km selama 14 hari. Kantor berita Iran Fars News Agency melaporkan.
Menurut media Iran, kereta api tersebut, yang dijalankan untuk membangkitkan kembali jalaur lalu lintas perdagangan kuno 'jalur sutra', membawa 32 kontainer berisi barang-barang produksi dari Provinsi Zhejiang di timur Cina. Sebelum mencapai Iran, rangkaian kereta api itu melalui negara-negara di Asia Tengah seperti Kazakhstan dan Turkmenistan.
"Kedatangan kereta api ini dalam waktu kurang dari 14 hari adalah belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepala perusahaan kereta api Iran Mohsen Pourseyyed Aqai.
Menurut Aqai, kereta api tersebut telah memperpendek waktu tempuh dari sebelumnya harus ditempuh dalam waktu 30 hari pada jarak yang sama. Saat ini kereta api dijadwalkan akan beroperasi sebulan sekali. Namun, seiring perjalanan waktu akan ditingkatkan frekuensinya. Demikian keterangan Aqai.
"Waktu perjalanan kereta api ini lebih pendek 30 hari dibandingkan perjalanan dengan kapal laut, yang dimulai dari kota pelabuhan Shanghai dan berakhir di pelabuhan Bandar Abbas," tambah Aqai.
Menurut media Iran, kereta api tersebut, yang dijalankan untuk membangkitkan kembali jalaur lalu lintas perdagangan kuno 'jalur sutra', membawa 32 kontainer berisi barang-barang produksi dari Provinsi Zhejiang di timur Cina. Sebelum mencapai Iran, rangkaian kereta api itu melalui negara-negara di Asia Tengah seperti Kazakhstan dan Turkmenistan.
"Kedatangan kereta api ini dalam waktu kurang dari 14 hari adalah belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepala perusahaan kereta api Iran Mohsen Pourseyyed Aqai.
Menurut Aqai, kereta api tersebut telah memperpendek waktu tempuh dari sebelumnya harus ditempuh dalam waktu 30 hari pada jarak yang sama. Saat ini kereta api dijadwalkan akan beroperasi sebulan sekali. Namun, seiring perjalanan waktu akan ditingkatkan frekuensinya. Demikian keterangan Aqai.
"Waktu perjalanan kereta api ini lebih pendek 30 hari dibandingkan perjalanan dengan kapal laut, yang dimulai dari kota pelabuhan Shanghai dan berakhir di pelabuhan Bandar Abbas," tambah Aqai.
Sunday, 14 February 2016
Rusia Kirim Kapal Perang Tambahan dan Pesawat Canggih ke Suriah
Indonesian Free Press -- Saudi Arabia dan Turki dan bahkan Amerika boleh-boleh saja mengirim kekuatan militer ke Suriah untuk membantu para pemberontak teroris yang tengah terpojok, namun Rusia terus bergerak maju untuk menghancurkan para teroris.
Kantor berita Rusia, Sputnik News (Ria Novosti) hari Sabtu (13 Februari) melaporkan bahwa Rusia telah mengirim kapal perang tambahan menuju Suriah setelah sebelumnya mengirim pesawat-pesawat tempur canggih Su-35S ke negeri itu.
Mengutip pejabat kementrian pertahanan di markas Armada Laut Hitam Rusia di Krimea, kapal korvet Zeleny Dol yang dilengkapi sistem persenjataan rudal jelajah Kalibr, serta sebuah kapal penyapu ranjau, telah bergerak menuju Laut Mediterania. Kapal tersebut hanya disebutkan akan bergabung dengan satuan tugas permanen di kawasan itu, namun sejumlah sumber terpercaya mengatakan kapal itu akan bergabung dengan gugus tugas Rusia di Suriah.
Sebagaimana diketahui rudal Kalibr adalah rudal jelajah jarak jauh yang telah digunakan Rusia untuk menghancurkan posisi-posisi pemberontak Suriah, yang ditembakkan dari Laut Kaspia beberapa waktu lalu.
"Hari ini, kapal korvet peluru kendali 'Zeleny Dol' dan kapal penyapu ranjau 'Kovrovets' dari Armada Laut Hitam telah meninggalkan pelabuhan Sevastopol untuk memulai tugas sebagai bagian dari gugus tugas permanen Rusia di Laut Mediterania,” kata Jubir Armada Laut Hitam seperti dikutip Sputnik News.
Kantor berita Rusia, Sputnik News (Ria Novosti) hari Sabtu (13 Februari) melaporkan bahwa Rusia telah mengirim kapal perang tambahan menuju Suriah setelah sebelumnya mengirim pesawat-pesawat tempur canggih Su-35S ke negeri itu.
Mengutip pejabat kementrian pertahanan di markas Armada Laut Hitam Rusia di Krimea, kapal korvet Zeleny Dol yang dilengkapi sistem persenjataan rudal jelajah Kalibr, serta sebuah kapal penyapu ranjau, telah bergerak menuju Laut Mediterania. Kapal tersebut hanya disebutkan akan bergabung dengan satuan tugas permanen di kawasan itu, namun sejumlah sumber terpercaya mengatakan kapal itu akan bergabung dengan gugus tugas Rusia di Suriah.
Sebagaimana diketahui rudal Kalibr adalah rudal jelajah jarak jauh yang telah digunakan Rusia untuk menghancurkan posisi-posisi pemberontak Suriah, yang ditembakkan dari Laut Kaspia beberapa waktu lalu.
"Hari ini, kapal korvet peluru kendali 'Zeleny Dol' dan kapal penyapu ranjau 'Kovrovets' dari Armada Laut Hitam telah meninggalkan pelabuhan Sevastopol untuk memulai tugas sebagai bagian dari gugus tugas permanen Rusia di Laut Mediterania,” kata Jubir Armada Laut Hitam seperti dikutip Sputnik News.
Saturday, 13 February 2016
Konflik Hizbollah vs Israel tahun 1985–2000 (2)
Indonesian Free Press -- Tahun 1999 kondisi semakin memburuk bagi pasukan pendudukan Israel di Lebanon. Tahun ini setidaknya 12 tentara Israel tewas diserang Hizbollah dan kelompok-kelompok perlawanan Lebanon lain.
Pada tanggal 23 Februari 1999 satu unit pasukan terjung payung Israel diserang saat melakukan patroli malam di Lebanon Selatan. Komandan pasukan, Mayor Eitan Balahsan dan dua orang perwira lainnya tewas dalam serangan ini, selain 5 prajurit yang terluka.
Namun pukulan lebih hebat dialami Israel kurang dari seminggu kemudian. Pada tanggal 28 Februari, bom pinggir jalan menghancurkan konvoi militer Israel di antara kota Kawkaba dan Arnoun di daerah zona penyangga yang diklaim Israel. Brigjen Erez Gerstein, komanda pasukan elit Divisi Golani sekaligus perwira tertinggi Israel di Lebanon, tewas bersama dua tentara dan satu orang jurnalis Israel.
Selama bulan Mei 1999 Hizbollah secara simultan menyerang 14 pos Israel dan SLA di Lebanon Selatan. Pos milik SLA di Beit Yahoun diduduki para pejuang Hizbollah dan para penghuninya ditawan. Hizbollah merampas kendaraan lapis baja dan membawanya dalam pawai kemenangan ke Beirut. Untuk menghilangkan jejak, Israel membom pos ini.
Pada bulan Agustus 1999 pemimpin Hezbollah, Ali Hassan Deeb atau Abu Hassan, tewas dibunuh oleh inteligen Israeli di Lebanon.
Pada tanggal 23 Februari 1999 satu unit pasukan terjung payung Israel diserang saat melakukan patroli malam di Lebanon Selatan. Komandan pasukan, Mayor Eitan Balahsan dan dua orang perwira lainnya tewas dalam serangan ini, selain 5 prajurit yang terluka.
Namun pukulan lebih hebat dialami Israel kurang dari seminggu kemudian. Pada tanggal 28 Februari, bom pinggir jalan menghancurkan konvoi militer Israel di antara kota Kawkaba dan Arnoun di daerah zona penyangga yang diklaim Israel. Brigjen Erez Gerstein, komanda pasukan elit Divisi Golani sekaligus perwira tertinggi Israel di Lebanon, tewas bersama dua tentara dan satu orang jurnalis Israel.
Selama bulan Mei 1999 Hizbollah secara simultan menyerang 14 pos Israel dan SLA di Lebanon Selatan. Pos milik SLA di Beit Yahoun diduduki para pejuang Hizbollah dan para penghuninya ditawan. Hizbollah merampas kendaraan lapis baja dan membawanya dalam pawai kemenangan ke Beirut. Untuk menghilangkan jejak, Israel membom pos ini.
Pada bulan Agustus 1999 pemimpin Hezbollah, Ali Hassan Deeb atau Abu Hassan, tewas dibunuh oleh inteligen Israeli di Lebanon.
Friday, 12 February 2016
Konflik Hizbollah vs Israel tahun 1985–2000
Indonesian Free Press -- Konflik Hizbollah-Israel terjadi sejak terbentuknya Hizbollah tahun 1985, yang memang didirikan untuk mengusir Israel dari Lebanon setelah invasi Israel atas negara itu tahun 1982.
Selama konflik ini Israel harus mengalami kekalahan yang tidak pernah mereka alami sebelumnya selama konflik dengan negara-negara Arab, yang puncaknya adalah harus menarik diri dari wilayah Lebanon yang didudukinya pada tahun 2000.
Selama konflik itu Israel harus kehilangan 559 prajuritnya yang tewas dan 840 lainnya luka-luka. Ini belum termasuk korban di pihak sekutunya, kelompok milisi Kristen South Lebanon Army (SLA) yang kehilangan lebih dari 1.000 pasukan dan 600 lainnya luka-luka. Hizbollah sendiri harus kehilangan sekitar 1.200 pasukan dan 1.000 lainnya luka-luka. Ini semua adalah angka 'resmi' wikipedia. Masing-masing pihak yang terlibat dalam pertikaian mengklaim angka yang berbeda, namun tidak mengubah fakta bahwa Israel dan sekutunya SLA telah mengalami kekalahan melawan Hizbollah.
Dengan mengabaikan konflik Perang Sipil Lebanon dan invasi Israel ke Lebanon sejak tahun 1982, konflik ini diawali setelah terbentuknya Hizbollah secara resmi pada tahun 1985 pada masa pendudukan Israel. Sebelum resmi terbentuk, para pejuang Shiah Lebanon yang kemudian bergabung dengan Hizbollah, telah terlibat konflik intensif melawan Israel dan sekutu-sekutu baratnya terutama Amerika.
Selama konflik ini Israel harus mengalami kekalahan yang tidak pernah mereka alami sebelumnya selama konflik dengan negara-negara Arab, yang puncaknya adalah harus menarik diri dari wilayah Lebanon yang didudukinya pada tahun 2000.
Selama konflik itu Israel harus kehilangan 559 prajuritnya yang tewas dan 840 lainnya luka-luka. Ini belum termasuk korban di pihak sekutunya, kelompok milisi Kristen South Lebanon Army (SLA) yang kehilangan lebih dari 1.000 pasukan dan 600 lainnya luka-luka. Hizbollah sendiri harus kehilangan sekitar 1.200 pasukan dan 1.000 lainnya luka-luka. Ini semua adalah angka 'resmi' wikipedia. Masing-masing pihak yang terlibat dalam pertikaian mengklaim angka yang berbeda, namun tidak mengubah fakta bahwa Israel dan sekutunya SLA telah mengalami kekalahan melawan Hizbollah.
Dengan mengabaikan konflik Perang Sipil Lebanon dan invasi Israel ke Lebanon sejak tahun 1982, konflik ini diawali setelah terbentuknya Hizbollah secara resmi pada tahun 1985 pada masa pendudukan Israel. Sebelum resmi terbentuk, para pejuang Shiah Lebanon yang kemudian bergabung dengan Hizbollah, telah terlibat konflik intensif melawan Israel dan sekutu-sekutu baratnya terutama Amerika.
Teroris Lari dari Aleppo, Media Barat Sebut Eksodus Pengungsi
Indonesian Free Press -- Dalam beberapa hari terakhir media-media dan para pejabat negara-negara terkooptasi zionis (ZOG), baik di Barat maupun Arab, ramai-ramai memberitakan tentang krisis pengungsi Aleppo.
Disebutkan bahwa akibat serangan udara Rusia dan pasukan Suriah terhadap Aleppo, puluhan ribu warga kota itu meninggalkan kota itu, sebagian besar ke perbatasan Turki di utara Suriah. Hal ini menimbulkan krisis kemanusiaan yang harus ditangani dunia internasional, termasuk dengan mengirim pasukan 'perdamaian' ke Suriah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa peperangan telah menimbulkan korban sipil yang besar. Namun dalam konteks ini, para pengungsi dari kota Aleppo ini sebenarnya adalah para pemberontak teroris dan keluarganya yang berusaha menyelamatkan diri setelah pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya semakin mengancam kedudukan mereka di Aleppo. Dan seperti biasa, para pejabat yang didukung media-media ZOG berusaha memanfaatkan segala situasi demi kepentingan mereka.
Kita tidak lupa bagaimana media-media barat mengklaim keberhasilan operasi udara NATO dan Amerika terhadap konvoi-konvoi kendaraan pengangkut minyak illegal kelompok ISIS, lengkap dengan gambar-gambar dan foto-fotonya. Padahal operasi udara itu sebenarnya dilakukan oleh Rusia.
Disebutkan bahwa akibat serangan udara Rusia dan pasukan Suriah terhadap Aleppo, puluhan ribu warga kota itu meninggalkan kota itu, sebagian besar ke perbatasan Turki di utara Suriah. Hal ini menimbulkan krisis kemanusiaan yang harus ditangani dunia internasional, termasuk dengan mengirim pasukan 'perdamaian' ke Suriah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa peperangan telah menimbulkan korban sipil yang besar. Namun dalam konteks ini, para pengungsi dari kota Aleppo ini sebenarnya adalah para pemberontak teroris dan keluarganya yang berusaha menyelamatkan diri setelah pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya semakin mengancam kedudukan mereka di Aleppo. Dan seperti biasa, para pejabat yang didukung media-media ZOG berusaha memanfaatkan segala situasi demi kepentingan mereka.
Kita tidak lupa bagaimana media-media barat mengklaim keberhasilan operasi udara NATO dan Amerika terhadap konvoi-konvoi kendaraan pengangkut minyak illegal kelompok ISIS, lengkap dengan gambar-gambar dan foto-fotonya. Padahal operasi udara itu sebenarnya dilakukan oleh Rusia.
Koalisi Anti-Israel di Lebanon Tetap Teguh
Indonesian Free Press -- Koalisi anti-Israel di Lebanon calonkan Michael Aoun sebagai calon presiden. Aoun, pendiri dan ketua Partai Free Patriotic Movement, adalah seorang tokoh Kristen yang menjalin koalisi bersama partai-partai Shiah (Hizbollah dan Amal), Kristen (Marada), Druze (PSP), dan sosialis (SSP).
Koalisi ini dikenal dengan sikap politiknya yang anti Israel-Amerika-Saudi dan pro Iran-Suriah. Koalisi ini disebut juga dengan kelompok 8 Maret, sebagai pengimbang kelompok 14 Maret yang pro Saudi-Amerika-Israel.
Kedua blok politik ini terlibat persaingan intensif dalam dunia perpolitikan Lebanon, mencerminkan persaingan politik regional yang sangat intens antara Iran dan Suriah di satu pihak nelawan Saudi Arabia, Israel, dan negara-negara barat di pihak lainnya. Pada tahun 2008 keduanya bahkan terlibat konflik bersenjata yang dimenangkan oleh kelompok yang dipimpin Hizbollah.
Dalam pernyataan politik memperingati ulang tahun ke-10 deklarasi koalisi Hizbollah-Free Patriotic Movement tanggal 6 Februari lalu, Aoun menegaskan bahwa partainya tetap berkomitmen memerangi zionisme dan terorisme. Aoun juga memuji pemimpin Hizbollah, Sayyed Hasan Nasrallah, sebagai seorang sahabat.
"Kami tetap teguh memegang sumpah setia kami," kata Aoun kepada host acara 'Panorama Today' Al Manar.
Aoun menekankan bahwa Hizbollah dan Free Patriotic Movement (FPM) harus bekerjasama dalam membangun negara Lebanon dengan mengaktifkan dan mengoptimalkan lembaga-lembaga negara melalui sistem pemilihan umum yang adil dan menjamin wakil-wakil yang representatif.
Koalisi ini dikenal dengan sikap politiknya yang anti Israel-Amerika-Saudi dan pro Iran-Suriah. Koalisi ini disebut juga dengan kelompok 8 Maret, sebagai pengimbang kelompok 14 Maret yang pro Saudi-Amerika-Israel.
Kedua blok politik ini terlibat persaingan intensif dalam dunia perpolitikan Lebanon, mencerminkan persaingan politik regional yang sangat intens antara Iran dan Suriah di satu pihak nelawan Saudi Arabia, Israel, dan negara-negara barat di pihak lainnya. Pada tahun 2008 keduanya bahkan terlibat konflik bersenjata yang dimenangkan oleh kelompok yang dipimpin Hizbollah.
Dalam pernyataan politik memperingati ulang tahun ke-10 deklarasi koalisi Hizbollah-Free Patriotic Movement tanggal 6 Februari lalu, Aoun menegaskan bahwa partainya tetap berkomitmen memerangi zionisme dan terorisme. Aoun juga memuji pemimpin Hizbollah, Sayyed Hasan Nasrallah, sebagai seorang sahabat.
"Kami tetap teguh memegang sumpah setia kami," kata Aoun kepada host acara 'Panorama Today' Al Manar.
Aoun menekankan bahwa Hizbollah dan Free Patriotic Movement (FPM) harus bekerjasama dalam membangun negara Lebanon dengan mengaktifkan dan mengoptimalkan lembaga-lembaga negara melalui sistem pemilihan umum yang adil dan menjamin wakil-wakil yang representatif.
Wednesday, 10 February 2016
Perundingan Tidak Perlu Lagi, Suriah-Rusia-Iran Telah Menang
Indonesian Free Press -- Situasi belum pernah seburuk saat ini bagi para pemberontak Suriah. Kemajuan pasukan Suriah, yang didukung Rusia, Iran, Hizbollah dan Irak akhir-akhir ini telah mengancam eksistensi dua kelompok utama pemberontak Suriah, Al Nusra dan ISIS.
Seperti dilaporkan Huffington Post 8 Februari lalu, dengan judul 'The Syria War Will Not Be a Quagmire — Because Putin and Assad Are Winning', disebutkan “Ini adalah awal dari berakhirnya keberadaan para jihadis di Aleppo dan peperangan. Setelah empat tahun peperangan dan terror, rakyat Suriah kini bisa melihat tanda-tanda berakhirnya semua itu."
Wartawan senior terkenal Inggris, Robert Fisk, dalam tulisan terakhir di media Inggis The Independent, bahkan sudah memprediksikan bahwa militer Suriah telah mengincar Raqaa, ibukota kelompok teroris ISIS di timur Suriah, setelah Aleppo berhasil dibebaskan dari kekuasaan para pemberontak.
Pada tanggal 2 Februari telah muncul kabar bahwa semua jalur komunikasi dan suplai bagi pemberontak antara Turki dan Aleppo telah hancur. Pasukan Suriah dengan dukungan sekutu-sekutunya telah berhasil merebut wilayah yang menghubungkan jalur suplai bagi para pemberontak yang berada di wilayah Aleppo. Jalur suplai bagi kelompok ISIS di sebelah timur Aleppo juga telah terputus.
Seperti dilaporkan Huffington Post 8 Februari lalu, dengan judul 'The Syria War Will Not Be a Quagmire — Because Putin and Assad Are Winning', disebutkan “Ini adalah awal dari berakhirnya keberadaan para jihadis di Aleppo dan peperangan. Setelah empat tahun peperangan dan terror, rakyat Suriah kini bisa melihat tanda-tanda berakhirnya semua itu."
Wartawan senior terkenal Inggris, Robert Fisk, dalam tulisan terakhir di media Inggis The Independent, bahkan sudah memprediksikan bahwa militer Suriah telah mengincar Raqaa, ibukota kelompok teroris ISIS di timur Suriah, setelah Aleppo berhasil dibebaskan dari kekuasaan para pemberontak.
Pada tanggal 2 Februari telah muncul kabar bahwa semua jalur komunikasi dan suplai bagi pemberontak antara Turki dan Aleppo telah hancur. Pasukan Suriah dengan dukungan sekutu-sekutunya telah berhasil merebut wilayah yang menghubungkan jalur suplai bagi para pemberontak yang berada di wilayah Aleppo. Jalur suplai bagi kelompok ISIS di sebelah timur Aleppo juga telah terputus.
Rusia Bakal Serang Pasukan Turki di Irak?
Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan telah menyetujui permintaan Irak untuk mengusir pasukan Turki yang berada secara ilegal di utara Irak.
Mengutip keterangan Deputri Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov, kantor berita Sputnik News melaporkan, Rabu (10 Februari), bahwa Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin telah menyatakan dukungan atas permintaan Irak tersebut dalam pertemuannya dengan Menlu Irak Minister Ibrahim Jaafari, di Baghdad baru-baru ini.
“Dalam konteks ini, masalah kehadiran pasukan Turki secara ilegal di wilayah Irak telah didiskusikan, dan dukungan telah diberikan Rusia atas posisi pemerintah Irak berdasar kewajiban menghormati wilayah teritorial dan integritas negara Irak,” kata Bogdanov kepada wartawan di Baghdad.
Pada awal Desember 2015 lalu Turki mengerahkan ratusan tentaranya ke wilayah utara Irak. Turki berdalih pasukan itu untuk memerangi kelompok teroris ISIS atas permintaan pemerintah Irak. Namun hal itu dibantah pemerintah Irak dan menuntut pasukan Turki untuk menarik diri. Turki menolak tuntutan tersebut, bahkan setelah Irak mengadukan hal itu kepada Amerika dan Dewan Keamanan PBB.
Mengutip keterangan Deputri Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov, kantor berita Sputnik News melaporkan, Rabu (10 Februari), bahwa Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin telah menyatakan dukungan atas permintaan Irak tersebut dalam pertemuannya dengan Menlu Irak Minister Ibrahim Jaafari, di Baghdad baru-baru ini.
“Dalam konteks ini, masalah kehadiran pasukan Turki secara ilegal di wilayah Irak telah didiskusikan, dan dukungan telah diberikan Rusia atas posisi pemerintah Irak berdasar kewajiban menghormati wilayah teritorial dan integritas negara Irak,” kata Bogdanov kepada wartawan di Baghdad.
Pada awal Desember 2015 lalu Turki mengerahkan ratusan tentaranya ke wilayah utara Irak. Turki berdalih pasukan itu untuk memerangi kelompok teroris ISIS atas permintaan pemerintah Irak. Namun hal itu dibantah pemerintah Irak dan menuntut pasukan Turki untuk menarik diri. Turki menolak tuntutan tersebut, bahkan setelah Irak mengadukan hal itu kepada Amerika dan Dewan Keamanan PBB.
Pasukan Yaman Duduki Kota Saudi
Indonesian Free Press -- Pasukan Yaman yang didukung milisi Ansarullah/Houthi berhasil merebut sebuah kota perbatasan Saudi Arabia, Al Raboah di Provinsi Asir, barat-daya Saudi Arabia. Media Lebanon Al Mayadeen melaporkan, Selasa (9 Februari).
Mengutip pernyataan militer Yaman hari itu, laporan itu menyebutkan keberhasilan pasukan Yaman diraih setelah melalui pertempuran sengit dengan pasukan Saudi Arabia.
Sebelum menduduki kota tersebut, pasukan Yaman terlebih dahulu merebut sejumlah desa di sebelah timur al-Raboah, sebelum maju ke kota itu.
Pasukan Saudi, yang didukung pesawat-pesawat tempur dan helikopter, akhirnya melarikan diri setelah tidak tahan menghadapi keteguhan pasukan Yaman dengan meninggalkan kerugian besar.
Dalam perkembangan lain, laporan tersebut menyebutkan pasukan Yaman berhasil membunuh sejumlah besar pasukan Saudi di wilayah Midi di Provinsi Hajjah di sebelah barat Yaman. Mereka juga menghancurkan lima kendaraan berat Saudi.
Di sisi lain, pasukan Yaman juga melancarkan serangan gencar di sejumlah wilayah Saudi di Provinsi Najran, menewaskan setidaknya delapan pasukan Saudi.
Mengutip pernyataan militer Yaman hari itu, laporan itu menyebutkan keberhasilan pasukan Yaman diraih setelah melalui pertempuran sengit dengan pasukan Saudi Arabia.
Sebelum menduduki kota tersebut, pasukan Yaman terlebih dahulu merebut sejumlah desa di sebelah timur al-Raboah, sebelum maju ke kota itu.
Pasukan Saudi, yang didukung pesawat-pesawat tempur dan helikopter, akhirnya melarikan diri setelah tidak tahan menghadapi keteguhan pasukan Yaman dengan meninggalkan kerugian besar.
Dalam perkembangan lain, laporan tersebut menyebutkan pasukan Yaman berhasil membunuh sejumlah besar pasukan Saudi di wilayah Midi di Provinsi Hajjah di sebelah barat Yaman. Mereka juga menghancurkan lima kendaraan berat Saudi.
Di sisi lain, pasukan Yaman juga melancarkan serangan gencar di sejumlah wilayah Saudi di Provinsi Najran, menewaskan setidaknya delapan pasukan Saudi.
Monday, 8 February 2016
Media Inggris: 106 Prajurit Inggris Tewas di Sangin, Afghanistan
Indonesian Free Press -- Media terkemuka Inggris, The Telegraph, menyebutkan Inggris kehilangan 106 pasukannya dalam pertempuran melawan kelompok Taliban di Sangin, Afghanistan.
Dengan judul 'Talibans are close to overrunning Sangin’ laporan yang dipublis tanggal 8 Februari menyebutkan bahwa Taliban kembali melancarkan offensif besar-besaran untuk merebut kembali kota Sangin, sebuah wilayah di Provinsi Helmand, dimana lebih dari 100 pasukan Inggris yang pernah berada di kota itu, tewas.
Pada bulan Desember 2015 lalu pasukan Afghanistan berhasil memukul mundur Taliban setelah sempat menduduki kota itu, namun dalam beberapa hari terakhir kelompok ini kembali melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kota ini kembali.
Sejumlah komandan militer menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Sangin telah dikuasai Taliban dan pemerintah hanya menguasai beberapa mil wilayah sekitar kota Sangin. Dan meski pemerintah mengklaim kondisi wilayah itu aman, seorang komandan militer Afghanistan baru-baru ini mengatakan kepada BBC Inggris bahwa Taliban telah merebut sebuah pangkalan militer akhir pekan lalu, membunuh delapan tentara dan menangkap sembilan orang.
Dengan judul 'Talibans are close to overrunning Sangin’ laporan yang dipublis tanggal 8 Februari menyebutkan bahwa Taliban kembali melancarkan offensif besar-besaran untuk merebut kembali kota Sangin, sebuah wilayah di Provinsi Helmand, dimana lebih dari 100 pasukan Inggris yang pernah berada di kota itu, tewas.
Pada bulan Desember 2015 lalu pasukan Afghanistan berhasil memukul mundur Taliban setelah sempat menduduki kota itu, namun dalam beberapa hari terakhir kelompok ini kembali melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kota ini kembali.
Sejumlah komandan militer menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah Sangin telah dikuasai Taliban dan pemerintah hanya menguasai beberapa mil wilayah sekitar kota Sangin. Dan meski pemerintah mengklaim kondisi wilayah itu aman, seorang komandan militer Afghanistan baru-baru ini mengatakan kepada BBC Inggris bahwa Taliban telah merebut sebuah pangkalan militer akhir pekan lalu, membunuh delapan tentara dan menangkap sembilan orang.
Sunday, 7 February 2016
Rusia Kembali Ingatkan Turki soal Suriah
Indonesian Free Press -- Rusia kembali mengeluarkan peringatan terhadap Turki terkait dengan perkembangan di Suriah.
Jubir Kementrian Pertahanan Rusia menyebut Turki tengah melakukan persiapan diam-diam untuk melancarkan serangan darat ke Suriah.
“Kami memiliki alasan-alasan serius untuk mencurigai bahwa ada persiapan yang intensif oleh Turki untuk melancarkan invasi militer ke negara berdaulat Suriah,” kata Mayjend Igor Konashenkov, Jubir Kementrian Pertahanan Rusia kepada wartawan, Jumat (5 Februari).
"Kami mencatat tanda-tanda rahasia yang semakin banyak tentang persiapan militer Turki," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa Rusia telah memberikan banyak bukti kuat kepada masyarakat internasional berupa video penembakan artileri Turki ke wilayah Suriah yang berpenghuni padat di Latakia Utara, Suriah.
"Kami terkejut bahwa wakil-wakil dari Pentagon, NATO dan sejumlah organisasi yang mengklaim sebagai pelindung HAM, tidak bertindak apapun dan tetap diam (dengan pemboman Turki)," katanya lagi.
Jubir Kementrian Pertahanan Rusia menyebut Turki tengah melakukan persiapan diam-diam untuk melancarkan serangan darat ke Suriah.
“Kami memiliki alasan-alasan serius untuk mencurigai bahwa ada persiapan yang intensif oleh Turki untuk melancarkan invasi militer ke negara berdaulat Suriah,” kata Mayjend Igor Konashenkov, Jubir Kementrian Pertahanan Rusia kepada wartawan, Jumat (5 Februari).
"Kami mencatat tanda-tanda rahasia yang semakin banyak tentang persiapan militer Turki," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa Rusia telah memberikan banyak bukti kuat kepada masyarakat internasional berupa video penembakan artileri Turki ke wilayah Suriah yang berpenghuni padat di Latakia Utara, Suriah.
"Kami terkejut bahwa wakil-wakil dari Pentagon, NATO dan sejumlah organisasi yang mengklaim sebagai pelindung HAM, tidak bertindak apapun dan tetap diam (dengan pemboman Turki)," katanya lagi.
Saturday, 6 February 2016
Suriah, Iran Olok-Olok Turki dan Saudi Soal Invasi ke Suriah
Indonesian Free Press -- Suriah dan Iran, dua negara sekutu yang tengah terlibat perang proxy melawan kekuatan zionis internasional di Suriah, mengolok-olok pernyataan Turki dan Saudi Arabia untuk mengirim pasukan darat ke Suriah.
Menlu Suriah Walid al-Muallem mengatakan bahwa setiap intervensi asing di Suriah akan mengalami kegagalan. Hal ini dikatakannya setelah munculnya kabar di media-media massa internasional bahwa Turki dan Saudi tengah mempersiapkan operasi darat di Suriah dengan dalih memerangi kelompok ISIS yang selama ini mereka bina.
“Setiap intervensi darat di Suriah tanpa persetujuan pemerintah Suriah akan dianggap sebagai agresi dan harus dilawan," kata Muallem kepada wartawan di Damascus, Sabtu (6 Februari).
Menurut Muallem, menambahkan, bahwa setiap agresor di Suriah akan kembali ke negerinya dengan membawa kematian.
"Tidak boleh ada yang bisa berfikir untuk menyerang atau melanggar kedaulatan Suriah karena saya pastikan bahwa tiap agresor akan kembali ke negaranya dalam peti mati, siapapun dia baik Saudi maupun Turki," tambah Muallem.
Menlu Suriah Walid al-Muallem mengatakan bahwa setiap intervensi asing di Suriah akan mengalami kegagalan. Hal ini dikatakannya setelah munculnya kabar di media-media massa internasional bahwa Turki dan Saudi tengah mempersiapkan operasi darat di Suriah dengan dalih memerangi kelompok ISIS yang selama ini mereka bina.
“Setiap intervensi darat di Suriah tanpa persetujuan pemerintah Suriah akan dianggap sebagai agresi dan harus dilawan," kata Muallem kepada wartawan di Damascus, Sabtu (6 Februari).
Menurut Muallem, menambahkan, bahwa setiap agresor di Suriah akan kembali ke negerinya dengan membawa kematian.
"Tidak boleh ada yang bisa berfikir untuk menyerang atau melanggar kedaulatan Suriah karena saya pastikan bahwa tiap agresor akan kembali ke negaranya dalam peti mati, siapapun dia baik Saudi maupun Turki," tambah Muallem.
Wednesday, 3 February 2016
Pasukan Perbatasan Turki Lindungi Gerombolan Teroris yang Mundur dari Suriah
Indonesian Free Press -- Gerombolan pemberontak teroris Suriah yang mundur ke perbatasan Turki dari wilayah Latakia, Suriah, mendapat perlindungan dari pasukan perbatasan Turki. Kantor berita Sputnik News melaporkan, Rabu (3 Februari).
Mengutip sumber militer Suriah, laporan itu menyebutkan bahwa artileri-artileri Turki telah menembaki pasukan Suriah yang tengah mengejar para pemberontak.
“Artileri Turki telah memberikan tembakan perlindungan beberapa kali, ketika unit-unit teroris mundur dari posisinya dan masuk ke wilayah Turki," tulis laporan itu.
Laporan itu sejalan dengan tuduhan pemerintah Rusia baru-baru ini bahwa Turki telah menembaki pasukan Suriah di dekat perbatasan kedua negara. Rusia bahkana merilis rekaman video penembakan itu.
Perintah Rusia dan Suriah berulangkali menuduh Turki memberikan bantuan senjata, uang dan data inteligen kepada para pemberontak Suriah, seraya membeli murah minyak-minyak ilegal yang dikuasai pemberontak di Suriah dan Irak.
Sputnik News juga melaporkan bahwa penembakan artileri Turki pada hari Minggu (31/1), telah menewaskan seorang tentara Suriah dan melukai lima rekannya.
Mengutip sumber militer Suriah, laporan itu menyebutkan bahwa artileri-artileri Turki telah menembaki pasukan Suriah yang tengah mengejar para pemberontak.
“Artileri Turki telah memberikan tembakan perlindungan beberapa kali, ketika unit-unit teroris mundur dari posisinya dan masuk ke wilayah Turki," tulis laporan itu.
Laporan itu sejalan dengan tuduhan pemerintah Rusia baru-baru ini bahwa Turki telah menembaki pasukan Suriah di dekat perbatasan kedua negara. Rusia bahkana merilis rekaman video penembakan itu.
Perintah Rusia dan Suriah berulangkali menuduh Turki memberikan bantuan senjata, uang dan data inteligen kepada para pemberontak Suriah, seraya membeli murah minyak-minyak ilegal yang dikuasai pemberontak di Suriah dan Irak.
Sputnik News juga melaporkan bahwa penembakan artileri Turki pada hari Minggu (31/1), telah menewaskan seorang tentara Suriah dan melukai lima rekannya.
Tuesday, 2 February 2016
Subscribe to:
Posts (Atom)