Friday, 24 April 2020

Cukup sudah (Dengan Coronavirus)

Oleh Israel Shamir pada 22 April 2020
Israel Shamir - The Unz Review 21 April 2020


Selama berminggu-minggu, saya bangun setiap pagi berharap menemukan diri saya di dunia normal, bukannya realitas alternatif ini. Dunia normal di mana laki-laki dapat berkeliaran di perbukitan, berdoa di gereja, pergi bekerja, tinggal di pantai, mendengarkan konser, mengunjungi museum, bersosialisasi dengan teman-teman, menggoda perempuan, mengirim anak-anak ke sekolah; singkatnya, untuk memiliki kesenangan kecil yang dimiliki orang-orang bahkan di bawah pemerintahan Stalin atau Hitler yang keras. 

Sebaliknya, saya terus-menerus bangun untuk berperan dalam film dystopian yang disutradarai oleh Stephen Soderbergh, yang tidak mengejutkan, dinominasikan untuk mengepalai komite Corona Hollywood. Saya kira komite ini telah mengatur hidup kita, bukannya presiden terpilih dan perdana menteri.

Mereka bermain sangat mirip dengan naskah film 'Contagion': virus itu diduga diciptakan oleh kedekatan kelelawar dan mamalia lain di pasar basah Cina; dengan cepat menyebar ke seluruh dunia; ada penguncian (lockdown) yang sangat lama sementara orang menunggu keselamatan mereka, vaksin; sementara itu ada beberapa yang murah dan solusi yang disediakan oleh peretasan korup; akhirnya vaksinnya dikirim dan yang divaksinasi diberi pita sertifikasi untuk dipakai pergelangan tangan sebagai bukti mereka aman untuk memasuki masa depan. 

Thursday, 23 April 2020

Pakar Terkemuka Inggris Akui Kebijakan Lockdown Salah

Indonesian Free Press -- Telah lama media-media independen 
dan ahli-ahli yang berfkiran rasional menganggap kebijakan-kebijakan 'kejam' di negara-negara di dunia untuk menangani 
wabah covid 19 tidak dilandasi oleh ilmu pengetahuan, melainkan semata-mata langkah politik yang hanya menciptakan kepanikan massal yang menghancurkan semua tatanan. Namun demikian kebenaran tidak mungkin bisa dibungkam selamanya. Satu demi satu bukti kebenaran muncul ke hadapan publik.

'Otoritas' dan media massa di berbagai negara kini tengah bekerja keras untuk terus membuat publik panik di tengah-tengah kecenderungan global wabah covid 19 yang melemah sesuai hukum alam. Di Indonesia misalnya, pejabat-pejabat daerah justru berlomba-lomba untuk menerapkan PSBB, Ikatan Dokter Indonesia 'meributkan' jumlah kematian covid 19 versi pemerintah yang dianggap terlalu kecil namun tanpa bisa menyampaikan data yang valid, media-media yang sibuk mengoceh tentang 'serangan kedua' dan 'infeksi baru' serta oknum-oknum ulama MUI yang mengeluarkan fatwa sendiri tentang larangan sholat tarawih dan mudik. Namun pada saat bersamaan pula bukti-bukti bermunculan tentang adanya konspirasi busuk dalam pandemi covid 19 ini. Dan ini adalah salah satunya.

Tuesday, 21 April 2020

Prediksi Kematian Coronavirus Membawa Makna Baru bagi Histeria

Oleh Michael Fumento
RealClearMarkets, 1 April 2020


A.S. sedang menatap kiamat tipe Netflix. Anda tahu, dengan hewan liar yang memakan mayat manusia, tanaman mutan menguasai jalanan dan bangunan, restoran kosong dan mal di seberang lanskap ....

Ya, bagian terakhir itu benar. Namun bukan karena penyakitnya melainkan karena histeria.

Anda sudah mendengar klaim apokaliptik. Imperial College di London - dalam klaim itu nanti akan berjalan jauh ke kemeriahan yang jauh lebih sedikit * - diperkirakan sebanyak 2,2 juta kematian AS, tergantung pada seberapa drastis populasi dikunci, dikunci, dan terkunci. Untuk mengurangi angka itu menjadi "hanya" 1,1 juta, kita perlu seperti di kamp kerja paksa gulag "sampai vaksin tersedia (berpotensi 18 bulan atau lebih)," kata mereka. CDC telah mengeluarkan perkiraan sebanyak 1,7 juta kematian di Amerika.

Namun dengan langkah-langkah yang lebih rendah seperti sekarang - dan untuk periode yang sangat singkat - pasar saham jatuh, kita mengalami lebih banyak klaim pengangguran daripada di jaman 'Resesi Besar' tahun 1930-an, dan ada kemungkinan nyata depresi di seluruh dunia. Dan ada yang mengatakan langkah-langkah itu masih tidak cukup kejam.

Monday, 20 April 2020

Kekonyolan yang Panjang

950AD: “Viking sailing ships return to port; violation of social distancing”


Jon Rappoport – No More Fake News April 17, 2020


George Carlin, 1999: “Apa yang kita miliki sekarang adalah populasi yang sepenuhnya neurotik… Dari mana datangnya kuman yang tiba-tiba muncul di negara ini? Pernahkah Anda memperhatikan ini? Media, terus-menerus menayangkan cerita tentang semua infeksi terbaru - salmonella, e-coli, virus hanta, flu burung - dan orang Amerika, mereka sangat mudah panik sehingga sekarang semua orang berlarian, menggosok ini dan menyemprotkan itu dan memasak terlalu lama makanan mereka dan berulang kali mencuci tangan mereka , berusaha menghindari semua kontak dengan kuman. 

Ini konyol dan kekonyolan yang panjang ... sekelompok kucing sialan! Selain itu, untuk apa Anda memiliki sistem kekebalan? Ini untuk membunuh kuman! ... Biarkan saya menceritakan kisah nyata tentang imunisasi, oke? Ketika saya masih kecil di New York City pada tahun 1940-an, kami berenang di Sungai Hudson dan dipenuhi dengan sampah mentah, oke? Kami berenang di limbah mentah! Anda tahu ... untuk menenangkan diri! Dan pada saat itu, ketakutan besar adalah polio; ribuan anak meninggal karena polio setiap tahun tetapi Anda tahu sesuatu? Di lingkungan saya, tidak ada yang pernah menderita polio! Tidak ada Pernah! Anda tahu mengapa? Karena kita berenang di air limbah mentah! Ini memperkuat sistem kekebalan tubuh kita! 

Sunday, 19 April 2020

Scamdemic Covid 19 = Genosida Dunia Ketiga

Seseorang masuk neraka karena mengikat hewan piarannya tanpa memberi makanan makanan atau melepaskan mereka untuk mencari makan sendiri. 
(Sabda Nabi Muhammad S.A.W)

Namun kita hampir tidak memiliki pemimpin dunia sedang berkembang, berbicara menentang kegilaan ini. Para pemimpin India dan Indonesia, misalnya, nyaris tidak ragu-ragu untuk memerintahkan kelaparan dan kematian bagi rakyat mereka sendiri, untuk menyenangkan para penguasa internasional yang mencari 'kerjasama coronavirus' mereka.


oleh Brabantian
henrymakow.com, 13 April 2020


Di dunia yang lebih kaya dan maju, 'lockdown' covid 19 coronavirus sering kali hanya merepotkan. Memiliki makanan, atap rumah, tabungan atau pemasukan yang berkelanjutan, banyak dari kita baik-baik saja walaupun kegiatan kita dibatasi oleh hukum.
Tetapi di negara berkembang, di negara-negara seperti Uganda, India dan Indonesia dengan jaring pengaman sosial yang kecil, 'lockdown' merupakan bencana besar, dan orang-orang benar-benar mati kelaparan.

Bahkan di Inggris yang kaya - di mana jaring pengaman sosial tidak komprehensif - beberapa orang akan mengalami kelaparan.

Jadi bayangkan saja apa yang terjadi di negara-negara seperti India, di mana orang-orang mati kelaparan, dan dipukuli oleh polisi ketika mereka mencoba mencari makanan.

Wednesday, 15 April 2020

Tidak Tahan dengan Kehancuran yang Terjadi Warga AS Ramai-Ramai Gelar Aksi Protes

* Angka Kehilangan Pekerjaan Pecahkan Rekor


Indonesian Free Press -- Lebih dari 15.000 kendaraan dan truk terlibat dalam aksi menolak pembatasan aktifitas (lockdown) mencegah penyebaran Covid 19 di ibukota negara bagian Michigan, Lansing, Rabu kemarin. Mereka menolak kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Gretchen Whitmer yang disebut mereka sebagai 'tirani'.

Tetap mengikuti perintah 'social distancing', para peserta berada di dalam kendaraan yang berjalan pelan dan menciptakan kemacetan di jalan-jalan utama kota.

"Karantina adalah mencegah pergerakan orang-orang sakit. Tirani adalah ketika Anda mengkarantina orang-orang sehat,” kata Meshawn Maddock, organiser aksi tersebut dari kelompok yang menamakan diri Michigan Conservative Coalition, kepada Fox News. 

“Semua orang telah mengalami dampak buruk dari apa yang disebut 'social distancing'. Kami tidak menginginkan 'negara babu' mengajarkan rakyat bagaimana bertindak hati-hati,” tambahnya.

Corona Crazy California

oleh Mike Stone, henrymakow.com, 14 April 2020.


Tidak pernah dalam hidupku aku merasa jijik pada kebodohan sesama manusia. Meringkuk di balik pintu tertutup, bersembunyi di balik topeng medis, takut berdiri dalam enam kaki manusia lain.

Selamat datang di L.A. 

Saya berbicara tentang siapa pun yang berusia 15 atau lebih dan lebih tua yang benar-benar percaya dengan semua omong kosong itu. Mereka sedang diberi makan tentang #scamdemic ini.

Saya berbicara tentang orang-orang yang dengan sengaja menjadi bodoh. Apakah Anda menonton berita televisi?Apakah Anda percaya apa yang mereka katakan kepada Anda? Jika demikian, maka Anda idiot. 

Maaf untuk bahasa yang kasar ini, tetapi begitulah Anda. Dan sudah saatnya seseorang memanggilmu untuk itu.

Tuesday, 14 April 2020

Kebohongan-Kebohongan Seputar Wabah Covid 19 (2)

Indonesian Free Press -- Lembaga penelitian independen Swiss Propaganda Research (SPR) menemukan berbagai kejanggalan menyolok dalam 'fenomena' pandemi Covid 19 yang tengah melanda dunia saat ini sehingga menyebutnya sebagai suatu 'kebohongan total'.

Namun sebelumnya ingin kami ingatkan bahwa kebohongan-kebohongan juga terjadi di Indonesia berkaitan dengan wabah ini. Diawali dengan pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan tentang jumlah pemakaman dengan protokol Covid 19 di wilayahnya yang jauh melampaui angka resmi pemerintah pusat. Akibatnya publik pun heboh dengan validitas jumlah korban Covid 19 yang diumumkan pemerintah pusat. Kemudian, belum usai dengan kehebohan itu Gubernur Jabar Ridwal Kamil pun mempertanyakan jumlah korban Covid 19 setelah mengumumkan jumlah warganya yang dinyatakan 'positif' berdasarkan rapid test, yang juga jauh melampaui laporan resmi pemerintah pusat.

Robert F. Kennedy Jr. Kecam Bill Gates

Indonesian Free Press -- Telah tampak, meski samar-samar, masa depan manusia setelah munculnya wabah covig 19. Sebagaimana gambar sampul majalah The Economist edisi 28 Maret 2020 lalu. 'Big Government' atau 'Pemerintahan Global' yang mengontrol semuanya. (The Economist menampilkan judul tema 'Everything's Under Control - Big Government, liberty and the virus').

Hal ini tidak lepas dari sosok Bill Gates, pendiri dan pemilik perusahaan raksasa komputer Microsoft, yang menjelang merebaknya wabah Covig 19 akhir tahun lalu menggelar acara simulasi penanganan wabah virus corona bersandi Event 201. Juga dengan rencananya memasarkan produk buatannya, vaksin pintar berbentuk chip yang ditanamkan di bawah kulit manusia. Para pengamat independen ramai-ramai menyebut bahwa kelak dengan alasan mencegah wabah virus atau bakteri berdampak luas sebagaimana covig 19, PBB merekomendasikan seluruh negara di dunia untuk melakukan vaksinasi massal dengan vaksin chip buatan Bill Gates kepada semua penduduknya. 

Sunday, 12 April 2020

Covig 19 dan Cover Majalah The Economist 2019

Indonesian Free Press -- Majalah The Economist telah meramalkan pandemi Covig 19 sejak awal 2019. Seperti terlihat dalam gambar di atas, dalam edisi awal tahun 2019 itu The Economist menampilkan gambar sampul (cover) dimana pada bagian bawah terdapat gambar trenggiling (Pangolins), mahluk yang menurut banyak ahli dianggap sebagai pembawa virus Covig 19 yang menginfeksi manusia.

Ketika wabah covig 19 merebak ke seluruh dunia, sejumlah media utama dunia menghubungkan mahluk ini dengan virus tersebut. Majalah berpengaruh Amerika, The New York Times (NYT), misalnya, menampilkan laporannya berjudul 'Coronavirus: Revenge of the Pangolins?' pada 5 Maret lalu.

Friday, 10 April 2020

Kebohongan-kebohongan Seputar Wabah Covig 19

Indonesian Free Press -- Per hari ini situs Worldometers.info menunjukkan bahwa jumlah penderita Covig 19 di seluruh dunia yang masih dirawat mencapai sejuta orang, 95% dalam kondisi sakit ringan/sedang dan hanya 5% dalam kondisi serius/kritis. Jika dianggap separoh dari angka serius tersebut meninggal dan seluruh penderita ringan sembuh (kecenderungannya memang demikian), maka tingkat kematian akibat Covig 19 'hanya' 2,5%.

WHO sendiri masih menggolongkan penyakit ini sebagai penyakit yang tidak membahayakan dan hanya 20% dari penderitanya yang memerlukan perawatan di rumah sakit (80% tidak memerlukan perawatan rumah sakit dan sembuh sendiri). Sementara profil pasien yang meninggal di seluruh dunia menunjukkan hal yang khas, yaitu orang-orang tua dan orang-orang yang berpenyakit bawaan serius.

Pakar nano pathologi (penyakit oleh benda-benda super-kecil) dari Italia Stefano Montanari mengatakan: "Ada sangat banyak virus corona di dunia. Penyakit flu biasa banyak disebabkan oleh virus ini. Mereka adalah virus yang dengan kemampuannya sendiri tidak cukup mematikan dan lebih banyak yang sama sekali tidak menimbulkan penyakit (innocuous). Namun virus ini bisa menimbulkan penyakit serius bagi orang-orang tua, khususnya orang tua yang menjalani perawatan penyakit pulmonary, atau yang memiliki penyakit pathologis lainnya. Orang-orang sehat sama sekali tidak terpengaruh oleh penyakit ini."

Sunday, 5 April 2020

Colonial Pandemonium

“Perlengkapan tes Mickey Mouse yang dikirimkan ke rumahsakit-rumahsakit, paling baik akan memberitahukan bahwa Anda memiliki sejumlah DNA virus di tubuh Anda, yang memang dimiliki oleh sebagian besar manusia pada setiap saat. Ini mungkin akan memberitahukan 'sequence' virus yang berkaitan dengan satu keluarga virus tertentu, katakanlah keluarga besar virus coronavirus. Itu saja. Pendapat bahwa peralatan ini bisa mengisolir satu jenis virus tertentu secara spesifik seperti COVID-19 adalah omong kosong. Lebih jauh, alat ini tidak bisa memberitahukan berapa banyak virus terdapat di dalam tubuh. Semua orang memiliki sejumlah virus menari-nari di dalam tubuh setiap saat dan kebanyakan tidak menimbulkan dampak apapun karena jumlahnya terlalu sedikit. 

Dan coronavirus adalah virus yang sangat umum. Sebagian besar manusia di dunia memiliki DNA coronavirus di dalam tubuhnya dalam jumlah kecil, bahkan jika ia dalam kondisi fit, atau dalam kondisi sakit karena sebab lain”. 


"Colonial Pandemonium" by Ian Fantom, The Truthseeker, 4 April 2020

Covig 19 dan Tato Kematian Bill Gates

Oleh John Kaminski, johnkaminski.org, 2 April 2020


Indonesian Free Press -- Ini bukan permainan ganda, bukan permainan tiga kali, tetapi permainan empat kali lipat.

Pertama, pemerintah menciptakan penyakit di laboratorium, yang kemudian harus ditutup karena praktik yang tidak diketahui telah menciptakan kebocoran zat mematikan. Dua, mereka kemudian mengirimnya ke Cina selama kompetisi olahraga militer dunia di Wuhan. Tiga, mereka menciptakan pandemi melalui histeria media meskipun tingkat kematiannya tidak lebih dari flu biasa. Dan empat, kudeta, mereka menciptakan korban jiwa yang sangat besar dengan memberikan vaksin racun, yang tanpanya orang akan dicegah mengakses uang mereka sendiri.

Permainan empat kali lipat untuk mengendalikan total pikiran semua orang dan akhir permanen bagi individualitas, cita-cita tertinggi spesies manusia. Segera dikenal sebagai Bill Gates Death Tattoo.

Sementara memasang 5G di semua sekolah di Amerika, menjamin korban penyakit dan kematian astronomis serta jumlah pengurangan populasi yang diinginkan dicari oleh orang kaya kotor terhadap massa yang tidak dicuci. Jika Anda pikir ini gila, saya sarankan Anda memeriksa apa yang terjadi sekarang di sekolah menengah setempat Anda, karena polisi mencegah Anda bertanya tentang semua truk putih yang mengutak-atik antena yang berdekatan dengan sekolah.

Genderang Perang Makin Keras, Panglima Al Quds Iran Kunjungi Irak

*Skenario Serangan Pendudukan AS di Irak


Indonesian Free Press -- Irak kini bergerak memasuki situasi yang tidak mungkin lagi berbelok arah, yaitu perang besar-besaran, setelah Amerika membunuh komandan perang Iran Jendral Soleimani dan Komandan kelompok pejuang Irak PMU tanggal 5 Januari lalu. Iran mungkin sudah cukup merasa puas setelah serangan rudalnya ke dua pangkalan militer AS di Irak, sebagai balasan atas pembunuhan Jendral Soleimani, tidak mendapat balasan dari AS. Namun tidak dengan PMU yang belum bisa melakukan balasan setimpal setelah sejumlah besar pejuangnya tewas oleh serangan-serangan AS.

Sementara itu bagi Amerika sendiri, mereka tidak akan pernah bisa tidur nyenyak melihat keberhasilan Iran membangun jalur logistik dan telekomunikasi yang vital antara Iran hingga ke Suriah. Jalur logistik ini dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanan Israel karena melalui jalur ini Iran dengan leluasa mengirimkan bantuan kepada sekutu-sekutunya di Irak, Suriah dan terutama Hizbollah di Lebanon yang berbatasan langsung dengan Israel.