by Asyari Usman (Eks jurnalis senior BBC)
Setelah mengamati rangkaian acara dalam proses peresmian pernikahan puteri Presiden Joko Widodo, baik sewaktu di Solo maupun di Medan, di dalam pikiran saya terlintas peluang yang sangat menjanjikan. Yaitu, penggalakan “variabel baru” di dalam perekonomian nasional.
Singkatnya, variabel baru itu saya sebut “wedding economy” –perekonomian pernikahan. Yakni, perekonomian yang berbasis pada acara-acara pernikahan. Tampaknya, “wedding economy” berpotensi untuk menggerakkan dana tunai miliaran rupiah, bahkan belasan miliar, untuk satu seremoni pernikahan saja.
Kalau pesta puteri Pak Jokowi kita jadikan contoh nyata, sangat banyak ragam bisnis yang terlibat untuk mewujudkan acara. Apalagi kalau acara pernikahan dilaksanakan berhari-hari seperti yang berlangsun di Medan saat ini. Pastilah dana yang dikucurkan cukup besar. Banyak provider yang kebagian kontrak.