Sunday, 3 April 2011

Britney Spears dan "Perbudakan Pikiran" Dunia Bintang


Ada perbedaan nyata antara masyarakat barat dengan masyarakat timur dalam hal menghadapi sebuah masalah psikologis: masyarakat timur meminta pertolongan keluarga terdekatnya dan mendapatkan kasih sayang dan perlindungan, sedang masyarakat barat meminta pertolongan psikolog untuk mendapatkan tagihan mahal dan aibnya terbongkar.

Bagi seorang selebritis dan orang-orang kaya di barat, terbongkarnya aib bisa berupa berita-berita yang muncul di media massa setelah dibocorkan oleh sang psikolog demi mendapatkan tambahan uang. Bagi mereka ketergantungan pada psikolog berarti pula ketergantungan pada obat-obatan yang sengaja diberikan oleh sang psikolog, bukan untuk menyembuhkan tapi untuk membuat mereka tergantung hidupnya. Bahkan bagi Michael Jackson, Elvis Preslie, Curt Cobain, atau Marilyn Monroe, berarti menyerahkan nyawa mereka. Hal yang sama mungkin bakal menimpa Madonna, Christina Aguilera, atau Britnesy Spears.

Britney Spears adalah ikon dunia pop yang secara bersamaan telah merengkuh keglamoran sekaligus kepahitan dunia bintang selebritis. Ia telah meraih puncak dari segala kepopuleran dan juga kehinaan dunia tabloid. Tingkahnya yang "liar" menjadikannya bahan pembicaraan mengenai kestabilan mentalnya. Namun tidak banyak yang menyadari bahwa ia adalah sebuah produk dari industri hiburan yang dijalankan oleh kelompok rahasia penyembah berhala, sebut saja kelompok "Illuminati", dengan modus menciptakan idola-idola dan ilusi popularisme demi meraup keuntungan dan sekaligus kekuasaan.

Terlalu berbau "teori konspirasi"? Baiklah saya jelaskan sedikit sebelum masuk lebih dalam. Bagi orang Islam tentu mengerti bahwa manusia diciptakan membawa misi suci ke-Tuhan-an: menebarkan kebaikan dan mencegah kejahatan, atau dengan kata lain: beribadah kepada Tuhan. Namun para idol itu telah mengalihkan perhatian manusia dari misi suci yang diembannya. Tidak lain karena para idola itu adalah "produk setan" yang dibuat oleh para penyembah setan. Dan karena "produk setan", maka output yang dihasilkan adalah kehancuran, dimulai dengan para idol itu sendiri.

Pada kenyataannya video klips Britney Spears “Hold it Against Me” menggambarkan bagaimana manipulasi "perbudakan pikiran" yang dialami Britney Spears. Beberapa peristiwa yang dialami Spears juga memperkuat hal itu.

"Karier" Britney Spears mengikuti pola yang telah ditetapkan penguasa industri hiburan Amerika yang sekaligus penguasa dunia hiburan global. Dimulai dengan bermain di panggung Broadway pada umur 8 tahun dan bergabung dengan Mickey Mouse Club pada umur 12 tahun, ia muncul menjadi bintang pop dunia pada usia 17 tahun setelah tembang "Baby One More Time" yang dilagukannya meledak di pasaran pada tahun 1998.

Majalah musik terkenal Rolling Stone menuliskan tentang Spears sebagai "satu dari penyanyi perempuan yang paling sukses sekaligus paling kontroversial sepanjang abad 21" dan "pelopor munculnya generasi remaja populer pada era millenia baru".

Meski telah meluncurkan 7 album hits serta statusnya sebagai ikon baru dunia populer, kebanyakan orang akan lebih mengingatnya dengan kisah hidupnya yang kontroversial: tentang kisah cintanya, masa lalunya, keperawanannya, ketergantungannya dengan obat bius, ketidakstabilan mentalnya, hingga kehidupan rumah tangganya.

Meski sebagian orang menganggap Spears layak mendapat olok-olok karena "bakatnya yang rendah" dan "hanya beruntung", sebagian lainnya melihatnya dengan lebih kritis: seorang bintang yang mengalami tanda-tanda "perbudakan pikiran" sebagaimana dialami para bintang populer lainnya, dampak dari apa yang disebut dengan program cuci otak Monarch Programming. Video klip "Hold it Against Me" berisi gambaran fenomena "perbudakan pikiran" yang dialami Britney. Kehidupan pribadi Britney memperkuat fenomena tersebut.

Britney Spears tumbuh di daerah pedesaan yang agak terbelakang di Louisiana, di tengah keluarga yang bermasalah, menjadi pribadi yang ideal untuk menjadi "korban" industri hiburan Amerika. Pada umur 8 tahun Britney diajak ibunya mengikuti audisi untuk menjadi anggota The Mickey Mouse Club di Atlanta. Sutradara Matt Cassella menolak audisi Britney karena dianggap terlalu muda, namun ia mengarahkannya kepada pencari bakat Nancy Carson. Dari Nancy lah Britney memasuki "jaringan dunia hiburan" Amerika, dimulai dengan pindah ke New York untuk belajar di Professional Performing Arts School. Tidak lama kemudian ia mendapatkan peran kecil di panggung drama musikal Broadway berjudul "Ruthless!" bersama bintang kecil lainnya, Natalie Portman.

Pada umur 13 tahun Britney akhirnya bergabung dalam Mickey Mouse Club dan masuk ke dalam program "perbudakan pikiran" sebagai syarat menjadi seorang bintang.


(Bersambung)

No comments: