Friday 8 April 2011

CINA BANGUN MEGACITY TERBESAR DI DUNIA


Baru-baru ini presiden SBY mewacanakan untuk mengembangan wilayah Jakarta menjadi megacity dengan nama Greater Jakarta, mencontoh proyek serupa di Inggris dengan Greater Londo-nya, dan Jepang dengan Greater Tokyo-nya. Namun tentu saja seperti biasa SBY hanya bisa berwacana, karena tidak ada rencana kongkrit untuk mewujudkannya. Dijamin hingga masa pemerintahannya berakhir hal itu tinggal sebuah wacana belaka. Mungkin bahkan rencana proyek pembangunan jembatan Jawa Sumatra yang jauh lebih matang pun hanya tinggal wacana.

Namun berbeda dengan SBY, pemerintah Cina terkenal dengan keseriusannya mengembangkan infrastruktur demi mendorong pertumbuhan ekonominya. Pengembangan jaringan kereta api supercepat sepanjang 25.000 km adalah salah satu dari beberapa contoh kongkrit yang membelalakkan mata negara-negara maju sekalipun. Dan kini Cina kembali membuat dunia terkagum-kagum dengan rencananya membangun megacity terbesar dunia di yang akan menampung 42 juta penduduk dengan ukuran 26 x luas Greater London.

Rencana akhir proyek tersebut telah selesai, berupa penggabungan 9 kota di kawasan Cina Selatan menjadi satu kawasan industri dan pemukiman modern yang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru menyaingi megacity Beijing dan Shanghai yang telah lebih dahulu maju.

Proyek seluas 16.000 km persegi ini dijadwalkan akan selesai dalam waktu 6 tahun ke depan. Proyek dengan julukan "Menjadikan Delta Sungai Mutiara Sebagai 1 Kota" ini akan menggabungkan 2 kota besar Guangzhou dan Shenzhen dengan 7 kota lainnya yang lebih kecil, yaitu Foshan, Dongguan, Zhongshan, Zhuhai, Jiangmen, Huizhou dan Zhaoqing. Jalur kereta api cepat sepanjang 5.000 km dan jalan tol akan dibangun untuk menghubungkan kota-kota tersebut, plus sarana-sarana publik, infrastruktur energi, air bersih dan telekomunikasi modern.

Konsultan senior proyek, Ma Xiangming menjelaskan tentang proyek tersebut, "Idenya adalah ketiks kota-kota terintegrasi, penduduk bisa berpindah kemana saja ia suka dengan mendapatkan fasilitas kesehatan dan fasilitas-fasilitas publik lainnya."

Ma Xiangming yang juga menjadi ahli perencanaan pembangunan di Guangdong Rural and Urban Planning Institute, mengatakan bahwa megacity yang akan dibangunnya akan jauh mengalahkan Greater London dan Greater Tokyo karena di megacity yang akan dibangun "tidak ada lagi satu jantung kota," karena semuanya menjadi jantung kota.

Kepada Daily Telegraph yang mewawancarainya ia menambahkan, ‘Ini akan mendorong perkembangan industri dan penyerapan tenaga kerja di wilayah (Cina Selatan), dan sarana-sarana publik bisa didistribusikan secara merata."

Menurut Ma, dengan pembangunan megacity tersebut akan meningkatkan efisiensi dengan tarif telepon akan menurun hingga 85% sebagaimana juga harga tiket sarana-sarana transportasi massal, sementara fasilitas publik seperti pendidikan dan kesehatan akan meningkat kualitas dan kuantitasnya.

"Penduduk bisa memilih dimana akan mendapatkan layanan publik yang diinginkan seperti rumah sakit dan sekolah, dengan menggunakan internet," tambah Ma.

Menurut Ma, satu-satunya masalah yang dihadapi adalah masalah pemberian nama. "Kita tidak bisa hanya memberinya nama berdasar nama kota-kota yang tergabung," katanya sembari tertawa.

Untuk mengatasi permasalahan polusi, para perencana proyek akan mengatasinya dengan "kebijakan terpadu" yang akan menyeragamkan harga minyak dan listrik.

Dengan lebih dari 2 triliun dolar cadangan devisa yang dimilikinya, pemerintah Cina bisa menggelontorkan dana pembangunan yang tidak bisa dilakukan pemerintah negara-negara lain di dunia, termasuk negara-negara maju yang justru lebih banyak menanggung hutang. Tidak heran jika Cina kini telah berubah menjadi raksasa ekonomi dunia. Pada tahun 2020 diperkirakan Cina bakal mengalahkan Amerika dalam hal GNP dan menjadi negara terbesar di dunia secara ekonomi.

Setiap tahunnya rata-rata Cina membangun 20 kota baru, menjadikan Cina sebagai fenomena urbanisasi terbesar sepanjang sejarah. Investasi infratruktur yang telah dianggarkan untuk 5 tahun ke depan mencapai $950 miliar dan dalam periode tersebut sebanyak 350 juta penduduk pedesaan Cina akan berubah menjadi penduduk kota.



Ref:
"Largest city in the world: China to build metropolis twice the size of Wales"; Daily Mail; 25 Januar1 2011, dalam truthseeker.co.uk; 5 April 2011.