Wednesday 20 February 2013

CINA SEGERA BANGUN KA CEPAT IRAN

Cina dikabarkan akan segera membangun proyek kereta api supercepat di Iran senilai $1 miliar. Demikian kabar yang dirilis "Bloomberg News" tgl 18 Februari lalu. Informasi tersebut diperoleh dari 2 orang pejabat terkait Cina yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Langkah Cina ini berlawanan dengan langkah yang diambil Amerika dan Uni Eropa untuk memperketat sanksi ekonomi atas Iran terkait isu program pengembangan senjata nuklir Iran.

China dan Iran sejauh akan tetap menjalin hubungan bisnis seperti biasa di tengah aksi pemberian sanksi oleh negara-negara barat terhadap Iran. Demikian pernyataan jubir kementrian luarnegeri Cina Hong Lei kepada pers di Beijing, Senin (18/2). Cina merupakan pembeli terbesar minyak mentah Iran.

Belum ada penjelasan apakah pembangunan KA supercepat itu adalah bagian dari proyek pembangunan kereta api Iran yang telah disepakati kedua negara tahun 2010 lalu, atau proyek terpisah.
Sebagaimana pernah diberitakan media-media massa internasional, pada tahun 2010 lalu Cina dan Iran telah menyepakati pembangunan kereta api di Iran dengan proyek senilai $2 miliar. Proyek ini merupakan tahap awal dari megaproyek penyatuan Cina dengan Iran serta kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah lainnya.

Jalur KA yang akan dibangun tersebut akan menghubungkan kota Khosravi yang terletak di dekat perbatsan Irak, dengan Kermanshah sejauh 360 mil dengan melalui kota-kota Arak dan Hamedan. Para pejabat Iran menyebutkan, nantinya jalur itu akan ditingkatkan hingga menghubungkan Iran dan Syria. Hal ini akan meningkatkan arus kunjungan wisata religi dari Iran menuju Irak dan Syria di mana di kedua negara tersebut terdapat banyak tempat suci kaum Shiah. Diperkirakan setiap harinya terdapat sekitar 5.000 peziarah Shiah Iran yang menuju tempat-tempat suci Shiah di Najaf dan Karbala di Irak. Jumlah yang lebih sedikit namun cukup signifikan berangkat menuju makam Sayidah Zainab cucu Nabi Muhammad di dekat Damaskus, Syria.

Dari Syria telah terdapat jalur kereta api yang eksis yang menghubungkannya dengan Turki, dan selanjutnya menuju daratan Eropa melalui jembatan Bosphorus di Turki yang menghubungkan kawasan Eropa dan Asia.

Menurut prediksi Nicklas Swanstrom dari Central Asia-Caucasus Institute at Johns Hopkins University, kontrak tersebut merupakan tahap awal dari program pembangunan kereta api yang menghubungkan Cina dengan seluruh kawasan Asia Tengah.

"Adalah masuk akal jika Anda membangun jalan kereta api di Iran, selanjutnya Anda akan menghubungkannya dengan kawasan Asia Tengah. Dikabarkan juga bahwa telah terjadi kesepakatan antara Iran dengan Tajikistan dan Kyrgyzstan untuk membangun jalan kereta api yang menghubungkan ketiga negara. Jika ditambahkan lagi jalan kereta api ke Kashgar di China, maka lengkap sudah "jalur sutera modern"," kata Swanstrom.

Jalur yang bakal dibangun tersebut akan memberikan akses vital bagi negara-negara Asia Tengah ke pelabuhan Iran di Chahbahar yang terletak di Teluk Parsi. Jalur ini juga akan membuat Cina memiliki jalur darat yang bisa menghubungkannya langsung dengan kawasan Eropa.

"Bagi Cina, jalur ini akan mengurangi biaya transportasi ke Eropa hingga 5% atau 6%. Ini juga masuk akal secara politis, karena jika secara teknis Amerika dan Uni Eropa bisa memblokir jalur laut Cina, Cina masih memiliki jalur darat. Dan dengan membangun infrastuktur negara-negara tetangga, itu akan membuat mereka lebih dekat dengan Cina," tambah Swanstrom.

Ide pembangunan jalan kereta api ini pertama kali diungkapkan oleh Presiden Iran Ahmadinejad awal tahun 2010 dalam satu pertemuan tingkat tinggi negara-negara Asia Tengah di Teheran, Iran. Ide tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan pertemuan antara menteri-menteri transporatasi negara-negara Tajikistan, Afghanistan dan Iran di Dushanbe, ibukota Tajikistan yang menghasilkan kesepakatan untuk membangun jalur kereta api sepanjang 1.225 mil yang menghubungkan ketiga negara.

Diperkirakan jika jalur ini selesai dibangun maka waktu tempuh pengiriman barang dari Cina menuju Eropa yang selama ini menggunakan kapal, akan dipersingkat dari 1 bulan menjadi hanya 11 hari.

Setelah sukses mengembangkan sistem kereta api cepat yang menjangkau seluruh daratan negeri hingga ke puncak Himalaya, Cina berambisi besar untuk membangun jalan kereta api cepat yang bisa menghubungkannya dengan Eropa, baik melalui Rusia atau pun melalui Asia Tengah. Cina juga telah menjadi "pemain" penting bisnis perkereta apian internasional yang ditandai dengan keberhasilannya memenangkan proyek pembangunan sistem kereta api cepat di beberapa negara.



REF:
"China Said to Approve Joining Iran High-Speed Rail Project"; Bloomberg News; 18 Februari 2013

"China to build $2bn railway for Iran"; Malcolm Moore; Daily Telegraph; September 2010

No comments: