Saturday, 12 December 2015

Suriah dan Fenomena 'The Empire Strikes Back'

Indonesian Free Press -- 'The Empire Strikes Back' adalah judul salah satu sekuel film fenomenal Star War.

Namun di dunia nyata 'The Empire Strikes Back' merupakan fenomena sejarah yang terus terjadi berulang-ulang. Dalam setiap perjuangan menentang ketidak adilan, kekuatan status quo yang merasa terancam akan berusaha menggagalkan perjuangan dengan melakukan serangan balik. Dalam sejarah Islam hal ini tampak pada peristiwa Perang Uhud, dimana kaum musrik Quraisy Makkah menyerang orang-orang Muslim di sebuah tempat bernama Bukit Uhud setelah sebelumnya mereka kalah dalam Perang Badar. Peristiwa ini juga terjadi dalam Perang Sipil Amerika tahun 1862 ketika pasukan Konfederasi menginvasi wilayah Maryland dan hampir menduduki ibukota Washington. Adapun dalam Perang Dunia II 'fenomena' yang sama terjadi dalam Perang Kursk di Rusia dan Perang Bulge di Belgia ketika pasukan Jerman melancarkan serangan balik di front timur dan barat.

Ketika Rusia mulai melancarkan operasi militernya di Suriah pada tanggal 30 Oktober lalu, Rusia secara efektif menghancurkan rencana zionis internasional untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al Assad dan memecah belah Suriah menjadi beberapa negara sektarian yang lemah, sekaligus menghancurkan blok perlawanan anti-Israel yang dimotori Suriah dan Iran serta Hizbollah dan kelompok-kelompok perjuangan Palestina.

Proyek penghancuran oleh Rusia ini semakin menjengkelkan zionis internasional, khususnya regim Reccep Erdogan di Turki, setelah Rusia memporak-porandakan bisnis ilegal yang diorganisirnya dengan memperdagangkan minyak kelompok teroris ISIS melalui Turki. Maka rencana untuk melakukan 'serangan balik' pun dirancang. Dan setelah melalui perencanaan masak, pada tanggal 24 November Turki menembak jatuh pesawat SU-24 Rusia yang tengah melakukan operasi militer di sekat perbatasan Turki.

Turki berdalih penembakan ini disebabkan pesawat Rusia melanggar wilayah udaranya. Namun penembakan ini sangat tidak bisa diterima akal. Bahkan seandainya benar tuduhan tersebut (yang oleh Rusia dan Suriah dibantah dengan menunjukkan data-data penerbangan yang lengkap), Turki tidak berhak untuk menembak pesawat Rusia itu. Rusia tidak tengah berada dalam kondisi permusuhan dengan Turki, dan bahkan, seiring dengan kerjasama yang telah disepakati antara Rusia dan NATO dalam perang melawan terorisme di Suriah, Rusia telah memberitahukan misi penerbangan pesawat-pesawatnya di Suriah kepada NATO, termasuk waktu dan jalur penerbangan yang dilalui.

Bahkan Reccep Erdogan sendiri, beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Turki yang 'tidak sengaja' masuk ke wilayah Suriah tidak boleh langsung ditembak.

Kemungkinan terbesarnya adalah Turki, dengan dukungan NATO telah mengantisipasi kedatangan pesawat-pesawat Rusia itu di dekat perbatasan dengan misi khusus, menembak jatuh pesawat itu. Dan itu yang dilakukannya.

Setelah penembakan itu AS dan NATO 'pasang badan' memberikan perlindungan dan dukungan penuh kepada Turki, meski dalam sidang darurat NATO tidak lama setelah insiden penembakan itu dikabarkan terjadi perdebatan keras, terutama dari Perancis dan Jerman, yang tidak menyukai tindakan Turki. AS dan NATO bahkan menyatakan akan mengirim bantuan militer jika Turki diserang Rusia. AS bahkan aktif memainkan peran 'disinformasi' untuk menyelamatkan muka pemimpin Turki, yang oleh Rusia dituduh melindungi bisnis minyak ilegal kelompok teroris ISIS. Meski akhirnya kemudian mengakui bahwa Turki membeli minyak ISIS, meski jumlahnya sedikit.

Selanjutnya, perkembangan semakin menarik sekaligus membahayakan. 'The Empire Strikes Back'. Amerika mengirim kapal induk nuklir USS Harry S. Truman ke dekat perairan Turki. Perancis lebih dahulu mengirim kapal induknya ke kawasan Mediterania Timur. Kemudian, dengan dalih memerangi ISIS, NATO menambah jumlah pesawat tempurnya di pangkalan NATO di Turki. Yang mengejutkan lagi adalah langkah Turki menduduki wilayah Irak Utara dengan dalih melindungi perbatasannya dari ancaman ISIS, meski Irak telah melakukan protes keras.

Rusia pun tidak mau kalah. Selain menempatkan sistem pertahanan udara S-400 ke Latakia dan kapal jelajah Moskva dengan sistem pertahanan udara S-300-nya di lepas pantai Latakia, Suriah, Rusia dikabarkan tengah membangun pangkalan udara keduanya di wilayah Homs, untuk menambah daya gempur Rusia terhadap kelompok teroris ISIS. Iran pun dikabarkan akan membangun pangkalan udara di dekat pangkalan udara baru Rusia ini.

Rusia sadar bahwa zionis internasional tidak 'jujur' dalam slogannya memerangi terorisme, karena justru merekalah yang telah menciptakan kelompok-kelompok teroris itu bersama negara-negara Arab wahabi. Ini terlihat dari fakta bahwa AS dan NATO tidak mengirim pesawat-pesawat serbu darat seperti A-10 Warthog, melainkan pesawat-pesawat tempur udara, dengan tujuan tentu saja untuk menggertak Rusia untuk tidak melanjutkan misinya di Suriah.

Presiden Rusia Vladimir Putin tentu sadar bahwa zionis internasional tidak akan pernah menyerah begitu saja kepada Rusia dan meninggalkan proyek lamanya di Suriah, untuk memecah belah Suriah dan Irak menjadi negara-negara sektarian. Seperti telah terjadi di masa lalu, zionis internasional bahkan rela menggelar perang dunia. Maka apa yang dilakukan Rusia mengisyaratkan kesiapan Rusia untuk melayani Amerika dan NATO dalam peperangan di Suriah.

Hal itu terlihat dari tindakan Rusia menembakkan rudal-rudal jelajahnya dari Laut Kaspia yang berjarak 1.500 km dari Suriah. Juga penembakan rudal-rudal jalajah dari kapal selamnya di Laut Mediterania. Ditambah sistem pertahanan udara S-400 dan S-300 serta penambahan kekuatan udara di Suriah, Rusia telah memberikan isyarat kepada Amerika dan sekutu-sekutunya bahwa Rusia telah siap 'adu panco' dengan Amerika dan NATO di Suriah.

Putin bahkan telah 'mengancam' akan menuklir para teroris di Suriah. Meski dengan nada bercanda ia mengatakan, "Saya rasa Rusia tidak perlu untuk menuklir para teroris itu.". Berbicara tentang nuklir tentu bukan untuk sekedar becanda, seperti berbicara tentang perceraian dalam rumah tangga.(ca)

1 comment:

Kasamago.com said...

Cukup aktifkan arsenal nuklir d kaliningrad,eropa barat pasti gerah.

Perang dunia terbru hny tgl menunggu wktu saja

Www.kasamago.com