Sunday 7 February 2016

Rusia Kembali Ingatkan Turki soal Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia kembali mengeluarkan peringatan terhadap Turki terkait dengan perkembangan di Suriah.

Jubir Kementrian Pertahanan Rusia menyebut Turki tengah melakukan persiapan diam-diam untuk melancarkan serangan darat ke Suriah.

“Kami memiliki alasan-alasan serius untuk mencurigai bahwa ada persiapan yang intensif oleh Turki untuk melancarkan invasi militer ke negara berdaulat Suriah,” kata Mayjend Igor Konashenkov, Jubir Kementrian Pertahanan Rusia kepada wartawan, Jumat (5 Februari).

"Kami mencatat tanda-tanda rahasia yang semakin banyak tentang persiapan militer Turki," tambahnya.

Ia menambahkan bahwa Rusia telah memberikan banyak bukti kuat kepada masyarakat internasional berupa video penembakan artileri Turki ke wilayah Suriah yang berpenghuni padat di Latakia Utara, Suriah.

"Kami terkejut bahwa wakil-wakil dari Pentagon, NATO dan sejumlah organisasi yang mengklaim sebagai pelindung HAM, tidak bertindak apapun dan tetap diam (dengan pemboman Turki)," katanya lagi.


Dalam kesempatan itu Konashenkov juga menunjukkan foto-foto pos perbatasan Reyhanli dan mengatakan, "melalui pos perbatasan inilah, terutama di malam hari, gerombolan-gerombolan militan yang menduduki sebagian kota Aleppo dan Idlib, telah disuplai dengan senjata dan petempur melalui wilayah Turki,” tambahnya lagi.

Berkaitan dengan itu Konashenkov menuduh Turki berusaha menyembunyikan tindakannya menyelundupkan senjata ke Suriah dengan menolak penerbangan pengamatan Rusia yang diatur oleh kerjasama Rusia dan NATO.

"Tindakan seperti itu yang dilakukan negara anggota NATO, tidak membantu memperkuat saling kepercayaan dan keamanan di Eropa,” kata Konashenkov lagi, seraya menyebut langkah Turki itu sebagai 'preseden yang berbahaya dan upaya untuk menyembunyikan aktifitas militer ilegal di dekat perbatasan Suriah.

Ia menyebut, langkah Turki itu tidak akan didiamkan begitu saja oleh Rusia. Rusia, sebutnya, telah meningkatkan segala jenis peralatan inteligen canggih dan kegiatan inteligen di Timur Tengah.

"Jadi, jika Turki berfikir bahwa pelarangan penerbangan pengamatan Rusia bisa menyembunyikan sesuatu dari Rusia, maka mereka adalah tidak profesional."

Ia mengingatkan bahwa berdasar perjanjian keamanan Nato-Rusia, selama tahun 2015 saja terdapat 32 penerbangan pengamatan asing di Rusia, empat di antaranya dilakukan oleh Turki.

Pada tanggal 3 Februari lalu Turki melarang Rusia melakukan penerbangan pengamatan di Turki, setelah Rusia memberitakan tempat-tempat yang akan diamati Rusia yang mencakup pangkalan-pangkalan udara di dekat perbatasan Suriah.(ca)

1 comment:

kasamago.com said...

Bersiap Head 2 Head


http://kasamago.com/arsenik-dan-sianida-duo-senjata-pembunuh-rahasia/