Friday 13 May 2016

Komandan Tertinggi Hezbollah di Suriah Syahid oleh Ledakan Bom

Indonesian Free Press -- Kelompok perlawanan Hezbollah, hari Jumat (13 Mei), mengumumkan syahidnya komandan tertinggi kelompok ini di Suriah oleh serangan bom di dekat bandara Damaskus. Hizbollah mengatakan tengah menyelidiki pelaku ledakan, dan tidak biasanya, Hizbollah tidak langsung menuduh Israel.

Syahidnya Mustafa Badreddine, yang memimpin pasukan Hezbollah dalam perang di Suriah mendukung Presiden Bashar al-Assad, semakin merusak gencatan senjata yang digagas Amerika dan Rusia. Gencatan senjata enam hari di kota Aleppo berakhir pada hari Kamis (12 Mei) tanpa ada perpanjangan, dan penembak-penembak jitu pemberontak menembaki wilayah yang dikuasai pemerintah. Dua orang tewas oleh tembakan tersebut, seorang diantaranya seorang wanita sipil, demikian pernyataan sebuah lembaga pengawas seperti dilansir Associated Press.

Sementara itu serangan udara Suriah dan Rusia menghantam posisi kelompok Al-Nusra Front di Idlib, menewaskan 16 militan termasuk seorang komandan seniornya, tulis Associated Press.

Badreddine adalah figur yang sangat dicari-cari Amerika dan Israel, demikian Associated Press menyebutkan. Ia termasuk dalam daftar 'teroris' Amerika yang namanya disangkut-pautkan dengan pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri tahun 2005. Namun, seperti ditulis di blog ini, Israel lah yang paling banyak memiliki motif dan modus dalam pembunuhan Hariri.

Berbeda dengan kematian komandan-komandan Hizbollah lainnya sebelumnya, dalam pembunuhan ini Hizbollah tidak langsung menuduh Israel. Badreddine adalah pengganti komandan senior Hizbollah lainnya yang juga mati syahid di Suriah, Imad Mughniyah. Saat itu, sebelum terjadi konflik berdarah di Suriah, Hizbollah menuding Israel sebagai pelakunya.

“Menurut laporan-laporan awal yang kami dapatkan, sebuah ledakan besar terjadi di posisi kami di dekat bandara internasional Damascus, membunuh komandan kami Mustafa Badreddine dan melukai orang-orang lainnya," demikian pernyataan Hizbollah.

“Kami tengah melakukan penyidikan untuk menemukan sifat dan penyebab ledakan itu untuk memastikan apakah itu berasal dari serangan udara, ledakan roket atau artileri.”

Bandara Damascus terletak di sebelah timur ibukota Suriah, dimana sejumlah kelompok pemberontak memiliki basis yang kuat, meski pasukan pemerintah telah menguasai wilayah bandara dengan jalan raya penghubungnya selama 2 tahun lebih.

"Badreddine dianggap bertanggungjawab atas seluruh operasi militer Hezbollah di Suriah sejak tahun 2011, termasuk seluruh mobilisasi para pejuang Hezbollah dari Lebanon ke Suriah untuk mendukung regim Suriah,” kata Jubir Departemen Keuangan Amerika ketika mengumumkan nama Badreddine bersama sejumlah 'teroris' lainnya yang mendapat sanksi Amerika beberapa waktu lalu.

Kehadiran para pejuang Hizbollah telah berhasil mengamankan perbatasan Lebanon-Suriah dari infiltrasi pemberontak dan teroris ke Suriah, dan menjaga keamanan wilayah sekitar ibukota, terutama kompleks pemakaman Sayidah Zainab cucu Nabi Muhammad yang disucikan, namun oleh para teroris pemberontak menjadi sasaran utama penghancuran. Kini, Hizbollah bersama Suriah, Iran dan Rusia tengah mengkonsentrasikan diri dalam pertempuran pembersihan Aleppo dari para pemberontak.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Pembunuhan sosok strategis & penting biasany atau pasti melibatkan intelejen..
Bs jd, mossad mnjdi trsangka utama nya

Smg perjuangan Hizbullah trus bergemuruh