Thursday, 1 September 2016

Kejahatan ISIS dan Para Pendukungnya Terbongkar di Irak

Indonesian Free Press -- Perginya gerombolan ISIS di kota-kota yang didudukinya di Irak membongkar kejahatan kelompok teroris yang didukung zionis internasional dan kaki tangannya: Amerika, Inggris, Saudi, Qatar, Turki, dll. Puluhan kuburan massal korban kekejaman ISIS ditemukan dengan jumlah korban diduga mencapai puluhan ribu orang.

Seperti dilaporkan Veterans Today, 30 Agustus lalu, kantor berita Associated Press mengklaim telah mengidentifikasi setidaknya 72 kuburan massal korban kekejaman ISIS di Irak dan Suriah. Dari jumlah itu, 17 kuburan massal berada di Suriah dan sisanya di Irak, dengan jumlah korban keseluruhan antara 5 ribu hingga 15 ribu orang. Namun para aktifis menyebut masih ada ribuan korban kekejaman ISIS yang masih terkubur di sejumlah kuburan massal dan tidak diketahui keberadaannya.

Informasi tersebut diperoleh dari AllSource, perusahaan penyedia jasa satelit yang mengidentifikasi jejak kuburan massal dari gambar satelit berdasarkan kesaksian masyarakat. Sejumlah kelompok sosial juga membantu identifikasi kuburan massal. Bahkan para anggota ISIS sendiri sering membanggakan aksi kejinya telah membantai orang-orang yang mereka anggap sebagai 'kafir' dan  'pengkhianat'.

"Mereka (ISIS) menyembelih, menembak, melindas dengan mobil, dan segala teknik pembunuhan lainnya, dan mereka bahkan tidak mencoba menyembunyikannya," kata Sirwan Jalal, tokoh Kurdi Irak yang ditunjuk melakukan penyidikan pembantaian massal terhadap warga Kurdi oleh ISIS.

Peristiwa pembantaian terbesar yang terdokumentasi adalah pembantaian di Kamp Militer Speicher di Tikrit pada Juni 2014, ketika ISIS membantai antara 1.000 hingga 1.700 calon taruna Angkatan Udara Irak. Tiga puluh enam pelaku pembantaian telah dihukum gantung bulan Agustus lalu.

Hanya dua hari sebelum pembantaian itu, di Ramadi juga terjadi pembantaian massal. AllSource mengkonfirmasi keberadaan kuburan massal yang telah dilaporkan para korban selamat kepada Human Rights Watch.

“Saya adalah tawanan nomor '43'. Saya dengar mereka mengatakan ‘615,’ dan kemudian salah seorang anggota ISIS berkata, "kita akan makan enak malam ini". Kemudian yang lainnya mengatakan, "Apakah sudah siap?", dijawab ‘Ya,’ dan kemudian mulai terdengar berondongan senjata,” demikian kesaksian seorang pembantaian massal di Ramadi yang selamat, kepada Human Right Watch.

Kepada HRW ia mengatakan berhasil menyelamatkan diri dengan berpura-pura mati, kemudian menyelinap pergi di malam hari bersama 15 korban selamat lainnya.

Dengan pertempuran yang masih berlangsung di sejumlah tempat, seperti di Hardan yang mayoritas dihuni warga Kurdi, otoritas setempat tidak berkesempatan untuk menguburkan dengan layak, apalagi mendokumentasikan para korban pembantaian-pembantian massal yang terjadi.

"Saya kenal dengan para korban di sana. Kebanyakan adalah teman dan tetangga," kata Arkan Qassem, penduduk desa di luar kota Hardan kepada Associated Press.

“Sangatlah sulit melihat mereka setiap hari," tambahnya, merujuk pada kuburan massal yang masih terlihat jelas bekas-bekasnya di Hardan.

Karena ISIS tidak hanya membunuhi kelompok tertentu seperti Shiah, Kurdi, Yazidi, bahkan orang-orang Sunni sendiri, diperkirakan terdapat ratusan kuburan massal yang tidak diketahui dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diidentifikasi.

“Ini seperti tetesan air di samudra untuk menemukan kuburan-kuburan massal di Suriah,” kata Ziad Awad, wartawan The Eye of the City yang terbit di kota Deir ez-Zor, Suriah, yang kini berada di dalam kepungan ISIS.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Kebiadapan semoga segera mendapat azab nya..

Anonymous said...

ada kuburan anggota mereka sendiri yang terbunuh seperti di Qusayr 500 orang dituduh saa/hizb membunuh beramai ramai--setelahjatuh qusayr ternyta yang tewas mereka sendiri