Thursday, 13 July 2017

Panglima TNI Tersinggung Aksi yang Digagasnya Disebut Intoleran

Indonesian Free Press -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo merasa tersinggung oleh tuduhan bahwa Aksi 171717 yang digagasnya adalah aksi intoleran. Namun ia juga meyakini bahwa aksi yang akan dilakukan serentak pada 17 Agustus 2017 pukul 17.00 WIB itu akan berjalan aman.

“Aksi 171717 adalah aksi doa bersama. Ini jelas bukan aksi intoleran,” kata Gatot kepada media di Komplek Senayan, Jakarta, Kamis (13/7).

Gatot mengaku heran dengan adanya isu yang menyebut bahwa aksi yang sebagian besar berupa doa dan ibadah itu sebagai aksi intoleran.


“Masa aksi doa bersama untuk kebaikan bangsa disebut aksi intoleran. Logikanya di mana?,” katanya seperti dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Lebih jauh, Gatot menegaskan kembali bahwa Aksi 171717 yang serentak dilakukan di semua markas TNI di Indonesia itu akan diadakan acara berdoa dan mengaji bersama untuk keutuhan bangsa Indonesia.

“Ada acara khataman Alquran dilakukan pada pukul 17.00 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB dilanjut dengan salat Maghrib berjamaah. Setelah itu berdoa bersama, dilakukan semua umat beragama juga ada Kristen, Hindu, Budha, Konghucu sama-sama mendoakan agar tidak terjadi perselisihan dan timbul rasa kasih sayang,” kata Gatot.

Gatot melanjutkan, bila masyarakat saling sayang menyayangi, hormat menghormati maka keutuhan bangsa bisa terjaga. Dan Indonesia akan menjadi negara yang disegani oleh negara lain karena posisinya yang memang diperhitungkan.

“Jangan sampai negara kita terpecah, karena rakyatnya tidak bisa menjaga persatuan. Sekali lagi harus diingat, bangsa kita besar karena keberagaman yang semuanya dituang dalam Pancasila sebagai dasar negara,” katanya.

Nama Jendral Gatot telah menjadi perhitungan pada Pilpres 2019 mendatang. Sikapnya yang relatif dipandang sebagai bersimpati terhadap gerakan ummat Islam, membuat namanya sangat populer di kalangan aktifis maupun masyarakat Islam pada umumnya. Tidak mengherankan jika banyak upaya untuk mendiskreditkannya, terutama oleh pihak-pihak yang menginginkannya tampil sebagai kandidat pemimpin Indonesia mendatang.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Panglima wajib waspada, karena sasaran berikutnya adalah para patriot bangsa di tubuh TNI