Sunday, 3 May 2009

Flu Babi: Messiah yang Ditunggu


“We Jews, we are the destroyers and will remain the destroyers. Nothing you can do will meet our demands and needs. We will forever destroy because we want a world of our own.” (Maurice Samuels: “You Gentiles”)


Seorang penulis sains menangkap tanda-tanda keanehan saat seorang pria tua berjenggot duduk di meja panelis menunggu giliran untuk berbicara. Beberapa orang staff mendekati seorang kemeramen video dan melarangnya mengambil gambar. Saat itu si penulis berkesimpulan, sesuatu yang sangat menarik akan terjadi. Maka ia langsung menyiapkan pena dan kertasnya untuk mencatat.

Orang tua yang duduk di meja panelis adalah Dr Eric Pianka, seorang ilmuwan yahudi yang terkenal dan pernah mendapatkan penghargaan sebagai “Texas Distinguished Scientist for 2006". Acara diskusi panel yang dihadiri Dr Pianka berlangsung di Texas Academy of Science at Lamar University in, akhir Maret lalu. Sedangkan penulis sains tersebut di atas adalah Forrest Mim III, seorang penulis sains populer dan editor jurnal sains dua mingguan The Citizen Scientist.

Apa yang kemudian didengar sang penulis dari Dr Pianka, sungguh menggoncangkan hatinya.

Dr Pianka mengungkapkan harapan bahwa sebagian besar manusia, hingga 90% dari populasi, meninggal secara mengerikan. Terkena wabah sejenis virus ebola hingga mengeluarkan darah dari semua lubang di tubuh.

Dr Pianka mengecam apa yang disebut "anthropocentrism” atau pendapat bahwa manusia menempati posisi tertinggi dalam kehidupan alam semesta. Menurutnya manusia tidak lebih baik dari bakteri dengan alasan manusia telah menghancurkan planet bumi dengan polusi dan populasi yang besar. Menurutnya, jika populasi manusia saat ini tidak berkurang hingga 90%, maka bumi akan hancur.

"Bukankah akan lebih baik bagi planet bumi jika terjadi wabah pathogen seperti Ebola yang dapat mengurangi populasi manusia hingga 90%?" kata Dr Pianka.

Forrest Mim terkejut mendengar pernyataan tersebut. Bukankah diketahui bahwa kematian karena virus ebola sangatlah mengerikan? Seseorang akan menderita selama berhari-hari sebelum meninggal. Darah keluar dari seluruh tubuh, termasuk dari mata setelah virus tersebut menghancurkan organ-organ dalam tubuh manusia yang terjangkit. Kengerian yang ditimbulkan bagaikan film fiksi.


Betapa mengerikannya jika virus Ebola bisa "diciptakan" di laboratorium dan bisa menyebar lewat udara dan menjangkiti seluruh manusia di bumi. Itu semua di luar pikiran Forrest Mim karena begitu mengerikannya. Tapi ia sadar, hal itu bukannya tidak mungkin.

Tidak lama setelah pernyataan mengerikan dari Dr Pianka tersebut dunia menyaksikan munculnya wabah virus yang lain, Flu Babi, yang muncul di Mexico dan telah menyebar ke seluruh benua. Meski disebut flu babi, penyakit ini berbeda dengan flu babi biasa karena bahkan tidak menyakiti babi. Penyakit ini disebabkan oleh virus mutan yang berasal dari firus babi, firus manusia dan firus flu burung (H5N1) sekaligus.

Ketika sebagian orang menuduh firus baru ini adalah hasil rekayasa manusia, media massa dan kalangan "established", "status quo", "liberal" dan "useful idiots", mengumandangkan himne yang sama: "conspiracy theory". Kenyataannya adalah ilmu bioteknologi rekayasa DNA saat ini tidak saja dapat membuat virus flu babi, flu burung dan sebagainya, tapi juga virus ebola.

Kembali ke dekade 1990-an, dua orang ilmuwan Australia berhasil memisahkan bersama-sama virus mematikan interlleukin 4 mousepox, dengan memecah gen tikus yang dapat meniru struktur protein sel darah putih, secara efektif menciptakan virus tikus yang sangat mematikan (tingkat kematian hingga 100%). Kemudian secara ceroboh kedua ilmuwan tersebut menyebarkan temuannya ke internet dan tidak diketahui berapa orang jahat yang telah mengetahi ilmu tersebut.

Kasus lainnya adalah virus flu burung (H5N1). Memang media massa tidak pernah menyinggung kasus satu ini. Namun faktanya adalah laboratorium Baxter di Austria telah menyebarkan virus buatan ini ke 18 negara tahun lalu. Dan seperti biasa mereka menyalahkan "human error" sebagai penyebabnya.

Anda tentu pernah mendengar berita-berita menghebohkan di semua media massa di seluruh dunia berupa terror anthrax paska pengeboman WTC tahun 2001, namun kemudian tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa diketahui oleh publik siapa pelaku dan motifnya. Seorang ilmuwan yahudi Dr Barbara Hatch Rosenberg, menuduh Dr. Steven J. Hatfield (goyim/gentile/non-yahudi) sebagai penanggungjawab kasus tersebut. Dr Hatfield yang kariernya hancur karena tuduhan itu, membantah tuduhan tersebut dan balik menuduh konspirasi pers-yahudi sebagai biangnya.

Gagal mendapatkan bukti yang melemahkan Dr Hatfield, FBI mengalihkan korbannya kepada Dr Bruce Ivins (goyim/gentile/non-yahudi) yang kemudian secara misterius dinyatakan melakukan bunuh diri. Media seperti biasa mengabaikan satu analisis rasional sederhana bahwa Dr Bruce Ivins adalah korban untuk menutupi operasi Mossad menciptakan ketakutan massal di Amerika, terutama paska tragedi WTC. Dan meski ketakutan massal akibat anthrax gagal diciptakan, tragedi WTC telah cukup untuk menjadi pre-kondisi dibuatnya UU yang bersifat sangat fasis yang sangat efektif membungkam rakyat yang kritis yaitu Patriot Act, sekaligus juga pre-kondisi petualangan Amerika dalam Perang Afghanistan dan Perang Irak.

Dan dalam banyak kasus selalu saja terkuak bukti keterlibatan yahudi dalam kasus-kasus sejenis. Dr Philip Zack (yahudi) tertangkap dalam kamera menyelinap di tempat penyimpanan barang bukti amplop berisi virus anthrax sebelum ia menyabot dan mempermalukan seorang ilmuwan Arab. Sebagaimana Presiden Perancis Nicholas Sarkozy ditulis media massa "kanan" oleh Perancis sebagai seorang "sayan", begitu juga Dr Zack. "Sayan" adalah sebutan dalam inteligen Israel untuk keturunan yahudi yang secara tidak resmi bekerja sebagai mata-mata Israel di negeri tempat dia tinggal. (Saya berani bertaruh Ahmad "Dewa" Dhani dan para keturunan yahudi lainnya di Indonesia juga menjadi "sayan").

Namun seperti biasa semua, media massa mengabaikan fakta-fakta itu. Tidak peduli meski orang-orang tak bersalah seperti Dr Hatfield dan Dr Bruce Ivins hancur hidupnya.

Maka kita bisa mengatakan bahwa flu babi yang kini tengah merebak dari Mexico, adalah hasil rekayasa genetik. Meski baru pertama kali ditemukan sebuah kombinasi flu babi, manusia dan burung sekaligus, wabah sejenis pernah terjadi tahun 1918 di Spanyol dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Virus yang ditemukan dalam Wabah flu saat itu merupakan kombinasi antara flu manusia dan flu babi.

Sejarahwan Alfred W. Crosby mengatakan bahwa wabah tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah, mengalahkan semua wabah penyakit lainnya termasuk wabah campak Black Death yang melanda Eropa pada abad pertengahan. Meski jumlah sesungguhnya tidak diketahui, para ahli memperkirakan korban tewas akibat wabah ini mencapai 20 hingga 100 juta orang. Di Amerika sendiri wabah ini menelan korban tewas hingga 500,000. Dengan prosentase yang sama, jumlah itu sama dengan 20 juta orang saat ini.

Perlu diperhatikan bahwa wabah semacam ini terjadi melalui dua gelombang. Gelombang pertama terjadi di musim semi. Pada tahap ini wabah tidak terlalu besar sehingga orang-orang segera melupakannya. Namun pada musim gugur gelombang kedua menyerang kembali. Kali ini lebih mematikan dan lebih luas. Pola seperti ini juga terjadi pada wabah flu babi yang saat ini melanda. Dan sebagaimana wabah flu tahun 1918, flu ini banyak menyerang orang-orang muda yang sehat.

Pada akhir dekade 90-an virus mematikan akibat wabah flu tahun 1918 ditemukan dari jasad orang Eskimo dan berhasil dipetakan oleh para ilmuwan Amerika dari laboratorium militer di Fort Detrick yang dipimpin oleh Dr. Jeffery Taubenberger (1997-2003). Tidak diketahui apa yang dihasilkan dari virus tersebut di laboratoriumnya.

Jika sebuah DNA sebuah virus atau bakteri ditemukan, kita bisa mengkombinasikannya dengan DNA virus dan bakteri lainnya dengan sifat-sifat baru yang tidak dikenal sebelumnya. Kombinasi virus-virus dan bakteri baru tersebut tidak dapat dicegah untuk terus berkembang.

Mungkinkah zionis yahudi merekayasa wabah penyakit untuk memusnahkan sebagian besar manusia di dunia sehingga mereka bisa menjadi penguasa tunggal dunia sebagaimana pernah "dijanjikan" Tuhan kepada mereka? Sangat boleh jadi. Bukankah DR. Pianka telah mengungkapkan obsesi tersebut? Rabbi Simon Yohai, seorang nabi yahudi terkemuka juga pernah mengatakan, "Bahkan gentile (non-yahudi) terbaik harus dibunuh."

Rabi Simon Yohai dan DR Pianka hanya dua dari ribuan orang-orang yahudi yang percaya pada Tuhan (mereka menyangka demikian, namun sebenarnya iblis) yang memerintahkan orang yahudi membunuh gentile sebanyak mungkin, dan percaya bahwa dunia hanya diperuntukkan bagi orang yahudi.

Zionis yahudi mempunyai banyak ilmuwan. Merekapun punya laboratorium hidup, yaitu orang-orang Palestina yang hidup di kamp konsentradi di Gaza dan Tepi Barat. Orang-orang Jepang menggunakan para tawanan perang orang Cina dan kulit putih di Manchuria (Korea) sebagai kelinci percobaan senjata biologi. Pada akhir perang data-data dari percobaan tersebut dirampas oleh pasukan Amerika dan Inggris, dua negara dengan pemerintahan yang dikuasai zionis (zionist occupied goverment) untuk digunakan sebagai bahan senjata biologi.

Pada tahun 1990 sebuah dokumen rahasia dari National Security Council (lembaga tertinggi keamanan Amerika, beranggota Presiden dan para menteri keamananan) bocor ke publik. Dokumen berkode NSM200, tersebut ditulis oleh Henry Kissinger, mengungkapkan skenario rahasia pengendalian populasi manusia di negara-negara dunia ketiga. Untuk melancarakan skenario, program tersebut di"sembunyikan" di balik jubah PBB dan organisasi internasioanl seperti IMF dan Bank Dunia. Sama seperti skenario menciptakan ketergantungan ekonomi global kepada para bankir kapitalis yahudi.

Itulah yang disebut konspirasi.

Pada tahun 1979 seorang misterius bernama R. C. Christian membangun monumen batu di beberapa properti (tanah dan bangunan) di pedalaman Georgia. Tidak ada yang tahu pemilik sebenarnya dari properti-properti itu. Pada permukaan monumen-monumen tersebut teradapat tulisan dari beberapa bahasa, termasuk bahasa yahudi, yang menyatakan bahwa dunia populasi dunia tidak boleh lebih dari 500 juta orang. Dengan kata lain, monumen tersebut memberitahukan bahwa 6 miliar penduduk dunia harus dihilangkan nyawanya.

Sebagian orang menganggap monumen tersebut adalah pesan dari para masonik (anggota organisasi rahasia Freemason). Sebagian lain menuduh kelompok Commitee 0f 300, suatu kelompok rahasia perancang apa yang disebut Agenda Global 2000 yang menyerukan kematian massal ummat manusia demi kekuasaan mereka di muka bumi.
Apakah mungkin agenda gila tersebut terealisasi? Secara teknis sangat mungkin, kecuali Tuhan mencegahnya atau sebagian besar manusia sadar dan melawan.

Dan inilah sebagian dari upaya yang telah mereka lakukan: komunis Rusia membantai puluhan juta rakyat Rusia. Mereka juga membunuh 10 juta lebih rakyat Ukraina antara tahun 1932-1933, saat Hitler masih menjadi politisi kelas kambing. Komunis Pol Pot membantai jutaan rakyat Kamboja pada tahun 1970-an. Demikian juga komunis Cina, Vietnam, Kuba, Indonesia dan lain-lainnya membantai jutaan rakyatnya sendiri.

Yahudi Turki yang tergabung dalam "Turki Muda" di bawah pimpinan Mustafa Kemal membantai ribuan orang-orang Armenia dan membuang ribuan lainnya ke padang pasir yang tandus untuk mati. Amerika di bawah yahudi Robert Morganthau dan antek yahudi Franklen Delanor Roosevelt memerintahkan Jendral Eisenhower untuk membiarkan to 1.1 sampai 1.7 juta tawanan perang Jerman mati kelaparan dan membiarkan 5.7 juta rakyat Jerman kelaparan paska Perang Dunia II. Belum lagi jutaan rakyat sipil Jerman yang mati akibat pemboman besar-besaran Amerika dan sekutu atas kota-kota besar Jerman pada akhir Perang Dunia II saat tentara Jerman sudah kalah.

Dan siapa yang menggunakan bom nuklir terhadap rakyat sipil? Amerika sang antek yahudi. Bagi mereka membunuh orang, jutaan atau bahkan miliaran orang hanya sekedar angka.

Friday, 1 May 2009

Masih Adakah Ruang untuk Gay Yahudi?






Let us have more and better enjoyment of more and better sexual perversions, by whatever definition, by more and more consenting adults. We will all be the better off thereby. And that will be Americanism in action…”

Bestiality is not my thing … But it seems to be a harmless foible or idiosyncrasy of some people. So, as long as the animal doesn’t mind, I don’t mind, and I don’t see why anyone else should.

(Frank Kameny, Bapak Homoseksual Dunia).



Amerika telah menjadi surganya homonisasi sampai ke tingkat dimana public figure bahkan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga politik harus diisi oleh orang-orang homo/lesbian. Maka lihatlah: Medelaine Allbright (Menlu), Condoleeza Rice (Menlu) dan Janet Napolitano (Menteri Keamanan Dalam Negeri), Barney Frank (anggota Congress), Oprah Wimfrey (tv host/selebritis), dan masih banyak lagi. Tiak hanya itu, di negeri ini bahkan seorang homo boleh menjadi pendeta. Dan mungkin Anda belum tahu bahwa satu syarat mutlak seorang wanita bisa menjadi Ratu Amerika adalah menyetujui perkawinan sesama jenis.

Indonesia pun mulai dijangkiti penyakit satu ini. Homonisasi. Lihat saja selebritis homo bertebaran di layar kaca. Sebentar lagi mungkin para politisi homo, dan terakhir kiai dan pendeta homo.

Hadapilah fakta ini, yahudi homo: Kamu suka menjadi homo. Segala hal berkaitan dengan gaya hidup homoseks adalah duniamu. Mengapa kamu berkeliling mengintip kamar-kamar tidur, dan mengapa kamu mengenakan baju aneh itu sambil membaca blog ini hingga kamu gemetar ke tulang-tulang. Kamu homo dan kini saatnya menghadapi fakta ini sebagai, bukan manusia. Sesuatu yang sakit, tentunya.

Kamu yahudi, selalu berusaha mengubah setiap negara yang kamu susupi menjadi negara sakit jiwa, korup dan amoral. Kamu telah melakukannya di Eropa dan Amerika. (Rakyat jerman, Italia dan negara-negara Eropa Timur sempat menolak dan mengangkat Hitler, Mussolini untuk menghentikan kebejadanmu, meski kemudian gagal karena Perang Dunia yang kamu ciptakan mengirimkan jutaan tentara "useful idiot" dari Inggris, Perancis, Amerika dan Uni Sovyet berperang di pihakmu).

Itulah sebabnya kamu semua mendukung kuat "hak-hak asasi" kaum homo. Dan lihatlah daftar di bawah ini bagaimana para pejuang homonisasi dipenuhi oleh orang-orang yahudi.

Dan jangan lupa Bapak Gerakan Homoseksual Dunia, Frank Kameny, yang menganjurkan segala bentuk hubungan seks yang tidak wajar, termasuk dengan binatang (bestianity). Sebagian besar pelaku pedophilia adalah dari kalanganmu.

Satu lagi, bagaimana media massa, industri film dan hiburan yang kamu kuasai begitu gencar mengkampanyekan homonisasi ke seluruh dunia seraya mengekspos dosa-dosa para pendeta dan gereja untuk membuat salah satu struktur sosial-politik paling kuat di masa lalu itu hancur lebur berantakan dan kamu bisa berdiri tegak di atasnya.

Setiap korban homoseksual yang kamu lakukan, termasuk anak-anak miskin yang menginginkan sekedar permen coklat, remaja yang terobsesi menjadi artis terkenal, orang-orang lemah iman yang tergiur dengan jabatan dan karier cemerlang, atau orang-orang yang karena terdesak kondisi yang kamu ciptakan, kamu jangkiti virus yang tidak dapat dicegah, untuk tertular menjadi homoseksual sepertimu.

Kamu menyebar ke mana-mana sebagai turis, diplomat, pebisnis, profesional, aktifis LSM, sastrawan, wartawan, pekerja sosial dan sebagainya, menebarkan virus homoseksualisme di mana-mana. Kamu kaya dan terkenal, tapi kamu sakit jiwa.

Dan ini adalah sebagian darimu:



1) Allan Ginsburg, Jewish poet, leading member of North American Man Boy Love Association (pedophiles). 2) Alan Klein, Co-founder of group ACT UP, co-founder of group Queer Nation, National Communications Director and chief spokesperson for the Gay & Lesbian Alliance Against Defamation (GLAAD). 3) Larry Kramer, Co-founder of “Act Up,” a homosexual/AIDS activist organization; co-founder of the Gay Men’s Health Crisis. 4) Harvey Fierstein, Film actor (Mrs. Doubtfire); well-known gay activist. 5) Arnie Kantrowitz, Co-founder of the Gay and Lesbian Alliance Against Defamation (GLAAD). 6) Winnie Stachelberg, Political director, Human Rights Campaign.

7) Jonathan D. Katz, Founded and chairs the Harvey Milk Institute, the largest queer studies institute in the world. A long time gay political activist, was a co-founder of Queer Nation. 8] Israel Fishman, Founder of the Gay Liberation Caucus in 1970, now known as the Gay, Lesbian, Bisexual, and Transgendered Round Table. 9) Bella Abzug, The first members of the U.S. House of Representatives to introduce legislation banning discrimination based on sexual orientation (1974). 10) Moisés Kaufman, Playwright and film director (The Laramie Project). 11) Michael S. Aronowitz, The New York Log Cabin Republicans. 12) Tony Kushner, Gay activist; Tony and 1993 Pulitzer Prize-winning playwright.

13) Len Hirsch, President of the GLBT federal government employees group, GLOBE. 14) Meg Moritz, Ph.D. Director and member of the Executive Committee of GLAAD. 15) Barbara Raab, NBC-TV producer; a “Jewish lesbian feminist journalist, writer.” 16) David Goodstein, Owner/publisher of the gay magazine The Advocate; co-founder of the National Gay Rights Lobby. 17) Kevin Koffler, Editor-in-chief, Genre gay magazine. 18) Judy Wieder, Editor-in-chief, The Advocate gay magazine.

19) Barney Frank, Member of U.S. Congress; helped create non-discriminatory employment policies in all U.S. federal agencies. 20) Jennifer Einhorn, Communications Director, Gay & Lesbian Alliance Against Defamation. 21) Evan Wolfson, Senior Staff Attorney, Lambda Legal Defense and Education Fund and the executive director of Freedom to Marry. 22) Kathy Levinson,American investor and philanthropist; serves on the board of PlanetOut; also on NGLTF Board of Directors. 23) Leslie Feinberg, American trade unionist, transgender activist and author. 24) Roberta Achtenberg, Civil rights lawyer and federal official; appointed as Assistant Secretary for Fair Housing and Equal Opportunity by President Bill Clinton in 1993.

25) Richard Goldstein, Village Voice writer on gay culture and politics. 26) Terry Lobel, Executive director of the National Gay and Lesbian Task Force. 27) Surina Kahn, American lesbian activist. 28) Jay Guy Nassberg, Founder of the Lavender Healing Network; a former gay activist with the the Gay Liberation Front. 29) Judith Light, Actress, activist for gay causes. 30) Rick Rosendall, President, Gay & Lesbian Activists Alliance of Washington, DC.

31) Jack Fritscher, Editor in Chief of Drummer gay magazine. 32) Fred Hochberg, Deputy administrator, U.S. Small Business Administration; co-chair of the Human Rights Campaign (HRC). 33) Sarah Schulman, American playwright, novelist, and activist (one of the founders of the Lesbian Avengers, a direct-action lesbian rights organization). 34) Rex Wockner, Longtime gay, American journalist who has reported news for the gay press since 1985. 35) Alison Bechdel, Cartoonist creator and author of the bi-weekly comic strip “Dykes to Watch Out For.” 36) Hilary Rosen — a founding member of the Gay and Lesbian Victory Fund; former board co-chair of the Human Rights Campaign.

Dan daftarmu semakin banyak:

Garrett Glaser– National Lesbian and Gay Journalists Association [NLGJA] national board member.
Michael Berman — member, Human Rights Campaign Board of Directors.
Ronald Gold — reporter for Variety; a leader in the fight to overturn the American Psychiatric Association’s policy that homosexuality is an illness.
Mitchell Gold, Marty Lieberman, Andy Linsky, Dana Perlman, Abby Rubenfeld, Andrew Tobias – HRC Board
Dan Furmansky – HRC Senior Field Organizer, West
Sally Green– HRC Associate Field Director
Lara Schwartz – Senior Counsel, HRC Heather Wellman — HRC Field Coordinator
Robin Margolis — American coordinator of the Bi Women’s Cultural Alliance and author [Bisexuality: A Practical Guide].
Judy Gluckstern – Board of Directors, GLAAD.
Stephen M. Jacoby – Board of Directors, GLAAD.
Matt Riklin– Board, GLAAD
Carol Rosenfeld– Board, GLAAD.
William Weinberger– Board, GLAAD
Tanya Wexler – Board, GLAAD.
David Huebner – GLAAD Counsel.
Ron Schlittler – Director of Field & Policy, Parents and Friends of Lesbians and Gays [PFLAG].
Craig Ziskin – Deputy Director of Development, PFLAG.
Debra Weill – Senior Field & Policy Coordinator, PFLAG.
Dody Goldstein– Board of Directors, PFLAG.
David Horowitz– Board of Directors, PFLAG.
Shawn Frank – Board of Directors, PFLAG.
Leon Weinstein – Chair, Nominating Committee, PFLAG.
Gayle Rubin — lesbian author/activist.
Roz Richter — American attorney and activist.
Bob Kunst – long-time activist in gay and Jewish causes. “Gay, Lesbian & Straight Education Network” [GLSEN]. Board co-chairs:
Marty Seldman – president “National Gay & Lesbian Task Force” [NGLTF]. Board co-chairs: …..
Rachel Rosen in Santa Fe, N.M
Dave Fleischer – Director of Training [political training], NGLTF. Craig Hoffman — Board of Directors, NGLTF.
Beth Zemsky – Board, NGLTF. Marsha C. Botzer — Treasurer, NGLTF.
Jeff Levi – first, Levi was NGTF’s lobbyist, early 1980s [NGTF became NGLTF in 1985]. Later, he was NGLTF executive director.
Bill Rubenstein — J.D. ‘86, developed the ACLU Lesbian and Gay Rights Project
Martin Duberman — author/historian; founded the Center for Lesbian and Gay Studies at the City University of New York.
Ben Schatz — executive director of the Gay and Lesbian Medical Foundation.
Kevin Schaub — Executive Director and Dean of the Harvey Milk Institute in San Francisco, the world’s largest center for queer studies.
Susan Spielman — principal/head of Common Ground, an education/consulting firm specializing in workplace sexual orientation education; her company has worked with hundreds of U.S. organizations, helping them to implement domestic partner benefits plans; co-author of the book Straight Talk About Gays in the Workplace.
Gertrude Stein — wrote the first openly lesbian novel, “Q.E.D.,” in 1903, but it was only published posthumously in 1950.
Magnus Hirschfeld [d. 1935], early gay rights activist in Germany; founded one of the first gay rights organizations, the Scientific Humanitarian Committee; coined the term “transvestism”; fled Nazi Germany.
Rikki Streicher (1925-1994), American activist and businesswoman.
Michael Goff — founded Out magazine in 1992.
Paulette Goodman – founder of local chapter [Washington D.C.] of PFLAG and served as President of the National PFLAG organization from 1988-1992.
Jeffrey Newman — president and COO of the Gay Financial Network; president and CEO of out.com.
Jim Levin — New York gay historian.
Barrett Brick – GLAA [Gay and Lesbian Activists Alliance] Treasurer.
Robin Tyler – American comedian [born Arlene Chernick] who was the first openly gay comic in North America; Tyler is also an activist who was the stage producer for the first three gay marches on Washington and the national protest coordinator for the “Stop Dr. Laura” campaign; she produces women’s comedy and music festivals, and operates a lesbian travel-tour company.
Leroy Aarons — American professor, journalist, and founder of the National Gay and Lesbian Journalists Association (1990).
Dr. Donald I. Abrams — American physician, HIV expert, medical marijuana researcher, and past president of the Gay and Lesbian Medical Association.
Johnny Abush(1952-2000) — [Canadian]; archivist of the International Jewish GBLT Archives.
Miriam Ben-Shalom[1948- ], American Army Reserves drill sergeant and gay activist; in 1986 she won a ten-year legal battle with the Reserves when a court ordered her reinstatement; founder of the Gay, Lesbian, and Bisexual Veterans Association [GLBVA] in 1990, serving as its first president.
Larry Brinkin — American gay activist who brought the first domestic partnership lawsuit [against Southern Pacific Railroad, 1982].
Rob Eichberg — American psychologist, co-creator of National Coming Out Day [October 11th].
Larry Kessler — founding director in 1983 of the AIDS Action Committee of Massachusetts, the largest AIDS support organization in New England.
David Mixner – gay activist, political consultant; co-founder of the Municipal Elections Committee of Los Angeles [MECLA], a group of wealthy gays and lesbians who became influential in local politics; president Bill Clinton’s Special Liaison to the Gay-Lesbian Community.
Dan Savage — American author of gay-themed books [The Kid: What Happened After

Wednesday, 29 April 2009

Yahudi Hitam & Keluarga Obama


Sehari sebelum pelantikan Barack Obama sebagai presiden Amerika, Rabbi Capers Funnye, seorang yahudi berkulit hitam, mengadakan peringatan Martin Luther King Day di Stephen Wise Free Synagogue, New York bersama sekitar 700 orang yahudi, sebagian berkulit hitam.

Funnye, pendeta ketua dari Beth Shalom B'nai Zaken Ethiopian Hebrew Congregation di Chicago, salah satu sinagog kulit hitam terbesar di Amerika, menjadi pengkotbah malam itu. Dalam kutbahnya ia menyebutkan peranan dua orang kulit hitam Amerika, yaitu Martin Luther King Jr dan Barack Obama. King adalah seorang pahlawan di mata Funnye. Sedang Obama, adalah keluarganya karena Funnye adalah sepupu dari Michelle, istri Barack Obama.

Kakek Michele dari pihak ayah adalah kakak dari ibu Funnye. Namun Obama selalu merahasiakan itu. Ia tidak pernah menyebutkan soal Funnye selama masa kampanye pemilihan presiden meski banyak orang pada awalnya meragukan komitmen Obama terhadap Israel. Funnye mengatakan ia tidak pernah dilibatkan dalam kampanye Obama. Tapi ia memberikan sumbangan bagi dana kampanye saudara iparnya itu. “Saya sangat senang dan bangga atas apa yang telah mereka raih sejauh ini,” kata rabbi 56 tahun ini kepada Associated Press.

Saat masih kecil, Funnye dan keluarga Michele Obama saling mengunjungi hampir saban bulan. Ibu Funnye dan ayah Michele yang usianya sebaya mempunyai hubungan baik. Mereka tidak pernah bertemu lagi sejak Funnye menghadiri pernikahan Michele pada 1992. Keduanya baru berjumpa lagi sepuluh tahun lalu ketika Funnye bekerja di sebuah organisasi sosial dekat Universitas Chicago, tempat Michele bekerja. Funnye mengaku sempat bertemu Obama sebelum menikah dengan Michele. “Ia sangat perhatian, sedikit kurus, dan amat tulus,” ujarnya. Ia kadang melihat Obama di acara keluarga. Namun kandidat presiden kulit hitam pertama Amerika itu tidak pernah datang ke sinagog Beth Shalom B’nai Zaken yang dipimpin Funnye. Menurut juru bicara Michele, Katie McCormick Lelyveld, Obama tidak mempublikasikan hubungannya dengan Funnye lantaran menghormati rahasia keluarga besarnya. Surat kabar Yahudi, The Forward, yang pertama kali menulis soal itu. “Itu sangat mengejutkan saya,” kata Ira Forman, direktur eksekutif Dewan Demokrat Yahudi Nasional.

Mary, sang istri dari Funnye, menggoyangkan kakinya sesuai iringan musik religi dan tersenyum dalam ketegangan. "Mary telah menjadi istri seorang rabi cukup lama. Namun sebenarnya ia ingin berada di Washington (tempat Obama akan dilantik sebagai presiden), bukan New York. Anda tidak dapat menyalahkannya," komentar Funnye.

Yah, suami istri Funnye termasuk dalam daftar undangan pesta pelantikan Barack Obama yang diadakan keesokan harinya. Di antara acara yang akan mereka ikuti adalah menghadiri acara khusus makan malam bersama keluarga dan para penasihat dekat presiden. Saudara laki-laki Mary, Frank White Jr, seorang pengusaha yang berperan sebagai tim sukses Obama, juga diundang. Boleh dikatakan, malam pelantikan Obama juga menjadi malam reuni keluarga Funnye.

Namun bagaimana pun malam dimana Funnye berkhotbah di New York merupakan malam yang sangat monumental baginya. Untuk pertama kalinya dalam kariernya sebagai rabbi sejak tahun 1985, Funnye diundang untuk berkhotbah di sinagog terbesar di New York.

Beberapa pendata utama Kristen telah diundang untuk berkhotbah di sinagog tersebut sebagai bentuk kampanye ecumenisme dan harmoni rasial. Namun seorang rabbi kulit hitam, itu belum pernah terjadi sebelumnya. Kebanyakan orang yahudi putih memandang yahudi hitam sebagai "najis" atau "bi'dah". Di Israel sendiri orang-orang yahudi hitam dari Afrika (disebut kaum Falasha, konon keturunan Ratu Saba), diperlakukan sebagai warga kelas dua.

Perkenalan awal Funnye dengan dunia yahudi terjadi saat bekerja magang di Chicago dalam masa kuliahnya. Beberapa temannya memperkenalkannya dengan Rabi Robert Devine, pemimpin agama di the House of Israel Congregation. Devine mengkhotbahi Funnye bahwa orang-orang kuliht hitam Afrika adalah keturunan yahudi. Bahkan, kata Devine, Jesus adalah seorang kulit hitam. Khutbah itu mengesankan Funnye hingga ia tertarik untuk menjadi pengikut yahudi dan dibabtis di sebuah kolam renang umum.

Tentang berapa jumlah orang yahudi kulit hitam di Amerika, terdapat berbagai pendapat yang berbeda, tergantung siapa yang menghitung dan kriteria apa yang dipakai. Ada orang yahudi yang terlahir berkulit hitam: anak-anak kulit hitam yang diadopsi oleh keluarga yahudi putih, atau anak hasil kawin campur (sebagaimana Barack Obama). Seorang yang lahir dari ibu yang berdarah yahudi otomatis dianggap sebagai orang yahudi dan otomatis dianggap sebagai warga negara Israel, karena dalam hal ini yahudi mengakui garis ibu (maternal). Namun secara umum diperkirakan jumlah yahudi hitam hanya sekitar 2% dari seluruh penduduk keturunan yahudi di Amerika.

Orang-orang yahudi hitam yang merupakan keturunan yahudi putih dengan kulit hitam telah tercatat ada di Amerika sejak awal abad 19. Di antara mereka adalah Julia Ann Isaacs, putri dari yahudi putih David Isaacs dan seorang wanita kulit hitam Nancy Ann West. Pada tahun 1832 Julia menikah dengan Eston Heming, putra dari pasangan Sally Hemings dan Thomas Jefferson, presiden Amerika. Yang lainnya adalah Francis Cardozo, seorang menteri negara bagian South Carolina. Namun pada masa itu kebanyakan dari mereka menyembunyikan ke-yahudi-annya.

Yahudi hitam sebagai sebuah identitas aliran kepercayaan mulai terbentuk di Amerika sejak tahun 1896, tepatnya di kota Lawrence, Kansas. Saat itu William Saunders Crowdy mendirikan gereja kulit hitam Church of God and Saints of Christ, dimana ia mengajarkan orang kulit hitam adalah keturunan asli dari "10 suku Israel yang hilang". Salah satu alasannya adalah Musa, sebagaimana disebut dalam Bibel, menikah dengan wanita berkulit hitam. Selain itu alasan lain sebagaimana disebutkan dalam Bibel adalah perkawinan Solomon (Sulaiman) dengan ratu Sheba dari Ethiopia.

Jemaah Crowdy menjalankan semua ibadah yahudi seperti sunat di masa bayi, "nyepi" di hari Sabbath (Sabtu), merayakan Passover (hari raya memperingati lepasnya kaum Yahudi dari penindasan Firaun), Purim (hari raya memperingati lepasnya kaum yahudi dari penindasan bangsa Parsi) dan lain-lain. Namun berbeda dengan keum yahudi lainnya, Crowdy juga memuja Jesus.

Pada hari pelantikan Barack Obama, Capers dan Mary Funnye berkendaraan ke Washington dari New York. Sesampai di Washington mereka bergabung dengan keluarga Obama mengikuti acara sepanjang hari. Pada saat itu ia bersama-sama dengan keluarga Obama dari Kenya seperti nenek Obama, keponakan Obama serta saudara-saudara tiri Obama.

Selain aktif di Amerika, Funnye juga memiliki jemaah yahudi hitam di Nigeria, terutama di kalangan suku Ibos. Sinagog Funnye di Chicago memiliki "sister synagogue" di Nigeria dan itu membuat Funnye sering mondari-mandir ke sana. Secara praktis bahkan dapat dikatakan Funnye adalah kepala pendeta yahudi di Nigeria.

Bagi seseorang yang menyandang status keluarga presiden, status sosial Funnye tentu saja berubah drastis. Sebuah organisasi sosial Perancis baru-baru ini menerbangkan Funnye ke Paris untuk memperingati Marthin Luther King. Ia juga mendapat banyak undangan untuk berkhotbah di berbagai sinagog di Amerika dan mancanegara.

Keterangan gambar: Barack Obama sedang beribadah di Tembok Ratapan, Jerussalem.

Tuesday, 28 April 2009

Konperensi Pengkhianatan Amerika


Kurang dari satu minggu mendatang AIPAC, organisasi yahudi Amerika yang sangat berpengaruh akan mengadakan konferensi politik. Saat itu kita akan menyaksikan ratusan pejabat publik Amerika berbondong-bondong untuk memberikan tabik hormat kepada bendera Israel dan membuka mata publik tentang loyalitas mereka kepada Israel, bukan negaranya sendiri.

Lebih dari 300 anggota legislatif Congress plus puluhan pejabat publik Amerika termasuk presiden hadir dalam acara serupa tahun 2008 lalu. Untuk acara tahun ini panitia menyembunyikan daftar peserta yang akan datang untuk menghindari kritikan. Namun sangat boleh jadi jumlah pejabat publik dan politisi Amerika yang datang akan lebih banyak lagi.

Dan tentu saja para pemimpin tertinggi Israel juga hadir. Presiden Barack Obama pun bisa dipastikan akan hadir di acara paling penting setelah pelantikan dirinya ini.

Bertindak sebagai pembicara pertama adalah politisi dan anggota Congress Jane Harman yang akan memaparkan makalah tantang kebijakan politik Amerika di timur tengah. Tentu saja ini menjadi hadiah bagi Israel yang secara cuma-cuma mendapatkan informasi mengenai kebijakan politik Amerika di timur tengah, tanpa harus mengirimkan mata-matanya.

Beberapa isu akan dibicarakan dalam acara ini, termasuk menentukan sikap atas kasus mata-mata yang dilakukan dua orang mantan pejabat AIPAC, Steve Rosen and Keith Weissman. Nasib mereka akan ditentukan, apakah harus menjalani proses pengadilan, atau mendapatkan ampunan presiden dengan alasan "keamanan nasional" sebagaimana kasus Scooter Libby, pejabat Amerika keturunan yahudi yang menjadi mata-mata Israel namun mendapat pengampunan Presiden Bush. Isu-isu lain yang akan dibicarakan adalah keputusan tentang jadi tidaknya rencana mengebom Iran (dan memicu Perang Dunia III), juga masalah Palestina: melaksanakan perjanjian Annapolis dengan membantu pembentukan negara Palestina, atau membuang kertas perjanjian itu ke tempat sampah sebagaimana biasanya dilakukan Israel.

Beberapa pejabat dan politisi yang dipastikan hadir adalah senator Richard Durbin (D-IL), senator Jon Kyl (R-AZ), anggota Congress Steny Hoyer (D-MD) dan anggota Congress Eric Cantor (R-VA). Beberapa figur terkenal lainnya adalah walikota Los Angeles Antonio Villaraigosa, mantan direktur CIA James Woolsey, direktur eksekutif Washington Institute for Near East Policy Robert Satloff, komandan AU Israel Maj. Gen. Ido Nechustan, mantan ketua Congress Newt Gingrich dan Senator John Kerry (D-MA) yang menjadi ketua komisi luar negeri Senat.

Last but not least, agenda penting lainnya yang dibicarakan dalam konperensi tersebut adalah berapa miliar dolar bantuan Amerika akan diberikan kepada Israel tahun ini. Pendek kata di even inilah, kebijakan politik Amerika diputuskan. Bukan di kantor-kantor publik Amerika dan bukan oleh pejabat-pejabat publik Amerika sendiri.

Namun sebagaimana tahun-tahun lalu, pertemuan akbar Amerika-Israel ini luput dari
pemberitaan media massa. Event ini memang sengaja disembunyikan dari perhatian publik karena sangat memalukan Amerika.

Monday, 27 April 2009

Amerika pun Mensubsidi Taliban


Illuminati (organisasi rahasia para bankir global) membiayai semua perang. Tidak terkekcuali aturan ini juga berlaku dalam Perang Afghanistan.

Banyak berita yang menyebutkan bahwa untuk melancarkan transportasi logistiknya, pasukan Amerika di Afghanistan harus "menyuap" para gerilyawan Afghanistan hingga seringkali konvoi kendaraan logistik pasukan Amerika justru dikawal oleh gerilyawan. Namun ternyata jumlah "suapan" yang diberikan kepada para gerilyawan Afghanistan yang diperanginya, jauh lebih besar lagi.

Presiden Barack Obama terus meningkatkan jumlah pasukannya di Afghanistan. Ofensif militer juga terus ditingkatkan. Dan semuanya itu berujung pada membengkaknya hutang Amerika kepada para bankir yang menyediakan "amunisi" hutang kepada pemerintah yang harus dibayar dengan darah dan keringat rakyat Amerika. Saat ini jumlah hutang pemerintah Amerika kepada para bankir telah mencapai $11 triliun dolar dengan bunganya mencapai 200 miliar dolar setahun.

Motif para bankir anggota illuminati sangat gamblang dianalisa. Melalui para birokrat dan politisi korup, pakar analisis bayaran dan media massa yang dimilikinya, mereka mendorong pemerintah untuk terjun ke dalam berbagai peperangan. Pemerintah (presiden) yang tidak berdaya terpaksa mengajukan undang-undang perang (termasuk anggarannya) kepada Congress yang diisi oleh para politisi korup untuk segera disetujui.

Minggu lalu Hillary Clinton yang merupakan birokrat korup (sebelumnya ia adalah politisi korup yang duduk di Congress) mengeluarkan wacana untuk membantu Pakistan dengan paket bantuan ekonomi senilai $7,5 miliar. Di waktu hampir bersamaan Komandan Amerika di Timur Tengah Jendral David Petraeus mendesak Congress untuk menyetujui bantuan militer senilai $3 miliar kepada Pakistan. Pada sisi lain sebenarnya sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dinas inteligen Pakistan (ISI) adalah pendukung gerilyawan Afghanistan dan Taliban. Dan ISI adalah "anak buah" dinas inteligen Amerika CIA.

Pada bulan Oktober 2006 lalu NATO dengan gamblang menuduh ISI sebagai pendukung kuat Taliban. "NATO telah mengidentifikasi seluruh struktur dukungan ISI kepada Taliban di Balochistan dengan membangun kamp latihan perang di Quetta, gudang-gudang penyimpanan senjata, tempat penyerahan senjata untuk Taliban, tempat-tempat pertemuan rahasia shura (dewan pimpinan para ulama dan komandan gerilyawan) yang diketuai oleh Mullah Mohammad Omar, ketua Taliban sejak organisasi ini didirikan belasan tahun lalu."

Lebih jauh NATO telah mengidentifikasi bahwa Taliban taliban telah membuat kamp latihan perang di Pajwai (Pakistan) untuk melatih gerilyawan menyerang Kandahar, kamp latihan perang lainnya untuk melatih pembom bunuh diri serta membangun sebuah rumah sakit khusus bedah serta beberapa tempat penyimpanan senjata yang nilai stok senjatanya mencapai 2,6 juta pound.

"Taliban tidak mungkin dapat melakakukan itu semua tanpa bantuan ISI," kata seorang pejabat NATO.

Inilah sebabnya mengapa Pakistan, negeri yang memiliki 500.000 tentara reguler dan 500.000 tencara cadangan tidak mampu menetralisir Taliban dan gerilyawan lainnya.

Pada bulan Agustus 2008 Presiden George W Bush dalam pertemuan dengan PM Pakistan Yusuf Gillani di Washington bahkan sempat mengungkapkan kemarahannya atas keterlibatan ISI dalam mendukung Taliban. Namun secara paradok Amerika menggunakan alasan Taliban untuk membantu Pakistan.

Mari langsung pada pokok bahasan. Dalam aksi peperangannya di Afghanistan, Amerika membantu Pakistan untuk memerangi Taliban. Namun alih-alih memerangi Taliban, Afghanistan justru mengalirkan bantuan Amerika untuk Taliban. Dengan kata lain Taliban membiayai perangnya dengan uang Amerika.

Bagi Pakistan dan Taliban mungkin pemerintah Amerika dianggap moron (lebih bodoh dari idiot). Namun tidak bagi para bankir illuminati. Semakin besar biaya yang dikeluarkan pemerintah, semakin besar keuntungan bagi mereka. Maka mereka akan terus menciptkan peperangan-peperangan.

Sunday, 26 April 2009

Bangsa Yahudi dan Palestina yang Sebenarnya


“No population remains pure over a period of thousands of years… But the chances that the Palestinians are descendants of the ancient Judaic people are much greater than the chances that you or I are its descendents.”— Professor Shlomo Sand, “When and How the Jewish People was Invented”.


Saat ini di Israel tengah beredar buku yang sangat menghebohkan. Yaitu "When and How the Jewish People was Invented" karangan Professor Shlomo Sand. Buku ini mempertanyakan legitimasi bangsa Israel saat ini atas klaim mereka sebagai "bangsa pilihan" pewaris ajaran Ibrahim, Musa dan Sulaiman, yang oleh Tuhan telah dijanjikan tanah Palestina sebagai miliknya. Menurut Professor Shlomo, bangsa Palestina lebih berhak atas semua klaim yang dikatakan bangsa Israel berdasarkan kajian sejarah dan bukti-bukti ilmiah.

Untuk lebih jelasnya saya akan meringkas kajian buku tersebut ditambah berbagai analisis lain yang terkait sebagai berikut:

Bangsa yahudi sebagaimana pemahaman masyarakat dunia saat ini sebenarnya merujuk pada sebuah entitas bangsa khazar (bangsa yang berasal dari wilayah Euroasia di sekitar Turki dan Mongolia) yang telah menganut sistem politik dan agama bangsa yahudi sebelum Yesus Kristus (Isa Al Masih), dan kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia dan menjadi penguasa di balik layar bangsa-bangsa Amerika dan Eropa.

Mungkin agak membingungkan? Baiklah saya akan coba menjelaskannya secara kronologis. Sepeninggal Sulaiman (Solomon) sekitar abad 8 SM, bangsa yahudi yang terdiri dari beberapa suku terlibat dalam pertikaian dan perpecahan yang akhirnya mengundang bangsa-bangsa lain di sekitarnya untuk mendudukinya. Tercatat dalam sejarah negeri Palestina yang menjadi negerinya orang-orang yahudi diserbu dan diduduki oleh bangsa Babilonia (abad 6 SM), Yunani (abad 4 SM) dan terakhir bangsa Romawi (63 SM).

Pada tahun 142 SM bangsa Yahudi sempat meraih kemerdekaan kembali setelah berhasil mengusir bangsa Yunani melalui sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Judas Macabaeus. Namun negara yahudi yang terbentuk setelahnya adalah negara yang agak liberal dan sekuler. Berbeda dengan negara agama yang didirikan oleh Raja David (Daud) dan Solomon (Sulaiman) dimana negara dipimpin oleh raja sebagai pimpinan pemerintahan sekaligus pemimpin tertinggi agama.

Hal ini disebabkan karena Macabaeus melanggar beberapa aturan dasar agama, seperti berperang di hari Sabbath (Sabtu). Akibatnya orang-orang yahudi yang lebih taat beragama, memilih mengasingkan diri ke daerah pegunungan bernama Qumran dan mendirikan sekte Essenes atau disebut juga Nazarenes. Mereka sepenuhnya mengabdikan dirinya untuk agama dan menghindari kekuasaan sembari menunggu datangnya "Messiah" yang telah diramalkan dalam kitab perjanjian lama (Torah). Di kalangan mereka inilah lahir para nabi dan orang suci seperti Zakharia, Yahya (John Pembabtis), keluarga Imran, Maria dan Jesus (Isa).

Di sisi lain, para pengikut Maccabaeus memerintah Israel dengan dukungan sekte Pharisee dan Sadducce, dengan sistem pemerintahan yang agak liberal. Dalam perjalanannya rejim penguasa ini berubah menjadi rejim yang sangat korup. Tidak hanya dalam hal material seperti kekuasaan dan penguasaan sumber-sumber ekonomi, tapi juga dalam hal hukum agama. Awalnya mereka mengutak-atik Torah (Taurat) agar dapat mengakomodasi kepentingan mereka. Namun kemudian mereka bahkan mulai membuat kitab suci sendiri yang disebut Talmud (selesai keseluruhan menjadi sebuah kitab utuh pada tahun 500).

Pada saat kelahiran Jesus tahun 9 SM ---sistem penanggalan yahudi saat itu berdasarkan tahun dimana diramalkan akan lahir Messiah. Sebelum kelahiran Messiah, tahun penanggalan yahudi berjalan mundur, 1000 SM, 999 SM, 998 SM dst. Baru setelah kelahiran tahun penanggalan berjalan maju, 1, 2, 3 dst. Jesus lahir berselisih 9 tahun dengan tahun ramalan kelahiran messiah sehingga sebagian orang yahudi menolak klaim Jesus sebagai sang Messiah. --- sistem politik korup seperti itulah yang berlaku di Israel (Palestina). Hanya saja saat itu di atas penguasa raja yahudi yang liberal dan para pendeta Pharisee dan Sedducce yang korup terdapat penguasa Romawi yang menguasai Israel sejak tahun 63 SM.

Jesus, sang Messiah yang mengemban misi membebaskan bangsa Israel dari penindasan penguasa keji dan korup serta mengabarkan kedatangan nabi penutup jaman, awalnya melakukan upaya damai. Namun ia tidak dapat menahan kemarahan setelah melihat dengan mata kepala sendiri praktik-praktik kotor rejim penguasa yahudi dengan dewan pendeta tingginya (high priests). Pada hari Kamis, sehari sebelum penyalibannya, Jesus melihat Kuil Sulaiman, tempat paling suci ummat yahudi dipenuhi dengan pedagang. Maka ia mengamuk dengan mengobrak-abrik barang-barang dagangan. Melihat itu, penguasa yahudi yang merasa terancam dengan misi Jesus, memutuskan menangkap Yesus dan menyalibkannya sehari kemudian.

Pada tahun 70 M di bawah pimpinan sekte Essenes, bangsa Israel memberontak terhadap Romawi, namun ditumpas hingga kota Jerussalem hancur lebur. Akibat kerusuhan ini sebagian orang yahudi mulai melakukan eksodus dan menjalani diaspora. Tujuan eksodus terutama adalah Irak, Mesir, dan Turki. Eksodus ini semakin besar setelah Romawi di bawah kaisar Hadrian, sekali lagi menyerbu dan menghancurkan Jerussalem tahun 135 M.

Namun tidak semua orang yahudi melakukan eksodus. Mereka yang eksodus kebanyakan adalah para elit penguasa dan orang-orang Pharisee dan Sadducee. Sementara sebagian besar lainnya tetap tinggal di Palestina. Mereka kemudian berpindah keyakinan ke Kristen. Namun setelah Islam menguasai Palestina di bawah khalifah Umar bin Khattab, sebagian besar dari mereka berpindah keyakinan ke Islam. Mereka adalah orang-orang Palestina sekarang.

Orang-orang yahudi Pharisee dan Sadducee yang melakukan eksodus membawa serta sistem pemerintahan dan ajaran moral mereka. Pada tahun 499 kitab Talmud selesai mereka kodifikasikan di Baghdad sehingga disebut juga sebagai Talmud Babylonia. Ajaran yang tercantum dalam Talmud sangat jauh menyimpang dari Torah (Taurat). Kitab ini mengajarkan percabulan, pembunuhan terhadap orang-orang non-yahudi, riba dan pencurian kepada orang-orang non-yahudi, serta pelecehan terhadap orang-orang suci serta para nabi. Di antaranya kitab ini menyebutkan bahwa Adam melakukan persetubuhan dengan semua binatang sebelum bertemu Eva (Hawa), dan Isa dipendam dalam semen panas di neraka.

Namun yang sungguh ironis adalah bahwa kitab ini juga melecehkan Tuhan. Di antaranya disebutkan bahwa salah satu kegiatan tuhan setiap hari adalah bermain-main dengan ikan paus dan membaca Talmud.

Sebagian orang yahudi eksodus yang mengungsi ke Mesir, kemudian meneruskan pengembaraannya hingga ke Spanyol dan Eropa Barat. Mereka inilah yang saat ini disebut sebagai yahudi putih atau Sephardin. Dalam derajat tertentu mereka masih mewarisi gen yahudi meski tidak sekuat orang-orang Palestina.

Sedangkan orang-orang yahudi yang berada di Irak dan Turki melakukan asimilasi dengan orang-orang khazar. Mereka melahirkan etnis baru yahudi ashkenazi yang mempunyai ciri watak kejam dan licik. Yahudi baru ini secara genetis maupun secara spiritual telah jauh menyimpang dari yahudi asli yang diwariskan dari Ibrahim, Yakub, Musa, Daud, Sulaiman, Zakharia dan Isa. Kitab suci mereka pun tidak sama, yaitu Talmud yang sebenarnya tidak lain adalah karangan para pemuka agama, bukan wahyu Tuhan. Torah bagi mereka hanyalah totem, hiasan di dalam kuil yang tidak pernah mereka sentuh. Namun justru karena kesadaran bawah sadar bahwa mereka sebenarnya bukan orang yahudi membuat mereka lebih besar obsesinya untuk menguasai dunia mengalahkan orang-orang yahudi asli seperti orang orang yahudi Sephardin dan Palestina.

Bangsa Rusia dan Slavia pernah berupaya mengekang keberadaan orang-orang yahudi ashkenazi ini dengan menempatkan mereka di lokasi khusus yang disebut Pale of Settlement di selatan Polandia. Namun mereka tidak dapat dicegah untuk terus menyebar ke seluruh Eropa, kemudian Amerika, dan terakhir Israel setelah mengusir orang-orang Palestina. Diperkirakan sekitar 80% orang yahudi di Israel, Amerika dan Eropa saat ini adalah yahudi ashkenazi. Orang-orang yahudi sephardin yang berbasis di Inggris dan Perancis sempat terlibat persaingan sengit dengan orang-orang ashkenazi yang berbasis di Jerman hingga menimbulkan Perang Krim, Perang Dunia I dan II. Namun saat ini sepertinya kedua sub-etnis yahudi ini telah saling melebur seiring mengguritanya kekuasaan keluarga Rothschild yang juga yahudi ashkenazi.

Maka bila Anda menuding yahudi keji, culas, cabul, pemakan riba, pemakan darah (sebagaimana disebut oleh Shakespeare dalam bukunya "Saudagar dari Venesia"), sekuler, liberal, atheis dan hal-hal negatif lainnya, maka sebenarnya Anda menuding orang-orang yahudi ashkenazi yang telah menyimpang dari ajaran yahudinya Ibrahim, Musa dan Isa. Dan bila Anda mencari siapa pewaris Ibrahim, Musa dan Isa yang sebenarnya? Tidak lain adalah orang Palestina.

Columbine Massacre: 10 Tahun Kebohongan Pers


"Ambillah nyawa dari kliphoth (jiwa jahat dari orang-orang non-yahudi) dan bunuhlah mereka, dan kamu akan memuaskan Tuhan.." --- Talmud: Sepher 177b.


10 tahun sudah peristiwa penembakan massal yang menggemparkan dunia terjadi di sekolah menengah Columbine, Colorado Amerika (Columbine Massacre). Penembakan tersebut menewaskan 13 orang siswa dan guru yang tidak bersalah dan dua orang pelaku penembakan yang bunuh diri setelahnya. Hingga kini media massa terus berusaha mempermalukan para korban penembakan dan keluarganya dengan memanipulasi fakta-fakta di balik peristiwa tersebut.

Media massa mengklaim bahwa para pelaku pembantaian adalah "orang-orang rasis", "white supermacist" dan "neo nazi". Ini adalah istilah-istilah yang dibuat oleh orang-orang "liberal", "kiri", "demokrat", "pejuang HAM", "feminis", "pluralis" dsb yang dilabelkan kepada orang-orang yang tidak mereka sukai, terutama orang-orang kulit putih, orang-orang Islam dan kelompok-kelompok agama yang memperjuangkan hak-hak mereka yang tertindas. (Saat ini mereka menciptakan istilah baru yang cukup ampuh, yaitu "teroris").

Faktanya adalah para pembunuh adalah orang-orang yahudi homoseks yang karena indoktrinasi agamanya menjadi pembenci orang-orang non-yahudi. Merekalah para rasis musuh masyarakat yang sebenarnya.

Salah seorang pembunuh, Dylan Klebold, berasal dari keluarga yahudi yang ta'at. Namun demikian Reuters melakukan klaim yang aneh bahwa Klebold adalah seorang "yahudi neo-nazi". Yahudi dan neo-nazi adalah dua kutub yang bertentangan sebagaimana orang beragama dan komunis. Jadi mengapa Reuters menggabungkan dua kutub itu dalam diri Klebold?

Media massa juga mengklaim bahwa hari pembantaian sengaja dipilih para pelaku untuk memperingati "Tragedi Pembantaian Waco". Media lainnya menulis hari ulang tahun kelahiran Adolf Hitler. Semuanya untuk mengkait-kaitkan para pelaku dengan "neo nazi" atau "White supremacist". Namun sebenarnya para pembunuh memilih hari aksinya di hari yang sama dengan bubarnya group band favorit mereka, KMFDF, sebuah group band yang mengajarkan kekerasan, rasisme, nihilisme, dan bunuh diri. KMFDF sendiri merupakan singkatan dari bahasa Jerman yang artinya adalah tidak ada belas kasihan bagi orang-orang.

KMFDF juga menjadi band yang menginspirasi aksi penembakan di sebuah sekolah di Finlandia baru-baru ini.

Para pelaku juga dikenal sebagai anggota kelompok homoseksual yang menamakan diri sebagai “trench coat mafia.”

Beberapa tahun setelah aksi penembakan, berbagai bukti terkumpul dalam satu file yang disebut “basement tapes” yang disimpan oleh penyidik. Para pembunuh membuat video tentang aktifitas mereka sebelumnya. Secara jelas mereka mengungkapkan kebencian kepada orang-orang kristen terutama para wanitanya. Mereka mengekspresikan keinginan mereka untuk membunuh "pelacur kristen pecinta tuhan. Klebold berkata, "Saya senang bisa membunuh orang-orang kristen," dan "saya akan menembak gadis-gadis kristen tepat di kepala."

Namun tentu saja semua itu tidak ada di berita-berita yang dibuat media massa.

Ibu Klebold, Susan Yassenoff adalah jemaah sinagog Temple Israel di Comumbus, Ohio, dimana kakeknya, Leo Yassenoff membangun sebuah balai pertemuan yahudi yang diberi nama sesuai namanya.

Rekan Klebon sesama pelaku penembakan, Eric Harris berasal dari New York dan datang ke Columbine dua tahun sebelum penembakan. Rekan-rekan Harris mengklaim bahwa Harris adalah penderita depresi, narsis dan paranoid serta agresif, yang dibuktikan dengan aksinya melakukan penembakan sadis di Columbine. Harris juga berdarah yahudi dan berpacaran dengan yahudi wanita bernama Sarah Davis. Selain itu ia juga aktif mengelola suatu website pro-yahudi yang menulis isu-isu sosial politik, agama dan ras.

Setelah pembantaian, keluarga dan orang-orang yang menghormati para korban mendirikan monumen berbentuk salib. Namun lobbi yahudi memaksa sekolah untuk memindahkan monumen tersebut.

"Kemenangan" Ahmadinejad


Pada tanggal 20 April lalu Ahmadinejad, Presiden Iran yang kini menjadi pemimpin paling terkenal di dunia, berpidato di hadapan ratusan delegasi negara-negara dunia dalam event Konferensi PBB anti-Rasisme di Genewa, Swiss. Dengan lantang ia memborbardir negara-negara barat dengan kecaman-kecaman pedas atas aksi-aksi mereka di masa lalu dan masa kini.

"Mereka yang berkuasa pada saat terjadinya dua perang dunia. ... membunuh seratusan juta orang dan menciptakan kehancuran massal. ... Mereka yang memenangkan perang dunia, menganggap dunia sebagai milik mereka, dan menciptakan aturan-aturan yang opresif dan tidak adil," kata Ahmadinejad menuding negara-negara barat sebagai "mereka".

Ahmadinejad juga menuduh negara-negara barat telah sengaja menciptakan negara Israel yang rasis dengan mengorbankan rakyat Palestina.

"Yang terjadi setelah Perang Dunia II, tentara menduduki wilayah negara lain dan rakyat dipindah-pindahkan dari tempat tinggalnya. Kenyataannya, dengan alasan untuk memberikan kompensasi akibat kekejian perang dengan nama xenophobia, mereka telah menciptakan xenophobia paling keji, di Palestina," tambah Ahmadinejad.

Ahmadinejad juga mengecam Dewan Keamanan PBB sebagai institusi yang tidak fair dengan adanya hak veto yang dimiliki beberapa anggota tetapnya. Dan tidak hanya itu, ia mengecam pendudukan Amerika atas Irak sebagai menguntungkan penjualan senjata Israel.

Dan akhirnya Ahmadinejad mengecam zionisme, sebagai sebuah gerakan rasis yang didukung barat, dan menyerukan negara-negara di dunia untuk menghentikan dukungan dan bantuannya. "Segala upaya harus dilakukan untuk menghentikan zionisme."

"Dewan Keamanan PBB telah memungkinkan negara ilegal ini (Israel maksudnya, pen) terbentuk. Selama 60 tahun negara ini didukung oleh dunia. Banyak negara barat berkata bahwa mereka memerangi rasisme, namun sebenarnya mereka justru membantu rasisme dengan membiarkan pendudukan, pengeboman, dan kejahatan-kejahatan sebagaimana terjadi di Gaza. Negara-negara itu mendukung kejahatan," semprot Ahmadinejad.

Saat ia berpidato, 23 delegasi negara-negara Eropa menyingkir dari ruangan, tidak tahan dengan kecaman-kecaman pedas yang dilancarkan Ahmadinejad. Beberapa negara barat lainnya seperti Amerika, Australia, Kanada dan Israel sendiri memilih tidak menghadiri forum ini sejak awal.

Namun selayaknya pengecut, mereka mengirimkan agen-agen bayarannya, atau saya sebut sebagai "useful idiot" meniru istilah yang digunakan Stalin, untuk mengacaukan forum ini terutama saat Ahmadinejad berpidato. Saat Ahmadinejad baru mengeluarkan sambutan, dua orang gay berdandan badut tiba-tiba menyerbu ke arah mimbar sembari mengucapkan kata-kata kotor kepada Ahmadinejad sebelum akhirnya diringkus petugas keamanan. Selain itu sebagian delegasi terutama dari kalangan LSM bayaran yang berada di tribun terus-menerus melakukan kegaduhan.

--- Ahmadinejad adalah seorang pemimpin yang sangat taat beragama. Itulah sebabnya ia sangat menentang homoseksual dan berbagai penyimpangan seksual lainnya yang dilarang oleh agama. Ia bahkan pernah berkata, "tidak ada tempat bagi homoseksual di negeri Iran." ---

Namun sebaliknya, sebagian besar peserta memberikan sambutan meriah kepada Ahmadinejad. Berkali-kali terdengar tepukan tangan bergemuruh saat Ahmadinejad berpidato. Alhasil dan tidak dapat disangkal lagi forum tersebut menjadi arena kemenangan Ahmadinejad atas lawan-lawan politiknya.

Mengenai apa yang terjadi dalam forum PBB tersebut, Gilad Atzmon, penulis berdarah yahudi pendukung Palestina menulis di blog Palestina Think Tank: "Sekali lagi saya salut kepada Presiden Iran Ahmadinejad. Tidak ada yang bisa menyamainya dalam membongkar sentimen-sentimen diskriminatif rasial Eropa. Apa yang kita lihat kemarin di Forum PBB anti-Rasialisme merupakan bentuk Islamphobi kolektif yang kasar, sebuah aksi terkoordinasi dari chauvinisme barat yang dipengaruhi zionisme. Sekelompok diplomat barat bertindak seperti sekawanan domba, mempertunjukkan penolakan total atas kebebasan berbicara dan budaya bertukar pendapat."

Tuesday, 21 April 2009

Drakula Modern yang Akhirnya Dihukum


Anda mungkin masih ingat berita tentang seorang duta besar Israel untuk Amerika yang ditemukan tergeletak di pinggir jalan setelah mabuk semalaman. Saat ditemukan ia mengenakan pakaian khas yang diasa digunakan para penganut kebiasaan seks sadis (masokis). Karena membuka aib negara, duta besar tersebut langsung ditarik pulang ke Israel.

Anda mungkin juga pernah mendengar kisah pembunuhan bermotif masokis yang dilakukan oleh Phil Spector, mantan produser Beatles dan beberapa penyanyi top lainnya, terhadap aktris Lana Clarkson tahun 2003. Setelah enam tahun dan melalui dua kali proses pengadilan, pada tanggal 13 April lalu Phil akhirnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 25 tahun karena terbukti melakukan pembunuhan tingkat II ditambah penggunaan senjata api ilegal.

Phil sebenarnya nyaris bebas setelah pengadilan pertama tahun 2007 gagal menjatuhkan hukuman akibat dua dari 12 juri membebaskan Phil sementara humum Kalifornia mensyaratkan tidak ada juri yang berbeda pendapat. Jika saja ini yang terjadi maka hal itu menjadi tamparan bagi hukum Amerika serta hinaan bagi kaum wanita.

Bagaimana tidak. Phil Spector memperlakukan Lana Clarkson seperti drakula memperlakukan korbannya. Setelah menyiksa Lana, Phil memaksa Lana melakukan permainan rollet Rusia. Karena menolak, Phil menyumbat mulut Lana dengna pistol hingga dua gigi depannya patah (yang membuktikan Lana Clarkson tidak bunuh diri sebagaimana dituduhkan pengacara Spector dan dikutip media-media massa Amerika). Dan setelah itu Phil meledakkan pistolnya. Selama drama menegangkan itu, Phil menikmati kepuasan seksual.

Hal menarik lainnya adalah, meski melibatkan publik figure terkenal seperti Phil, media massa Amerika jarang memberitakan kasus ini. Tidak bisa dibantah, ini disebabkan karena Phil adalah orang Yahudi. Dan kalaupun ada liputan dengan porsi kecil, mereka selalu mendeskreditkan Lana sebagai "artis gagal yang depresi dan bunuh diri di rumah Phil Spector".

Spector adalah anak hasil hubungan incest antara paman dan keponakan pertama --- hal biasa di kalangan Yahudi ---. Inilah yang membuat dia memiliki kelainan jiwa sebagaimana duta besar Israel di Amerika di atas. Jaksa penuntut yang menangani pengadilan kedua ini menuduh Phil sebagai "demonic maniac”. Ia berhasil menghadirkan kesaksian lima wanita yang pernah berkencan dengan Phil. Menurut mereka, jika marah atau cemburu, Phil suka mengancam mereka dengan pistolnya. Dan waktu melakukan hubungan sek, Phil sering memaksa mereka melakukan permainan maut rollet Rusia. Ke lima orang wanita tersebut selamat karena waktu pistol ditembakkan, ruang tempat peluru dalam kondisi kosong. Namun malang bagi Clarkson, ia mendapatkan ruang peluru yang berisi.

"Demi tuhan, lima orang yang lain mendapatkan peluru kosong dan selamat untuk menceritakan yang terjadi. Lana adalah wanita keenam yang mendapatkan peluru yang berisi," kata Truc Do, sang jaksa.

"Jika marah, ia selalu melakukan hal yang sama, meraih pistol. Di setiap kejadian, Spector telah menunjukkan sikapnya yang tidak menghargai hidup manusia. Kematian Clarkson adalah kematian yang telah ditunggu untuk terjadi," tambah jaksa.


MEDIA YANG BIAS

Meski Spector adalah artis besar, media massa sangat terasa membatasi diri untuk meliput kasus ini. Yang paling intens tentu saja media masa lokal Hollywood, itupun tidak banyak mengkover detil kasus ini seperti misal kelainan jiwa Spector. Mereka lebih banyak meliput berita seorang wanita gila yang terjun ke kandang beruang, atau tentang hewan piaraan baru Barack Obama. Perlakuan media massa sangat berbeda dalam kasus pembunuhan yang dilakukan OJ Simpson, atlet baseball kulit hitam terhadap istrinya yang berkulit putih.

Pengadilan kasus ini pun berjalan sangat lambat. Setelah empat tahun, proses pengadilan baru berlangsung dengan hasil yang nyaris menyelamatkan Spector dari hukuman andai saja jaksa tidak cukup gigih untuk membukan kembali kasus ini dengan bukti-bukti baru.

Selain itu Spector terlalu besar untuk disembunyikan. Berita tentang kasus ini tetap beredar meski lebih banyak di internet.


KEBENCIAN RAS

Perlakuan Spector terhadap Lana Clarkson dan wanita-wanita kulit putih lainnya dapat dilihat juga sebagai bentuk kebencian laten orang yahudi terhadap goyim (artinya adalah binatang ternak, ditujukan bagi orang-orang non-yahudi). Selain orang Islam, yahudi menyimpan kebencian laten terhadap orang-orang kulit putih yang mayoritas beragama kristen.

Itulah sebabnya mengapa mafia yahudi suka sekali mempekerjakan wanita kulit putih untuk menjadi pegawai seks komersialnya. Wanita-wanita kulit putih Rusia yang berambut pirang merupakan favorit laki-laki yahudi dan mereka banyak sekali terdapat di tempat-tempat hiburan di Israel. Selain dikenal cantik, mereka juga penganut kristen, ditambah sejarah permusuhan Rusia-yahudi di masa lalu menjadi alasan mengapa meraka mengalami ekspoitasi oleh orang-orang yahudi.

Dan dalam hal seks bebas, orang yahudi adalah rajanya. Kitab suci mereka, Talmud, tidak saja membolehkan, bahkan memerintahkan seks bebas. Yang lebih gila lagi, mereka juga menyarankan incest (hubungan seks sedarah) dan pedhopilia (hubungan seks dengan anak kecil). Seks bebas tidak saja dilakukan laki-laki biasa, namun juga para rabbi (pemuka agama).

Sedemikian longgarnya seks bebas di kalangan yahudi, tidak heran jika berbagai penyimpangan seks seperti masokis, homo dan lesbian dapat dilacak berasal dari mereka. Kitab-kitab suci agama Islam dan kristen termasuk kitab suci yahudi sendiri Taurat dan talmud telah mengkonfirmasi hal ini. Tidak dapat dibantah.

Para Pembenci yang Sebenarnya


Pada hari Jum'at Suci, 10 April lalu, mantan prajurit nazi Jerman, John Demjanjuk, berumur 89 tahun dan sakit-sakitan, dideportasi secara paksa dari Amerika ke Jerman untuk menjalani pengadilan dengan tuduhan turut bertanggungjawab atas pembantain 29.000 orang yahudi di kamp Sobibor Polandia selama berlangsung Perang Dunia II.

Bagi Demjanjuk, pengadilan ini adalah yang kedua setelah yang pertama tahun 1986 dengan tuduhan turut membunuh 870 yahudi di Treblinka, Polandia. Dan ini membuktikan bahwa orang-orang yang sama yang telah menuntutnya, tidak pernah puas untuk menghancurkan korban-korbannya sekaligus mem-brainstorming masyarakat tentang "kebenaran" holocoust.

Pengadilan pertama atas Demjanjuk tahun 1986 diawali dengan "temuan" Office of Special Investigations (OSI), lembaga di bawah kejaksaan agung yang bertugas memburu para penjahat perang eks nazi Jerman, bahwa Demjanjuk adalah “Ivan the Terrible,” seorang penjaga kamp Treblinka yang brutal dan sadis yang telah membunuh banyak tawanan yahudi termasuk dengan cara memasukkan ke dalam kamar gas beracun.

Demjanjuk bersikukuh bahwa dirinya tidak pernah bertugas di Treblinka. Dengan berbagai rekayasa, beberapa korban selamat dari kamp Treblinka memberi kesaksian yang memberatkan Demjanjuk. Maka pada tahun 1986 OSI mengekstradisi Demjanjuk ke Israel untuk diadili. Pada tahun 1988 pengadilan Israel menjatuhi hukuman gantung terhadapnya.

Namun keluarga, teman-teman dan pengacara Demjanjuk tidak putus asa. Mereka menjelajahi Eropa, dan menjelang runtuhnya UNi Sovyet tahun 1989, mereka mendapatkan bukti baru yang sangat vital. Dari arsip nasional di Moskow tentang Treblinka, mereka menemukan foto sebenarnya dari "Ivan the Terrible". Ivan yang sebenarnya jauh lebih besar dan dewasa dibanding Demjanjuk yang pada tahun 1943 baru berusia 23 tahun. "Ivan the Terrible" yang sebenarnya adalah bernama Ivan Marchenko.

Bukti baru tersebut menggagalkan hukuman gantung terhadap Demjanjuk sehingga peluangnya menjadi orang pertama yang dihukum mati di Jerussalem setelah hukuman mati Adolf Eichmann tahun 1961.

Demjanjuk kemudian dilepaskan dan kembali dengan tenang ke Cleveland, sebagai warga terhormat yang telah direhabilitasi nama baiknya.

Mungkin juga tuduhan kedua yang kini dihadapi Demjanjuk bermotif balas dendam atas "kekonyolan memalukan" yang dibuat OSI.

Dalam tuntutan kedua yang diajukan OSI kali ini, Demjanjuk dituduh menjadi pengawal di kamp Sobibor pada periode waktu yang sama saat ia dituduh menjadi pengawal di Treblinka. Adapun bukti baru yang diakukan adalah pengakuan seseorang bernama Danilchenko yang mangaku menjadi pengawal di kamp Sobibor bersama-sama dengan Demjanjuk. Selain itu juga diajukan dokumen yang menunjukkan keberadaan Demjanjuk di kamp Solibor.

Namun keanehan terjadi karena Danilchenko telah lama meninggal setelah membuat "pengakuan" sehingga tidak dapat dimintai kesaksiannya di pengadilan.

Saat ini Demjanjuk tengah menghadapi proses pengadilan dengan tuduhan sangat serius, pembantaian 29.000 tawanan yahudi di kamp Sobibor, namun tanpa ada seorang saksi matapun, bahkan tidak seorang jaksa pun yang bisa membuktikan bahwa Demjanjuk telah menyakiti seseorang. Bahkan seorang mantan penghuni kamp Sobibor yang kini tinggal di Israel mengaku dirinya tidak pernah mengenal penjaga kamp seperti Demjanjuk.

Adalah suatu ironi bahwa Demjanjuk diadili di Jerman dengan tuduhan kejahatan yang tidak dilakukan di Jerman. Demjanjuk sendiri sebenarnya bukan orang Jerman, melainkan Polandia. Sebaliknya kejahatan tersebut (holocoust) justru dilakukan oleh penguasa Jerman sendiri.

Demjanjuk tidak bisa dipungkiri merupakan tumbal yang digunakan untuk membersihkan dosa-dosa Jerman, dengan bantuan Amerika tentunya. Adapun bagi Israel, asalkan ada seseorang yang dihukum dengan tuduhan melakukan kejahatan holocoust, cukup memuaskan mereka meski untuk sesaat karena korban-korban tidak bersalah lain masih akan terus berjatuhan.


KETERANGAN GAMBAR: Demjanjuk pingsan saat akan ditahan polisi Amerika untuk dideportasi ke Jerman.