Saturday, 14 January 2012

TERBUKTI, PEMERINTAH TIDAK BERMINAT KEMBANGKAN MOBNAS


Beberapa hari lalu saya sudah mempostingkan artikel tentang mobil nasional dengan point utama tidak adanya kemauan politik pemerintah untuk mengembangkannya. Alasannya jelas dan tegas: pemerintah adalah agen kepentingan asing yang tidak menginginkan bisnis otomotif nasional direbut oleh produsen lokal.

Presiden SBY memang telah menyatakan dukungan terhadap pengembangan mobil nasional berdasar mobil ESEMKA. Tapi SBY sudah dikenal sebagai pembohong. Maka pernyataan "dukungan" harus dibaca dengan "tidak mendukung", sebagaimana "berantas korupsi" sebagai "pertahankan korupsi".

Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai sesama fundamenealis neoliberalisme Indonesia, tahu benar bahasa SBY tersebut. Tidak lama setelah pernyataan "dukungan" SBY, ia membuat pernyataan melarang BUMN mengembangkan mobil nasional. Padahal ia tahu, dalam hal mobil nasional ini BUMN memegang peran sangat penting. Beberapa BUMN, seperti INKA misalnya, adalah pengembang mobil nasional akibat energi kreatif mereka tidak tersalurkan setelah pemerintah lebih suka mengimpor kereta api bekas dari Jepang daripada memesannya dari INKA.

Sikap politik Dahlan Iskan menentang pengembangan mobil nasional semakin kuat setelah ia mengadakan kunjungan ke beberapa SMK yang dikenal telah memproduksi mobil nasional. Alih-alih memberi dukungan nyata, bukan sekedar basa-basi, ia justru melemahkan semangat anak-anak SMK tersebut dengan pernyataannya bahwa mobil ESEMKA hanya cocok untuk membantu proses belajar siswa, sementara faktanya mobil-mobil itu sudah banyak dipesan orang. Dan lebih menyakitkan lagi ia berkomentar sinis:

"Bisa saja diproduksi massal, tapi apa bisa laku?" katanya.

Aneh bin ajaib, Dahlan Iskan yang dikenal sebagai profesional nomor 1 di Indonesia hingga didaulat menjadi menteri BUMN, dan banyak orang-orang liberal idiot pun yang menjagokannya menjadi capres 2014, tiba-tiba menjadi seorang pecundang. Pernyataan "apa bisa laku?" tidak pantas diucapkan oleh seorang profesional sejati.

Beberapa waktu lalu Dahlan Iskan membuat artikel di blog-nya mengenai pengembangan jalan tol di Indonesia meniru Cina. Menurut Dahlan, demi memajukan ekonomi nasional perlu dikembangkan jaringan tol di Indonesia dengan tambahan saran menutup jaringan kereta api yang sudah ada di Indonesia. Menurutnya mobil lebih efisien secara ekonomi dibandingkan kereta api. Selain itu, katanya, dengan mengembangkan jalan tol, harga tanah menjadi naik, yang merupakan nilai tambah.

Beliau tidak mengetahui bahwa pertumbuhan ekonomi tidak ada urusannya dengan harga barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi terjadi jika terjadi pertumbuhan produksi barang dan jasa, terlepas sama sekali dari harga barang dan jasa. Dalam banyak situasi pertumbuhan harga (inflasi) justru menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu dengan mencontohkan Cina sebagai negara yang menelantarkan jaringan kereta api untuk mendorong pengembangan jaringan tol adalah fakta yang keliru 180 derajat. Cina justru lebih mengembangkan jaringan kereta api. Dari negara yang pada tahun 1990-an masih terbelakang dalam hal perkereta apian, saat ini Cina adalah pemilik jaringan kereta api cepat terbesar dan termodern di dunia. Cina juga tercatat sebagai operator kereta api tercepat di dunia.

Selain itu pendapat bahwa mobil lebih efisien dari kereta api adalah sebuah bualan besar para penganut faham neo-liberal. Kereta api jauh lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan. To the point saja, pendapat itu untuk mendukung bisnis minyak yang dikuasai para kapitalis asing (baca yahudi).

3 KAPAL INDUK AS DI DEKAT IRAN


3 kapal induk Amerika berada di dekat Iran. Tidak ada analisis lain kecuali persiapan perang Amerika terhadap Iran.

Saat ini terdapat 2 kapal induk Amerika di dekat perairan Iran, yaitu USS John C. Stennis yang berada di lepas pantai Oman, dan USS Carl Vinson yang baru ditugaskan bergabung dengan satuan Armada V Amerika (bermarkas besar di Bahrain, Teluk Parsi) dan kini tengah berlayar di Laut Arab. Satu kapal induk lagi, USS Abraham Lincoln kini tengah berlayar dari Pasifik menuju pos barunya di Teluk Parsia memperkuat Armada V.

Ditambah dengan peristiwa pembunuhan pakar nuklir Iran, Rabu (11/1), perkembangan di atas semakin meningkatkan kekhawatiran terjadinya perang di kawasan Teluk Parsia antara Iran melawan Amerika-Israel yang semua analisis politik dan militer sepakat bisa memicu konflik yang tidak terkendali. Iran menuduh Amerika dan Inggris bertanggungjawab atas pembunuhan pakar nuklir Iran tersebut di atas.

USS John C. Stennis beberapa waktu lalu meninggalkan markas Armada V di Bahrain melalui Selat Hormuz pada saat Iran tengah mengadakan latihan militer hingga menimbulkan kekhawatiran terjadinya insiden. Tidak lama kemudian pejabat militer Iran mengancam kapal tersebut untuk tidak kembali lagi ke Teluk Parsia. "Kami tidak biasa memberikan peringatan dua kali," kata pejabat Iran tersebut, mengindikasikan kemungkinan Iran akan menghentikan dengan kekerasan setiap kapal Amerika yang melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Parsia dengan Samudra Hindia sehingga bisa memicu terjadinya perang. Secara administratif jalur lalu-lintas laut Selat Hormuz memang melalui perairan Iran, meski terdapat konvensi internasional yang membuat Iran mengijinkan semua kapal boleh melalui jalur tersebut. Namun dalam kondisi darurat yang mengancam kepentingan nasional, Iran, secara hukum bisa saja memblokir jalur yang menyalurkan 20% ekspor minyak dunia tersebut. Dan Iran kini terancam kepentingan nasionalnya setelah Amerika dan Uni Eropa memberikan sanksi ekonomi baru yang bisa mengancam ekspor minyak Iran.

Secara teknis, rata-rata Amerika mempertahankan keberadaan 1-2 kapal induk di kawasan operasional Armada V. Keberadaan 3 kapal induk tentu semakin menguatkan spekulasi serangan militer Amerika atas Iran. Namun tentu saja secara politis Amerika membantah kemungkinan itu.

“I don’t want to leave anyone with the impression that we’re somehow zorching [speeding] two carriers over to there because we’re concerned with what happened today in Iran,” kata jubir AL Amerika John Kirby. “This is just prudent force posture requirements set by the combatant commander,” tambahnya.



KRISIS IRAN MEMBUAT PANGLIMA AS SULIT TIDUR

"Jika Anda bertanya apa yang membuat saya terjaga di tengah malam, itu adalah Selat Hormuz dan perkembangan yang terjadi di Teluk Arab," kata Admiral Jonathan Greenert, panglima AL Amerika sejak September tahun lalu, kepada Reuters, Selasa (10/1).

Komentar tersebut diberikan Greenert setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz bulan lalu setelah Amerika berencana menerapkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Iran yang bisa mengancam ekspor minyak Iran.

Ancaman tersebut dibalas dengan keras oleh atasan Greenert, yaitu kepala staff gabungan Jendral General Martin Dempsey, yang menyatakan bahwa penutupan Selat Hormuz adalah tindakan yang tidak bisa ditolerir Amerika.

"Ya, mereka bisa menutup Selat Hormuz, namun kami akan melakukan aksi untuk membukanya kembali," kata Dempsey dalam acara talkshow televisi.

Greenert tidak menjelaskan tentang bagaimana ia akan membuka Teluk Parsia yang ditutup Iran. "Saya adalah seorang organiser, pelatih, dan penyedia perlengkapan. Saya harus bisa memastikan bahwa orang-orang saya memiliki perlengkapan yang tapat untuk melakukan misi," katanya.

"Kapal-kapal kami yang berlalu lalang di area itu, saya ingin membuat kepastian mereka sanggup mengatasi semua keadaan dengan semua perlengkapan yang dimilikinya," tambahnya.

Keseriusan menghadapi krisis Iran juga ditunjukkan oleh panglima AU Amerika, Jendral Norton Schwartz. Kepada "Reuters", Minggu (8/1) ia menyatakan bahwa AU Amerika akan memainkan peran penting dalam upaya mengamankan Selat Hormuz. Menurutnya AU Amerika akan memastikan superioritas udara terbatas atau bahkan yang lebih luas, menyediakan bantuan bagi satuan militer lain serta menjaga keamanan saluran telekomunikasi melalui satelit, sebagaimana juga menyediakan data pengintaian dari satelit dan pesawat terbang.



SUMBER:
"Two U.S. Aircraft Carriers Near Iran, With A Third On The Way"; Spencer Ackerman; Wired News; 12 Januari 2012


"Iran strait “keeps me awake at night” – U.S. Navy boss"; Phil Steward; Reuters, 10 Januari 2011

Wednesday, 11 January 2012

BISAKAH IRAN MENGALAHKAN AL AMERIKA?


Carrier Strike Group (CSG), satu gugus kekuatan laut Amerika yang dipimpin oleh sebuah kapal induk, merupakan satu kekuatan militer yang luar biasa besar, nyaris tidak tertandingi seluruh kekuatan laut negara besar sekalipun. Dengan kekuatan nuklirnya yang diluncurkan dari kapal-kapalnya, termasuk kapal-kapal selam, satu CSG bahkan bisa menghancurkan satu benua. Dan dengan sistem pertahanan udara super canggih, AEGIS, satuan ini nyaris mustahil untuk bisa dilumpuhkan.

Namun menghadapi Iran, satu armada Amerika (terdiri dari 1 atau lebih CSG), bisa hancur lebur dalam 2 hari. Hal ini bukan bualan semata. Setidaknya hal ini telah menjadi pertimbangan serius Amerika setelah sebuah analisis militer canggih menunjukkan skenario tersebut.

Meski memiliki kekuatan besar, hal itu menjadi kurang berarti saat sebuah armada Amerika (Amerika memiliki pangkalan Armada V di Bahrain, tidak jauh dari Iran) harus beroperasi di Teluk Persia, terlebih lagi di Selat Hormuz. Dengan wilayah yang sempit dan dekat dengan daratan Iran, Iran memiliki keuntungan besar dalam konfrontasinya melawan armada laut Amerika. Iran dengan mudah mengincar kapal-kapal Amerika dengan rudal-rudal dan torpedo canggihnya yang diluncurkan tidak saja dari kapal perang, juga pesawat, kapal selam, dan battere-battere pertahanan laut.

Iran bahkan telah melengkapi diri dengan puluhan bahkan mungkin ratusan kapal patroli super cepat yang dipersenjatai rudal anti-kapal. Tampang bisa mengecoh, meski kecil, kapal-kapal patroli cepat itu memiliki daya hancur tinggi selain kelebihan para kelincahan dan kecepatan manuver serta sulitnya radar musuh mendeteksi. Hanya sedikit negara yang mengembangkan sistem senjata semacam ini selain Iran.

Iran, sebagaimana Cina dan Rusia yang menganggap Amerika sebagai musuh potensial, menyadari bahwa melawan Amerika dengan kekuatan laut sangat mustahil. Maka mereka mengembangkan rudal-rudal anti-kapal canggih. Sebagai contohnya mengembangkan rudal anti kapal "Sunburn" Rusia dan Cina dengan rudal "Dong Feng"-nya. Keduanya mampu terbang dengan kecepatan sangat tinggi, beberapa kali kecepatan suara. Dong Feng bahkan bisa menengelamkan kapal induk Amerika dari jarak 1.000 km. Iran juga telah memiliki senjata-senjata semacam itu yang telah dibuktikan dengan keberhasilan sekutunya, Hizbollah, menghancurkan sebuah kapal destroyer Israel dalam Perang Lebanon II tahun 2006. Iran bahkan memiliki torpedo berkecepatan tinggi yang mampu melaju hingga kecepatan suara di bawah permukaan laut.

Pada tgl 24 Juli hingga 15 Agustus 2002 Amerika mengadakan latihan perang laut bersandi Millennium Challenge 2002 (MC02) yang digelar di Teluk Parsi. Latihan perang besar-besaran yang membutuhkan waktu 2 tahun untuk persiapannya, menjadi latihan perang terbesar dan terlama yang digelar Amerika. Latihan ditujukan untuk meningkatkan kesiapan Amerika menghadapi tantangan milium baru menegakkan supremasi Amerika di dunia. Latihan ditujukan untuk "menaklukkan" negara-negara yang sudah lama dianggap tidak bersahabat terhadap Amerika setelah Afghanistan diduduki Amerika setahun sebelumnya, yaitu Iraq, Somalia, Sudan, Libya, Lebanon, Syria, dan Iran.

Setelah latihan berakhir, Amerika secara resmi menyatakan bahwa latihan tersebut ditujukan kepada Irak, negara yang pada tahun 2003 diserang Amerika. Namun sebenarnya latihan itu ditujukan untuk Iran, berdasar fakta bahwa Irak tidak memiliki kekuatan laut yang harus dihadapi dengan kekuatan besar oleh Amerika. Setelah menyerang Irak, yang diwujudkan tahun 2003, Amerika sebenarnya juga sudah mempertimbangkan untuk menyerang Iran.

Dalam latihan perang tahun 2002 itu diskenariokan pada tahun 2007 terjadi insiden yang membuat Amerika mengultimatum Irak (sebenarnya dimaksukan Iran) untuk menyerah. (Harap dicatat bahwa skenario ini sebenarnya akan diwujudkan setahun setelah Israel menyerang Lebanon tahun 2006 untuk menghancurkan Hizbollah, selanjutnya Syria juga akan diserang. Namun rencana dibatalkan setelah Hizbollah berhasil mengalahkan Israel). Irak (sebenarnya Iran) bereaksi dengan melancarkan serangan rudal besar-besaran yang berhasil menghancurkan 16 kapal perang Amerika: 1 kapal induk, 10 kapal penjelajah (cruiser), dan 5 kapal ampibi, dan menewaskan 20.000 prajurit Amerika, hanya dalam waktu 1 hari.

Pada hari kedua diskenariokan Iran menghancurkan sisa-sisa Armada V Amerika dengan mengerahkan kapal-kapal patroli cepatnya, memburu dan menenggelamkan kapal-kapal Amerika yang tersisa. Armada V Amerika pun tumpas dalam waktu 2 hari.


KONSORSIUM VETERAN PEJABAT INTELIGEN TOLAK PERANG

Entah apa yang ada di kepala para pemimpin Amerika. Mereka baru saja kalah memalukan dan menyakitkan di Irak, dan kini mereka akan memerangi Iran, negara yang lebih besar wilayahnya, lebih besar jumlah penduduknya, lebih modern persenjataan militernya, dan lebih utama lagi lebih solid rakyat dan pemerintahannya, daripada Irak.

Tidak heran jika orang-orang yang masih memiliki akal sehat, seperti para veteran pejabat inteligen Amerika yang tergabung dalam "Veteran Intelligence Professionals for Sanity (VIPS)", mempertanyakan kebijakan Amerika terhadap Iran.

"Kita tidak boleh melakukan satu lagi "perang bodoh" melawan negara yang hampir 3 kali lebih besar daripada Irak, yang akan memicu perang regional dan menciptakan beberapa generasi jihadis. Perang semacam itu, berbeda dengan yang digaung-gaungkan, tidak akan membuat Amerika menjadi lebih aman," tulis VIPS dalam surat terbukanya yang ditujukan pada presiden Barack Obama baru-baru ini. Dan alih-alih menyalahkan Iran sebagai pemicu ketidak-amanan dunia, VIPS justru menyalahkan Israel yang dianggap sebagai provokator dengan Amerika sebagai pendukungnya.

Di antara anggota VIPS adalah Phil Giraldi (mantan Direktur Operasi CIA), Ray McGovern (mantan Direktur Inteligen CIA), Coleen Rowley (mantan agen khusus FBI), Ann Wright (mantan Foreign Service Officer Deplu AS), Tom Maertens (mantan Direktur NSC), Elizabeth Murray (mantan Deputy National Intelligence Officer NIC), dan David MacMichael (profesor sejarah dan mantan analis CIA).



Sumber:
"The Geo-Politics of the Strait of Hormuz: Could the U.S. Navy be defeated by Iran in the Persian Gulf?"; Mahdi Darius Nazemroaya; Global Research; 8 Januari 2012

"Avoiding Another Long War"; Veteran Intelligence Professionals for Sanity – Consortium News; 4 Januari 2012

Monday, 9 January 2012

KAPAL-KAPAL PERANG RUSIA MENDARAT DI SYRIA


Rusia tidak main-main dengan urusan Syria, negara sekutu satu-satunya yang memberi akses strategis di Laut Mediterania dimana Rusia membangun pangkalan angkatan lautnya. Di tengah-tengah upaya penggoyangan kekuasaan regim presiden Bashar al Assad --konspirasi terakhir adalah dalam bentuk serangan teroris di Damaskus hari hari Jum'at (6/1) yang menewaskan puluhan orang--- Rusia mengirimkan flotilla (satu satuan laut lebih kecil dari armada, yang terdiri dari beberapa kapal) Syria sebagai bentuk dukungan kepada regim Syria sekaligus peringatan Amerika dan sekutu-sekutunya untuk tidak "main-main" dengan Syria.

Flotilla yang dipimpin oleh sebuah kapal induk itu tiba dan berlabuh di pangkalan laut Rusia di Tartus, hari Minggu lalu (8/1)m, bersamaan dengan dilangsungkannya upacara penghormatan terakhir kepada para korban serangan teroris hari Jum'at.

"Misi ini ditujukan untuk meningkatkan hubungan kedua negara," kata komandan flotilla, Yakushin Vladimir Anatolievich kepada pers Syria tidak lama setelah kapal-kapalnya mendarat. Sementara

Gubernur Provinsi Tartus, Atef al-Nadaf, menyambut langsung kedatangan armada laut Rusia tersebut yang menyebut kedatangan kapal-kapal tersebut sebagai "kedudukan terhormat yang telah dilakukan Rusia yang telah berdiri di samping rakyat Syria."

Menurut laporan surat kabar "Al-Watan", satuan Rusia tersebut dipimpin oleh kapal induk "Admiral Kuznetsov" yang dikawal oleh sejumlah besar kapal perang termasuk kapal-kapal selam bertenaga nuklir.

Sementara itu pada saat yang bersamaan ribuan warga Syria menghadiri upacara penghormatan terakhir korban serangan bom yang terjadi di Damaskus, JUm'at lalu, yang diadakan di masjid Al-Hasan. Tubuh korban yang dimakamkan terbalut dengan bendera Syria dan massa meneriakkan kutukan terhadap aksi pengeboman selain puji-pujian kepada Allah. Massa juga menyanyikan lagu kebangsaan Syria.

Penghormatan yang sama juga dilakukan masyarakat di berbagai kota lainnya seperti Hasaka, Qamishli, Tartous, Aleppo, Raqqa, Sweida dan Daraa.

Pemerintah Syria sendiri telah berjanji akan menindak pelaku kejahatan dengan tindakan setimpal. Dalam pidatonya di televisi nasional Syria, Jumat (6/1), Mendagri Ibrahim al-Shaar mengatakan, "Kami akan memukul balik dengan tangan besi kepada siapapun yang mencoba menguji kesabaran pemerintah dan rakyat Syria."



Sumber:
"Russia’s Aircraft Carrier Leads Naval Flotilla Docked in Syria"; almanar.com.lb; 8 Januari 2012

Sunday, 8 January 2012

DIPLOMAT JERMAN DITANGKAP TERKAIT SERANGAN BOM SYRIA


Pasukan keamanan Syria dikabarkan telah menangkap sekelompok orang yang berada di dalam mobil milik kedubes Jerman di Amerika, setelah terjadinya serangam bom yang menewaskan puluhan orang di Damaskus, Syria, Jumat (6/1). Mereka yang ditangkap tersebut dikabarkan berusaha memprovokasi orang-orang untuk menentang pemerintah, tidak lama setelah terjadi serangan. Serangan ini merupakan ketiga kalinya dalam waktu hanya dua minggu terakhir.

Penangkapan tersebut semakin menguatkan tuduhan Syria dan sekutu-sekutunya bahwa terdapat konspirasi internasional untuk menggulingkan pemerintahan Syria. Minggu lalu pemerintah Syria menuduh Amerika telah melakukan campur tangan terhadap Liga Arab dalam urusan Syria, setelah asisten menlu Amerika Jeffrey Feltmen menemui para menlu Liga Arab yang tengah membahas perkembangan Syria menyusul ditariknya para pengamat Liga Arab dari Syria.

"Amerika adalah salah satu pihak yang menginginkan terjadinya kekerasan. Pernyataan-pernyataan Amerika merupakan bentuk campur tangan terhadap Liga Arab dab merupakan bentuk upaya ilegal untuk menginternasionalisasi masalah Syria," kecam jubir kemenlu Syria, Jihad Makdisi, Rabu (4/1) setelah Amerika mengumumkan akan mengirim Feltmen ke Kairo menemui para menlu Liga Arab.

Beberapa hari sebelum ditariknya para pengamat tersebut media-media barat juga melakukan kampanye negatif terhadap keberadaan misi pengamat tersebut. Mereka mempertanyakan kredibilitas tim pemantau setelah pimpinan tim tersebut, Jendral Mohamed Ahmed Mustafa al-Dabi, menyatakan bahwa perkembangan di Syria sebagai "menjanjikan".

Misi pemantau Liga Arab merupakan bentuk jalan tengah yang disepakati Syria dan Liga Arab untuk menyelesaikan krisis politik Syria yang tidak juga kunjung berhenti meski pemerintahan Presiden Bashar al Assad telah melakukan berbagai langkah reformasi fundamental seperti ditetapkannya UU kebebasan pers, UU Pemilu dan pembebasan tahanan politik.

Sekutu Iran, Iran juga mengecam Amerika atas terjadinya krisis di Syria. Tidak lama setelah terjadi serangan bom tersebut di atas, pemerintah Iran menyatakan bahwa Amerika telah memprovokasi terjadinya perang sipil di Syria.

Dubes Amerika sendiri telah ditarik ke negerinya setelah terjadinya aksi-aksi serangan terhadap kantor kedubes Amerika termasuk serangan fisik terhadap dirinya karena dianggap memprovokasi kerusuhan. Ia misalnya pernah mengunjungi para tokoh oposisi di kota Homs, basisnya gerakan penggulingan pemerintahan Syria.



MENUAI KECAMAN

Sekutu-sekutu Iran, Lebanon, Irak, Rusia dan Hizbollah bereaksi cepat atas serangan bom yang terjadi di Syria dengan menyatakan kutukannya terhadap aksi tersebut.

Menlu Lebanon, Adnan Mansour mengatakan, "Sekali lagi serangan teroris menghantam Syria, merupakan tanda dimulainya fase baru yang berbahaya yang mengancam tidak hanya Syria.”

"Selain mengutuk aksi teror ini kami menyampaikan duka cita kepada para pemimpin dan rakyat Syria, serta keluarga korban tindakan kriminal ini," kata Mansour.

"Kami berharap bahwa dengan kesadaran seluruh rakyat Syria dan para pemimpinnya tentang apa yang sebenarnya terjadi, mereka akan bisa menghadapi upaya perpecahan dan terorisme yang melanda Syria dan seluruh kawasan," tambah Mansour.

Rusia melalui menlunya juga mengutuk serangan tersebut. "Rusia dengan keras mengutuk aksi brutal serangan teroris ini, yang sama sekali tidak memiliki justifikasi dan para pelakunya patut mendapat hukuman setimpal."

Sementara itu jubir kemenlu Iran, Ramin Mehmanparast menyatakan bahwa "tanpa keraguan, kesatuan dan keteguhan rakyat dan pemimpin Syria telah mengecewakan musuh-musuh Syria yang menyangka hanya dengan perang saudara dan perpecahan bisa membuat Syria menyerah kepada Amerika dan zionisme."

Sementara itu Hizbollah juga mengeluarkan kecaman terhadap aksi tersebut seraya menuduh Amerika dan Israel berada di balik peristiwa itu.

"Kejahatan teroris terbaru yang menghantam Syria Jum'at pagi merupakan ronde kedua skema jahat Amerika dan sekutu-sekutunya yang ditujukan untuk menghukum Syria atas dukungannya terhadap gerakan "perlawanan anti-Israel dan sekutu-sekutunya di barat."

Hizbollah juga menuduh serangan tersebut sebagai upaya menutupi kekalahan Amerika di Irak.



Sumber:

"Security Forces Detain German Diplomats near Blast Site in Damascus"; FARS News Agency – January 7, 2012.

"Syria’s Deadly Attacks Draw Allies’ Condemnation"; almanar.com.lb; 7 Januari 2012

INILAH YG MENYEBABKAN AMERIKA HENGKANG DARI IRAK


Mengapa Amerika tidak bisa menempatkan pasukannya di Irak sebagaimana di Saudi Wahabiah maupun negara-negara Arab lainnya. Padahal Amerika sudah "berjasa membebaskan" rakyat Irak dari regim otoriter Saddam Hussein dengan pengorbanan besar, menghabiskan dana triliunan dolar dan kehilangan ribuan tentaranya. Tentu tidak ada makan malam gratis. Dengan nafsu serakahnya, Amerika tentu ingin bisa "menguasai" Irak, negeri kaya minyak yang sebelumnya menjadi ancaman Israel, melalui regim baru yang kooperatif dengan dukungan kehadiran pasukannya di sana. Keinginan Amerika mempertahankan kehadiran pasukannya di Irak tampak jelas dari dibangunnya kantor kedutaan mereka di Baghdad menjadi benteng raksasa yang bisa menampung ribuan pasukan.

Namun rakyat Irak, yang mayoritas penganut Shiah, menolak kehadiran Amerika yang telah menyengksarakan hidup dan menghancurkan negara mereka. Ketika kondisi telah cukup aman dan rakyat Irak mulai mempertanyakan kehadiran pasukan Amerika, Amerika masih cukup percaya diri dengan mengajukan opsi penarikan sebagian saja pasukannya dan mendesak diberikannya hak kekebalan hukum bagi pasukannya yang telah bertindak brutal. Namun mereka kecele, rakyat Irak tidak lagi memberikan kompromi.

Pada pertengahan tahun lalu, ketika kekuatan-kekuatan politik pemerintah mengadakan diskusi internal tentang keberadaan tentara Amerika, Muqtada al Sadr, pemimpin Shiah yang berpengaruh menolak mentah-mentah rencana pemerintah mempertahankan sebagian pasukan Amerika, meski hanya sebagai pelatih pasukan Irak.

"Mereka yang masih tinggal di Irak akan dianggap sebagai pasukan penjajah dan harus dihadapi dengan kekuatan senjata," demikian pernyataan Muqtada al Sadr.

Tidak hanya itu, ia juga mengecam pemerintah yang masih berkompromi dengan Amerika sebagai pemerintahan yang lemah.

"Pemerintahan yang menyetujui keberadaan pasukan asing, meski hanya sebagai pelatih, adalah pemerintahan yang lemah," tambah Muqtada.

Amerika dan pemerintahan PM Nur Maliki menyadari keseriusan pernyataan Muqtada. Mereka sudah merasakan kegigihan Muqtada dan pasukan Tentara Mahdi-nya melawan pendudukan Amerika. Meski hanya pasukan milisi tak terlatih, semangat mereka membuat pasukan Amerika dan pasukan Irak kerepotan menjinakkan Muqtada. Hanya karena bujukan Iran-lah, Muqtada akhirnya menghentikan perlawanan berdarahnya terhadap Amerika dan pasukan pemerintah dan mengasingkan diri ke Iran pada tahun 2008.

Namun MUqtada kini telah menjelma menjadi pemenang sebenarnya di Irak. Sikap konsistensinya menentang Amerika membuat ia menjadi tokoh paling populer di Irak. Ketika ia kembali ke Irak setahun kemudian, ia disambut dengan penuh semangat oleh para pengikutnya. Pasukan Amerika dan Irak pun tidak berani lagi menyentuhnya. Nur Maliki bahkan menawarkan imbalan strategis dalam pemerintahan kepada Muqtada.

Sikap keras Muqtada membuat Nur Maliki tidak memiliki pilihan lain kecuali turut menyuarakan penentangannya terhadap kehadiran pasukan Amerika. Maka pada tgl 18 Desember 2011 lalu, pasukan terakhir Amerika hengkang dengan muka tertunduk dari bumi Irak, meninggalkan benteng kedubes Amerika sebagai bangunan hantu. Untuk membalas dendam kekalahan menyakitkan itu, Amerika menyulut berbagai aksi pemboman yang menewaskan warga sipil. Dan untuk mendapatkan kompensasi jajahannya yang hilang, mereka menyulut kerusuhan untuk menumbangkan regim Syria.

SATU LAGI, PEMIMPIN ISRAEL YANG TERJERAT KORUPSI


Sebagaimana telah saya tulis dalam artikel beberapa waktu lalu, tidak ada nasionalisme di kalangan pemimpin Israel kecuali opportunisme dan hedonisme. Tidak ada pejabat Israel yang tidak korup. Satu-satunya pemimpin Israel yang benar-benar memikirkan perdamaian untuk rakyatnya, Yitzak Rabin, dibunuh setelah membuat perjanjian damai dengan Palestina. Penggantinya, Benjamin Netanyahu kemudian membuat pengakuan bahwa ia sengaja menggagalkan Perjanjian Oslo yang ditandatangani Rabin dengan pemimpin Palestina Yasser Arafat tahun 1993.

Belum lama berselang kita mendengar kabar mengenai dipenjarakannya mantan presiden Israel karena memperkosa beberapa staff-nya. Kini kita mendapat kabar bahwa mantan perdana menteri Ehud Olmert (pendahulu perdana menteri sekarang Benjamin "Bibi" Netanyahu), kini harus menjalani pemeriksaan terkait tuduhan korupsi yang dilakukannya secara berjamaah dengan rekan-rekan kerjanya.

Dalam perkara yang kini dialami Olmert, ia dituduh menerima suap dalam proyek pembangunan perumahan di Jerussalem saat menjabat sebagai walikota tahun 1996. Ini adalah perkara korupsi ketiga yang dialami Olmert. Tidak dikabarkan apakah ia telah menjalani penahanan.

Buku karangan Victor Ostrovsky yang terkenal, "By Way of Deception" menyebutkan bahwa hampir semua pejabat tinggi Israel adalah para koruptor. Mereka memanfaatkan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi melalui perusahaan-perusahaan kontraktor yang dimiliki keluarga sang pejabat. Sifat korup ini bahkan menjalar ke setiap level birokrasi, termasuk aparat rendahan. Tidak hanya itu, para pejabat Israel juga sangat hedonis. Victor menulis bahwa secara rutin para pejabat tertinggi dinas rahasia Israel yang terkenal, Mossad, mengadakan pesta seks di kompleks perkantoran mereka dengan para staff wanita dinas tersebut.



Sumber:
"Olmert Indicted for Taking Bribes", almanar.com.lb; 7 Januari 2011

Saturday, 7 January 2012

EKSPOR IRAN MELONJAK DI TENGAH SANKSI


Awalnya saya menyangka Iran adalah negara perpaduan antara Pakistan dan Saudi Wahabiah. Pakistan dipenuhi oleh orang-orang cerdas yang mampu membuat rudal dan satelit serta bom nuklir tapi ekonominya terpuruk karena para pemimpin yang korup. Saudi negara kaya minyak tapi rakyatnya bodoh-bodoh yang menghabiskan waktunya dengan berdoa dan berdiskusi tentang wudhu tanpa pernah selesai, yang para wanitanya, termasuk anak-anak, memakai cadar dan tidak pernah keluar rumah.

Iran adalah negara religius yang modern yang kemodernannya tidak kalah dengan negara-negara Eropa dan kereligiusannya tidak kalah dengan Saudi, bahkan lebih tinggi tingkatnya karena Iran dipimpin oleh ulama sementara Saudi dipimpin oleh raja. Para wanita Iran hanya mengenakan kerudung, mereka menjadi dokter, akademisi, sopir truk hingga politisi. Iran juga negeri yg sangat demokratis dengan presidennya yang dipilih langsung oleh rakyat secara periodik, namun pemegang kekuasaan tertinggi yang menjadi panglima tertinggi angkatan perang, pembuat konstitusi, dan yang mengangkat dan memberhentikan pejabat tertinggi eksekutif, yudikatif dan legislatif, tetap dipegang oleh dewan ulama.

Saya telah mengetahui para ilmuan Iran telah mampu membuat rudal, roket hingga satelit canggih dan kini tengah menggapai salah satu teknologi paling rumit di dunia yaitu nuklir. Namun yang membuat saya cukup terperanjat adalah Iran ternyata memiliki industri otomotif modern yang salah satu produsen mobilnya bahkan mampu memproduksi 700.000 unit mobil buatan lokal dalam setahun.

Dan meski Amerika dan sekutu-sekutu baratnya telah lama menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran, ekonomi Iran tetap tumbuh dengan mengesankan. Salah satu indikatornya adalah tumbuhnya ekspor Iran hingga 500% dalam waktu 8 tahun terakhir.

Sebagaimana termuat dalam laporan terbaru Badan Perdagangan dan Ekonomi Iran, ekspor Iran tumbuh 500% selama 8 tahun terakhir dengan negara tujuan ekspor mencapai 160 negara. Sementara untuk impornya dalam periode yang sama tumbuh 200%. Bahkan dalam periode 9 bulan terakhir (21 Maret - 21 Desember 2011) ekspor Iran telah tumbuh hingga 37,8% dibanding periode yang sama sebelumnya.

Iran yang memiliki cadangan minyak dan gas terbesar kedua di dunia, mengabaikan sanksi-sanksi yang diterapkan Amerika dan sekutu-sekutunya dan menganggapnya tidak "ngaruh", termasuk sanksi terakhir Amerika yang melarang perusahaan-perusahaan di seluruh dunia untuk tidak melakukan transaksi dengan perbankan Iran. Iran berjanji akan meningkatkan hubungan ekonominya nya dengan negara-negara Asia untuk menggantikan negara-negara barat. Sebaliknya banyak perusahaan barat yang tetap mempertahankan bisnisnya dengan Iran sembari mencari strategi untuk tidak mendapat sanksi Amerika dan barat.

Sanksi ekonomi Amerika dan sekutunya memang sama sekali tidak menkhawatirkan Iran. Saat perusahan-perusahaan barat mengurangi bisnisnya dengan Iran, kini perusahaan-perusahaan raksasa negara-negara "lapar energi" seperti Cina, India dan Rusia, kini telah siap menggantikan. Sementara Swiss, satu negara kaya Eropa, mengabaikan sama sekali sanksi Amerika dan Eropa terhadap Iran dengan menjalin kerjasama energi dengan Iran.

Baru-baru ini National Iranian Gas Export Company dan Elektrizitaetsgesellschaft Laufenburg dari Swiss menandatangani kerjasama 25 tahun untuk mengirimkan 5.5 miliar kubik meter gas per tahun ke Swiss. Dan kerjasama ekonomi senilai $147 juta baru saja ditandatangani oleh perusahaan migas Iran dengan perusahaan Jerman, Steiner Prematechnik Gastec, untuk membangun 3 pabrik pengolah gas di Iran.

Koran besar Amerika New York Times (NYT) pada Desember 2010 melaporkan bahwa selama dekade terakhir perusahaan-perusahaan Amerika telah melakukan kerjasama dengan Iran dengan nilai proyek/dagang miliaran dolar meski pemerintah Amerika menerapkan sanksi atas Iran sejak tahun 2000. Salah satu perusahaan tersebut, tulis NYT bahkan mendapat ijin membuat proyek pembangunan pipa gas meski sanksi yang diterapkan Iran lebih banyak ditujukan pada industri migas.

Para pejabat Iran telah berulangkali mengatakan bahwa sanksi ekonomi yang diterapkan terhadap Iran hanya merugikan negara-negara barat.



Sumber:
"Iran Registers Five-Time Growth in Exports despite Sanctions"; FARS News Agency – January 2, 2011

Friday, 6 January 2012

MAU KE MANA MOBIL NASIONAL?


Saya sudah pernah menulis tentang bagaimana langkah-langkah menjadikan negeri Indonesia ini makmur berdasar prinsip bahwa mengelola ekonomi negara pada dasarnya tidak berbeda dengan mengelola ekonomi rumah tangga dan perusahaan. Salah satu kiat adalah meningkatkan ekspor atau mengurangi impor karena impor merupakan kebocoran pendapatan nasional.

Mengembangkan mobil nasional adalah bentuk kiat tersebut di atas. Dengan mempunyai industri mobil domestik, impor mobil akan berkurang sangat-sangat signifikan sehingga pendapatan nasional yang bocor ke luar bisa digunakan untuk mendorong pembangunan dan meningkatkan produktifitas nasional. Selain itu berkembangnya industri mobil nasional juga menimbulkan multiplier effect yang luar biasa yang mendorong ekonomi nasional tumbuh pesat selain mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Secara sederhana teori ekonomi makro menjelaskan bahwa total pendapatan nasional = total konsumsi masyarakat + total investasi + belanja pemerintah (APBN) + ekspor - impor + subsidi - pajak.

Saat ini masyarakat Indonesia tengah dilanda demam mobil nasional. Beramai-rama para pajabat tinggi negara (kecuali Gubernur Jateng Bibit Waluyo) memberikan pujian atas keberhasilan anak-anak SMK membuat mobil canggih buatan sendiri. Ratusan mobil pun telah dipesan oleh para pejabat. Tidak kurang dari Presiden SBY pun menyatakan apresiasinya.

Namun silahkan dicatat, mobil tersebut tidak akan pernah berkembang menjadi industri mobil nasional sebagaimana diidam-idamkan masyarakat, karena memang tidak akan pernah ada "political will" pemerintah yang dikendalikan modal asing sebagaimana pemerintahan saat ini. Setelah hiruk pikuk sebentar, media massa akan mengabaikannya begitu saja seakan tidak pernah ada berita tentang mobil-mobil tersebut. Para pejabat pun akan bungkam jika ditanya mengenai mobil-mobil tersebut. Dan secara diam-diam para pelaku pembuat mobil-mobil itu akan mendapat intimidasi untuk menghentikan proyek mereka.

Berbicara soal teknologi, sebenarnya bangsa Indonesia memiliki kemampuan yang luar biasa. Meriam-meriam api kapal-kapal perang Majapahit (cetbang) adalah senjata paling mutakhir pada masanya hingga Majapahit mampu tampil sebagai negara maritim terbesar di dunia pada jaman dahulu. Para pelajar Indonesia malang melintang dalam lomba sains internasional. Kemampuan membuat robot para pelajar dan mahasiswa Indonesia juga membuat robot kebanggan Jepang yang dipamerkan oleh perusahan otomotif HONDA sebagai mainan biasa-biasa saja. Ada orang Indonesia yang bisa membuat marmer buatan yang lebih baik kualitasnya dibandingkan marmer alam. Ada juga orang Indonesia yang bisa membuat kontainer limbah nuklir anti-bocor yang tahan hingga seribu tahun.

Namun karena tidak adanya kemauan politik pemerintah, demam mobil nasional itu saya prediksikan akan segera berakhir dan tenggelam begitu saja seakan tidak pernah terjadi.

Mau taruhan?

Thursday, 5 January 2012

ANTARA PECUNDANG DAN PEMENANG









Amerika baru saja hengkang dari Irak. Peristiwa paling dramatis abad ini yang disembunyikan media massa. Setelah berperang 8 tahun dan kehilangan ribuan tentaranya serta menghabiskan triliunan dolar uang rakyat, Amerika pulang dengan tangan hampa. Selamat untuk rakyat Irak yg dengan kesabaran dan keteguhannya berhasil mengusir antek-antek iblis di dunia.