Setelah berkoar-koar tentang kepastian serangan militer terhadap Syria, Presiden Amerika Barack Obama tiba-tiba saja "mengkeret" dengan mengatakan bahwa keputusan menyerang Syria harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari badan legislatif (Congress).
Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah dahulu Amerika tidak memerlukan dukungan Congress untuk menyerang Afghanistan, Irak dan Libya? Bahkan persetujuan DK PBB pun tidak diperlukannya. Jawabannya tidak lain adalah keteguhan sikap sekutu-sekutu Syria Hizbollah, Iran dan Rusia untuk membela Syria mati-matian.
Ceritanya terjadi sebelum peristiwa serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus tgl 21 Agustus lalu yang diduga kuat dilakukan oleh agen-agen Israel dan Saudi, atau setelah kemenangan beruntun pasukan regim Syria di Qusayr, Homs dan Latakia dan tengah dalam posisi offensif terhadap posisi-posisi pemberontak di sekitar Damaskus.
Melihat ancaman kekalahan total pemberontak yang sudah di depan mata, para diplomat Amerika, Eropa dan Saudi pun sibuk melakukan pendekatan kepada Rusia dan Iran untuk membujuk mereka menghentikan dukungannya kepada pemerintah Syria. Kepada Rusia, kepala inteligen Saudi Pangeran Bandar menawarkan konsesi ekonomi yang menggiurkan ditambah ancaman pengerahan teroris untuk mengacaukan keamanan domestik Rusia. Sementara kepada Iran, Jeffrey Feltman, mantan diplomat senior Amerika yang bekerja untuk PBB menawarkan penghentian sanksi ekonomi dan imunitas bagi program nuklir Iran.
Kepada Rusia juga ditawarkan untuk menentukan sendiri pengganti Bashar al Assad sebagai presiden jika yang bersangkutan berhasil digulingkan. Namun bujukan-bujukan yang disertai ancaman itu tidak menggoyahkan sikap Rusia dan Iran. Maka Amerika dan sekutu-sekutunya beralih ke rencana alternatif, yaitu serangan militer.
Untuk memberi jalan bagi pilihan tersebut, dilakukanlah operasi inteligen yang oleh senator Amerika Ron Paul, disebut operasi "false flag", berupa serangan senjata kimia di Ghouta dan beberapa kawasan lain di luar kota Damaskus. Hanya satu jam setelah serangan itu, media-media massa barat sudah mengekspos insiden tersebut disertai tuduhan regim Syria sebagai pelaku serangan disusul kemudian oleh kecaman bertubi-tubi oleh para pejabat barat kepada regim Syria, ketika penyelidikan bahkan belum dimulai.
Pada saat yang sama Amerika pun kembali mengirimkan diplomat-diplomatnya untuk membujuk Rusia dan Iran sebelum rudal-rudal ditembakkan. Namun lagi-lagi gertakan itu gagal menggoyahkan keduanya. Bahkan meski Amerika meningkatkan gertakannya dengan mengirim kapal-kapal perangnya mendekati Syria. Rusia justru membalas dengan mengirim 3 kapal perangnya ke Syria. Sementara Hizbollah dan Iran tidak berhenti mengingatkan keseriusan mereka membela Syria. Syria sendiri meyakinkan sekutu-sekutunya bahwa mereka siap mempertahankan dirinya mati-matian.
Wednesday, 4 September 2013
BAHKAN POLITISI AMERIKA ANGGAP TUDUHAN SENJATA KIMIA SYRIA "PALSU"
(LAPORAN INTELIGEN BERASAL DARI ISRAEL)
Politisi "oposan" terkenal dan mantan anggota legislatif yang pernah menjadi capres Amerika, Ron Paul, menganggap tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Syria sebagai kepalsuan. Ia menyebut serangan senjata kimia di Syria sebagai operasi "false flag" yang dilakukan pemberontak dukungan Amerika untuk menyudutkan pemerintah Syria.
"Kita tidak begitu yakin tentang siapa yang meledakkan gas-gas itu. Kelompok yang kemungkinan paling diuntungkan dari kejadian itu adalah Al Qaida. Merekalah yang meledakkan gas-gas, banyak orang tewas dan kemudian menyalahkannya pada Assad," kata Ron Paul yang terkenal sebagai tokoh gerakan "oposisi" Amerika yang menamakan diri sebagai "Tea Party".
Paul mengatakan bahwa rencana intervensi militer terhadap Syria mengikuti skenario yang telah terjadi menjelang invasi atas Irak tahun 2003 ketika pemerintah Amerika menuduh regim Saddam Hussein memiliki sejumlah besar senjata pemusnah massal. Tuduhan tersebut kemudian terbukti palsu.
“Lihatlah berapa banyak kebohongan yang dikatakan kepada kita tentang Saddam Hussein. Banyak propaganda. Ini terjadi sepanjang waktu," tambah Paul.
Senada dengan pernyataan Paul, koran terkenal Amerika Wall Street Journal minggu lalu mengungkapkan bahwa tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Syria adalah hasil rekayasa yang dilakukan inteligen-inteligen barat.
Menurut Wall Street Journal informasi-informasi yang mendasari tindakan politik Amerika di Syria diperoleh dari dinas inteligen Israel, Mossad, yang diberikan kepada dinas inteligen Amerika CIA. Hal seperti ini juga terjadi dalam kasus Perang Irak dan Perang Libya. Dalam artikel berjudul “U.S., Allies Prepare to Act as Syria Intelligence Mounts” itu, Wall Street Journal menyebutkan:
Politisi "oposan" terkenal dan mantan anggota legislatif yang pernah menjadi capres Amerika, Ron Paul, menganggap tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Syria sebagai kepalsuan. Ia menyebut serangan senjata kimia di Syria sebagai operasi "false flag" yang dilakukan pemberontak dukungan Amerika untuk menyudutkan pemerintah Syria.
"Kita tidak begitu yakin tentang siapa yang meledakkan gas-gas itu. Kelompok yang kemungkinan paling diuntungkan dari kejadian itu adalah Al Qaida. Merekalah yang meledakkan gas-gas, banyak orang tewas dan kemudian menyalahkannya pada Assad," kata Ron Paul yang terkenal sebagai tokoh gerakan "oposisi" Amerika yang menamakan diri sebagai "Tea Party".
Paul mengatakan bahwa rencana intervensi militer terhadap Syria mengikuti skenario yang telah terjadi menjelang invasi atas Irak tahun 2003 ketika pemerintah Amerika menuduh regim Saddam Hussein memiliki sejumlah besar senjata pemusnah massal. Tuduhan tersebut kemudian terbukti palsu.
“Lihatlah berapa banyak kebohongan yang dikatakan kepada kita tentang Saddam Hussein. Banyak propaganda. Ini terjadi sepanjang waktu," tambah Paul.
Senada dengan pernyataan Paul, koran terkenal Amerika Wall Street Journal minggu lalu mengungkapkan bahwa tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Syria adalah hasil rekayasa yang dilakukan inteligen-inteligen barat.
Menurut Wall Street Journal informasi-informasi yang mendasari tindakan politik Amerika di Syria diperoleh dari dinas inteligen Israel, Mossad, yang diberikan kepada dinas inteligen Amerika CIA. Hal seperti ini juga terjadi dalam kasus Perang Irak dan Perang Libya. Dalam artikel berjudul “U.S., Allies Prepare to Act as Syria Intelligence Mounts” itu, Wall Street Journal menyebutkan:
Monday, 2 September 2013
IRAN: ISRAEL AKAN TERBAKAR JIKA SYRIA DISERANG
"Setiap aksi militer terhadap Syria akan menyeret negara zionis ke dalam api," kata kepala staff gabungan AB Iran Mayjend Hassan Firouzabadi kepada wartawan di Teheran, Kamis (29/8).
Menurutnya Amerika dan sekutu-sekutunya akan mengalami kerugian besar dengan mengerahkan kekuatan militernya di kawasan dan Syria selain kerusakan hebat yang bakal dialami seluruh umat manusia.
Sebaliknya Firouzabadi memuji semangat perlawanan rakyat Syria yang selama lebih dari 2 tahun mampu bertahan dari serangan kekuatan asing. Semangat itu, katanya, akan mengantarkan kepada kemenangan.
Menurut Firouzabadi, yang juga menjadi anggota Dewan Pertahanan Nasional, aksi-aksi perang yang dilancarkan Amerika terhadap berbagai negara di dunia telah menimbulkan dampak buruk bagi rakyat Amerika berupa kemiskinan dan kesengsaraan. Untuk itu ia menyerukan pada rakyat Amerika, terutama kalangan elitnya sebagaimana juga masyarakat internasional, untuk mencari cara menghentikan masalah-masalah besar yang telah ditimbulkan oleh para pemimpin Amerika terhadap masyarakat dunia.
Sementara itu peringatan lebih keras juga dikeluarkan oleh komandan Brigade Al Quds, pasukan paling elit di jajaran kemiliteran Iran. Pasukan ini merupakan kekuatan inti dari Tentara Pengawal Revolusi yang terpisah komandonya dari tentara reguler Iran dan dianggap memiliki kekuatan yang lebih besar.
Dalam sebuah rapat tertutup yang digelar minggu lalu namun bocorannya muncul di media-media massa Iran komandan Brigade Al Quds Mayjend Qassem Suleimani, meyakinkan bahwa negeri Levant (Syria, Lebanon, Palestina) merupakan landasan ke surga dan sekaligus sebagai pemakaman tentara-tentara Amerika.
BILA PUTRA BASHAR AL ASSAD "MENGEJEK" AMERIKA
Putra tertua Presiden Syria yang masih anak-anak, Hafez Bashar al-Assad, menuliskan di akun "Facebook" miliknya kalimat-kalimat yang bernada ejekan pada Amerika Serikat yang tengah merencanakan serangan militer terhadap Syria.
“Saya sangat menginginkan mereka untuk menyerang, karena saya ingin membuat mereka membuat kesalahan besar dari satu hal yang mereka tidak mengetahui bagaimana mengakhirinya," tulis Hafez sebagaimana dilaporkan media-media massa Inggris hari Jumat (30/8).
"Sama seperti Hizbollah yang berhasil mengalahkan Israel dan NATO... dan hal yang samalah yang bakal terjadi pada Amerika jika memilih invasi terhadap Syria karena mereka tidak mengenal negeri kami sebagaimana kami," tambahnya.
"Apa yang dimiliki Hezbollah kala itu? Beberapa pejuang jalanan dan sejumlah roket-roket kecil dan gudang-gudang senjata, namun mereka memiliki semangat dan kepercayaan terhadap negerinya."
Remaja berusia 11 tahun itu juga menyebut para tentara Amerika sebagai "para pengecut dengan senjata modern yang mengklaim diri sebagai pembebas yang takkan mampu menghancurkan sisa-sisa pejuang yang tinggal sedikit sekalipun".
"Inilah kami, kami yang terlahir untuk bertempur dan melawan," tambahnya.
Menurut Hafez tidak menjadi masalah bagi mereka yang mengklaim sebagai "oposisi pemerintah" karena demokrasi. Yang masalah adalah mereka yang mengklaim memiliki bendera Syria yang lain yang berwarna hijau yang disebutnya sebagai "penghinaan" terhadap negara Syria. Bendera oposisi yang berwarna hijau merupakan bendera Syria semasa penjajahan Perancis.
"Yang terburuk adalah mereka yang mengklaim tentara membunuhi mereka, semenara yang sebenarnya tentara adalah orang-orang yang mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi kami. Jika orang-orang itu mengatakan bahwa tentara akan hancur oleh serangan Amerika, saya katakan bahwa Amerika menyerang seluruh rakyat Syria."
“Saya sangat menginginkan mereka untuk menyerang, karena saya ingin membuat mereka membuat kesalahan besar dari satu hal yang mereka tidak mengetahui bagaimana mengakhirinya," tulis Hafez sebagaimana dilaporkan media-media massa Inggris hari Jumat (30/8).
"Sama seperti Hizbollah yang berhasil mengalahkan Israel dan NATO... dan hal yang samalah yang bakal terjadi pada Amerika jika memilih invasi terhadap Syria karena mereka tidak mengenal negeri kami sebagaimana kami," tambahnya.
"Apa yang dimiliki Hezbollah kala itu? Beberapa pejuang jalanan dan sejumlah roket-roket kecil dan gudang-gudang senjata, namun mereka memiliki semangat dan kepercayaan terhadap negerinya."
Remaja berusia 11 tahun itu juga menyebut para tentara Amerika sebagai "para pengecut dengan senjata modern yang mengklaim diri sebagai pembebas yang takkan mampu menghancurkan sisa-sisa pejuang yang tinggal sedikit sekalipun".
"Inilah kami, kami yang terlahir untuk bertempur dan melawan," tambahnya.
Menurut Hafez tidak menjadi masalah bagi mereka yang mengklaim sebagai "oposisi pemerintah" karena demokrasi. Yang masalah adalah mereka yang mengklaim memiliki bendera Syria yang lain yang berwarna hijau yang disebutnya sebagai "penghinaan" terhadap negara Syria. Bendera oposisi yang berwarna hijau merupakan bendera Syria semasa penjajahan Perancis.
"Yang terburuk adalah mereka yang mengklaim tentara membunuhi mereka, semenara yang sebenarnya tentara adalah orang-orang yang mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi kami. Jika orang-orang itu mengatakan bahwa tentara akan hancur oleh serangan Amerika, saya katakan bahwa Amerika menyerang seluruh rakyat Syria."
KEBOHONGAN CNN YANG LAGI-LAGI TERBONGKAR
Kantor berita asal Amerika, CNN, telah terkenal dengan tipu dayanya yang dilakukan untuk mengibuli pemirsanya. Paling vulgar, menurut saya, adalah kasus reporter Charles Jaco yang berpura-pura memberikan laporan "live" tentang serangan rudal Scud Irak terhadap Saudi dalam Perang Teluk I tahun 1991. Adegan dan seting lokasi yang dikemas sangat tidak profesional itu sebenarnya akan membuat pemirsa yang kritis akan mempertanyakan laporan tersebut, namun tidak bagi sebagian besar rakyat Amerika dan terlebih lagi masyarakat dunia yang kala itu masih menjadi para idiot di mata para kru CNN.
Yang paling mencolok mata dalam adegan siaran langsung itu adalah kamera yang tidak pernah bergeser sedikit pun untuk memberi gambaran kehancuran yang terjadi akibat serangan tersebut. Benar-benar aksi penipuan yang sangat kasar, meski Jaco berusaha memolesnya dengan berakting mengenakan masker anti-senjata kimia di sela-sela laporan.
"Uh, saya menyukai negeri ini, sangat menyukai," kata Jaco dalam rekaman sesi latihan laporan pandangan mata itu yang dilakukan beberapa saat sebelumnya. Tidak diketahui dimana sekarang keberadaan Jaco setelah aksi tipu-tipu yang dilakukannya terbuka gamblang.
Kebohongan lainnya yang terkenal adalah siaran kesaksian gadis Kuwait bernama Nariyah di hadapan komisi Senat Amerika Serikat sebelum dimulainya serangan Amerika dan sekutu-sekutunya terhadap Irak tahun 1990. Di-"setting" untuk memberi alasan serangan militer, Nariyah pun memberian kesaksian yang menghebohkan publik Amerika. Dikatakannya bahwa dirinya adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit di ibukota Kuwait. Dengan terisak-isak ia menyebutkan bahwa tentara Irak telah membunuhi bayi-bayi yang tengah dirawatnya dengan mengeluarkan mereka dari kotak-kotak inkubator dan melemparkannya begitu saja ke lantai.
Beberapa waktu kemudian terbongkar fakta bahwa Nariyah tidak lain adalah putri kandung duta besar Kuwait di Irak yang dibayar mahal oleh pemerintah Amerika untuk memberikan kesaksian palsu. Namun kesaksian Nariyah berhasil menipu seluruh rakyat Amerika dan dunia untuk mendukung invasi biadab Amerika dan sekutu-sekutunya yang menelan korban ribuan rakyat Irak yang tidak bersalah.
Kini CNN kembali tertangkap tangan melakukan penipuan dalam pemberitaan tentang konflik Syria, sebagaimana BBC INggris yang juga tertangkap tangan memberikan laporan palsu pembantaian Houla di Syria tahun lalu.
Kepalsuan laporan CNN terjadi pada penyiaran video siaran langsung seorang "akfitis" Syria bernama "Danny" yang menyerukan dilakukannya aksi militer oleh Amerika yang diketahui kemudian sebagai aktor bayaran. Salah satu hal yang membuat aksi tipuan tersebut terbongkar adalah perintahnya pada kru film untuk menghidupkan suara-suara pertempuran buatan beberapa saat sebelum siaran, yang ternyata tersiarkan secara tidak sengaja.
Yang paling mencolok mata dalam adegan siaran langsung itu adalah kamera yang tidak pernah bergeser sedikit pun untuk memberi gambaran kehancuran yang terjadi akibat serangan tersebut. Benar-benar aksi penipuan yang sangat kasar, meski Jaco berusaha memolesnya dengan berakting mengenakan masker anti-senjata kimia di sela-sela laporan.
"Uh, saya menyukai negeri ini, sangat menyukai," kata Jaco dalam rekaman sesi latihan laporan pandangan mata itu yang dilakukan beberapa saat sebelumnya. Tidak diketahui dimana sekarang keberadaan Jaco setelah aksi tipu-tipu yang dilakukannya terbuka gamblang.
Kebohongan lainnya yang terkenal adalah siaran kesaksian gadis Kuwait bernama Nariyah di hadapan komisi Senat Amerika Serikat sebelum dimulainya serangan Amerika dan sekutu-sekutunya terhadap Irak tahun 1990. Di-"setting" untuk memberi alasan serangan militer, Nariyah pun memberian kesaksian yang menghebohkan publik Amerika. Dikatakannya bahwa dirinya adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit di ibukota Kuwait. Dengan terisak-isak ia menyebutkan bahwa tentara Irak telah membunuhi bayi-bayi yang tengah dirawatnya dengan mengeluarkan mereka dari kotak-kotak inkubator dan melemparkannya begitu saja ke lantai.
Beberapa waktu kemudian terbongkar fakta bahwa Nariyah tidak lain adalah putri kandung duta besar Kuwait di Irak yang dibayar mahal oleh pemerintah Amerika untuk memberikan kesaksian palsu. Namun kesaksian Nariyah berhasil menipu seluruh rakyat Amerika dan dunia untuk mendukung invasi biadab Amerika dan sekutu-sekutunya yang menelan korban ribuan rakyat Irak yang tidak bersalah.
Kini CNN kembali tertangkap tangan melakukan penipuan dalam pemberitaan tentang konflik Syria, sebagaimana BBC INggris yang juga tertangkap tangan memberikan laporan palsu pembantaian Houla di Syria tahun lalu.
Kepalsuan laporan CNN terjadi pada penyiaran video siaran langsung seorang "akfitis" Syria bernama "Danny" yang menyerukan dilakukannya aksi militer oleh Amerika yang diketahui kemudian sebagai aktor bayaran. Salah satu hal yang membuat aksi tipuan tersebut terbongkar adalah perintahnya pada kru film untuk menghidupkan suara-suara pertempuran buatan beberapa saat sebelum siaran, yang ternyata tersiarkan secara tidak sengaja.
Sunday, 1 September 2013
SISI KE-YAHUDIAN-AN IKHWANUL MUSLIMIN (3)

Apakah Ikhwanul Muslimin yang menginfiltrasi zionis Amerika, atau sebaliknya zionisme Amerika yang menginfiltrasi Ikhwnaul Muslimin, hal itu sangat sulit untuk dibuktikan karena keterpaduan yang begitu kuat antara keduanya. Keterpaduan itu bahkan sampai pada tingkat perkawinan antar tokoh-tokoh kedua kelompok itu.
Ketika setahun yang lalu 5 anggota legislatif Amerika di bawah pimpinan Michelle Bachmann mempertanyakan kinerja lembaga-lembaga pengawas internal pada beberapa departemen di Amerika, terutama kementrian luar negeri karena dugaan adanya "infiltrasi" kelompok Ikhwanul Muslimin, mereka langsung mendapat serangan bertubi-tubi dari para zionis Amerika, dari senator dan mantan capres John McCain hingga organisasi ultra zionis Anti Defamation League (ADL).
Kekhawatiran Bachmann dan kawan-kawan tentu saja sangat beralasan karena keberadaan Huma Abedin sebagai deputi kepala staff kemenlu Amerika yang kala itu dipimpin oleh mantan ibu negara dan senator Hillary Clinton. Huma Abedin adalah putri kandung dari Saleha Abedin, pemimpin gerakan wanita Ikhwanul Muslimin. Namun yang menarik lagi adalah fakta bahwa Huma Abedin merupakan istri dari Anthony Weiner, seorang anggota senat Amerika berdarah yahudi. Ya, mereka berdua merupakan tanda ikatan dari hubungan antara Ikhwnul Muslimin dengan zionisme. Pernikahan Huma Abedindan Anthony Weiner kala itu yang dilakukan secara barat atau bahkan secara yahudi bahkan dihadiri oleh Presiden Bill Clinton.
Keterkaitan keluarga Abedin dalam gerakan Ikhwanul Muslimin tidak pernah diungkap oleh media-media Amerika meski hal itu sudah menjadi pengetahuan luas di kalangan intelektual Arab.
Jaringan Al-Liwa Al-Arabi milik kalangan liberal Mesir yang beroposisi dengan pemeritahan Presiden Mohammad Moersi pernah merilis laporan yang sebagian di antaranya dipublikasikan oleh Al Jazeera, tentang sosok Saleha Abedin dan keanggotaannya dalam organisasi "rahasia" Ikhwanul Muslimin, tepatnya sebagai anggota dewan pemimpin International Women's Organization (IWO), sayap perempuan Ikhwanul Muslimin (Moslem Sisterhood). Kelompok ini terdiri dari 63 orang anggota lintas negara, termasuk istri Mohammad Moersi.
Menurut laporan tersebut salah satu anggota keluarga Abedin bernama Hassan Abedin, yang tidak lain adalah saudara laki-laki Huma Abedin, menjadi pejabat universitas paling berpengaruh di Amerika, Oxford, tepatnya di Oxford Centre for Islamic Studies (OCIS). Di organisasi ini juga duduk beberapa aktifis Ikhwanul Muslimin lainnya seperti Omar Naseef dan Sheikh Yusuf Qaradawi yang duduk dalam Dewan Penyantun. Omar Naseef bahkan menjabat sebagai ketua Dewan Penyantun meski diketahui memiliki hubungan dengan Al Qaida yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika. Satu lagi nama besar yang duduk di Dewan Penyantun OCIS adalah Abdullah Gul, presiden Turki yang juga seorang tokoh Ikwanul Muslimin Turki.
OCIS secara rutin memberikan penghargaan bagi intelektual-intelektual muslim dari seluruh dunia. Salah satunya adalah Sheikh Abd Al-Fattah Abu Gudda yang memiliki hubungan historis dengan pendiri Ikhwanul Muslimin Hasan al-Banna.
Saturday, 31 August 2013
RUSIA SERANG SAUDI JIKA AMERIKA SERANG SYRIA
(SEMANGAT SEKUTU-SEKUTU AMERIKA MEREDUP)
Bagi umat Islam yang hafal Al Qur'an tentu mengetahui apa yang difirmankan Allah tentang orang-orang Arab badui. Dalam satu ayat Allah menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang tidak memahami agama alias tidak berpengetahuan, sementara di ayat lain Allah menyebut mereka sebagai orang-orang munafik yang keterlaluan.
Tentu ada kekhususan bagi orang-orang Arab badui tertentu yang tidak masuk dalam kategori tersebut di atas, namun secara umum demikianlah adanya. Maka kalau seorang Bandar bin Sultan, pangeran Arab Saudi yang beribukan mantan budak yang oleh raja diangkat sebagai kepala inteligen Saudi, berbuat bodoh, hal itu tentu tidak mengherankan.
Kebodohan yang dilakukan Bandar (pers Amerika sering menyebutnya sebagai Bandar Bush karena kedekatannya dengan keluarga penjahat perang George "Dubya" Bush) adalah tindakannya mengancam seorang pemimpin negara besar seperti Vladimir Putin. Sebagai buntut peristiwa itu Vladimir Putin dikabarkan telah mengeluarkan perintah kepada militer Rusia untuk menyerang Saudi secara besar-besaran jika sekutunya, Syria, diserang Amerika.
Kabar yang sangat serius tersebut muncul di berbagai media massa barat maupun Arab, di antaranya The Telegraph News Inggris dan As Safir Lebanon, dan dengan cepat menyebar di media-media online independen.
Menurut berbagai sumber terpercaya Putin sangat marah setelah pertemuannya dengan Bandar bin Sultan di Moskow awal Agustus lalu. Sebagaimana telah disebutkan di blog ini, dalam pertemuan tersebut Bandar membujuk Rusia untuk menghentikan dukungannya atas regim Syria dengan imbalan menarik seperti pembelian perlengkapan militer besar-besaran serta jaminan kepentingan ekonomi Rusia di kawasan Timur Tengah. Namun Putin menolak tawaran tersebut.
Yang tidak diberitakan blog ini dan juga media-media massa lainnya adalah bahwa Putin tersinggung berat oleh tindakan Bandar yang berani mengancam Rusia untuk menggerakkan para teroris binaan Saudi dan mengancam keamanan Rusia, termasuk keamanan even Olimpiade Musim Dingin di kota Sochi yang akan digelar Februari 2014. Pemerintah Rusia dan Saudi sendiri sampai saat ini tidak pernah memberikan keterangan resmi tentang pertemuan tersebut.
"Saya memberi jaminan pada Anda untuk melindungi Olimpiade Musim Dingin mendatang. Kelompok-kelompok Chencnya yang mengancam keamanan even tersebut berada di bawah kontrol kami," kata Bandar kepada Putin.
Lebin jauh Bandar menginformasikan pada Putin bahwa teroris-teroris Chencnya yang kini berada di Syria adalah sekedar "alat" yang digunakan Saudi untuk memberikan tekanan pada pemerintah Syria. "Mereka tidak menakuti kami. Kami menggunakan mereka untuk melawan pemerintah Syria, namun mereka tidak bukan penentu prospek politik Syria," tambah Bandar.
Rusia adalah bangsa besar. Mereka sudah terkenal sebagai bangsa pejuang yang berulangkali menjadi korban agresi bangsa-bangsa lain, dan berhasil mengalahkannya. Mereka pernah mengalahkan tentara Mongol, Tartar, hingga tentara Napoleon, Jepang dan Jerman dalam Perang Dunia II. Namun ujian terbesar bangsa Rusia adalah kala menghadapi penindasan regim komunis zionis Uni Sovyet. Puluhan juta rakyat Rusia diyakini telah tewas selama berkuasanya regim komunis tersebut. Terlebih lagi dengan kepemimpinan Putin yang tegas, Rusia jelas tidak akan bisa membiarkan tingkah kurang ajar seorang Arab badui, bangsa yang sebagian rakyatnya masih buta huruf dan selama ratusan tahun setelah khalifah Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan ke Irak, tidak memiliki identitas kebangsaan yang jelas.
Bagi umat Islam yang hafal Al Qur'an tentu mengetahui apa yang difirmankan Allah tentang orang-orang Arab badui. Dalam satu ayat Allah menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang tidak memahami agama alias tidak berpengetahuan, sementara di ayat lain Allah menyebut mereka sebagai orang-orang munafik yang keterlaluan.
Tentu ada kekhususan bagi orang-orang Arab badui tertentu yang tidak masuk dalam kategori tersebut di atas, namun secara umum demikianlah adanya. Maka kalau seorang Bandar bin Sultan, pangeran Arab Saudi yang beribukan mantan budak yang oleh raja diangkat sebagai kepala inteligen Saudi, berbuat bodoh, hal itu tentu tidak mengherankan.
Kebodohan yang dilakukan Bandar (pers Amerika sering menyebutnya sebagai Bandar Bush karena kedekatannya dengan keluarga penjahat perang George "Dubya" Bush) adalah tindakannya mengancam seorang pemimpin negara besar seperti Vladimir Putin. Sebagai buntut peristiwa itu Vladimir Putin dikabarkan telah mengeluarkan perintah kepada militer Rusia untuk menyerang Saudi secara besar-besaran jika sekutunya, Syria, diserang Amerika.
Kabar yang sangat serius tersebut muncul di berbagai media massa barat maupun Arab, di antaranya The Telegraph News Inggris dan As Safir Lebanon, dan dengan cepat menyebar di media-media online independen.
Menurut berbagai sumber terpercaya Putin sangat marah setelah pertemuannya dengan Bandar bin Sultan di Moskow awal Agustus lalu. Sebagaimana telah disebutkan di blog ini, dalam pertemuan tersebut Bandar membujuk Rusia untuk menghentikan dukungannya atas regim Syria dengan imbalan menarik seperti pembelian perlengkapan militer besar-besaran serta jaminan kepentingan ekonomi Rusia di kawasan Timur Tengah. Namun Putin menolak tawaran tersebut.
Yang tidak diberitakan blog ini dan juga media-media massa lainnya adalah bahwa Putin tersinggung berat oleh tindakan Bandar yang berani mengancam Rusia untuk menggerakkan para teroris binaan Saudi dan mengancam keamanan Rusia, termasuk keamanan even Olimpiade Musim Dingin di kota Sochi yang akan digelar Februari 2014. Pemerintah Rusia dan Saudi sendiri sampai saat ini tidak pernah memberikan keterangan resmi tentang pertemuan tersebut.
"Saya memberi jaminan pada Anda untuk melindungi Olimpiade Musim Dingin mendatang. Kelompok-kelompok Chencnya yang mengancam keamanan even tersebut berada di bawah kontrol kami," kata Bandar kepada Putin.
Lebin jauh Bandar menginformasikan pada Putin bahwa teroris-teroris Chencnya yang kini berada di Syria adalah sekedar "alat" yang digunakan Saudi untuk memberikan tekanan pada pemerintah Syria. "Mereka tidak menakuti kami. Kami menggunakan mereka untuk melawan pemerintah Syria, namun mereka tidak bukan penentu prospek politik Syria," tambah Bandar.
Rusia adalah bangsa besar. Mereka sudah terkenal sebagai bangsa pejuang yang berulangkali menjadi korban agresi bangsa-bangsa lain, dan berhasil mengalahkannya. Mereka pernah mengalahkan tentara Mongol, Tartar, hingga tentara Napoleon, Jepang dan Jerman dalam Perang Dunia II. Namun ujian terbesar bangsa Rusia adalah kala menghadapi penindasan regim komunis zionis Uni Sovyet. Puluhan juta rakyat Rusia diyakini telah tewas selama berkuasanya regim komunis tersebut. Terlebih lagi dengan kepemimpinan Putin yang tegas, Rusia jelas tidak akan bisa membiarkan tingkah kurang ajar seorang Arab badui, bangsa yang sebagian rakyatnya masih buta huruf dan selama ratusan tahun setelah khalifah Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan ke Irak, tidak memiliki identitas kebangsaan yang jelas.
ARSITEK PERANG RAGUKAN HASIL SERANGAN MILITER ATAS SYRIA
Tampaknya sudah tidak relavan lagi membahas kebenaran isu penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Syria atau jadi tidaknya serangan militer Amerika atas Syria. Meski sebagian besar rakyat Amerika telah bersikap realistis dengan menolak serangan militer atas Syria (berbagai survei menunjukkan angka dukungan atas serangan militer kurang dari 10%, terburuk di antara semua peperangan yang dilakukan Amerika), dan beberapa negara sekutu telah menyatakan penolakannya (Italia, Perancis, Mesir), genderang perang sudah ditabuh Amerika dan Inggris.
Berbagai "pilihan" perang tersedia bagi Amerika, mulai dari serangan "hit and run" dengan mengandalkan rudal-rudal jelajah yang ditembakkan ratusan kilometer dari wilayah Syria, hingga penerjunan besar-besaran pasukan darat. Semuanya dengan konsekuensi sendiri-sendiri. Jika yang pertama hanya menimbulkan kerusakan terbatas dan mengurangi kekuatan militer Syria yang akan segera pulih kembali setelah bantuan dari sekutu-sekutu Syria tiba, pilihan terakhir memberi peluang kemenangan militer yang lebih besar namun sekaligus juga ancaman kekalahan yang sangat menyakitkan Amerika daripada kekalahan Perang Irak.
Di Irak Amerika sudah kehilangan segalanya, ribuan tentara yang tewas dan cacat permanen dan triliunan dolar uang yang dihabiskan. Namun hasilnya Irak kini justru muncul sebagai negara sekutu Iran, musuh utama Amerika dan Israel. Padahal ketika dipimpin Saddam Hussein Irak adalah penghalang utama pengaruh Iran di kawasan. Belajar dari kekalahan menyakitkan itulah hampir dipastikan Amerika akan memilih pilihan pertama, yaitu serangan terbatas mengandalkan rudal-rudal jelajah.
Lalu bagaimana efektifitas pilihan tersebut?
Para ahli strategi perang Amerika mempertanyakan efektitifas pilihan tersebut diterapkan terhadap Syria saat ini.
"Saya tidak pernah bermaksud analisis saya tentang serangan rudal jelajah dikampanyekan meski beberapa orang melakukannya," kata Chris Harmer, seorang analis militer senior yang terlibat dalam pembahasan rencana serangan tersebut kepada media "Foreign Policy’s The Cable".
Stategi "biaya murah" rancangan Harmer dkk. tersebut pertama kali muncul dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh lembaga kajian "Institute for the Study of War" bulan Juli lalu. Kajian ini tampak mendapat dukungan para politisi Amerika pendukung serangan terhadap Syria.
"Untuk analisis serius dari pilihan operasi militer terbatas yang realistis di Syria, saya sangat merekomendasikan sebuah studi baru yang dikeluarkan oleh Institute for the Study of War," kata Senator John McCain pada hari yang sama dipublikasikannya studi tersebut.
"Studi tersebut mengkonfirmasikan apa yang telah saya dan banyak kalangan lainnya usulkan sejak lama, yaitu serangan militer dari Amerika dan para sekutu untuk mengurangi secara signifikan kekuatan udara Syria dengan biaya yang relatif rendah, resiko kehilangan personil militer yang rendah, dan dalam waktu yang singkat," tambah McCain.
Berbagai "pilihan" perang tersedia bagi Amerika, mulai dari serangan "hit and run" dengan mengandalkan rudal-rudal jelajah yang ditembakkan ratusan kilometer dari wilayah Syria, hingga penerjunan besar-besaran pasukan darat. Semuanya dengan konsekuensi sendiri-sendiri. Jika yang pertama hanya menimbulkan kerusakan terbatas dan mengurangi kekuatan militer Syria yang akan segera pulih kembali setelah bantuan dari sekutu-sekutu Syria tiba, pilihan terakhir memberi peluang kemenangan militer yang lebih besar namun sekaligus juga ancaman kekalahan yang sangat menyakitkan Amerika daripada kekalahan Perang Irak.
Di Irak Amerika sudah kehilangan segalanya, ribuan tentara yang tewas dan cacat permanen dan triliunan dolar uang yang dihabiskan. Namun hasilnya Irak kini justru muncul sebagai negara sekutu Iran, musuh utama Amerika dan Israel. Padahal ketika dipimpin Saddam Hussein Irak adalah penghalang utama pengaruh Iran di kawasan. Belajar dari kekalahan menyakitkan itulah hampir dipastikan Amerika akan memilih pilihan pertama, yaitu serangan terbatas mengandalkan rudal-rudal jelajah.
Lalu bagaimana efektifitas pilihan tersebut?
Para ahli strategi perang Amerika mempertanyakan efektitifas pilihan tersebut diterapkan terhadap Syria saat ini.
"Saya tidak pernah bermaksud analisis saya tentang serangan rudal jelajah dikampanyekan meski beberapa orang melakukannya," kata Chris Harmer, seorang analis militer senior yang terlibat dalam pembahasan rencana serangan tersebut kepada media "Foreign Policy’s The Cable".
Stategi "biaya murah" rancangan Harmer dkk. tersebut pertama kali muncul dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh lembaga kajian "Institute for the Study of War" bulan Juli lalu. Kajian ini tampak mendapat dukungan para politisi Amerika pendukung serangan terhadap Syria.
"Untuk analisis serius dari pilihan operasi militer terbatas yang realistis di Syria, saya sangat merekomendasikan sebuah studi baru yang dikeluarkan oleh Institute for the Study of War," kata Senator John McCain pada hari yang sama dipublikasikannya studi tersebut.
"Studi tersebut mengkonfirmasikan apa yang telah saya dan banyak kalangan lainnya usulkan sejak lama, yaitu serangan militer dari Amerika dan para sekutu untuk mengurangi secara signifikan kekuatan udara Syria dengan biaya yang relatif rendah, resiko kehilangan personil militer yang rendah, dan dalam waktu yang singkat," tambah McCain.
Thursday, 29 August 2013
TRAGEDI AHLUL KISA.
50 TAHUN SETELAH JASAD RASULULLAH SAWW DIBARINGKAN DI SAMPING
MESJID NABAWI DUNIA ISLAM TELAH TERBENTANG MELIPUTI HAMPIR SETENGAH BUMI.
GEMBALA-GEMBALA ONTA KINI BERPESTA PORA DI ISTANA-ISTANA.
MEREKA TELAH MENAKLUKKAN ROMAWI DAN PERSIA.
SUARA AZAN BERGEMA MULAI DARI KOTA ALEXANDRIA DI MESIR SAMPAI KE DUSUN-DUSUN KECIL DI AZERBAIJAN.
BERKAT PERJUANGAN RASULULLAH MUHAMMAD SAWW ORANG-ORANG ARAB YANG MISKIN KINI MENJADI PENGUASA DUNIA.
BANGSA YANG SEMULA TERASING DI SAHARA SEKARANG MENENTUKAN SEJARAH UMMAT MANUSIA.
DI MADINAH, TIDAK JAUH DARI MAKAM RASUL YANG AGUNG PUTRA PENDIRI ISLAM TINGGAL DALAM GUBUK YANG SEDERHANA.
PADA MALAM-MALAM YANG DINGIN DIA MENGHABISKAN WAKTUNYA DALAM RUKUK DAN SUJUD.
ZIKIRNYA MENYOBEK KESEPIAN MALAM MELANTUNKAN LAGU-LAGU SUCI PARA NABI.
LIHATLAH, DIA DATANG BERZIARAH KE PUSARA KAKEKNYA.
DIA MERINTIH MENGADUKAN KEADAAN UMMAT YANG DIA SAKSIKAN.
DALAM GEMERLAP ISTANA PARA PENGUASA, CAHAYA ISLAM TELAH PADAM DALAM BENTANGAN DAERAH KEKUASAAN MEREKA, KAUM MUKMININ YANG SHALEH MENDERITA KARENA PENINDASAN.
ISTANA-ISTANA TELAH DIDIRIKAN DENGAN MERAMPAS HAK ORANG-ORANG YANG LEMAH.
ANGGUR YANG DIEDARKAN DALAM CAWAN-CAWAN MERAH DIPERAH DARI KERINGAT DAN DARAH KAUM MUSLIMIN.
MUSIK-MUSIK DIMAINKAN DENGAN MEMBUNGKAM SUARA PEJUANG KEBENARAN.
DIA SAMPAIKAN KEPADA NABI SAWW APA YANG DILAKUKAN UMMATNYA.
NABI SAWW PERNAH BERPESAN AGAR UMMATNYA MEMELIHARA 2 PUSAKA YANG DI TINGGALKANNYA:
''KITABULLAH DAN KELUARGANYA AHLUL BAIT-NYA''
MESJID NABAWI DUNIA ISLAM TELAH TERBENTANG MELIPUTI HAMPIR SETENGAH BUMI.
GEMBALA-GEMBALA ONTA KINI BERPESTA PORA DI ISTANA-ISTANA.
MEREKA TELAH MENAKLUKKAN ROMAWI DAN PERSIA.
SUARA AZAN BERGEMA MULAI DARI KOTA ALEXANDRIA DI MESIR SAMPAI KE DUSUN-DUSUN KECIL DI AZERBAIJAN.
BERKAT PERJUANGAN RASULULLAH MUHAMMAD SAWW ORANG-ORANG ARAB YANG MISKIN KINI MENJADI PENGUASA DUNIA.
BANGSA YANG SEMULA TERASING DI SAHARA SEKARANG MENENTUKAN SEJARAH UMMAT MANUSIA.
DI MADINAH, TIDAK JAUH DARI MAKAM RASUL YANG AGUNG PUTRA PENDIRI ISLAM TINGGAL DALAM GUBUK YANG SEDERHANA.
PADA MALAM-MALAM YANG DINGIN DIA MENGHABISKAN WAKTUNYA DALAM RUKUK DAN SUJUD.
ZIKIRNYA MENYOBEK KESEPIAN MALAM MELANTUNKAN LAGU-LAGU SUCI PARA NABI.
LIHATLAH, DIA DATANG BERZIARAH KE PUSARA KAKEKNYA.
DIA MERINTIH MENGADUKAN KEADAAN UMMAT YANG DIA SAKSIKAN.
DALAM GEMERLAP ISTANA PARA PENGUASA, CAHAYA ISLAM TELAH PADAM DALAM BENTANGAN DAERAH KEKUASAAN MEREKA, KAUM MUKMININ YANG SHALEH MENDERITA KARENA PENINDASAN.
ISTANA-ISTANA TELAH DIDIRIKAN DENGAN MERAMPAS HAK ORANG-ORANG YANG LEMAH.
ANGGUR YANG DIEDARKAN DALAM CAWAN-CAWAN MERAH DIPERAH DARI KERINGAT DAN DARAH KAUM MUSLIMIN.
MUSIK-MUSIK DIMAINKAN DENGAN MEMBUNGKAM SUARA PEJUANG KEBENARAN.
DIA SAMPAIKAN KEPADA NABI SAWW APA YANG DILAKUKAN UMMATNYA.
NABI SAWW PERNAH BERPESAN AGAR UMMATNYA MEMELIHARA 2 PUSAKA YANG DI TINGGALKANNYA:
''KITABULLAH DAN KELUARGANYA AHLUL BAIT-NYA''
PELAJARAN DARI HUNGARIA
PENGANTAR:
Berita "running text" TV One dan Metro TV hari Rabu (28/8): cadangan devisa Indonesia $90 miliar.
Sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu sepengetahuan saya cadangan devisa Indonesia mencapai $110 miliar. Lalu kemana yang $20 miliar, atau senilai lebih dari Rp200 triliun itu? Apakah untuk membiayai defisit neraca perdagangan atau membayar hutang luar negeri? Kalau yang terakhir yang terjadi, berapa sebenarnya hutang luar negeri Indonesia saat ini? $200 miliar atau $300 miliar? Mengapa tidak juga lunas dan bahkan semakin membesar dari tahun ke tahun, meski Indonesia telah melakukan pembayaran yang jumlahnya lebih besar dari jumlah hutang yang diterima?
Itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh pemerintah dan otoritas moneter Indonesia.
Setelah Islandia, kini satu lagi negara di dunia yang sadar dengan "konspirasi penguasa kegelapan" yang telah menjerat negara mereka dalam beban hutang tak terbayar yang menguras kekayaan mereka tanpa batas. Negara itu adalah Hungaria.
Sebelum terpilihnya Viktor Orbán sebagai perdana menteri Hongaria tahun 2011, Hungaria telah terjebak dalam hutang luar negeri yang tidak terlunaskan, karena konspirasi pemerintahan-pemerintahan sebelumnya dengan IMF dan mafia perbankan internasional. Menyadari hal itu, Orban pun berikrar akan mengakhiri kondisi itu.
Dan kini janji itu telah dipenuhi. Menurut laporan media berbahasa Jerman “National Journal” baru-baru ini Orbán telah mendepak IMF dan para rentenir internasional dari negerinya. Selanjutnya Orban menerbitkan mata uang baru yang bebas dari bunga. Dampaknya, dalam waktu relatif singkat perekonomian Hongaria kembali pulih dan tengah bergerak dalam kecenderungan positif.
Pada tgl 12 Agustus lalu kementrian ekonomi Hungaria mengumumkan bahwa Hungaria telah melunasi hutang kepada IMF sebesar €2.2 miliar, lebih cepat beberapa bulan dari jadwal semestinya bulan Maret 2014.
Atas keberhasilan itu Orbán mengumumkan bahwa "Hungaria telah mendapatkan kembali kepercayaan dari para investor." Investor yang dimaksud bukanlah IMF dan para rentenir keuangan, atau investor "bodong" yang bergerak di sektor-sektor elit yang tidak banyak memberikan manfaat bagi rakyat banyak, melainkan mereka yang benar-benar bekerja di sektor riel.
Berita "running text" TV One dan Metro TV hari Rabu (28/8): cadangan devisa Indonesia $90 miliar.
Sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu sepengetahuan saya cadangan devisa Indonesia mencapai $110 miliar. Lalu kemana yang $20 miliar, atau senilai lebih dari Rp200 triliun itu? Apakah untuk membiayai defisit neraca perdagangan atau membayar hutang luar negeri? Kalau yang terakhir yang terjadi, berapa sebenarnya hutang luar negeri Indonesia saat ini? $200 miliar atau $300 miliar? Mengapa tidak juga lunas dan bahkan semakin membesar dari tahun ke tahun, meski Indonesia telah melakukan pembayaran yang jumlahnya lebih besar dari jumlah hutang yang diterima?
Itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh pemerintah dan otoritas moneter Indonesia.
====================
Setelah Islandia, kini satu lagi negara di dunia yang sadar dengan "konspirasi penguasa kegelapan" yang telah menjerat negara mereka dalam beban hutang tak terbayar yang menguras kekayaan mereka tanpa batas. Negara itu adalah Hungaria.
Sebelum terpilihnya Viktor Orbán sebagai perdana menteri Hongaria tahun 2011, Hungaria telah terjebak dalam hutang luar negeri yang tidak terlunaskan, karena konspirasi pemerintahan-pemerintahan sebelumnya dengan IMF dan mafia perbankan internasional. Menyadari hal itu, Orban pun berikrar akan mengakhiri kondisi itu.
Dan kini janji itu telah dipenuhi. Menurut laporan media berbahasa Jerman “National Journal” baru-baru ini Orbán telah mendepak IMF dan para rentenir internasional dari negerinya. Selanjutnya Orban menerbitkan mata uang baru yang bebas dari bunga. Dampaknya, dalam waktu relatif singkat perekonomian Hongaria kembali pulih dan tengah bergerak dalam kecenderungan positif.
Pada tgl 12 Agustus lalu kementrian ekonomi Hungaria mengumumkan bahwa Hungaria telah melunasi hutang kepada IMF sebesar €2.2 miliar, lebih cepat beberapa bulan dari jadwal semestinya bulan Maret 2014.
Atas keberhasilan itu Orbán mengumumkan bahwa "Hungaria telah mendapatkan kembali kepercayaan dari para investor." Investor yang dimaksud bukanlah IMF dan para rentenir keuangan, atau investor "bodong" yang bergerak di sektor-sektor elit yang tidak banyak memberikan manfaat bagi rakyat banyak, melainkan mereka yang benar-benar bekerja di sektor riel.
Subscribe to:
Posts (Atom)