Thursday, 31 December 2015

Skandal Baru Hantam Erdogan

Indonesian Free Press -- "Bukti-bukti semakin banyak melawan Presiden Turki Erdogan dan keluarganya terkait keterlibatan mereka dalam kolaborasi kotor dengan Daesh (ISIS), namun secara mengejutkan baik Amerika maupun Uni Eropa mempermasalahkan hal itu," tulis kantor berita Inggris Reuters, baru-baru ini.

"Keluarga Recep Tayyip Erdogan telah bertransformasi menjadi 'gurita pemakan daging' yang telah membelit ekonomi dan politik Turki, tulis jurnalis independen dan analis daria Republik Cheko, Martin Berger," tambah Reuters, mengutip laporan Berger di majalah New Eastern Outlook terbaru, terkait dengan kolaborasi Erdogan dengan kelompok ISIS.

Berger, dalam laporan itu juga menunjuk pada Sumeyye Erdogan, putri Erdogan, yang memimpin klinik rahasia di Provinsi Konya, yang beroperasi merawat anggota-anggota ISIS yang terluka, kemudian mengirim kembali ke Suriah.

"Atas sepengetahuan Erdogan, inteligen Turki melatih anggota-anggota militan di sebuah pangkalan rahasia di Provinsi Konya di dekat perbatasan Suriah," tulis Berger dalam laporannya itu.

Tuesday, 29 December 2015

Cina Melibatkan Diri dalam Konflik Suriah?

Indonesian Free Press -- Pemerintah Cina baru-baru ini mengundang pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi untuk berunding mencari solusi damai atas konflik berkepanjangan di Suriah yang telah berjalan empat tahun lebih. Ini memberi sinyal tegas bahwa Cina, setelah selama ini mengambil jarak terhadap masalah konflik di Timur Tengah, mulai berperan aktif.

Ini juga mengisyaratkan, khususnya kepada Amerika, bahwa Cina mulai mengambil sikap politik luar negeri yang lebih tegas dan 'agresif' untuk mengimbangi dominasi politik luar negeri Amerika, menyusul Rusia yang terlebih dahulu 'unjuk gigi' dengan melancarkan operasi militer di Suriah.

"Jika barat masih ngotot menuntut Bashar al Assad turun sebagai syarat penyelesaian krisis, maka kampanye anti-terorisme akan berantakan," tulis pejabat luar negeri Cina, Jia Xiudong, di media milik Partai Komunis, People's Daily, minggu ini.

Terkait masalah ini, Cina, mendukung resolusi DK PBB 2254 bagi penyelesaian krisis Suriah. Cina juga telah mengajukan proposal penyelesaian konflik yang mencakup gencatan senjata, perundingan perdamaian, bantuan kemanusiaan, pemberantasan terorisme dan rekonstruksi ekonomi.

Monday, 28 December 2015

Pengusaha Pemburu Rente Insya Allah Bukan Prabowo

Indonesian Free Press -- Ada ada saja ulah para kecebong untuk me-'legitimasi' kekeliruan mereka memilih 'presiden KW'.

Beberapa waktu lalu mereka rame-rame bikin status di facebook yang menyebutkan bahwa mereka tidak menyesal pilih 'presiden KW' karena (menurup hawa nafsu mereka sendiri) Prabowo belum tentu labih baik dalam memimpin negara ini. Kemudian, ketika terbongkar kongkalikong 'presiden KW' dalam kasus 'papa minta saham', mereka menyebarkan kabar bohong tentang 'jokowi keras kepala', yang mengesankan 'presiden KW' seorang yang berintegritas tinggi sehingga tidak bergeming ketika diancam untuk membagikan saham Freeport. Padahal 'presiden KW' lah yang berdasar pengakuan menteri ESDM terindikasi meminta saham Freeport. Selain itu, tidak pernah ada seorang pun yang mengancam presiden KW dalam kasus ini.

Lalu, masih terkait kasus 'papa minta saham', ada lagi tulisan seorang kecebong yang beredar di dunia maya yang berusaha menciptakan opini publik bahwa Prabowo Subiyanto dan para pendukungnya adalah kelompok pengusaha pemburu rente yang harus dibuang ke tong sampah pada kesempatan pertama. Di sisi lain, ia memuji 'presiden KW' dan para pendukungnya sebagai orang-orang yang jujur dan pekerja keras.

Bagaimana bisa ia menuduh Prabowo Subianto, yang sejak pensiun sebagai perwira militer tahun 1998 lalu tidak pernah menduduki sebuah jabatan publik, dijauhi oleh para pejabat aktif dan dimusuhi media massa serta para aktifis, menjadi pengusaha pemburu rente yang hidup dari fasilitas pemerintah? Yang dialami Prabowo berkebalikan dari itu semua, ia justru mengalami stigmasi buruk dan mendapatkan fitnah tiada henti. Fasilitas sedikit saja yang ia dapatkan dari pemerintah, tentu media massa akan menghakiminya habis-habisan. Tentu semua itu berkebalikan dengan Jokowi yang mendapatkan dukungan media massa dengan sangat massif sehingga mampu membentuk opini publik tentang seseorang yang tidak diketahui jejak rekamnya menjadi publik figur yang sangat sempurna.

Lagi, Wartawan Anti-Teroris ISIS Tewas di Turki. Aksi Erdogan?

Indonesian Free Press -- Seorang pembuat film dokumenter yang dikenal anti terhadap kelompok teroris ISIS tewas dibunuh di Turki, hari Minggu (27 Desember).

"Pembuat film Naji Jerf, ayah dari dua orang anak, dibunuh hari ini di Gaziantep, di perbatasan Suriahon dengan pistol berperedam suara," tulis kantor berita Perancis AFP, Minggu (27 Desember), mengutip 'kicauan' RBSS di 'Twitter'.

RBSS adalah sebuah kelompok jurnalis yang mendedikasikan diri mengungkapkan kejahatan kelompok teroris di Raqa, ibukota kelompok ISIS di timur laut Suriah. Jerf tengah bekerja untuk kelompok ini saat tewas dibunuh. Jerf juga menjadi editor di majalah Suriah Hentah yang melaporkan kehidupan sehari-hari warga Suriah.

Seorang rekan Jerf mengatakan kepada AFP bahwa ia dan keluarganya tengah berencana pergi ke Perancis setelah mendapatkan visa negara itu minggu ini.

Media Turki melaporkan bahwa pria berumur 37 tahun itu tengah memproduksi film dokumenter tentang aksi-aksi keji yang dilakukan kelompok ISIS.

Sunday, 27 December 2015

Suriah Gunakan Robot Rusia untuk Membasmi Gerombolan Teroris

Indonesian Free Press -- Pasukan Suriah menggunakan robot-robot yang dipasok oleh Rusia dalam operasi pembasmian gerombolan teroris. Demikian kantor berita Sputnik News melaporkan baru-baru ini.

Dalam pertempuran di Provinsi Latakia di barat-laut Suriah, pasukan Suriah (SAA) menggunakan enam robot “Platform-M” dan empat robot “Argo” untuk merebut menara strategis setinggi 754 meter milik perusahaan telekomunikasi “Syriatel”.

Robot-robot itu berfungsi terutama untuk mendeteksi sumber-sumber tembakan para teroris untuk kemudian dihancurkan dengan tembakan artileri SAA.

Bersama-sama dengan penggunaan senjata-senjata canggih lainnya seperti  rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan dari kapal perang dan kapal selam, rudal-rudal jelajah yang ditembakkan pesawat pembom jarak jauh, penggunaan robot-robot itu semakin mengukuhkan bahwa Rusia tengah mengujicoba senjata-senjata canggihnya di Suriah.

Sementara itu dikabarkan negosiasi untuk 'mengusir' ribuan gerombolan teroris dan keluarganya di pinggiran Damaskus dan memindahkan mereka ke markas ISIS di Raqqah pada hari Sabtu mengalami penundaan,  setelah para teroris itu marah karena komandan kelompok teroris Jeish al-Islam tewas oleh serangan SAA.

Saturday, 26 December 2015

Amerika Evakuasi Komandan ISIS dan Israel dari Ramadi

Indonesian Free Press -- Masih ingat dengan kabar tertangkapnya seorang perwira Israel oleh milisi-milisi Shiah Irak beberapa waktu lalu? (Silakan baca di sini)

Kini kembali muncul kabar bahwa Amerika mengevakuasi beberapa perwira Israel bersama-sama sejumlah komandan kelompok teroris ISIS dari kota Ramadi menjelang kajatuhan kota itu ke pasukan pemerintah dan milisi pendukung pemerintah Irak, baru-baru ini.

"Seorang komandan pasukan milisi sukarela (Hashd al-Shaabi) membuka informasi tentang sebuah 'plot' Amerika untuk mengevakuasi para pemimpin ISIL dari kota Ramadi, pada saat pasukan Irak dan milisi rakyat tengah menyelesaikan pertempuran atas kelompok teroris itu," tulis media Iran Fars News Agency (FNA), 24 Desember lalu.

Menurut laporan itu sempat terjadi hambatan dalam operasi pembebasan kota Ramadi dan Fallujah, karena campur tangan Amerika. Demikian ungkap komandan batalion milisi Imam Khamenei, Haidar al-Hosseini al-Ardavi, kepada FNA hari Kamis (24 Desember).

“Tampak bahwa Amerika hendak mengevakuasi para komandan teroris itu secara diam-diam dengan helikopter dari Ramadi ke tempat-tempat lain yang tidak diketahui," tambah komandan tersebut.

Rusia akan Kirimkan Rudal-Rudal S-300 ke Iran awal 2016

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan akan mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 ke Iran awal tahun 2016. Kantor berita Rusia TASS melaporkan, Jumat (25 Desember).

“Proses pengiriman resimen pertama sistem pertahanan udara S-300PMU-2 direncanakan dimulai pada bulan Januari dan akan selesai bulan Februari 2016," tulis TASS mengutip keterangan sumber terpercaya kantor berita itu di Rusia.

Menurut laporan itu, setelah pengiriman pertama, resimen kedua akan mulai dikirimkan pada bulan Agustus hingga September 2016.

"Dengan demikian Rusia akan memenuhi kewajibannya," kata sumber tersebut.

Iran memesan sistem pertahanan udara canggih itu pada tahun 2007 dengan nilai $800 juta. Namun pada tahun 2010 Presiden Medvedev membatalkan kontrak tersebut secara sepihak, setelah PBB melarang penjualan senjata tersebut. Pada bulan April 2015, Presiden Vladimir Putin mencabut pelarangan penjualan itu menyusul keberhasilan pembicaraan program nuklir Iran dengan negara-negara maju.

Friday, 25 December 2015

Ribuan Teroris yang Terkepung, Terusir dari Pinggiran Damaskus

Indonesian Free Press -- Ribuan teroris dan keluarganya yang selama ini membangun basis di wilayah pinggiran Damascus akhirnya berhasil diusir dari kekuasaannya, setelah PBB turun tangan menyelamatkan mereka dari kepungan pasukan Suriah.

"Sebuah kesepakatan berhasil dicapai, dimana 4.000 militan dan warga sipil, termasuk anggota Al-Nusra dan Daesh, akan meninggalkan wilayah itu pada hari Sabtu (26 Desember), seorang pejabat yang terlibat dalam perundingan mengatakan. Mereka akan dipindahkan ke Raqa," demikian tulis situs Arab News, Sabtu (26 Desember).

Qadam, Hajar Al-Aswad dan kamp pengungsi Palestina Yarmuk adalah wilayah dimana para teroris dan keluarganya itu akan pergi.

Setelah para teroris dan keluarganya itu pergi pemerintah segera mengaktifkan fungsi-fungsi pemerintah dan segala fasilitas sosial.

"Barang-barang kebutuhan sehari-hari akan diamankan," kata pejabat itu.

Itu akan menjadi hari pertama aktifnya pasar di wilayah itu setelah dua setengah tahun akibat konflik berkepanjangan.

Pemerintah Irak Canangkan Pembebasan Mosul setelah Ramadi

Indonesian Free Press -- Pemerintah Irak bertekad akan segera membebaskan kota Mosul, setelah keberhasilan membebaskan kota Ramadi, ibukota Provinsi Anbar, dari kelompok teroris ISIS.

"Pembebasan kota Mosul akan bisa dicapai dengan kerjasama dan persatuan seluruh rakyat Irak, setelah kemenangan di Ramadi,” kata Perdana Menteri Haider al Abadi dalam sebuah pidato pada hari Jumat (25 Desember).

Pidato itu disampaikan pada saat militer dan milisi Irak pro-pemerintah melakukan pembersihan para teroris ISIS di wilayah al-Karmah, 48 km sebelah barat kota Baghdad dan wilayah-wilayah sekitarnya menyusul pertempuran hebat.

Sehari sebelumnya pasukan Irak dan milisi pendukungnya berhasil membebaskan pusat kota Ramadi dari pendudukan ISIS, setelah sebelumnya menguasai wilayah pinggiran kota. Dalam operasi ini seorang pemimpin ISIS bernama Abu Bakr berhasil ditangkap.

Militer Irak juga berhasil merebut kota Albu Faraj yang terletak 120 km sebelah barat Baghdad, membersihkan bangunan-bangunan yang dijadikan perangkap dan menjinakkan bom-bom jalanan. Hal yang sama dilakukan militer dan milisi di kota Karmah.

Semua kota itu berada di Provinsi Anbar yang mayoritas dihuni warga Sunni. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi pemerintah, karena khawatir kehadiran milisi-milisi yang umumnya orang Shiah dalam operasi pembebasan di Anbar, akan memicu ketegangan sektarian.

Mengapa Rusia Diam soal Serangan Israel yang Tewaskan Komandan Hizbollah?

Indonesian Free Press -- Pada hari Sabtu lalu (19 Desember) Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan komandan Hizbollah Samir Kuntar, di kediamannya di pinggiran Damaskus. Hal ini sontak memunculkan pertanyaan publik dunia tentang keampuhan sistem persenjataan S-400 yang dipasang Rusia di Suriah. Sebagian lagi mencurigai Rusia telah 'main mata' dengan Israel dengan membiarkan serangan itu terjadi.

Dengan kualifikasi teknis yang dimilikinya memang tidak masuk akal bahwa S-400 yang memiliki daya jangkau hingga 400 km dan mampu menembak jatuh rudal ballistik yang bergerak dengan kecepatan hipersonik, serta kebal terhadap segala bentuk serangan elektronik, tampak tidak berdaya ketika pesawat-pesawat tempur Israel menerobos Suriah.

Pada hari itu pula saya telah menulis status di Facebook bahwa ada dua kemungkinan tentang mengapa hal itu terjadi. Pertama adalah Israel berhasil menemukan senjata elektronik baru yang mampu membungkam S-400, dan kemungkinan kedua adalah kemungkinan Rusia 'bermain mata' dengan Israel dengan membiarkan serangan itu terjadi.

Rusia sendiri menunjukkan sikap yang kurang wajar terkait insiden itu. Ketika ditanya wartawan tentang insiden itu, Jubir Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menjawab: