Sunday 15 May 2011

Ahmadinejad Menyerah, Ketegangan Masih Terasa


Ahmadinejad akhirnya menyerah pada tekanan politik yang diterimanya akibat membangkang pada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayotollah Ali Khamenei, dengan menerima kembali menteri inteligen yang dipecatnya pada pertemuan kabinet hari Minggu (8/5).

Setelah Imam Khamenei mengangkat kembali menteri inteligen Heydar Moslehi yang dipecat Ahmadinejad bulan April lalu, memerlukan waktu tiga minggu lebih hingga kedua pejabat eksekutif tersebut bertemu kembali dalam sidang kabinet. Ahmadinejad sempat walkout dari sidang kabinet selama 10 hari. Pada sidang kabinet pertama yang diikuti Ahmadinejad, Minggu (1/5), Ahmadinejad menyatakan kesetiaannya pada Pemimpin Tertinggi, namun Moslehi absen. Pada sidang berikutnya, Rabu (4/5) dikabarkan Ahmadinejad menolak kedatangan Moslehi dan memerintahkannya pergi.

Sikap membangkang yang diperlihatkan Ahmadinejad atas keputusan Ali Khamenei tentu saja menimbulkan ketegangan politik serius di Iran, karena dianggap sebagai pelanggaran politik yang sangat serius. Para ulama, anggota parlemen hingga tokoh-tokoh militer Iran pun mengecam Ahmadinejad. Sebanyak 90 anggota parlemen telah mengajukan petisi untuk memakzulkan Ahmadinejad, sementara polisi dan militer menangkap beberapa pendukung Ahmadinejad. Dikabarkan Khamenei pada hari Kamis (5/5) telah memanggil Ahmadinejad dan mengultimatum untuk menerima pengangkatan kembali Moslehi atau mengundurkan diri. Menyusul ultimatum tersebut beredar desas-desus Khamenei telah memerintahkan komandan Tentara Pengawal Revolusi untuk melakukan kudeta terhadap Ahmadinejad.

"Rapublik Rakyat Iran tidak akan bisa bertahan tanpa adanya peran Pemimpin Tertinggi," kata komandan Pengawal Revolusi Mohammad Ali Jafari kepada pers Iran, menanggapi ketegangan politik di Iran sekaligus menyatakan dukungannya pada Ali Khamenei.

Konstitusi Iran memang agak unik. Selain pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif dengan presiden sebagai kepala pemerintahan (eksekutif) yang dipilih secara demokratis, masih terdapat lembaga tertinggi Dewan Revolusi yang terdiri dari para ulama Shiah dan dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi yang saat ini dipegang oleh Ali Khamenei. Konstitusi Iran mewajibkan seluruh pejabat, termasuk presiden, wajib tunduk pada Pemimpin Tertinggi. Tidak hanya itu, militer, polisi dan inteligen juga bertanggungjawab langsung kepada Pemimpin Tertinggi, bukan kepada presiden. Selain itu, meski konstitusi menetapkan presiden berkuasa penuh atas pengangkatan dan pemberhentian menteri, beberapa pos penting termasuk menlu dan menteri inteligen, secara konvensi diduduki oleh pejabat yang ditunjuk Pemimpin Tertinggi.

“Semua pejabat negara, dari yang tertinggi hingga yang terendah harus menyadari bahwa legitimasi agama dan politik mereka tergantung pada kepatuhan mereka pada Pemimpin Tertinggi," kata kepala Mahkamah Agung Iran, Ayatollah Sadegh Amoli Larijani, kepada surat kabar lokal "Mehr" minggu lalu mengomentari perselisihan Ahmadinejad dengan Khamenei.

Kini, dengan kembalinya Moslehi pada jabatannya, ketegangan politik belum benar-benar hilang. Tidak lain karena masih bercokolnya Esfandiar Rahim Mashaei pada jabatannya meski beberapa pendukung setianya telah ditangkap. Ia adalah penasihat terdekat Ahmadinejad sekaligus besan Ahmadinejad. Ia lah yang dituding sebagai biang dari ketegangan politik Iran akhir-akhir ini, termasuk masalah pemecatan Moslehi tanpa restu Khamenei.

Mashaee dianggap berpandangan sekuler dan berusaha memarginalkan peran ulama dalam kekuasaan politik. Lebih jauh ia bahkan dituding sebagai pelaku praktik kebathinan dan bid'ah yang diterapkannya dalam tugas-tugasnya. Beberapa waktu lalu Ahmadinejad, diduga karena pengaruh Mashaee, memecat menteri luar negeri tanpa restu Khamenei, namun Khamenei masih menahan diri. Namun tatkala Ahmadinejad kembali memecat menteri strategis tanpa restu Pemimpin Tertinggi, Khamenei bereaksi tegas dengan menganulir pemecatan tersebut yang berujung pada pembangkangan Ahmadinejad yang memicu ketegangan politik Iran.

Minggu lalu beberapa pendukung dekat Ahmadinejad-Mashaei ditangkap aparat keamanan. Di antara mereka adalah imam masjid Jamkara di kompleks kepresidenan serta seorang yang dituduh ahli kebathinan. Beberapa wartawan koran yang baru diterbitkan Mashaei juga ditangkap. Meski belum ada kepastian, Mashaei juga dikabarkan termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Kini publik Iran tengah menanti-nanti apa yang akan terjadi selanjutnya, terutama dengan nasib Mashaei.

Setelah pertemuan kabinet hari Minggu lalu (8/5), Moslehi membuat pernyataan pers yang mengejutkan dengan mengatakan bahwa Osama bin Laden telah lama meninggal karena penyakit, menolak klaim Amerika bahwa Osama tewas ditembak pasukan Amerika beberapa hari lalu.

"Ia (Osama) meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit. Kami memiliki informasi sebenarnya yang bisa membuktikan hal ini," kata Moslehi kepada wartawan.

No comments: