Sunday 8 May 2011

KETAKUTAN ALA YAHUDI


Sebuah acara diskusi panel berjudul "Zionism, Jewishness and Israel" akan digelar di London, awal bulan ini. Sebuah acara diskusi ilmiah biasa dengan narasumber intelektual, wartawan dan pekerja seni. Namun orang-orang yahudi bagaikan kesetanan berusaha menggagalkan acara tersebut. Berbagai cara pun telah mereka lakukan untuk menggagalkan acara tersebut dan sejauh ini sudah dua orang panelis telah membatalkan keikutsertaan mereka dalam acara tersebut karena takut atas keselamatan mereka. Namun dua orang panelis lainnya, termasuk Gilad Atzmon yang merupakan seorang musisi jazz berdarah yahudi pejuang hak-hak rakyat Palestina, bertekad melaksanakan acara tersebut.

Ini adalah untuk ke sekian kalinya orang-orang yahudi, dengan menggunakan cara-cara "barbar", berusaha menggagalkan acara seperti ini, di negara-negara barat yang secara tradisi memiliki budaya kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat. Cara-cara barbar itu begitu massif dilakukan orang-orang yang tampak seperti kesetanan. Maka hanya sebagian kecil acara yang "bersinggungan dengan ke-yahudi-an" bisa berlangsung dengan baik, sebagian besar lainnya gagal di tengah jalan.

Mengapa demikian?

Ilmuan sosial terkenal, Mark Weber melalui kajian ilmiahnya yang intensif berhasil menemukan teori tentang pengaruh agama Protestan terhadap "kapitalisme". Bernard Lewis juga disebut-sebut (meski saya tidak menganggapnya demikian; blogger) "sukses menemukan" kaitan antara Islam dan "terorisme". Namun jika seorang ilmuan berani berbicara tentang yahudi, hampir dipastikan hidupnya akan berakhir tragis. Lihatlah beberapa ilmuan kritis yang mempertanyakan kebenaran "holocoust" yang hidupnya berakhir di penjara.

Bagi orang-orang yahudi "keyahudian" adalah hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini sangatlah aneh mengingat orang yahudi adalah orang-orang chauvinis, terlalu bangga dengan identitas bangsanya sendiri. Semestinya mereka senang jika orang-orang bangsa lain ingin mempelajari sesuatu tentang bangsa mereka.

Menurut Atzmon ada dua sebab mengapa orang-orang yahudi bersikap demikian:

1. Orang-orang yahudi tidak mengetahui jati diri "keyahudian" atau judaisme dan tidak ingin mengetahuinya sama sekali karena khawatir akan membuka "kotak pandora". Menurut ajaran moral judaisme pengamatan adalah yang utama, dan komprehensi (pengetahuan yang luas dan mendalam) hanya urutan berikutnya. Dengan kata lain judaisme menuntut kepatuhan buta.

2. Orang-orang yahudi tahu dengan jelas tentang "keyahudian" sebagai sesuatu yang memalukan. Maka mereka berusaha menutup-nutupinya agar orang luar (non-yahudi) tidak mengetahuinya.

Bagi Gilad Atzmon yang kedua-lah yang benar dan ia menganggap berbagai upaya untuk mencegah orang membicarakan "keyahudian" adalah bagian dari mental dan kharakter bangsa yahudi.

Banyak hal-hal unik yang menarik tentang mental orang-orang yahudi yang justru saya (blogger) dapatkan dari orang-orang yahudi sendiri, seperti Victor Ostrovsky (penulis buku By Way of Deception) yang membongkar mental hedonisme dan opportunisme di kalangan pejabat Israel, atau Gilad Atzmon. Misalnya saja tentang seorang yahudi yang berusaha "merebut musik jazz dari Amerika". Setelah sukses mengambil "tanah yang dijanjikan" dari Palestina, mengapa kini tidak musik jazz dari Amerika? Atau tentang seorang wanita yahudi "progressif", seorang produser pertunjukan seni, yang menangis di hadapan Gilad Atzmon dan berkata tentang Palestina: "Semua yang Anda katakan adalah benar. Tapi mengapa Anda membaginya dengan orang asing (non yahudi)?"

Sebagian besar orang yahudi menyadari bahwa tindakan mereka terhadap rakyat Palestina adalah "tidak patut". Namun karena mereka orang yahudi
maka tindakan mereka menjadi "patut".

Sepuluh tahun lalu orang-orang yahudi saling bercanda untuk menjadikan orang yang paling jelek sebagai menjadi presiden Amerika, negeri yang didirikan dan menjadi kebanggaan orang-orang kristen kulit putih. Kini gurauan mereka telah menjadi kenyataan. Tidak lama lagi kita akan melihat orang-orang yahudi membanggakan diri atas keberhasilan mereka "mengolok-olok" bangsa Amerika, karena itu juga bagian dari kharakter mereka.

No comments: