Sunday 22 May 2011

KEMENANGAN PALESTINA DALAM JANGKAUAN


Tuhan memuliakan bangsa Palestina dengan darah dan air mata, dan kelak, tidak lama lagi, bangsa Palestina akan muncul sebagai bangsa yang berjaya.

Itulah visi saya (blogger) tentang bangsa Palestina, dan juga visi sebagian besar rakyat Palestina. Selama 63 tahun tertindas dan terusir dari negerinya sendiri, ternista, terhina dan dikhinanati saudara-saudaranya sendiri sesama bangsa Arab, rakyat Palestina tidak pernah kehilangan harapan untuk kembali ke negerinya.

Dan kini, harapan tersebut semakin kuat tanpa bisa dibendung. Fatah dan Hamas, dua partai terbesar yang mewakili dua kelompok rakyat Palestina yang berbeda: yang oportunis dan yang idealis, telah bersatu. Opini global pun pun sudah sampai pada satu titik yang tidak mungkin lagi berubah: rakyat Palestina sudah saatnya mendapatkan hak menjadi sebuah negara berdaulat. Harapan rakyat Palestina itu kini hanya mempunyai 1 penghalang: Israel.

Beberapa hari lalu presiden Amerika, sekutu paling setiap Israel, menyatakan bahwa bangsa Palestina berhak untuk memiliki negara dengan perbatasan sebelum Perang Arab-Israel 1967. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung terbang ke Amerika untuk mengklarifikasi pernyataan presiden Amerika tersebut sekaligus menegaskan tekad Israel untuk tidak mengembalikan wilayah yang diduduki paska perang tahun 1967. Namun presiden Barack Obama tidak mungkin menelan ludahnya yang sudah dikeluarkan.

Para pemimpin dan rakyat Israel boleh saja berkukuh bahwa Israel tidak akan memberikan wilayah yang diduduki sejak tahun 1967: seluruh Tepi Barat dan Jerussalem, namun akal sehat manusia paling sederhana sekalipun menegaskan bahwa wilayah-wilayah itu harus dikembalikan kepada rakyat Palestina.

"Para politisi mereka mengatakan kepada rakyatnya (Palestina) bahwa harapan itu akan terpenuhi. Para pemimpin agama mereka menjanjikan pertolongan Tuhan-nya. Para pendukung asing menyediakan bendera-bendera dan bus-bus. Mereka berangkat dengan misi yang penuh optimistis bahwa proyek zionisme pasti akan runtuh. Hanya butuh satu dorongan kecil dan seluruh tanah Israel, dari Jordania hingga Laut Tengah, akan menjadi milik Palestina.

Saya mempunyai berita untukmu saudara-saudara sepupu (rakyat Palestina). Itu tidak akan pernah terjadi. 63 tahun telah berlalu sejak perang, kini saatnya merengkuh impian lain," tulis kolumnis Israel, Nahun Barnea, menyambut hari kemerdekaan Israel yang diperingati bangsa Palestina sebagai Hari Malapetaka (Nakba Day) 16 Mei lalu.

Barnea belum juga memahami realitas. Pendapatnya, sebagaimana Netanyahu, para pemimpin dan sebagian besar rakyat Israel adalah salah besar. Apalagi pendapat para ulama kaum salafiyun Saudi Wahabiah yang menginginkan rakyat Palestina meninggalkan negerinya dan pindah ke negara-negara tetangganya (pendapat paling aneh sepanjang peradaban manusia). Bahkan pemimpin Palestina paling oportunis sekaliber Mahmoud Abbas dalam peringatan Nakba Day lalu mengatakan, "tidak akan pernah ada pemimpin Palestina yang bisa mengabaikan hak rakyat Palestina untuk kembali. Kembali ke tanah air bukanlah sekedar slogan, Palestina adalah milik kami."

Saat ini perjuangan rakyat Palestina adalah medan perang utama perjuangan umat manusia untuk meraih dunia yang lebih baik. Dengan revolusi Arab yang tengah bergejolak, dunia melihat dengan kagum perjuangan rakyat Arab menyingkirkan penindasan, sekaligus membuka tabir sejelas-jelasnya tentang bangsa Israel sebagai ancaman terbesar perdamaian dunia.

Kini hak-hak rakyat Palestina telah menjadi isu utama masyarakat dunia meski para zionis terus mencoba mengalihkan perhatian dunia dengan peperangan-peperangan, krisis ekonomi dan bahkan mungkin hingga bencana-bencana alam dengan menggunakan teknologi HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program). Namun dunia, sebagaimana presiden Barack Obama, telah sampai pada satu titik yang tidak mungkin lagi berubah arah, untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina yang dirampas Israel.



Ref:

"Israel’s Doomed Fate"; Gilad Atzmon; gilad.co.uk; 17 Mei 2011

No comments: