Indonesian Free Press -- Isi lengkap rekaman pembicaraan antara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR RI, Setya Novanto dan pengusaha M Riza Chalid ternyata juga berisi tentang kecurangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Pilpres 2014 lalu.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, sebagaimana dilaporkan situs Pojoksulsel.com, Kamis (3 Desember).
Menurut Dasco Ahmad isi lengkap pembicaraan tidak hanya tentang pencatutan nama presiden dan wakil presiden oleh Setya Novanto, tetapi juga persoalan lain yang lebih dahsyat.
“Ini kalau dibuka tidak hanya masalah etik, tapi akan lebih dahsyat, akan ditemukan kecurangan pilpres yang bisa berujung impeachment,” kata Dasco.
Dia menegaskan, beberapa pembicaraan terkait kecurangan Pilpres 2014 oleh Jokowi-JK antara lain pemalsuan dana kampanye, sumbangan kampanye liar, pembelian suara pemilih di Papua lewat sistem noken, dan pengerahan Binmas kepolisian untuk mengarahkan pilihan masyarakat.
“Kalau rekaman dibuka, lebih bagus besok supaya Pak Maroef mengkonfirmasi apakah ini yang direkamnya. Supaya masalah-masalah lain juga ikut terang,” kata Dasco.
Dalam transkrip rekaman yang beredar terungkap bahwa Badan Inteligen Negara (BIN) dan kepolisian terlibat aktif dalam upaya untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK. Para perwira polisi yang aktif dalam aksi itu disebut sebagai Komjend Budi Gunawan yang kala itu menjadi Kabareskrim serta Irjen Tito Karnavian yang kala itu menjabat sebagai Kapolda Papua. Sedangkan dari BIN disebut-sebut Maroef Syamsudin yang kala itu menjabat sebagai Waka BIN.
Paska Pilpres 2014 lalu kubu Prabowo-Hatta menggugat kemenangan pasangan Jokowi-JK dengan tuduhan terjadi kecurangan secara massif dan sistematis. Namun gugatan itu dikalahkan oleh Mahkamah Konstitusi.(ca)
1 comment:
Dengan ribetnya proses sidang, memang tercium kuat aroma skandal yg lebh besar lg di belakang.. ngeri2 sedap
http://kasamago.com/
Post a Comment