Indonesian Free Press -- Setidaknya 180 pasukan koalisi pimpinan Saudi tewas dalam serangan rudal ballistik Yaman terhadap pangkalan militer koalisi Saudi di Provinsi Ma'rib, Yaman, Jumat malam (18 Desember). Demikian seperti dilaporkan media berbahasa Arab Al-Masisrah yang dikutip kantor berita Iran Press TV, Sabtu (19 Desember).
Serangan rudal ballistik itu disebut-sebut sebagai aksi balasan setelah koalisi Saudi melanggar gencatan senjata dengan menyerang dan menduduki dua kota di Yaman.
Militer Yaman yang didukung gerakan Ansarullah-Houthi, meluncurkan rudal ballistik buatan Rusia 'Tochka' terhadap pangkalan militer Saudi yang ditempati oleh sejumlah besar pasukan Saudi dan koalisi asing pimpinannya. Sebelumnya sumber yang sama menyebutkan jumlah korban 'hanya' 120 personil.
Sebelumnya Yaman dilaporkan juga telah menembakkan dua rudal ballistik buatan Iran 'Qaher 1' ke wilayah Najran, Saudi Arabia, namun gagal mengenai sasaran atau ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Saudi.
Ini adalah ke-sekian kalinya rudal-rudal ballistik Yaman menimbulkan kehancuran hebat bagi pasukan koalisi pimpinan Saudi. Bulan September lalu hampir 100 personil militer koalisi Saudi tewas karena tembakan rudal yang sama.
Meski tercapai gencatan senjata, Selasa (15 Desember), Saudi terus melancarkan serangan militernya ke Yaman. Pasukan pendukung mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang pro-Saudi bahkan menyerang dan menduduki dua kota di Yaman, memanfaatkan kelengahan pasukan Yaman.
Menurut jubir militer Yaman, pesawat-pesawat tempur Saudi melancarkan lebih dari 300 serangan sejak gencatan senjata diberlakukan. Pada hari Jumat (18 Desember) pesawat-pesawat pembom Saudi menghancurkan sebuah bangunan tempat tinggal di Provinsi Sa’ada, menewaskan 23 warga termasuk empat orang anggota keluarga dan petugas medis. Demikian laporan Saba Net.
Pasukan yang loyal pada mantan presiden Mansosur Hadi juga menduduki kota Hazm di provinsi Jawf di utara Yaman. Sebelumnya pasukan pro-Hadi menyeberang dari perbatasan Saudi dan menduduki kota Harad di barat laut Yaman.
Serangan-serangan itu terjadi setelah delegasi Shiah-Houthi menghadiri pembicaraan damai yang disponsori PBB di Switzerland. Perundingan ini sejauh ini telah menghasilkan kesepakatan tukar-menukar ratusan tawanan dan kesepakatan dilakukannya pemberitan bantuan kemanusiaan di wilayah-wilayah terkena dampak perang. Namun pertempuran yang masih terjadi mengancam perundingan itu.
Saudi Arabia dan koalisi yang dipimpinnya mulai melancarkan serangan terhadap Yaman sejak bulan Maret lalu, dengan tujuan memulihkan kekuasaan mantan presiden Mansour Hadi yang digulingkan gerakan Ansarullah. Kampanye militer Saudi ini telah menewaskan lebih dari 7.500 orang dan melukai lebih dari 14.000 warga Yaman yang tidak bersalah.
Emirat Arab Kerahkan Ratusan Tentara Bayaran dari Colombia
Sementara itu kantor berita Perancis AFP, hari Sabtu (19 Desember) melaporkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) yang menjadi anggota utama koalisi pimpinan Saudi, telah mengirimkan sekitar 300 personil tentara bayaran asal Columbia.
Mengutip keterangan sumber-sumber terpercaya, AFP menyebutkan bahwa sejauh ini UEA telah merekrut sekitar 3.000 personil tentara bayaran dari Columbia untuk dikirim ke Yaman. Namun sejumlah besar dari mereka melakukan desersi.
Disebutkan, UEA awalnya hanya akan mengirim 800 tentara bayaran Colombia, namun terpaksa mengubah rencananya setelah para tentara bayaran itu menolak karena kontrak mereka tidak termasuk bertempur di Yaman.
"Orang-orang Colombia itu tampaknya gampang dibedakan dengan orang-orang lokal sehingga mudah dikenali, dan hal itu membuat sebagian besar dari mereka melarikan diri," tulis laporana itu.
UEA memutuskan mengirimkan tentara bayaran setelah 30 personil militernya teras dalam serangan rudal ballistik pada bulan September, seperti disebutkan di atas.
Mengutip sumber-sumber militer Yaman, tentara bayaran Columbia itu dikirim ke Yaman di bawah kontrak antar UEA dengan perusahaan jasa keamanan AS, Blackwater.
Sumber-sumber di Colombia juga membenarkan laporan itu, menyebutkan para anggota tentara bayaran itu dibayar hingga $1.000 per-bulan dan sekaligus mendapatkan passport (kewarganegaraan) UAE.
Sebelumnya pada tanggal 25 November kantor berita AS New York Times menyebutkan 'UAE secara diam-diam telah mengirimkan 450 pasukan Amerika Latin, sebagian dari mereka orang-orang Colombia, sebagaimana juga Panamanian, El-Salvador dan Chili, untuk berperang di Yaman'.(ca)
2 comments:
Hny tgl mnungg wktu, saudi mngumumkan kkalahannya..
Www.kasamago.com
ada laporan prestasi mercenari tak bagus--di tarik semula--bayarannya lumayan 10 000 seminggu
Post a Comment