Indonesian Free Press -- Beberapa hari terakhir ini media-media Israel dan barat serta media-media Arab gencar memberitakan tentang 'penarikan pasukan khusus Iran dari Suriah'.
Sebagai contoh, International Business Times menulis berita berjudul 'Iran Retreating Syria? Iranian Military Scaling Back Presence, Western Officials Say'. Media Israel Haaretz menulis 'Report: U.S. Officials Say Iran Pulling Out Ground Troops ...'. Selanjutnya media Arab GulfNews.com menulis 'Iranian troops abandoning Syria's Al Assad'.
Hal ini pun diikuti oleh media takfiri-zionis seperti Era Muslim yang menulis berita berjudul 'Kalah Terus, Diam-Diam Iran Mulai Tarik Pasukan Elit Garda Revolusi Dari Suriah'.
Curiga dengan ramainya pemberitaan tersebut sebagai bagian dari perang psikologis blok Amerika-zionis internasional, Gordon Duff, wartawan senior dan pengamat inteligen situs berita Veterans Today menemui sejumlah pejabat inteligen dan militer Iran di Suriah. Dari pertemuan-pertemuan itu ia mendapatkan informasi yang kemudian dituliskannya dalam sebuah laporan di Veterans Today berjudul 'Iran Doublesdown on Syrian War Amid Withdrawal Hoax' pada tanggal 14 Desember lalu.
Dalam sebuah pertemuan dengan Gordon Duff, seorang pejabat inteligen Iran di Suriah mengatakan: "Kami telah melacak asal-usul berita itu hingga ke Bloomberg, yang mengaku mendapatkan informasi dari sumber-sumber di Iran, yang setelah kami teliti ternyata sangat tidak kredibel atau 'resmi (official)'. Kami percaya bahwa Israel dan Turki berada di balik ini semua, yang bekerja sama dengan agen-agen inteligen barat."
"Anda mengetahui, unit-unit elit kami telah melancarkan operasi-operasi khusus terhadap fasilitas-fasilitas komando kelompok al Nusra dan ISIS dengan menggunakan informasi inteligen yang dipasok oleh Suriah, yang informasi itu mereka peroleh dari para militan yang menyerahkan diri, memanfaatkan tawaran amnesti yang diberikan Presiden Assad’s generous amnesty program."
"Ini memungkinkan kami mendapatkan informasi inteligen yang berharga, yang setelah dikonfirmasi dengan data-data inteligen Rusia yang diperoleh dari drone-drone dan satelit membuat kami bisa menangkap sejumlah perwira Turki dan Qatar serta bukti-bukti keterlibatan Turki sebagai pemasok gas sarin bagi para teroris di Suriah," tambahnya.
Menurut laporan itu ada beberapa faktor yang mengakibatkan munculnya 'kampanye' penarikan pasukan Iran di Suriah, yaitu:
Keberhasilan operasi-operasi komando pasukan khusus Iran 'Pengawal Revolusi', yang bekerjasama dengan pasukan khusus Rusia 'Spetsnaz', pasukan khusus Suriah 'Tiger' dan pasukan komando Hizbollah yang telah menimbulkan kehancuran besar mental para teroris ISIS dan al Nusra. Kehandalan pasukan-pasukan khusus ini telah dibuktikan dengan keberhasilan mereka membebaskan pilot Rusia yang ditawan kelompok pemberontak yang didukung pasukan khusus Turki pada tanggal 24 November lalu.
Rusia mulai menunjukkan dukungannya kepada Irak dengan mengirim persenjataan berat melalui pelabuhan Basrah, untuk menghadapi kemungkinan bentrokan militer dengan Turki yang tengah menduduki wilayah utara Irak. Rencana Rusia ini dianggap sebagai ancaman 'proyek' Turki di Irak yang bekerjasama dengan pemimpin Kurdi-Irak menjadikan wilayah Kurdistan Irak sebagai setengah jajahan Turki sembari mempertahankan penyelundupan minyak Irak ke Turki.
Adanya laporan-laporan yang menyebutkan bahwa Rusia juga mulai mengirim persenjataan canggihnya kepada Gerakan Ansarullah di Yaman yang kini tengah menghadapi tentara-tentara bayaran dari Kolombia dan negara-negara asing lainnya yang dipasok oleh Uni Emirat Arab dan Saudi.
Data-data inteligen Rusia yang canggih memungkinkan Suriah mengetahui sel-sel inteligen Israel di sekitar perbatasan kedua negara. Hal ini memaksa Israel memindahkan komando inteligennya dari wilayah Daraa, Suriah, ke wilayah Yordania.
Veterans Today melaporkan kedatangan unit-unit militer Iran dan Irak di Suriah setiap harinya. Pada saat bersamaan pemberontak meninggalkan dari wilayah-wilayah yang didudukinya.
"Tentang pergerakan pasukan khusus Iran ini, siapapun yang mengklaim mengetahui pergerakan mereka adalah pembohong," tulis Gordon Duff.(ca)
Keterangan gambar: pasukan khusus Iran.
1 comment:
ada yang masih meracau dari asia timur menyatakan mujahidin aka terroris akan menang di syria adalah mimpi ngeri wahabi
iran dan russia pemain sebenar mereka memiliki kualiti dan pengalaman internasional militer dan diplomasi utama- zarif dan lavrov
jika tanpa russia saa pasukan tank ke 4 dan hizzbullah melalui taktik Qusayr dan kemenangan tercapai--melalui serangan udara Russia dan intipan satelit saya tidak nampak harapan untuk terroris tiada pilihan -serah diri atau menjadi makanan anjing.
di ramal pertengahan 2016 kekuatan terroris tinggal 10 persen
http://www.islamtimes.org/id/doc/article/506025/
Post a Comment