Wednesday 11 May 2016

Dibantu Rusia, Pemberontak Ukraina Rebut Kota Debaltsevo

Indonesian Free Press -- Dengan bantuan pasukan Rusia, pemberontak Ukraina akhirnya berhasil merebut kota Debaltsevo sekaligus menambah luas wilayah yang dikuasai mereka secara signifikan. Dengan keberhasilan ini, saat ini lebih dari 1/3 wilayah Donbass, yaitu Provinsi Luhansk dan Provinsi Donetsk Ukraina utara yang berbatasan dengan Rusia telah berhasil dikuasai pemberontak.

Tanpa banyak disinggung media-media barat, bahkan termasuk media Rusia sendiri, pada 17 Februari 2016 lalu pasukan pemberontak Ukraina timur (Novorussiyan) berhasil merebut kota strategis Debaltsevo dengan bantuan pasukan Rusia. Keberhasilan itu menyusul menyerahnya ribuan pasukan Ukraina yang mempertahankan kota itu.

Media independen the Veterans Today, awal pekan ini (9 Mei) melaporkan, "Pada tanggal 17 Februari, pasukan Ukraina menyerah. Mereka kehabisan amunisi dan ransum. Setelah para komandan mereka gagal menyediakan suplai, mereka memilih untuk menyerah daripada terus berperang."

Menurut laporan itu sebagian besar pasukan Ukraina adalah rekrutan baru yang belum berpengalaman, sementara sebagian besar lainnya adalah adalah tentara bayaran asing yang diorganisir oleh kelompok 'ekstrem kanan' Right Sector dengan sumber dananya dari para oligarh Ukraina seperti Igor Kolomoisky.

Pasukan Novorussiyan menyebut jumlah pasukan Ukraina yang menyerah mencapai 8.000 orang. Bersama mereka pasukan Novorussiyan juga menyita sejumlah besar senjata berat dan ringan, termasuk tank-tank, rudal, roket dan artileri berat.

Laporan itu menyebutkan bahwa yang berperan besar dalam kemenangan pasukan Novorussiyan adalah pasukan Rusia yang bersenjata lengkap dan modern serta terlatih. Namun tidak disebutkan apakah pasukan itu adalah pasukan reguler Rusia atau sukarelawan Rusia yang terlatih.

"Mereka jelas pasukan Rusia, namun masih menjadi pertanyaan adalah apakah mereka dikirim pemerintah Rusia atau para sukarelawan? Di luar itu, yang perlu diperhatikan adalah pasukan itu berpengalaman dan bersenjata lengkap. Motivasi mereka berada di Ukraina adalah faktor sekunder."

Namun demikian, sebagian pasukan Ukraina adalah tentara professional yang berpengalaman dan bermental tinggi, sehingga secara umum perang di Ukraina masih menjadi sebuah perang yang sulit. Demikian laporan itu menyebutkan.

Jubir Kementrian Pertahanan DPR (Donetsk People's Republic, satu dari dua negara yang diproklamirkan pemberontak, satunya lagi Luhansk People's Republic. Keduanya bersatu dalam bakal negara baru bernama Novorussiyan), Eduard Basurin mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya berhasil merebut hampir 500 peralatan militer berat milik pasukan Ukraina.

"Unit-unit zeni kami menemukan dan memindahkan 471 peralatan militer. Di antaranya 198 unit berada dalam kondisi baik,” kata Eduard Basurin.

Lebih detil lagi Basurin menyebutkan pihaknya menyita 58 tank, 14 howitzers otomatis (nine operable), 19 howitzers manual, 3 peluncur roket BM-21 Grad, sejumlah besar kendaraan pengangkut personal dan  mortir.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Gesekan ukraina dg russia bkl mkin pnjang. Barat tk mngkin membiarkn negara novorussiyan berdiri mudah..