Sunday 29 May 2016

Rusia Klaim Tewaskan 28.000 Teroris Pemberontak Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia mengklaim telah berhasil menewaskan 28.000 teroris pemberontak di Suriah. Kekalahan para pemberontak di Suriah sepertinya lebih cepat dari dugaan.

"Kami perkirakan ketika mulai memulai operasi militer, Al-Nusra Front dan ISIS memiliki 80.000 pasukan. Dari jumlah itu sebanyak 28.000 (atau 35%) telah dimusnahkan. Ini adalah hasil kerjasama kami dengan pasukan Suriah," kata Evgeny Lukyanov, Wakil Kepala Keamanan Rusia kepada Russia Today, 24 Mei lalu.

"Dalam segala hal Rusia telah mengubah perimbangan kekuatan politik di Suriah, dan hanya mereka yang memiliki motif politik tertentu yang melihatnya dengan sudut yang berbeda," tambahnya, menyindir lawan-lawan politik Rusia di Suriah.

Seperti dilaporkan Indonesian Free Press (IFP), selain senjata-senjata paling canggihnya, Rusia juga telah mengerahkan ribuan pasukan di Suriah untuk menjamin kekalahan para pemberontak. Di sisi lain, Amerika dan sekutu-sekutunya juga semakin intensif menggelontorkan bantuan kepada pemberontak. Bahkan akhir-akhir ini media-media internasional melaporkan keberadaan personil militer Amerika di Suriah, meksi Suriah, sebagai negara berdaulat, tidak pernah mengundangnya.

Sementara itu seorang analis politik-militer Suriah Ali Maqsoud, menuduh aksi serangan Amerika terhadap posisi ISIS di Suriah sebagai 'teatrikal'.

Seperti dilaporkan media Iran, FARS NEWS, 27 Mei, Maqsoud mengatakan bahwa Amerika telah memerintahkan para pemberontak ISIS untuk menarik diri dari Raqqa dan pindah ke Deir Ezzur untuk menahan gerak maju pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya.

"Amerika yang telah mengklaim melancarkan operasi anti-ISIL besar-besaran untuk membebaskan Raqqa, telah memaksa kelompok itu menarik diri dan memindahkan kekuatannya ke Deir Ezzur untuk melawan pasukan Suriah di provinsi ini,” katanya.

Menurut Maqsoud Amerika telah menyebarkan liflet di Raqqa meminta warga untuk pergi, demi melindungi ISIL. Pada saat yang sama sejumlah laporan menyebutkan adanya evakuasi militer dan pasukan ISIS dari Raqqa menuju Deir Ezzur, memperkuat spekulasi adanya kerjasama antara ISIS dengan Amerika.

“ISIL telah memindahkan sejumlah besar kekuatan militernya ke wilayah kaya minyak di Suriah Timur, terutama Deir Ezzur dan Homs, untuk menyelamatkan pendapatannya dari penyelundupan minyak dan gas,” kata sejumlah sumber terpercaya FARS News.

Menurut laporan FARS News, setidaknya ISIL telah memindahkan 12 kendaraan taktis Hummer dari Raqqa ke Albu Kamal di Deir Ezzur and dan telah memasang sejumlah kendaraan artileri Abrams buatan Amerika di desa al-Hosseiniyeh di barat laut Deir Ezzur.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Msh tersisa 52 ribu yg blm dienyahkan.. Pertempuran blm usai

Unknown said...

Semoga yang melarikan diri dan yang menyerahkan diri lebih dari 12.000, jadi kekuatan pemberontak tinggal separuh kurang sehingga makin mudah membasminya.