Thursday 1 March 2018

Pasukan Rusia Terlibat dalam Pertempuran Ghouta

Indonesian Free Press -- Pasukan Rusia terlibat dalam operasi pembebebasan Ghota Timur. Demikian laporan wartawan senior Thierry Meyssan di situs Voltairenet.org, 1 Maret.

Thierry Meyssan adalah wartawan pertama yang melaporkan kedatangan pasukan Rusia di Suriah tahun 2015, kini ia yang pertama melaporkan keterlibatan pasukan darat Rusia dalam perang Ghouta Timur.

"Selama lebih dari empat tahun, semua pengamat berpendapat Rusia tidak mungkin mengerahkan pasukan darat ke Suriah untuk menghindari kekalahan menyakitkan seperti di Afghanistan. Namun Moscow, kini diam-diam telah mengerahkan pasukan infantrinya ke Suriah," tulis laporan itu.


"Pada pagi hari tanggal 25 Februari, pasukan darat Rusia bergerak ke Ghouta Timur bersama pasukan Suriah. Kini tidak mungkin lagi bagi siapapun untuk menyerang Damaskus tanpa otomatis memprovokasi reaksi militer Rusia," tambah laporan itu.

Ini adalah perkembangan menarik menyusul pengerahan angkatan udara baru Rusia ke Suriah, termasuk dua pesawat siluman Su-57, empat Su-34 dan empat Su-35. Semua itu, menurut analisis Thierry Meyssan, merupakan bagian dari kompromi baru antara Amerika dan Rusia dimana Amerika akan meninggalkan Suriah setelah Cina menghentikan rencana proyek OBOR yang melewati Irak dan Suriah. Kecuali wilayah timur laut Suriah, dimana Amerika kemungkinan akan mendukung pembentukan negara Kurdi untuk menghalangi ekspansi Cina melalui Turki.

"Washington telah memutuskan untuk mengubah proyek penghancuran negara-negara dan masyarakat di Timur Tengah ke tempat kedua yang telah dikuasai sebelumnya, untuk mengkonsentrasikan kekuatannya menghadang proyek 'Jalur Sutra' Cina. Hal ini sepertinya telah diimplementasikan oleh Presiden Donald Trump dan PM Australia Malcolm Turnbull (yang mewakili Inggris, pada 24 Februari di Gedung Putih," tulis Meyssan.

"Karena Beijing telah mengabaikan proyek pembukaan kembali Jalur Sutra melalui Mosul dan Palmyra, Amerika tidak lagi mendapatkan keuntungan dengan mendukung para 'jihadis' untuk menciptakan khilafah di Irak and Syria," tambah Meyssan.

Dengan adanya kesepakatan antara Amerika dan Rusia ini, maka hampir bisa dipastikan, pertempuran di Ghouta Timur yang akhir-akhir ini begitu gencar diberitakan media massa yang menggmbarkan kekejaman pasukan Suriah dan Rusia, akan segera berakhir. Para teroris Al Qaida akan dibubarkan, sebagian ditangkap dan para pemimpinnya dievakuasi dengan helikopter-helikopter Amerika. Sementara intel-intel INggris, Perancis, Saudi Arabia, dan Yordania, yang menyamar sebagai aktifis kemanusiaan (White Helmets dan Doctors Withour Border) akan direpatriasi.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Kemenangan Rusia dan SAA sudah tidak diragukan lagi.. meski penuh dg pengorbanan

Unknown said...

Hmm...mantap rusia, suriah, iran, hizbulah (libanon)
Hancurkan teroris2 dungu dukungan barat.jgn kasih ampun, mereka udah bikin sengsara jutaan rakyat irak dan suriah.