Thursday 16 December 2010

Sang Terpilih (20)


Keterangan gambar: simbol Freemason di kantor sebuah media nasional


"Nyupang". Istilah dalam bahasa Jawa untuk suatu praktik penyembahan setan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan kekayaan mendadak. Diyakini oleh banyak orang dengan praktik ini seseorang bisa mendapatkan kekayaan melimpah tanpa harus bekerja keras. Namun sebagai konsekuensinya mereka pada akhirnya harus mengorbankan sesuatu yang dicintainya, termasuk nyawanya sendiri, kepada setan yang disembahnya.

Demikian pula halnya dengan menjadi anggota "organisasi". Hampir semua anggota "organisasi" harus mengakhiri hidupnya dengan penderitaan. Tidak peduli bagaimana berkuasa atau terkenalnya ia dahulu. Contoh paling sering terjadi menimpa pada para bintang populer: Elvis Presley, Marilyn Monroe, John Lennon, Curt Cobain, dan terakhir Michael Jackson. Begitu juga dengan mereka yang menjadi politisi: Ali Bhutto, Shah Pahlevi, Marcos, Kemal Attaturk, Pinochet dll. Dua pendahulu Subagyo juga harus mengakhiri hidupnya dalam penderitaan. Yang pertama meninggal dalam tahanan rumah, sedang yang kedua meninggal dengan cap "koruptor" dan "pelanggar HAM berat" setelah sebelumnya dilengserkan dari kekuasaannya oleh mahasiswa.

Sebagian besar dari mereka memang menderita setelah disingkirkan "organisasi" setelah tidak dibutuhkan lagi. Sebagian mendapat adzab Tuhan sebagaimana teman se-angkatan Subagyo dalam organisasi, Cak Doer. Pengusung gerakan Islam liberal yang direkrut oleh "organisasi" sejak menjadi mahasiswa University of Chicago ini meninggal dalam kondisi mengerikan, sekujur tubuhnya hangus terbakar karena kegagalan cangkok hati yang dilakukannya di Cina. Namun sebagian dari anggota "organisasi" sengaja dikorbankan sebagai bentuk ritual penyembahan setan.

Jauh dari pikiran orang awam, para anggota tingkat tinggi "organisasi" sering melakukan upacara ritual penyembahan setan, yang selain diselingi dengan pesta seks massal, juga pengorbanan darah manusia. Pada hari-hari suci yahudi seperti purim, chanukkah dan passover, sering diadakan jamuan roti yang telah diolesi dengan darah manusia. Mereka suka sekali dengan darah anak-anak, tapi paling favorit adalah darahnya pemuka agama Kristen atau Islam. Biasanya para korban akan digantung dengan kepala di bawah. Kemudian lehernya disayat agar darah mengalir ke dalam baskom yang disediakan di bawah kepala, dan dibiarkan hingga darahnya habis.

Suatu hari di bulan Februari 1840, kegemaran yang menyayat rasa kemanusiaan itu menimbulkan sebuah drama krisis diplomatik internasional yang dikenal dengan peristiwa "Damascus Affair". Kala itu seorang pendeta kristen Franciscan asal Perancis dan seorang pembantunya hilang saat berjalan di pemukiman yahudi di Damascus. Beberapa hari kemudian mereka ditemukan telah meninggal dengan luka-luka misterius dan menunjukkan tanda-tanda kehabisan darah sebelum meninggal. Polisi setempat dibantu para ditektif Perancis menangkap beberapa orang yahudi yang diduga sebagai pelaku penculikan berdarah tersebut. Saat diinterogasi mereka mengaku melakukan pembunuhan untuk keperluan upacara ritual.

Peristiwa itu memicu terjadinya kerusuhan anti-yahudi di negara-negara Timur Tengah dan Eropa. Tapi orang-orang yahudi, percaya diri dengan kekuatannya, melakukan perlawanan. Dengan jaringan lobi internasional dan media massa mereka mengecam penangkapan para tersangka. Media massa mulai memunculkan istilah "blood libel", fitnah berdarah, untuk membungkam setiap suara-suara kritis tentang praktik ritual berdarah orang-orang yahudi. Sementara komunitas-komunitas yahudi di Eropa dan Amerika melakukan aksi-aksi demonstrasi menentang penangkapan para tersangka. Melalui beberapa diplomat Eropa dan Amerika antek yahudi, mereka menekan pemerintah Turki dan Mesir (saat itu Damaskus masuk wilayah provinsi Mesir dalam kekhalifahan Turki Usmani) serta Perancis untuk membebaskan para tersangka, dan berhasil. Maka pada tgl 28 Agustus 1840, setelah berbulan-bulan menjadi isu internasional yang sangat panas, para pelaku pembunuhan itu dibebaskan. Sultan Abdulmecid bahkan dipaksa mengeluarkan maklumat kerajaan yang isinya membantah tuduhan adanya praktik pembunuhan ritual untuk mencegah terjadinya kerusuhan massal menyusul dibebaskannya para tersangka.

Referensi paling lengkap tentang upacara ritual berdarah ini adalah paper karya Arnold Leese berjudul “Jewish Ritual Murder”. Paper ini mendokumentasikan ratusan peristiwa pembunuhan ritual di Eropa dan Timur Tengah sejak abad 12. Paper ini dapat diakses di: www.churchoftrueisrael.com/streicher/jrm. Menurut Leese, selain praktik ribawi, ritual berdarah adalah salah satu faktor utama munculnya gerakan anti yahudi. Bahkan menurutnya, pembunuhan ritual pulalah yang menyebabkan orang-orang yahudi diusir dari Inggris pada abad 13.

Ritual-ritual berdarah itu masih eksis sampai sekarang. Untuk memenuhi kebutuhannya, orang-orang yahudi dengan dukungan dinas inteligen Mossad dan CIA serta mafia kriminal internasional menjalankan bisnis perdagangan organ manusia internasional sebagaimana mereka menjadi otak bisnis narkoba dan ekstasi. Korbannya selain orang-orang Palestina yang ditangkap karena melakukan aksi-aksi menentang pendudukan Israel, juga gelandangan dan anak-anak yang diculik oleh orang-orang yang sebelumnya telah dibuat sakit jiwanya karena homoseksual dan narkoba, seperti Robot Gedhek dan Baikuni. Polisi Indungsia bukannya tidak mengetahui jaringan kriminal itu. Tapi karena intervensi Karso Dhemit, polisi pura-pura tidak tahu.

No comments: