Saturday 18 December 2010

Ancaman Israel Tidak Lagi Mempan


(Pidato peringatan Hari Asyura oleh pimpinan Hizbollah, Sayyed Nasrallah)


Sumber: "Sayyed Nasrallah: Israeli Threats Do Not Scare Us Anymore", Mohamad Shmaysani, almanar.com.lb, 16/12/2010.



Warna hitam menjadi warna yang mendominasi kota Beirut Selatan, Kamis (16/12). Saat itu lebih dari satu juta orang (sekitar 1/4 dari seluruh penduduk Lebanon) memadati kawasan Dahiye, Beirut Selatan, untuk memperingati Hari Asyura, yaitu hari syahidnya Imam Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucunda nabi Muhammad SAW di Padang Karbala pada tahun 61 Hijriah.

Sekretaris Jendral Hizbollah, Sayyed (gelar kehormatan untuk keturunan Rosul Muhammad SAW) Hasan Nasrallah telah berada di Lapangan Raya, Haret Hreik, Dahiye untuk menyampaikan sambutannya sebagai bentuk penghormatan kepada Imam Hussein dan keturunannya, Imam Mahdi, sang penyelamat dunia yang akan memenuhi dunia dengan keadilan setelah dunia dipenuhi dengan para tiran dan penindasan.

Lapangan Raya telah dipenuhi dengan orang-orang yang berdatangan dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya. Mereka memenuhi seruan Sayyed Nasrallah untuk berpartisipasi dalam peringatan suci tersebut yang kali ini bertepatan dengan adanya konpsirasi Israel-Amerika untuk melemahkan Hizbollah dan kelompok perlawanan anti-Israel melalui Pengadilan Khusus untuk Lebanon (Special Tribune for Lebanon).

“Seluruh dunia akan melihat pada wajah-wajah Anda, mata-mata Anda, dan kepalan-kepalan tangan Anda besok."

Sayyed Nasrallah memulai pidatonya dengan penghormatan kepada para korban pemboman pada peringatan Hari Asyura di Iran, Irak, Pakistan dan negara-negara lainnya di dunia.

"Kita telah belajar dari Imam Hussein di Karbala untuk selalu berpihak pada kebenaran. Ada hak-hak yang bisa diabaikan, kebanyakan hak-hak pribadi. Namun ada juga hak-hak yang tidak bisa diabaikan, yaitu hak-hak ummat, kemuliaannya dan kesuciannya. Tidak seorangpun berhak untuk mengabaikan satu jengkal tanah, satu tetes air, atau sekerat kehormatan kita. Hari ini, Palestina dan Al Aqsa adalah hak umat yang paling utama. Umat wajib untuk memberikan dukungan. Banyak orang-orang muslim dan kristen yang menjadi martir dalam perjuangan merebut kembali Al Aqsa. Konflik ini tidak akan berakhir sampai Al Quds kembali kepada pemilik haknya, yaitu umat, dan ini adalah pilihannya dan hak yang paling tinggi.”

Nasrallah mengingatkan pada pawai rakyat Palestina di Gaza baru-baru ini, di tengah-tengah blokade Israel, di bawah pesawat-pesawat terbang Israel yang berseliweran. "Mereka berdiri dengan keteguhan dan membuat dunia mendengar suara mereka yang sangat jelas: Kami tidak akan mengakui negara Israel. Mereka mengatakannya dan menekankannya kembali: Kami tidak akan meninggalkan satu inci pun tanah Palestina. Hari ini, dari Dahiye yang pernah menghadapi kebrutalan Israel dan tetap teguh berdiri, yang tidak akan terpatahkan, kita merespon seruan saudara-saudara kita di Gaza di saat kita masih menghadapi ancaman Israel, kita menjawab: Selama masih ada darah di tubuh kita, kita tidak akan mengakui negara Israel. Kita tidak akan meninggalkan satu jengkal pun tanah air kita. Kita tidak akan pernah melupakan kemuliaan kita. Umat, rakyat, dan pemerintah, terpanggil untuk membuat keputusan penting."

Pernyataan Nasrallah ini mengingatkan pernyataan Liga Arab bahwa perundingan sudah tidak lagi berguna. "Mereka terlambat untuk mengakui hal ini. Hari ini, di Hari Asyura, kami menyerukan kepada umat untuk berjalan di jalan penuh kemuliaan dan kebanggaan, jalan perlawanan beserta pilihan-pilihannya. Negosiasi dan perundingan telah mati, namun ada sebagian orang yang masih tidak bisa menerima kenyataan ini."

"Katakan kepada rakyat Anda tentang kenyataan, bahwa satu-satunya pilihan untuk merebut kembali tanah air dan kemuliaan adalah dengan jalan perlawanan. Kami tidak meminta Anda untuk memobilisasi tentara Anda, tapi kami meminta Anda untuk mendukung Palestina dan kelompok perlawanan, berdirilah di samping mereka, bongkar blokade atas Gaza. Gaza tetap bisa bertahan. Dukung orang-orang Palestina di perantauan sehingga mereka bisa kembali ke tanah air, dan juga kepada rakyat Palestina di Tepi Barat sehingga mereka bisa tinggal meski dengan kondisi berat. Berdirilah di samping rakyat Palestina terkasih dan bantu mereka dan hentikan upaya pecah belah terhadap mereka. Anda bisa melakukannya dengan menggunakan kemampuan Anda membantu rakyat Palestina."

"Jika umat mau bersatu dan berdiri teguh selama satu minggu saja, dan menyatakan penghentian perundingan, Anda akan melihat seluruh dunia mengiba-iba kepada Anda untuk menyelesaikan masalah ini. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan."

Nasrallah menambahkan, "Kita telah melakukan perundingan melalui perlawanan bersenjata, dan kita menang. Rakyat Palestian juga akan menang selama ada kemauan dan kesungguhan."

Sayyed Nasrallah menyinggung ancaman-ancaman yang dilakukan Israel akhir-akhir ini dan dengan tegas menampiknya. "Ancaman-ancaman seperti itu tidak bisa menakuti kita dan tidak akan melemahkan kemauan kita. Hari dimana Anda bisa menakut-nakuti kita telah berlalu. Hari ini kita berdiri dengan keyakinan untuk meraih kemenangan. Israel yang telah mengancam kita telah kita kalahkan di tahun 1993, 2000 dan 2006. Kami telah mengalahkan semua jendral Anda dan akan melakukannya terus. Ancaman-ancaman itu sungguh menggelikan dan hanya perang psikologi yang tidak berpengaruh pada hati dan pikiran kita. Kita katakan pada zionis Israel bahwa kita tengah berada pada kondisi terbaik, moral kita tidak pernah sebaik sekarang dan persiapan kita serta kemampuan kita untuk menghadapi zionis sangat maksimal."

Nasrallah juga menyerukan seluruh komponen di Lebanon untuk bersatu padu menghadapi semua ancaman dari Israel dan pendukung-pendukungnya. "Kami nyatakan kepada seluruh negeri ini yang mana kami telah berkorban untuknya dan selalu siap untuk berkorban untuknya. Kami menyatakan dengan tegas bahwa kami menentang segala upaya untuk memecah belah antara Suni dan Syiah, dan kami menekankan pentingnya menentang segala rencana pecah belah yang dilakukan Israel dan Amerika. Kami tidak akan pernah mentolerir upaya-upaya pecah belah. Sebaliknya kami percaya mereka yang melakukan pecah-belah seperti itu adalah orang-orang yang lemah. Apa yang kita perlukan sekarang ini adalah kesadaran untuk mengatasi semua tantangan. Konspirasi baru telah memiliki embel-embel "internasional" (merujuk pada STL, pengadilan internasional untuk kasus pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri; blogger), dan tujuannya untuk melemahkan Lebanon dan kelompok-kelompok perlawanan. Kami telah mengeluarkan beberapa pernyataan tentang apa yang disebut STL (Special Tribunal for Lebanon) dalam beberapa bulan terakhir. Kami menolak untuk dituduh secara tidak adil, dan kami akan menggagalkan semua maksud dari tuduhan-tuduhan seperti itu. Kami akan melindungi negeri ini dari pemecah-belahan dan konspirasi."

Sayyed Nasrallah mengakhiri pidatonya dengan mengingatkan kembali kepahlawanan Imam Hussein (kemuliaan untuknya, kakeknya, ayah ibunya, saudara dan keturunannya serta kehinaan bagi musuh-musuhnya dan orang-orang yang dengki padanya; blogger).

"Kami tidak akan lemah, kami tidak akan kehilangan keberanian, dan kami akan terus berjuang untuk menjaga kemuliaan negeri ini dan melindungi rakyatnya dari semua ancaman yang mengelilinginya. Jalan yang kami tempuh akan berakhir dengan kemenangan dan kebanggaan."


Catatan tambahan blogger:

Meski terus mendapat gangguan serius (berupa teror dan pembunuhan) dari para nawashib (pembenci ahlul bait dan Shiah-nya), peringatan Hari Asyura oleh kaum Shiah di seluruh dunia tetap berlangsung dengan hikmat dan meriah. Peringatan ini paling meriah berlangsung di negara-negara di mana komunitas shiah cukup signifikan jumlahnya seperti Iran, Irak, Lebanon, Bahrain dan Pakistan. Di negara-negara "demokratis" namun kaum shiah-nya tidak terlalu dominan, peringatan juga berlangsung meriah, seperti misalnya di Turki. Untuk tahun ini peringatan Hari Asyura di Turki menjadi momen yang sangat bersejarah karena dihadiri oleh Perdana Menteri Reccep Erdogan, yang pertama kali di negeri yang mayoritas rakyatnya bermazhab Islam Sunni. Langkah Erdogan ini memberi sinyal bahwa Turki tengah membangun aliansi anti-Israel bersama Iran, Lebanon dan Syria. Apalagi pada peringatan itu juga dihadiri oleh penasihat senior Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ali Akbar Velayati.

Mengenai gangguan-gangguan pada peringatan Hari Asyura yang justru dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama Islam, perlu diingatkan bahwa Islam adalah agama yang mulia. Islam melarang membunuhi wanita, anak-anak dan orang tua bahkan di dalam peperangan. Islam melarang mencaci maki keyakinan agama lain karena hanya menimbulkan pertengkaran tak berguna. Islam juga melarang merusak tempat-tempat ibadah agama lain karena hanya mengundang pengikut agama lain merusak tempat-tempat ibadah Islam.

No comments: