Menyusul keputusan Amerika untuk menyelesaikan konflik Syria dengan perundingan melalui Perundingan Genewa II yang tanggalnya masih belum ditetapkan, telah terjadi perubahan politik yang sangat signifikan dalam konflik tersebut di mana semua kekuatan internasional yang terlibat dalam konflik tersebut menyambut positif rencana perundingan tersebut.
Turki, misalnya, yang terlibat sangat aktif dalam konflik tersebut kini telah menghentikan sebagian besar dukungannya kepada para pemberontak Syria yang pada akhirnya itu semua memberikan keuntungan besar bagi pemerintah Syria di medan perang dengan direbutnya sebagian besar wilayah yang tadinya di bawah kontrol pemberontak, terutama di sekitar Damaskus dan Aleppo. Demikian pula Jordania yang mulai meninggalkan kebijakan pro-pemberontakan Syria. Pada tgl 21 Oktober lalu misalnya, inteligen Yordania membantu militer Syria menyergap para komandan Free Syrian Army di kota Tafas hingga menewaskan Yasser Aboud dan 4 komandan Free Syrian Army lainnya.
Akibat "mundurnya" Amerika dari rencana intervensi maka di medan perang pun terjadi perpecahan di antara faksi-faksi pemberontak, utamanya antara faksi Free Syrian Army yang terdiri dari unsur-unsur kelompok Ikhwanul Muslimin dan kelompok sekuler melawan faksi Al Qaida yang didukung Saudi, yaitu kelompok Al Nusra Front dan ISIS. Dalam perkembangannya kelompok Al Nusa Front memisahkan diri dari ISIS dan cenderung mengikuti rencana Amerika, sementara ISIS cenderung mengikuti Saudi.
Ada 2 negara "tidak rasional" yang justru menginginkan perundingan itu gagal dan tetap berkeingingan agar regim Bashar al Assad diturunkan dengan kekuatan senjata. Negara pertama tentu saja Israel, dan yang kedua adalah Saudi Wahabiah. Menurut sumber-sumber pemberontak Syria, pemerintah Saudi telah meminta kepada kelompok-kelompok pemberontak yang setia kepadanya untuk meningkatkan intensitas pertempuran demi menggagalkan rencana Perundingan Genewa II. Dalam perhitungan Saudi, jika pertempuran terus berkecamuk maka pada akhirnya Amerika akan melakukan intervensi.
Berbaliknya Amerika dalam konflik Syria sangat memukul Saudi. Tidak mengherankan ketika dalam kunjungannya ke Saudi baru-baru ini Menlu Amerika John Kerry harus menerima "keluh kesah" dan "rengekan" Saudi. Kepada Kerry para pejabat Saudi mengingatkan Amerika tentang "jasa-jasa" yang telah diberikan Saudi kepada Amerika. Misalnya saja peran Saudi dalam menggalang gerakan mujahidin di Afghanistan yang berhasil mengusir pasukan Uni Sovyet dari Afghanistan. Selain itu kesepakatan Saudi-Amerika untuk menggelontorkan minyak Saudi ke pasar dunia tahun 1985 telah memukul ekonomi Sovyet hingga akhirnya menumbangkannya. Itulah sebabnya Saudi merasa "sakit hati" karena Amerika telah melakukan pendekatan terhadap musuh (Iran) sembari mengabaikan "aspirasi" Saudi.
"Kami mendapat keluhan serupa di Israel," kata Kerry kepada para pejabat Saudi di sela-sela kunjungannye ke Saudi baru-baru ini.
Untuk menepis kekecewaan Saudi, Kerry pun menjelaskan bahwa Amerika akan menunda Perundingan Genewa II hingga dicapai kesepakatan di antara kelompok-kelompok pemberontak Syria untuk menghadiri perundingan dengan satu aspirasi. Namun tentang perundingan nuklir Iran Kerry menjelaskan bahwa Amerika tidak dalam posisi menentukan karena semuanya ditentukan oleh negara-negara anggota tetap DK PBB dan Jerman. Kerry juga meyakinkan Saudi bahwa perundingan dengan Iran akan menggagalkan ambisi Iran untuk mendapatkan senjata nuklir.
Sementara itu sumber-sumber di pemerintah maupun pemberontak Syria menyebutkan bahwa Syria telah mengancam Jordania akan membom ibukota Jordania, Amman, jika Jordania mengikuti rencana Saudi untuk meningkatkan kekuatan militer pemberontak di perbatasan Jordania-Syria. Ditambah ketidak sukaan Jordania dengan kehadiran kelompok-kelompok militan di negaranya yang mengancam keamanan internal, ancaman itulah yang menjadi sebab inteligen Yordania mengkhianati Saudi dengan melakukan kerjasama dengan inteligen Syria yang berbuntut pada serangan mematikan terhadap para pemimpin kelompok Free Syrian Army.
REF:
"Kerry to Saudis: We Heard the Same Position in “Israel”"; Nidal Hamadeh; ALMANAR.COM; 9 November 2013
5 comments:
tidak kawan,
turki cuba mengendurkan peranan mereka setelah meyedadari ada langkah yang silap, mereka telah mengunjungi Nuri Maliki dan Sistani tetapi masih mendukung FSA,
tentang pendurhaka arab yang disebutkan oleh Ali kw, mereka marah besar dan makin terselubung dalam kejahiliahan putaran dendam kesemut yang mereka sendiri ciptakan..putaran yang akan menjerut dengan tangan mereka sendiri
Salam, Bang abu bakar, mahu tanya nih, kesilapan ape yang berlaku kat malaysia, macam mana pengikut ahlut bait nabi (syiah Ali) diharamkan? mohon jawapan dan pencerahan.tks
pada zaman Dr M mereka telah dikenakan tahanan tanpa bicara,akta keselamatan dalam negeri lebih dari setahun,syiah difatwakan haram untuk disebakan mengikut fatwa kerajaan negeri-negeri,jika anda menyimpan bahawa yang dianggap berhubung dengan syiah seperti turbah,nahjul balaghah atau buku dialog syiah-sunnah(buku ini diklafikasikan haram)anda boleh ditahan,didakwa- cuma
anda boleh amalkan syiah sendiri-sendiri,tanpa menyeru orang lain
media masa begitu cenderung menanggap syiah terkeluar dari islam dan sama sepert kumpulan ajaran sesat
namun ada juga pihak yg menganggap tindakan kerajaan bersifat politik untuk mendeskreditkan pembangkang. kerajaan, yang kian kurang mendapat sokongan-
yang peliknya masih ada kalangan dalam kerajaan yang turut menandatangani risalah aman tetapi macam tak tahu apa-apa
turki cuba kembali rasional
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Ahmet Davutoglu dalam sidang akhbar berkata, "Marja' taqlid Sistani adalah pemangkin masa depan Iraq dalam memadam fitnah sektarianisme di peringkat dalaman atau peringkat serantau."
Davutoglu berkata demikian setelah bertemu dengan Ayatullah Sistani di Najaf pagi tadi.
"Pertemuan dengan Sayid Sistani membuahkan hasil yang berguna dan saya telah dimuliakan untuk mengunjungi tempat ini.
"Saya telah memanfaatkan pertemuan ini, dalam dunia ini, dan kami amat menghargai usaha beliau dalam memerangi fitnah sektarianisme," tutur beliau.
Tanggal: 2013/11/11 - 14:34
http://abna.co/data.asp?lang=15&id=480129
22/11
pengebom bunuh diri cuba membunuh erdogan tapi gagal- hurriyet
-sesiapa membela singa mempunyai peluang untuk dibunuh oleh singa-
Post a Comment