Sunday, 24 November 2013

ERA BARU TERORISME DI LEBANON (2)

Premis ini diperkuat oleh pengakuan seorang tersangka terorisme Hassan M., yang ditahan oleh Dinas Inteligen Lebanon (Internal Security Forces Information Branch) di Bekaa.

Hassan mengaku sebagai penjual mobil yang digunakan personil-personil ISIS untuk meledakkan bom di kawasan Maamoura, Beirut Selatan beberapa waktu lalu. Setelah terjadi ledakan, M sempat menelpon pemimpin ISIS Abu Abdullah al-Iraqi dan mengatakan bahwa mobil itu masih terdaftar sebagai miliknya. Kepada M, al-Iraqi sebelumnya hanya menyebutkan bahwa kendaraan tersebut hanya digunakan untuk mengangkut orang, bukan untuk meledakkan bom.

Menurut sumber-sumber inteligen Lebanon, ISIS juga terlibat dalam pemboman di kawasan Roueiss, dimana para palaku memasuki Lebanon melalui kota Ersal dengan bantuan penduduk kota tersebut.

“Apa yang terkait dengan pemboman di Roueiss dan Mreijeh mungkin juga terkait dengan pemboman kedubes Iran.”

Beberapa waktu lalu pemimpin ISIS Abu Bakr al-Iraqi, mendeklarasikan perang di Lebanon. Ini mengindikasikan adanya hubungan antara ISIS dengan Abdullah Azzam Brigades. Dengan ISIS yang lebih "professional" sementara Azzam Brigades adalah kelompok yang tidak dikenal, kemungkinan yg terakhir hanya menjadi kepanjangan tangan, khususnya melalui Zureiqat.

Menurut sumber-sumber inteligen Lebanon, Zureiqat telah berada di Syria lebih dari setahun, dan telah berulangkali keluar masuk Lebanon. Dikektahui juga bahwa alamat situs (IP address) akun Twitter Zureiqat berasal dari Syria.

Sebelum berpindah-pindah antara Lebanon-Syria Zureiqat tinggal di distrik Tariq al-Jdideh, Beirut, dan bekerja di sebuah perusahaan rekaman media Islam. Ia terlibat aktif dalam perekrutan mujahilin-mujahilin yang dikirim ke Iraq dan Afghanistan.


MENHAN JANJI SEGERA UNGKAP PEMBOMAN

Sementara itu menhan Lebanon Fayez Ghoson mengatakan bahwa penyelidikan yang tengah dilakukan aparat keamanan Lebanon segera akan menemukan pelaku pemboman kedubes Iran.

Dalam wawancara dengan media "al-Manar", Ghoson mengkonfirmasi tentang perkembangan positif dari penyidikan yang tengah dilakukan. Ia menambahkan bahwa kelompok-kelompok teroris terafiliasi al-Qaeda, telah menjadi ancaman nyata Lebanon. Lebih jauh ia menekankan pentingnya menyelesaikan krisis pengungsi Syria di Lebanon yang akan bisa menjadi faktor pendukung munculnya gerakan terorisme di Lebanon.

"Lebanon tidak akan pernah menjadi sumber inteligen Israel dan antek-anteknya, atau menjadi tempat asalnya terorisme dan kriminalisme, dan di sini tidak ada tempat lagi bagi terjadinya konspirasi-konspirasi jahat, karena keterkaitan nasional dan formula koeksistensi telah menjadi fondasi dasar negeri ini," kata.


SAUDI "MINGGAT"

Dugaan keterlibatan Saudi Arabia dalam serangan-serangan teroris di Lebanon, terakhir terhadap kantor kedubes Iran hari Selasa (19/11) lalu, membuat pemerintah Saudi mengeluarkan peringatan kepada warganya yang tinggal di Lebanon untuk meninggalkan negeri tersebut.

Surat yang dikeluarkan kedubes Saudi di Lebanon hari Kamis (21/11) kepada para warga Saudi di Lebanon itu menyarankan mereka untuk berhati-hati atau meninggalkan negeri itu. Alasan yang disampaikan dalam surat tersebut adalah adanya "mobilisasi media massa".

Peringatan pemerintah Saudi juga disampaikan melalui siaran radio oleh dubes Saudi di Lebanon Ali Awad Assiri pada hari yang sama.

Pemerintah Saudi memang memiliki pengaruh besar di kalangan elit Sunni yang tergabung dalam partai Gerakan Masa Depan (Al Muktaqbal) yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Saad Hariri dan Fuad Siniora. Namun di antara penduduk Lebanon selebihnya, Saudi memiliki reputasi yang kurang baik karena dianggap terlalu banyak campur tangan dalam urusan domestik Lebanon.

Misalnya saja pada tahun 2008 Saudi sangat aktif mendukung pembentukan milisi-milisi bersenjata guna menyaingi Hizbollah. Akibatnya terjadi konflik bersenjata antara milisi-milisi itu dengan Hizbollah dan sekutu-sekutunya, yang berakhir dengan kemenangan Hizbollah. Konflik-konflik bersenjata di beberapa kota Lebanon terkait konflik Syria beberapa waktu terakhir juga tidak bisa dilepaskan dari peran Saudi.

Secara umum Saudi dianggap berada di balik munculnya radikalisme Islam yang intoleran di Lebanon, negara yang sangat pluralis.



REF:
"Has Lebanon Entered the Era of Suicide Bombings?"; Radwan Mortada; AL-AKHBAR; 20 November 2013
"Ghoson Asserts Information about Free Booby-Trapped Cars Being Searched for"; ALMANAR.COM.LB; 22 November 2013

1 comment:

abu bakar said...

seorang yang tertangkap dilaporkan berada di bawah sheikh Al Asir yang terlibat membunuh askar lubnan dan sedang dalam pelarian dan masjidnya di Sidon menjadi stor bom- rujuk alalam