Di tengah hiruk-pikuk tentang isu penyadapan yang dilakukan inteligen Amerika terhadap negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan sekutu-sekutu dekatnya sendiri yang dikenal maju, muncul kabar mengejutkan tentang kegagalan CIA melakukan penetrasi inteligen terhadap Hizbollah. Padahal Hizbollah hanyalah sebuah LSM di satu negara kecil dan relatif tertinggal bernama Lebanon.
Kabar mengejutkan ini muncul bertahun-tahun setelah Hizbollah diketahui berhasil melakukan penetrasi inteligen terhadap Israel, negara yang dianggap memiliki inteligen paling maju di dunia. Pada tahun 1997, misalnya, Hizbollah berhasil melacak sebuah gerakan militer satu regu pasukan Israel dan kemudian melakukan serangan dadakan terhadapnya hingga menewaskan 12 pasukan komando elit Israel. Hizbollah juga berhasil mendapatkan data penerbangan drone-drone Israel di Lebanon, termasuk foto-foto udara yang dihasilkan drone-drone itu, yang dilakukan Israel menjelang serangan bom terhadap mantan perdana menteri Rafik Hariri, yang mengindikasikan kuat bahwa Israel berada di belakang serangan teroris itu.
Lebih mengejutkan lagi, beberapa waktu lalu sebuah drone Hizbollah berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, melayang berpuluh-puluh kilometer melewati tempat-tempat strategis Israel hingga mendekati reaktor nuklir Dimona serta berhasil mengirimkan data-data penting Israel ke markas Hizbollah dan Iran. Tentu saja hal ini tidak mengecilkan kecanggihan inteligen Israel yang "berhasil" melakukan serangkaian serangan mematikan terhadap beberapa pimpinan Hizbollah di luar negeri, atau serangkaian serangan bom mobil di wilayah-wilayah kekuasaan Hizbollah beberapa waktu terakhir.
Seorang mantan pejabat inteligen Israel mengakui ketidakmampuan Amerika dan Israel untuk memata-matai Hizbullah. Kantor berita ISNA pada hari Sabtu (2/11) melaporkan pernyataan Amos Gilboa, mantan Kepala Departemen Riset Badan Intelijen Militer Israel tentang kekebalan inteligen Hizbullah dari serangan Amerika dan Israel. Menurutnya seluruh upaya Washington untuk memata-matai kelompok ini menemui jalan buntu.
Laporan mengejutkan itu juga terjadi setelah Hizbollah dalam setahun terakhir ini berhasil membongkar jaringan mata-mata Israel di Lebanon, menangkap beberapa mata-mata Israel dan menyita peralatan-peralatan inteligen canggih Israel di beberapa tempat di Lebanon. Hancurnya jaringan mata-mata Israel itulah yang memaksa Israel menyerahkan pekerjaan memata-matai Hizbollah itu kepada dinas inteligen Amerika, CIA.
Berbeda dengan Israel yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Hizbollah, Amerika adalah negara yang relatif masih sangat berpengaruh di Lebanon terutama di kalangan orang-orang Sunni dan Kristen Lebanon. Amerika bahkan memiliki Universitas Amerika yang terkenal di Beirut. Hubungan yang relatif dekat itulah yang membuat Amerika memiliki "payung" untuk melakukan kegiatan spionasenya di Lebanon. Namun sebagaimana laporan tersebut di atas, Amerika tetap saja gagal memata-matai Hizbollah.
REF:
"CIA Mengaku tidak Mampu Memata-matai Hizbullah"; IRIB INDONESIA; 2 November 2013
2 comments:
MUNGKIN INI FAKTA MEMBUKTIKAN, KALAU SYIAH PENCINTA AHLU BAIT KETIRISIAN CERDASNYA SAHABAT ALI BIN ABI THALIB, WALLAHU A'LAM BISHSHAWWAB
mereka yang meminum air yang jernih akan terbimbing,membaca nahjul balagahah saja anda seakan berenang dan tenggelam dalam mutiara kata sang Imam, adakah yang akan tersesat jika mengikuti pedoman mereka,mengapa pintu kota ilmu ini tidak diterokai sepenuhnya- barang siapa membenci Ali kw dia munafik
Post a Comment