Wednesday, 25 December 2013

NATAL YANG SEMAKIN TERASING

Pernahkah Anda memperhatikan ucapan-ucapan Selamat Natal yang beredar beberapa tahun terakhir seperti "Season Greetings" atau "Happy Holidays", yang menggantikan ucapan-ucapan Selamat Natal tradisional "Merry Christmas"?

To the point saja, itu adalah sebuah konspirasi nyata (bukan lagi teori konspirasi) marginalisasi agama Kristen.

Siapa pelakunya dan apa motifnya?

Bagi mereka yang sudah memahami "teori konspirasi" tidak perlu berfikir jauh untuk mengetahui pelakunya adalah sebuah "kekuatan gelap penguasa dunia di balik layar", atau sebagai penganut agama Islam saya sebutkan saja sebagai "para pengikut setan (dajjal)".

"Tidak ada Nabi dan Rosul yang diturunkan ke bumi yang tidak mengingatkan kaumnya tentang kedatangan dajjal!" Demikian sumpah (pernyataan yang sangat kuat) yang pernah disampaikan Nabi Muhammad S.A.W kepada para pengikutnya. Nabi Isa (Yesus Kristus) dan para pengikut agama Kristen menyebut dajjal sebagai anti-Christ.

Salah satu agenda dajjal adalah menghancurkan agama-agama samawi (penyembah Tuhan yang Esa) dan menggantinya dengan agama penyembah berhala, dan itu telah tercantum di dalam dokumen rahasia "Protocols of Zion".

“Saat kita berkuasa, tidak boleh lagi ada agama lain selain agama kita. Kita telah cukup lama mendiskreditkan para pendeta goyim sehingga pengaruh mereka terus menurun dari hari ke hari. Namun tidak boleh seorangpun mendiskusikan agama kita, karena hanya kitalah yang boleh memiliki pengetahuan.” Demikian bunyi salah satu protokol dalam "Protocols of Zion"

Karena konspirasi yang telah berlangsung selama ratusan tahun itu (setidaknya sejak munculnya Gerakan Reformasi yang memecah umat Kristen menjadi 2 golongan, Katholik dan Protestan, serta berbagai peperangan yang menyertainya), umat Kristen pun menjadi umat yang lemah. Jika pada abad XI seruan Paus Urbanus mampu menggerakkan seluruh umat Kristen untuk berbondong-bondong bersama raja-raja Eropa "membebaskan Jerussalem", dan pada tahun 1950-an hukuman "pengasingan" yang dijatuhkan Sri Paus terhadap Presiden Argentina karena melanggar ajaran agama Katholik membuatnya kehilangan kekuasaannya, maka saat ini umat Kristen hanya diam membisu ketika saudara-saudara mereka di Syria dibantai oleh para teroris pemberontak. Bahkan ketika Israel membom Gereja Nativity di Jerussalem, yang diyakini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa (Jesus Kristus), umat Kristen pun hanya diam membisu.

Dan kini, setelah para "penyembah dajjal" itu berhasil menyingkirkan simbol-simbol ke-Kristenan dari tempat-tempat publik (sekolah-sekolah, fasilitas-fasilitas umum, gedung-gedung dan kantor-kantor pemerintah dan lembaga negara) di Amerika dan Eropa, secara provokatif mereka justru mendirikan "menorah" (simbol agama yahudi berupa tempat lilin dengan enam ujung) raksasa di halaman Gedung Putih.

Mari kita lihat pesan natal yang diberikan oleh Presiden Barack Obama dalam bentuk kartu Natal di atas. Tidak ada satu pun kalimat dan simbol yang menunjukkan Hari Natal. Alih-alih ia menggantinya dengan "holidays".

Dan apakah arti "holidays" itu? Tidak lain adalah hari raya yahudi yang juga diperingati setiap bulan Desember, "Chanukkah". Itu adalah hari peringatan ketika orang-orang yahudi memberontak dan mengalahkan penguasa Yunani di Palestina dan juga kota-kota di sekitar Laut Mediterania Timur pada abad pertama sebelum masehi. Alih-alih memperingati kelahiran sang messiah, "Chanukkah" adalah peringatan pembantaian ratusan ribu orang Yunani dan Romawi oleh orang-orang yahudi dengan kekejaman yang tiada tara.



REF:
"Obama Family Christmas Card: No Mention of Christ or Christmas"; Paul Joseph Watson; Infowars; 23 Desember 2013

No comments: