Monday 7 December 2015

Iran Juga akan Bangun Pangkalan Udara dan Armada Tempur di Suriah

Indonesian Free Press -- Menyusul kabar tentang rencana Rusia membangun pangkalan udara baru di Suriah, media Kuwait Al-Rai melaporkan bahwa Iran juga bakal membangun pangkalan udara di Suriah yang diperkuat dengan dua skuadron tempur SU-25 yang dikenal sebagai pesawat serbu darat.

Mengutip laporan itu media Israel Jerusalem Post pada hari Minggu (6 Desember) menyebutkan bahwa skuadron tempur Iran itu akan ditempatkan di pangkalan udara Tiyas (T4) di dekat kota Homs, berdekatan dengan pangkalan udara Al-Shayrat yang akan digunakan sebagai pangkalan udara baru Rusia. (Lihat laporannya di sini)

Sementara itu media 'Lebanese NOW' yang juga melaporkan tentang pangkalan udara Rusia, melaporkan, "Partisipasi Iran (di Suriah) akan bertambah besar dengan adanya persiapan bagi kedatangan dua armada udara Iran."

Laporan itu berdasar keterangan sumber-sumber terpercaya koalisi Rusia, Iran, Irak, Suriah dan Hezbollah yang membangun ruang komando di Damaskus dan Baghdad. Menurut laporan itu Iran dan Rusia telah sepakat bahwa Rusia akan bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perbaikan pesawat-pesawat Iran yang merupakan pesawat buatan Rusia. Rusia juga menyediakan persenjataan dan sistem peluncuran bagi pesawat-pesawat tempur Iran.

Mengutip pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya, laporan itu menyebutkan bahwa langkah ini akan menjadi kesempatan berharga bagi pilot-pilot Iran untuk memperoleh pengalaman tempur yang berharga. Hingga saat ini pihak berwenang di Israel maupun Amerika belum bereaksi atas adanya laporan itu. Sebagaimana diketahui Iran merupakan musuh utama Amerika dan Israel.

Namun, menanggapi laporan itu mantan penasihat keamanan Israel Mayjend Yaakov Amidror mengatakan kepada Jerussalem Post bahwa pesawat-pesawat tempur Iran itu tidak menjadi ancaman bagi Israel meski kini berada pada jarak yang jauh lebih dekat dengan perbatasan Israel. Ia menyebut pesawat-pesawat SU-25 sebagai pesawat kuno yang bukan tandingan pesawat-pesawat tempur Israel.

"Israel tidak perlu melakukan respon sejauh pesawat-pesawat Iran tidak mengganggu Israel. Kita bebas untuk tidak menyukainya, namun jika mereka tidak mengganggu kita mereka boleh-boleh saja membom sasaran-sasaran mereka. Ini tidak memerlukan perubahan sikap dari kita," kata Amidror yang juga menjadi anggota senior Begin-Sadat Center for Strategic Studies.

Iran mendapatkan pesawat-pesawat SU-25 dari Irak selama Perang Teluk I tahun 1991. Saat itu Saddam Hussein memerintahkan pesawat-pesawat itu diterbangkan ke Iran untuk mencegahnya dihancurkan oleh pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika. Kemudian selama dekade 1990-an Iran membeli sejumlah pesawat SU-24 dan SU-25 dari Rusia.(ca)


No comments: