Wednesday 23 December 2015

Israel: Pembalasan Hizbollah Hanya Menunggu Waktu

Indonesian Free Press -- Tanggal 28 Januari Hizbollah menembakkan rudal ke pasukan Israel yang tengah berpatroli di dekat perbatasan Lebanon, menewaskan dua tentara dan melukai tujuh orang lainnya.

Itu adalah 'serangan balasan' yang dilakukan Hizbollah setelah Israel menyerang pasukan Hizbollah di dekat perbatasan Golan, Suriah, sepuluh hari sebelumnya yang menewaskan beberapa anggota Hizbollah dan seorang perwira Iran.

Hizbollah tidak pernah membiarkan serangan terhadap pasukannya oleh Israel tidak dibalas. Maka setelah Israel membunuh pahlawan Hizbollah, Samir Kuntar, di Damaskus tanggal 19 Desember, semua pihak menunggu realisasi pembalasan Hizbollah, termasuk media-media massa Israel.
 
Yediot Ahronot menyebutkan bahwa berdasarkan apa yang biasa dilakukan Hizbollah, pembalasan atas kematian Kuntar hanyalah menunggu waktu. Media Israel ini bahkan memperkirakan Hizbollah bakal melakukan serangan darat terhadap Israel di wilayah pendudukan Palestina utara.

Ynet menyebutkan bahwa kekuatan militer Israel di perbatasan tidak akan bisa mencegah serangan balasan Hizbollah, mengingat bahwa Hizbollah telah menjadi kekuatan militer yang bisa bertempur dengan gigih.

Sementara itu Jerusalem Post menyebutkan bahwa alasan Israel membunuh Kuntar adalah kekhawatiran Israel bahwa Kuntar tengah membangun jaringan kekuatan anti-Israel di Golan, Suriah, yang ditulangpunggungi oleh pasukan Hezbollah dan pasukan khusus Iran Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) Quds Force.

Dalam pidato yang disampaikan saat pemakaman Kuntar, Senin (21 Desember), pemimpin Hizbollah Sayyed Nasrallah mengatakan, "Samir adalah saudara kami dan seorang komandan kami dan menjadi hak kami untuk membalas kematiannya pada tempat, waktu dan cara yang kami anggap tepat. Kami akan menunaikan hak itu, Insya Allah."

Terkait dengan hal itu, Taha Al-Qatnani, ayah dari pejuang wanita Palestina, Ashraqat Al-Qatnani, yang syahid oleh tembakan tentara Israel setelah menusuk beberapa tentara dan pemukim ilegal Israel memberikan keterangan kepada media Lebanon Al Watan, Selasa (22/12). Ia mengaku telah mendapatkan telepon langsung pimpinan Hizbollah Sayyed Hasan Nasrallah setelah putrinya syahid.

"Beliau telah memegang janji dengan cara terbaik, setelah menyebut nama putri saya Ashraqat bersama-sama dengan syuhada besar Samir Kuntar yang kecintaan dan identitasnya adalah Palestina," kata Qatnani.

"Anda adalah dasar dari kepercayaan, Anda berjanji dan menjaga janji itu dengan baik karena Anda ahli dalam memenuhi janji," katanya kepada Nasrallah, seperti dituturkan kembali kepada Al Watan.

Nasrallah sendiri telah memenuhi janjinya yang pertama, dengan menyebutkan nama Ashraqat Al-Qatnani dalam pidatonya hari Senin (21 Desember) terkait dengan serangan Israel yang menewaskan Samir Kuntar.

"Wanita muda ini (Ashraqat Al-Qatnani) memiliki kepedulian yang tinggi, tekad baja, dan pengetahuan yang mendalam dan jujur tentang masalah yang mendorongnya rela mengorbankan dirinya, sebagai bentuk pembeda antara musuh dan teman," kata Nasrallah tentang Ashraqat Al-Qatnani.

Ia menyebut Ashraqat Al-Qatnani sebagai contoh pemudi Palestina yang mencintai kemerdekaan. Ia juga menyamakannya dengan putra Nasrallah yang juga syahid, Hadi.

"Saya hanya menggunakan telepon untuk keperluan yang sangat penting, namun kali ini saya harus menelepon keluarga Ashraqat," kata Nasrallah dalam percakapan itu.

"Hanya jika kami telah meninggalkan sholat dan puasa, maka kami akan meninggalkan Palestina," kata Nasrallah lagi.(ca)

3 comments:

AbuBakar said...

jew menguasai 50% ekonomi russia


http://www.informationclearinghouse.info/article43803.htm

“we Russians and Israelis are the only ones standing up to Muslim terrorism” thereby capitalizing to the max by the current war between Russia and Daesh. In other words, Putin would have one hell of a tough time selling the shooting down of an Israeli aircraft to the Russian general public

Make no mistake. There is no big love between Russia and Israel. But neither is there a lot of hostility, at least not on the Russian side. Most Russian are aware of the ugly role Jews played already twice in Russian history, but this does not translate into the kind of hostility towards Jews which you would see, for example, in the Ukraine. At most Russians can be suspicious of Jewish *power* but rarely does this translate into hostility for Jews as regular people. Some of the most adored Russian public figures, like the bard Vladimir Vysotskii, had Jewish blood. Most Russians also make a distinction between “their” Jews (russophobic Jews in the West) and “our” Jews (Russian Jews who love Russia). But since russophobia has also been widespread amongst Russian elites, before and after the Revolution, it can hardly be described as a Jewish phenomenon. The Russian culture having always been multi-national and multi-ethnic does not really separate people by their ethnicity but judges them much more readily by their actions and ideas. For all these reasons, the hatred of the “Yid” is much more a Ukrainian nationalist phenomenon than a Russian one

gogo said...

Kelak umat manusia akn bertempur brsma mmerangi musuh dunia, merka yg snntiasa membuat konflik dan mnguasi ekonomi dunia dmi golonganya.

Www.kasamago.com | store.kasamago.com

Pencinta Ahlul Bait said...

jelas permusuhan rusia dng israil sangat riskan bagi rusia makanya rusia lebih intens di perbatasan turky dan yordania .untuk perbatasan dng israil hisbullah dan iran .juga suriah keterlibatan amerika dan uni erofa karna tekanan israil .baik turky dan arab teluk kaum monarky karna tekanan israil kalau tidak ya lengser dari raja mau tak mau dari pada lengser kerajaan mending membunuh sesama muslim demi kekuasaan ya itu sebabnya iran sudah mulai membangun pangkalan udara memulai mengarah ke arah israil urusan iran . rusia tak mau ambil resiko karna wilayah rusia sangat luas tak sanggub menjaganya .kalau iran seluruh wilayah sudah dilengkapi rudal anti pesawat baik buatan sendiri maupun di suplai dari rusia .amerika saja takut sama israil uni erofa tak berani kalau berasni sekejab ekonomi rusak total karna seluruh server keuangan amerika dan eofa ada dalam genggaman yahudi internasional tak lain entitas israil makanya kalau iran lemah sudah dari dulu di serang dari perhitungan tak bakal menang ya masih pikir pikir semakin lama iran makin kuat dan hegemoni mulai berkembang mau tak mau rusia harus ikut di suriah kalau tidak rusia macan kertas ini saatnya rusia terjun langsung dan iran berada di balik layar perlahan tapi pasti konflik akan beralih ke turky tak lama lagi yordania sekarang turky masih aman sipa jamin kedepan apalagi rusia sudah terang terangan membela kurdi kita lihat 2016 dan 2017 nanti apa turky kuat