Friday 18 December 2015

Shiah Nigeria dan Azerbeijan pun Jadi Korban Regim Penindas

Indonesian Free Press -- Pembantaian besar-besaran ini dipicu oleh sebuah peristiwa sepele. Pada hari Sabtu petang (12 Desember) konvoi kendaraan militer Kepala Staff Militer Nigeria, Letjend Yusuf Tukur Buratai, terganggu oleh massa yang tengah mempersiapkan acara Maulid Nabi yang diperingati oleh orang-orang Shiah di kota Zara. Marah oleh gangguan itu, tentara pun menembaki orang-orang yang berkerumun dan menewaskan belasan orang.

Namun itu semua belum seberapa. Beberapa jam kemudian hingga Minggu dini hari (13 Desember) militer melancarkan serangan yang lebih hebat ke kompleks kediaman ulama Shiah Sheikh Ibraheem Zakzaky yang tengah dipadati oleh puluhan ribu orang. Akibatnya ratusan orang pun meregang nyawa. Sejumlah sumber menyebut angka korban yang tewas akibat tragedi itu mencapai lebih dari 1.000 orang.

Di antara yang tewas itu adalah istri Sheikh Zakzaky, Zeenatudeen Ibraheem, dan wakil Sheikh Zakzaky di organisasi Islamic Movement, Muhammad Mahmud Turi. Juga turut meninggal dalam serangan itu adalah putra Sheikh Zakzaky, Sayyid Alih, pembantu dekat Sheikh Zakzaky, Dr. Mustapha Sa’id, dan Jubir Islamic Movement Ibrahim Usman.

Tentara juga menghancurkan rumah Sheikh Zakzaky dan dua pusat pengembangan Islam milik Sheikh Zakzaky di Sokoto Road dan Dambo.

Sheikh Zakzaky sendiri ditangkap dan ditahan di sebuah pangkalan militer. Sumber-sumber menyebutkan Sheikh ditangkap dalam kondisi terluka parah akibat sejumlah tembakan dan pukulan.

"Kami melihat kendaraan Sheikh Zakzaky dikawal oleh 20 kendaran militer meninggalkan rumahnya," kata seorang saksi kepada Press TV.


Penindasan di Azerbaijan

Sebelumnya penindasan keji juga dialami kaum Shiah di Azerbaijan, negara tetangga Iran yang terletak di tepian Laut Kaspia. Lebih dari 85% warga Azerbaijan adalah kaum Shiah.

Pada tanggal 26 November pasukan khusus negara itu menyerang desa Nardaran yang dihuni oleh 9.000 warga. Akibat serangan itu setidaknya tujuh warga meninggal dunia. Sehari kemudian pemerintah memblokir transportasi dan aliran listrik ke desa itu.

Tidak berhenti di sini, pada tanggal 1 Desember aparat keamanan kembali menyerang desa dan menangkap 19 penduduk.

Pada saat yang sama di kota Ganja, yang merupakan kota terbesar kedua di Azerbaijan, enam aktifis kelompok Muslim Unity ditangkap. Sementara di ibukota Baku seorang editor situs berita milik kelompok oposisi juga ditangkap.

Otoritas negara itu menuduh Muslim Unity, yang merupakan organisasi kaum Shiah negara itu, menginginkan perubahan konstitusi dan memaksakan hukum syariah.(ca)

No comments: