Tuesday, 19 September 2017

TNI dan Habib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi Kwitang

A Uwais Alatas


Indonesian Free Press -- Hari Kamis tanggal 5 Jumadil Akhir 1385 Hijriah bertepatan dengan tanggal 30 September 1965
Di Jakarta terjadi sebuah gerakan yang mashur disebut dengan sebutan G 30 S PKI, dimana telah terjadi penculikan bahkan pembunuhan para jenderal yang menurut penuturan dari para saksi disaat para jenderal disiksa dan dimasukkan ke sebuah sumur, mereka bersorak sorai dengan perkataan " Ganyang Kabir Ganyang Kabir Ganyang Kabir ......... " dan diantara mereka ada yang dengan riangnya mendendangkan lagu Genjer Genjer.
Lagu genjer genjer adalah sebuah lagu yang dipakai oleh PKI untuk propaganda sedangkan sebutan Kabir adalah Kapitalis Birokrat.

Lagu genjer genjer sendiri dilawan pada masa itu dengan sebuah sholawat yang bernama Sholawat Badar susunan KH Ali Mansur Siddiq dari Banyuwangi atas perintah AlHabib Ali AlHabsyi Kwitang Jakarta dan Habib Ali sengaja mencetak di Percetakan Al AIDRUS Jakarta dan menyebar luaskan sholawat tersebut dan diminta pula untuk dibacakan di setiap menjelang waktu sholat maghrib.
Suasana mencekam di Jakarta dan AlHabib Ali AlHabsyi di Majlisnya setiap hari ahad pagi terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1965 bertepatan dengan 6 Jumadil Akhir 1385 Hijriah meminta agar masyarakat tenang sebagaimana hal tersebut di utarakan oleh AlHabib Salim bin Jindan juru bicara Majlis pada saat itu.
Dan pada saat keadaan dapat dikendalikan Bapak Sarwo Edi dan RPKAD nya berkunjung kepada AlHabib Ali AlHabsyi untuk memohon doa restu didalam menumpas PKI, AlHabib Ali beserta Para Habaib dan Ulama pada saat itu mendoakan agar Bapak Sarwo Edi dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sukses.

Keterangan foto :
Nampak Bapak Sarwoe Edie yang ditemani Bapak Sitor situmorang meminta Doa dari AlHabib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi Kwitang untuk bertugas didalam menumpas PKI, nampak hadir pada waktu itu Prof DR Thoric Sahab, AlHabib Ali bin Husein AlAthas, AlHabib Muhammad bin Ali AlHabsyi.
Sumber : Ustadz Antoe Dzibril

2 comments:

Anonymous said...

Sebenarnya siapa yg membunuh para jenderal itu apakah gerombolan PKI yg jelas dari sejarah pasukan pengawal presiden Cakra Birawa kini kita opjektip siapa yg memerintahkan PEMBUNUHAN itu apa benar pemberontakan itu Plasa flag jujur bang Adi mana ada pemberontak jam 12 malam besok pagi sudah selesai tak terjadi kontak senjata yg diselubungi Jakarta pelakunya tidak di adili dan yg jadi korban para jenderal yg tak di kawal siapa yg harus disalahkan pasukan Cakra Birawa. Presiden sukarno.sungguh ulama di tunggangi TNI pak Sarwo Edy yg memanfaatkan ulama di suruh membunuh sesama belum tentu yg di bunuh itu mengerti komunis mereka kelaparan kesulitan bahan pokok maka ada nyanyian dulu horas bah habis beras makan gabah tak ada beras makan jagung bulgur makanan kuda di makan gadung PKI punya beras cangkul di bantu .yg Nerima bantuan cangkul arit untuk kesawah mau makan saja susah cangkul arit barang mahal .dan Sarwo Edy bukan minta doa tapi menyuruh para kyai membantai .sehingga tangan TNI bersih dan ini chaas d i bawah mereka nonton bersih mereka bagi bagi kekuasaan .ini kenyataan ALLAH MURKA DEMI ALLAH ROSULLAH WOLLOHI.ALLAH AKBAR.SUNGGUH LATNAT TERJADI PEMBATAIAN 3JUTA KORBAN APA BENAR PKI YG MEMBANTAI JENDRAL APA ADA PENGADILAN DEMI ALLAH JANGAN PUJI ORANG YG MENYURUH MEMBANTAI KAMU IKUT MASUK NERAKA TAK PERDULI ULAMA YG SADISANDA WARTAWAN JAUH LEBIH CERDAS TAK ADA KUDETA SENYAP JAM 12 MALAM BESOK PAGI SELESAI APA SUKARNO BERTANGGUNG JAWAB PASUKANNYA YG MEMBUNUH ATAU PASUKAN LAIN INI POLITIK BENDERA PALSU ALA AMERIKA ISRAIL SUDAHLAH YG JADI KORBAN PKI BUKAN TNI APA BENAR KAU KAN WARTAWAN MASAK INI SAJA TAK BISA NGANALISA SAYA MURNI BUKAN BELLA PKI DAN BUKAN MOJOKKAN TNI NAMUN OKNUM YG HAUS KEKUASAAN SUDAH MENGHADAP ALLAH TANGGUNG LAH SENDIRI AKIBAT FITNAH INI dan yg bertanggung jawab yg nulis sejarah

Kasamago said...

Skenario mereka gagal dihadapan Skenario ilahi..

Jayalah NKRI, Pancasila, Tentara dan Rakyat siap melindungi negeri tercinta.