Indonesian Free Press -- Suriah dan Rusia melakukan operasi lintas udara dengan menerjunkan pasukan ke wilayah Deir Azzour yang dikepung pemberontak teroris.
South Front melaporkan, 30 Januari, situasi di Deir Azzour sangat kritis bagi Suriah setelah pemberontak-teroris terus memperkuat cengkeramannya terhadap Deir Azzour sehingga memaksa Suriah dan Rusia melakukan 80 sampai 100 kali operasi lintas udara dari pangkalan udara Hmeymim, Latakia.
Pada 14 Januari sebagian pemberontak yang menguasai Palmyra bergerak sejauh 100 km ke timur untuk memperkuat pengepuangan mereka atas kota Deir ez-Zor. Dalam beberapa hari selanjutnya sekitar 7.000 personil ISIS melancarkan serangan intensif untuk mendobrak pertahanan pasukan Suriah di Deir ez-Zor. Karena kepungan yang semakin ketat, Suriah pun memutuskan untuk melakukan operasi lintas udara membantu pasukan yang terkepung di Deir Azzour. Namun karena ancaman rudal-rudal jinjing anti-pesawat milik pemberontak, operasi tersebut dilakukan dengan menggunakan helikopter pengangkut.
Tuesday, 31 January 2017
Saturday, 28 January 2017
Pelajaran dari Rusia (2)
Indonesian Free Press -- Tulisan ini dibuat sebagai bentuk keprihatinan IFP atas kondisi yang terjadi di tanah air yang nyaris sama dengan apa yang terjadi di Rusia pra-revolusi Bolshevik tahun 1917 yang menumbangkan pemerintahan Tsar Dinasti Romanov yang mengawali berkuasanya komunisme.
Yang terjadi di Rusia kala itu adalah sebuah konspirasi pemberontakan agen-agen asing bekerjasama dengan para komprador lokal, untuk menguasai sebuah negara besar berdaulat yang menolak tunduk pada tekanan asing. Bedanya dengan Indonesia saat ini adalah bila di Rusia agen-agen asingnya adalah pemberontak-komunisme, di Indonesia saat ini agen asingnya justru pemerintah. Namun, modus-modus dan sasaran penghancurannya sama. Baik di Rusia kala itu dan juga di Indonesia saat ini, yang dihancurkan adalah spirit nasionalisme-religius: di Rusia adalah spirit Kristen-Monarkhi, di INdonesia adalah Islam-Republik Demokrasi.
Yang terjadi di Rusia kala itu adalah sebuah konspirasi pemberontakan agen-agen asing bekerjasama dengan para komprador lokal, untuk menguasai sebuah negara besar berdaulat yang menolak tunduk pada tekanan asing. Bedanya dengan Indonesia saat ini adalah bila di Rusia agen-agen asingnya adalah pemberontak-komunisme, di Indonesia saat ini agen asingnya justru pemerintah. Namun, modus-modus dan sasaran penghancurannya sama. Baik di Rusia kala itu dan juga di Indonesia saat ini, yang dihancurkan adalah spirit nasionalisme-religius: di Rusia adalah spirit Kristen-Monarkhi, di INdonesia adalah Islam-Republik Demokrasi.
Friday, 27 January 2017
Kasus Korupsi Netanyahu Panaskan Suhu Sosial-Politik Israel
Indonesian Free Press -- Tidak ada sebuah negara yang rakyatnya terbelah sangat tajam sebagaimana Israel. Di satu sisi rakyat Israel adalah orang-orang yang sangat 'religius' yang demikian terobsesi dengan ajaran kitab-kitab suci kuno yahudi. Namun di sisi lain, rakyat Israel adalah mereka yang sangat membenci agama dan menganut gaya hidup sekuler-liberal-hedonis yang kelewatan. Pemahaman atheisme atau anti-Tuhan juga berasal dari orang-orang yahudi yang kini menjadi penguasa Israel.
Maka, kehancuran Israel karena disintegrasi internal sangat mungkin saja terjadi. Dan hal ini sudah terlihat akhir-akhir ini. Publik Israel terpecah oleh kasus Elor Azaria, prajurit Israel yang diadili karena menembak mati secara keji warga Palestina yang tidak berdaya. Dan perpecahan itu semakin lebar oleh kasus korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Maka, kehancuran Israel karena disintegrasi internal sangat mungkin saja terjadi. Dan hal ini sudah terlihat akhir-akhir ini. Publik Israel terpecah oleh kasus Elor Azaria, prajurit Israel yang diadili karena menembak mati secara keji warga Palestina yang tidak berdaya. Dan perpecahan itu semakin lebar oleh kasus korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Mahfud MD Kecam Regim 'Bangkai'
Indonesian Free Press -- Mantan Ketua MK Machfud MD mengecam penindasan terhadap kebebasan pers yang diduga kuat dilakukan oleh regim Jokowi yang mengakibatkan dibatalkannya acara diskusi Indonesian Lawyer Club (ILC) di TVOne minggu ini. Ia bahkan menyebut apa yang terjadi adalah upaya regim untuk menyembunyikan kegagalannya.
"Serapat-rapatnya bangkai dibungkus, baunya akan tercium juga," kicau Machfud di akun Twitter miliknya berkaitan dengan pembatalan acara tersebut.
Acara talk show Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas dan biasa tayang di TVOne harusnya digelar pada Selasa malam lalu (24 Januari). Namun acara yang direncanakan membawa tema "Habib Rizieq Dibidik" itu, tiba-tiba dibatalkan.
"Serapat-rapatnya bangkai dibungkus, baunya akan tercium juga," kicau Machfud di akun Twitter miliknya berkaitan dengan pembatalan acara tersebut.
Acara talk show Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas dan biasa tayang di TVOne harusnya digelar pada Selasa malam lalu (24 Januari). Namun acara yang direncanakan membawa tema "Habib Rizieq Dibidik" itu, tiba-tiba dibatalkan.
Trump Puji Assad di Depan al Sisi
Indonesian Free Press -- Presiden Amerika Donald Trump memuji Presiden Suriah Bashar al Assad dalam percakapan telepon dengan Presiden Mesir al Sisi.
Seperti dilaporkan South Front dan diteruskan Veterans Today kemarin (26 Januari), Donald Trump melakukan pembicaraan telepon dengan al Sisi tidak lama setelah pelantikannya sebagai presiden Amerika baru-baru ini. Pembicaraan seputar terorisme dan keamanan di kawasan.
Tidak ada konfirmasi resmi dari otoritas Amerika dan Mesir tentang pembicaraan itu dan sumber pertama informasi tersebut berasal dari media Lebanon Ad-Diyar yang mengklaim mendapat informasi dari sumber-sumber kepresidenan Mesir.
Menurut laporan Ad-Diyar, Trump menjanjikan dukungan kepada Mesir dalam kampanye melawan terorisme dan enekankan sikap Amerika untuk memerangi terorisme di kawasan. Trump dikabarkan juga memuji sikap Congress Amerika yang telah memasukkan kelompok IKhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.
Seperti dilaporkan South Front dan diteruskan Veterans Today kemarin (26 Januari), Donald Trump melakukan pembicaraan telepon dengan al Sisi tidak lama setelah pelantikannya sebagai presiden Amerika baru-baru ini. Pembicaraan seputar terorisme dan keamanan di kawasan.
Tidak ada konfirmasi resmi dari otoritas Amerika dan Mesir tentang pembicaraan itu dan sumber pertama informasi tersebut berasal dari media Lebanon Ad-Diyar yang mengklaim mendapat informasi dari sumber-sumber kepresidenan Mesir.
Menurut laporan Ad-Diyar, Trump menjanjikan dukungan kepada Mesir dalam kampanye melawan terorisme dan enekankan sikap Amerika untuk memerangi terorisme di kawasan. Trump dikabarkan juga memuji sikap Congress Amerika yang telah memasukkan kelompok IKhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.
Wednesday, 25 January 2017
FU MAN HOK
by Zeng Wei Jian
Indonesian Free Press -- Tahun 1871, sekitar 500 orang "white men" menggantung 20 Tionghoa di ghetto Chinatown Los Angeles. Aksi rasial ini diprovokasi rasa takut terhadap "Yellow Peril" (Bahaya Kuning).
Indonesian Free Press -- Tahun 1871, sekitar 500 orang "white men" menggantung 20 Tionghoa di ghetto Chinatown Los Angeles. Aksi rasial ini diprovokasi rasa takut terhadap "Yellow Peril" (Bahaya Kuning).
Di awal abad 20, rasa takut terhadap Yellow Peril muncul dalam karakter
fiksi karya penulis British Sax Rohmer. Tokoh fiksi itu diberi nama Dr.
Fu Manchu, seorang super kriminal oriental dari negeri timur. Seluruh
kebejatan orang Asia dan Bahaya Kuning bereinkarnasi dalam satu orang:
Fu Manchu. Di masanya, popularitas Fu Manchu sekelas dengan tokoh
Dracula dan Sherlock Holmes. Selama beberapa dekade, persepsi barat
terhadap orang Asia (khususnya Tionghoa) dipengaruhi tokoh fiksi ini.
Budayawan David Tang menilai karakter fiksional ciptaan Rohmer itu sebagai stereotyping rasial terburuk.
Karena Fu Manchu, orang Tionghoa dibayangkan sebagai sekumpulan bangsa licik, jahat, keji, punya rencana memusnahkan ras kulit putih. Padahal, sebagaimana bangsa lain, Tionghoa juga memiliki figur historis baik dan hebat seperti Huangdi, Lao Tze, Kongzi, Zengzi, Sun Tzu, Li Zhemin, Ganghis Khan dan lain sebagainya.
Budayawan David Tang menilai karakter fiksional ciptaan Rohmer itu sebagai stereotyping rasial terburuk.
Karena Fu Manchu, orang Tionghoa dibayangkan sebagai sekumpulan bangsa licik, jahat, keji, punya rencana memusnahkan ras kulit putih. Padahal, sebagaimana bangsa lain, Tionghoa juga memiliki figur historis baik dan hebat seperti Huangdi, Lao Tze, Kongzi, Zengzi, Sun Tzu, Li Zhemin, Ganghis Khan dan lain sebagainya.
Iran Klaim Drone-Drone Iran Mampu Serang Semua Pangkalan Amerika
Indonesian Free Press -- Iran mengklaim drone-drone buatannya bisa menyerang semua pangkalan Amerika di kawasan Timur Tengah.
Seperti dilaporkan Jerusalem Post, 16 September lalu Iran mengklaim telah mengembangkan drone-drone serang dan mata-mata yang memiliki jangkauan operasi sejauh 3.000 km
"IRGC (Pasukan Pengawal Revolusi Iran) memiliki drone yang bisa terbang sejauh 3.000 km pulang pergi dan bisa melakukan aksi mata-mata dan tempur,” kata komanda IRGC Brigjen Hossein Salami kepada Fars News seperti dikutip dalama laporan itu.
Tidak hanya itu, Salami juga mengklaim Iran memiliki rudal-rudal ballistik yang tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan lawan. Rudal seperti ini, klaim Salami, hanya dimiliki oleh Amerika dan Rusia.
"Kami juga punya rudal ballistik canggih yang tidak dimiliki negara manapun, kecuali mungkin Rusia dan Amerika. Dan mencegat rudal ini hampir tidak mungkin," kata Salami.
Seperti dilaporkan Jerusalem Post, 16 September lalu Iran mengklaim telah mengembangkan drone-drone serang dan mata-mata yang memiliki jangkauan operasi sejauh 3.000 km
"IRGC (Pasukan Pengawal Revolusi Iran) memiliki drone yang bisa terbang sejauh 3.000 km pulang pergi dan bisa melakukan aksi mata-mata dan tempur,” kata komanda IRGC Brigjen Hossein Salami kepada Fars News seperti dikutip dalama laporan itu.
Tidak hanya itu, Salami juga mengklaim Iran memiliki rudal-rudal ballistik yang tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan lawan. Rudal seperti ini, klaim Salami, hanya dimiliki oleh Amerika dan Rusia.
"Kami juga punya rudal ballistik canggih yang tidak dimiliki negara manapun, kecuali mungkin Rusia dan Amerika. Dan mencegat rudal ini hampir tidak mungkin," kata Salami.
Monday, 23 January 2017
Pojokkan Islam, Para Cendekiawan Medan Kecam Regim Jokowi
Indonesian Free Press -- Sejumlah cendekiawan kota terbesar di Sumatera mengecam sikap pemerintahan Jokowi yang dianggap terus memojokkan ummat Islam.
Seperti dilaporkan media terkemuka kota Medan Waspada, cendekiawan dari Universitas Medan Area DR Wardjio menyebut pemerintahan jokowi sebagai 'paranoid', 'berlebihan dan tidak beralasan'. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan Kapolri Tito Karnavian baru-baru ini yang menyebut fatwa MUI tentang fatwa haramnya memilih pemimpin kafir, merujuk pada kasus Ahok, sebagai 'meresahkan'.
"Tidak ada yang perlu diserahkan jika saja pemerintah tidak paranoid," kata Wardjio kepada Waspada, Jumat (20 Januari).
Menurutnya MUI bukanlah organisasi politik, yang dibentuk untuk melindungi ummat Islam. Jadi tidak perlu dikhawatirkan. Menurut Wardjio sikap pemerintah kepada MUI tersebut sebagai bentuk kemunduran dan salah kaprah.
Seperti dilaporkan media terkemuka kota Medan Waspada, cendekiawan dari Universitas Medan Area DR Wardjio menyebut pemerintahan jokowi sebagai 'paranoid', 'berlebihan dan tidak beralasan'. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan Kapolri Tito Karnavian baru-baru ini yang menyebut fatwa MUI tentang fatwa haramnya memilih pemimpin kafir, merujuk pada kasus Ahok, sebagai 'meresahkan'.
"Tidak ada yang perlu diserahkan jika saja pemerintah tidak paranoid," kata Wardjio kepada Waspada, Jumat (20 Januari).
Menurutnya MUI bukanlah organisasi politik, yang dibentuk untuk melindungi ummat Islam. Jadi tidak perlu dikhawatirkan. Menurut Wardjio sikap pemerintah kepada MUI tersebut sebagai bentuk kemunduran dan salah kaprah.
SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN: KEKEJAMAN KOMUNIS DAN KEDENGKIAN ISLAM HATERS
Indonesian Fress Press -- Tgl 31 Oktober;1948: Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
Akhir November 1948 : Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lain'y.
Tgl 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
Tahun 1949 : PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
Awal Januari 1950 : Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semua'y berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
Akhir November 1948 : Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lain'y.
Tgl 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
Tahun 1949 : PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
Awal Januari 1950 : Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semua'y berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
Friday, 20 January 2017
Tidak Ada Jalan Menghindar
Indonesian Free Press -- 'Point of no return', demikian orang Inggris menyebutnya. Yaitu suatu kondisi dimana seseorang atau orang-orang tidak memiliki alternatif pilihan kecuali satu pilihan satu yang ada.
Seperti inilah halnya kondisi sosial-politik di Indonesia saat ini. Satu-satunya pilihan itu adalah bentrokan antara kelompok-kelompok Islam-Nasionalis melawan kelompok-kelompok anti-Islam, liberalis dan pro-aseng/asing. Dalam perspektif IFP kelompok-kelompok anti-Islam berada di belakang jokowi-ahok.
Pilihan ini sepertinya tidak mungkin lagi bisa dihindarkan, terlihat dari semakin intensifnya bentrokan antara kedua kelompok itu. Terakhir adalah bentrokan antara LSM GMBI melawan FPI di Bandung beberapa hari lalu. Sementara polisi, yang dalam perspektif IFP berada di dalam blok pro-ahok, sangat kentara tengah mengincar pemimpin PFI dan inspirator aksi 411 dan 212 Habib Rizieq untuk dijerat ke jeruji penjara. Pada saat yang sama Ketua PDI-P Megawati mengikuti jejak Ahok dengan turut melecehkan Islam dengan menyamakan keyakinan tentang hari akhir sebagai 'ramalan' belaka. Dan ditambah lagi oleh Kapolri yang juga melecehkan Islam dengan menyebut Fatwa MUI sebagai 'meresahkan' dan anti-Bhinneka Tunggal Ika.
Seperti inilah halnya kondisi sosial-politik di Indonesia saat ini. Satu-satunya pilihan itu adalah bentrokan antara kelompok-kelompok Islam-Nasionalis melawan kelompok-kelompok anti-Islam, liberalis dan pro-aseng/asing. Dalam perspektif IFP kelompok-kelompok anti-Islam berada di belakang jokowi-ahok.
Pilihan ini sepertinya tidak mungkin lagi bisa dihindarkan, terlihat dari semakin intensifnya bentrokan antara kedua kelompok itu. Terakhir adalah bentrokan antara LSM GMBI melawan FPI di Bandung beberapa hari lalu. Sementara polisi, yang dalam perspektif IFP berada di dalam blok pro-ahok, sangat kentara tengah mengincar pemimpin PFI dan inspirator aksi 411 dan 212 Habib Rizieq untuk dijerat ke jeruji penjara. Pada saat yang sama Ketua PDI-P Megawati mengikuti jejak Ahok dengan turut melecehkan Islam dengan menyamakan keyakinan tentang hari akhir sebagai 'ramalan' belaka. Dan ditambah lagi oleh Kapolri yang juga melecehkan Islam dengan menyebut Fatwa MUI sebagai 'meresahkan' dan anti-Bhinneka Tunggal Ika.
Subscribe to:
Posts (Atom)