Tuesday 10 May 2011

IRAN MEMANAS, KHAMENEI ULTIMATUM AHMADINEJAD


Perseteruan antara presiden Ahmadinejad dan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, semakin memanas setelah Khamenei mengultimatum Ahmadinejad dan menangkapi para pembantu dekat Ahmadinejad. Ultimatum yang diberikan Khamenei memberi dua pilihan bagi Ahmadinejad, mematuhi Khamenai atau mengundurkan diri.

Seorang anggota parlemen yang dikenal sebagai "penasihat spiritual" Ahmadinejad, Morteza Agha-Tehrani, menginformasikan para pendukungnya, Jumat (6/5), bahwa Ahmadinejad telah bertemu Ali Khamenei dimana dalam pertemuan tersebut Khamenei mengultimatum Ahmadinejad agar mematuhi perintah Khamenei untuk membatalkan pemecatan menteri urusan inteligen Heydar Moslehi, atau dirinya mengundurkan diri sebagai presiden. Menurut Tehrani Ahmadinejad akan menolak ultimatum tersebut, keputusan yang diperkirakan akan membuat situasi politik semakin memanas.

Meski secara konstitusi Khamenai tidak berhak mencampuri urusan pemerintahan, namun konvensi Iran mewajibkan semua pejabat pemerintah untuk tunduk kepada Pemimpin Tertinggi. Pemimpin Tertingi juga menjadi komandan tertinggi militer Iran, membuat presiden tidak memiliki kekuatan riel untuk melawan Pemimpin Tertinggi. Konflik antara kepala pemerintahan dengan Pemimpin Tertinggi juga pernah terjadi paska Revolusi Iran dimana Presiden Abdulhasan Banisadr berselisih dengan Ayatollah Khomeini. Kala itu Banisadr dipaksa mengundurkan diri dan mengasingkan diri ke luar negeri.

Perselisihan antara Khamenei dengan Ahmadinejad dipicu oleh beberapa tindakan Ahmadinejad yang dianggap sebagai upaya menyingkirkan pengaruh para ulama yang tergabung dalam Dewan Tertinggi Revolusi yang dipimpin Khamenei. Iran adalah satu-satunya negara di dunia yang pemerintahannya dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih secara demokratis, namun memiliki lembaga tertinggi yang terdiri dari para ulama yang memiliki kekuasaan lebih besar, termasuk mengangkat dan memberhentikan presiden.

Meski tidak terlibat dalam urusan pemerintahan, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa portofolio strategis dalam pemerintahan, seperti menlu dan menteri urusan inteligen, adalah hak dari Pemimpin Tertinggi. Beberapa waktu lalu Ahmadinejad memecat menteri luar negeri tanpa seijin Khamenei. Puncaknya adalah setelah Ahmadinejad memecat menteri urusan inteligen Heydar Moslehi. Khamenei bereaksi keras dengan memerintahkan Moslehi untuk tetap pada posnya. Ahmadinejad pun membalas dengan melakukan walkout dalam sidang-sidang kabinet yang dihadiri Moslehi.

Setelah 11 hari walkout, Ahmadinejad akhirnya mengikuti sidang kabinet pada tgl 1 Mei lalu. Kala itu Moslehi tidak hadir. Dalam sidang kabinet kedua, Rabu (4/5), dikabarkan Ahmadinejad "mengusir" Moslehi. Ahmadinejad dikabarkan juga absen dalam pertemuan keagamaan yang secara rutin diadakan di kediaman Khamenei setiap minggu.

Tindakan Ahmadinejad melawan Pemimpin Tertinggi tidak urung mengundang kecaman dari para pendukung Khamenei. Beberapa ulama menuduh Ahmadinejad telah melakukan tindakan yang melanggar agama. Lebih dari 90 anggota parlemen, lebih dari syarat konstitusi, juga telah menandatangani petisi untuk memanggil Ahmadinejad ke parlemen yang bisa berujung pada pamakzulan terhadapnya.

Para pendukung Khamenei menuduh Ahmadinejad dipengaruhi oleh "orang-orang yang menyimpang" di sekelilingnya, terutama kepala staff kepresidenan yang juga besan Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei. Mashaei pulalah yang dituduh menjadi penyebab pemecatan Moslehi oleh Ahmadinejad agar diganti dengan Moslehi atau orang lain di bawah pengaruh Mashaei. Mashaei, mantan pejabat inteligen, dianggap berpandangan sekuler. Pada akhir tahun lalu secara kontroversial ia mengadakan kunjungan ke Jordania, negeri yang dianggap musuh Iran karena bersahabat dengan Israel.

Namun tuduhan kepada Mashaei dan orang-orang dekatnya berkembang lebih jauh lagi. Ia dianggap telah melakukan praktik-praktik bid'ah (keyakinan agama yang menyimpang) berupa menggunakan pengaruh jin dan kekuatan ghaib dalam menjalankan tugas kenegaraan.

Pada hari Kamis (5/5) Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Mohammad Ali Jafari "menyindir" orang-orang di sekeliling Ahmadinejad dengan mengatakan, "Orang-orang kami tidak mempercayai jin, peri dan setan.... dan kami tidak akan membiarkan penyimpangan."


PENANGKAPAN "ORANG-ORANG" AHMADINEJAD

Jafari tidak main-main dengan pernyataannya. Dalam beberapa hari terakhir beberapa orang yang dianggap dengan Ahmadinejad dan Mashaei telah ditangkap dengan tuduhan melakukan praktik-praktik bid'ah dan musrik (mempercayai kekuatan di luar Tuhan).

"Ayandeh", sebuah situs berita Iran, mendeskripsikan salah seorang yang ditangkap, Abbas Ghaffari, sebagai “orang dengan keahlian khusus di bidang metafisik dan dunia ghaib".

Ahmadinejad sendiri dikenal terobsesi dengan hal-hal yang berbau metafisik. Ia-lah yang belum lama ini mendukung dibuatnya film dokumenter tentang kedatangan Imam Mahdi.

Para ulama yang dekat dengan Khamenei menganggap kedatangan Imam Mahdi tidak bisa diramalkan. Mereka menuduh orang-orang dekat Ahmadinejad, terutama Mashaei, bertanggungjawab atas peredaran film "bid'ah" tersebut.

Ahmadinejad seringkali menyebut kedatangan Imam Mahdi dalam pidato-pidatonya. Pada tahun 2009 lalu ia berpidato bahwa Amerika berupaya "mencegah kedatangan Imam Mahdi".

Sejak Ahmadinejad kembali ke kantornya setelah walkout, setidaknya 25 orang telah ditahan. Salah satu dari mereka adalah
Abbas Amirifar yang merupakan pejabat Kepala Panitia Kebudayaan serta beberapa jurnalis koran "Haft-e-Sobh" yang baru diluncurkan oleh Mashaei.

Pada hari Sabtu (7/5), seorang komandan Pasukan Pengawal Revolusi, Mojtaba Zolnour, menyatakan, "Hari ini Mashaei adalah presiden yang sesungguhnya. Ahmadinejad telah melakukan aksi bunuh diri dengan memberi kepercayaan kepada Mashaei.”


Ref:
"Iran’s supreme leader tells Ahmadinejad: accept minister or quit"; guardain.co.uk - 6 Mei dalam thetruthseeker.co.uk - 7 Mei 2011


Catatan blogger:
Saya merasa sulit menentukan siapa pemeran antagonis dalam perseteruan Khamenei dan Ahmadinejad ini. Rasanya baru kemarin Khamenei dan Ahmadinejad serta para pendukung Republik Islam Iran dengan sistem politiknya sekarang yang diraih paska Revolusi Iran, bahu-membahu membendung upaya makar para agen provokator zionis berkedok kaum moderat-liberal melalui aksi-aksi demontrasi menolak kemenangan Ahmadinejad dalam pemilihan presiden.

Beberapa waktu lalu beredar rumor tentang latar belakang Ahmadinejad sebagai keturunan yahudi. Ditambah perhatian besar media massa barat atas sosoknya, membuat saya sempat tergoda untuk menganggap Ahmadinejad sebagai agen provokator zionis yahudi. Dibanding Khamenei yang seorang ulama besar dan keturunan ahlul bait (keluarga Nabi Muhammad), saya cenderung memihak pada Khamenei.

Namun Ahmadinejad tidak bisa diabaikan begitu saja peran yang telah ia mainkan selama ini sebagai "benteng" yang berhasil membendung pengaruh zionisme kapitalis Israel-Amerika di Timur Tengah. Kontribusinya pada rakyat Palestina dan Lebanon dalam melawan zionisme Israel-Amerika sangatlah besar. Kemenangan Hizbollah atas Israel dalam perang tahun 2006 juga berkat dukungan nyata Ahmadinejad terhadap Hizbollah.

Untuk sementara saya menganggap apa yang terjadi antara Khamenei dan Ahmadinejad adalah sebuah dinamika politik yang wajar. Dan saya harap hal itu bisa memberi sintesa positif bagi Iran, seperti amandemen konstitusi yang mengatur jelas peran Pemimpin Tertinggi dalam pemerintahan sehingga tidak lagi muncul kekisruhan politik yang justru akan dimanfaatkan oleh zionis untuk menghancurkan Iran dan menjadikan rakyat Iran sebagai "jajahan" kaum zionis sebagaimana sebagian besar negara Islam lainnya.

4 comments:

Unknown said...

kasian yaa,, kalo saat ini ada perseteruan di Iran, krn saat ini negara ISlam yang bisa di pandang sebagai BENTENG hanya Iran..semoga itu hanya masalh politik biasa dan bisa menjadi normal

Salman Hasan Sahib said...

Maaf saya mau bertanya, darimana sumber berita ini Pak Cahyono, jangan2 dari barat ya? saya nggak bisa percaya sama sekali kalau Ahmadijenad melakukan itu, tolong dicek lagi kebenaran beritanya...Syukron...

Salman Hasan Sahib said...

Maaf saya mau bertanya, darimana sumber berita ini Pak Cahyono, jangan2 dari barat ya? saya nggak bisa percaya sama sekali kalau Ahmadijenad melakukan itu, tolong dicek lagi kebenaran beritanya...Syukron...

cahyono adi said...

To salman. Sumber utama tulisan di atas memang dari media barat, namun sudah sy cek juga di Press TV Iran dan memang benar. Tidak hanya itu, baru-baru ini Ahmadinejad juga diancam oleh komandan Tentara Pengawal Republik karena melakukan kegaduhan politik dengan ketua parlemen. Silakan baca postingan baru-baru ini "Rafsanjani "Bijak", Ahmadinejad "Jahil"" yg sumbernya dari media setengah resmi Iran, Press TV.