Tuesday 26 September 2017

Jendral Rusia Tewas di Suriah, Rusia Tuduh AS

Indonesian Free Press -- Rusia menuduh Amerika berada di balik insiden yang menewaskan seorang perwira tingginya di Suriah Timur.

Letjend Valery Asapov, komandan tertinggi Rusia di Suriah yang tengah terlibat dalam operasi pembebasan kota Deir Ez-Zor, tewas oleh tembakan mortir yang sangat presisi pada hari Minggu (24 September). Sejumlah laporan menyebutkan, bersama Jendral Asapov juga tewas dua orang perwira menengah berpangkat Kolonel.

Deputi Menlu Rusia Sergey Ryabkov menyebut kematian Asapov adalah 'harga yang harus dibayar Rusia karena kemunafikan Amerika di Suriah,” demikian tulis kantor berita RIA Novosti.


Kemenhan Rusia menyebut Asapov tewas dalam serangan terhadap markas komando Suriah saat membantu pasukan Suriah dalam pembebasan kota Deir Ez-Zor.

Saat insiden terjadi Amerika tengah membombardir posisi-posisi ISIS di Suriah sembari mendukung offensif kelompok Kurdi, sementara Rusia dan Iran mendukung Suriah dalam operasi pembebasan wilayah Suriah Timur Laut.

Moscow menuduh Amerika tidak serius memerangi ISIS dan sengaja membiarkan kelompok itu kuat. Ryabkov bahkan menyebut sikap Amerika di Suriah itu sebagai 'bermuka dua'.

Minggu lalu Menlu Rusia Sergey Lavrov menuduh pemerintahan pendahulu Donald Trump, yaitu Barack Obama, telah menanam 'bom waktu' untuk membenturkan Rusia dengan Amerika.

“Problema-problema internasional semakin memburuk karena fakta bahwa Rusia dan AS tidak bisa bekerjasama dikarenakan oleh masalah-masalah yang tidak terkait (dengan persoalan sebenarnya),” kata Lavrov sembari menyebut langkah-langkah pemerintahan Obama di Suriah dan di Ukraina.

Pada akhirnya Lavrov menganbam bahwa setiap aksi yang dilakukan oleh milisi dukungan Amerika di Suriah, Syria Defence Force yang mempersulit Suriah untuk membebaskan Deir Ez-Zor dari kelompok ISIS “tidak bisa ditolerir.”

Berkaitan dengan tewasnya jendral Rusia ini, situs politik dan inteligen independen yang cukup terkenal, The Saker, menyebut dengan tegas bahwa Amerika sebagai penanggungjawab insiden tersebut, dengan membocorkan informasi keberadaan jendral tersebut kepada ISIS sehingga kelompok teroris ini bisa melakukan serangan akurat.

"Semuanya ini menunjukkan bahwa Pentagon saat ini telah memutuskan untuk menyerang Rusia secara langsung, meski tidak secara resmi," tulis The Saker.

Alasan Amerika tersebut, tulis The Saker, pertama adalah karena semua kelompok yang didukung Amerika di Suriah, baik yang moderat maupun yang ekstrem, telah kalah di medan perang. Alasan kedua, sekutu Amerika lainny, kelompok Kurdi, tidak bisa diajak bertempur habis-habisan.

Alasan ketiga, agenda besar Amerika untuk memecah Suriah ke dalam beberapa negara kecil, mengalami kegagalan. Dan terakhir, Amerika telah dipermalukan oleh Rusia karena kegagalan di Suriah.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Pukulan telak bagi Rusia..
Ada kebocoran rahasia yang harus ditambal Rusia