Monday, 28 July 2008

PROTOKOL ZION

Pada tahun 1901 Rusia digemparkan dengan terbitnya buku berjudul The Great Within the Small karangan Profesor Nilus. Buku tersebut berisikan sebuah dokumen rahasia “Protocols of the Learned Elders of Zion” yang isinya tentang rencana rahasia bangsa Yahudi untuk menguasai Eropa dan dunia dengan cara-cara yang sangat keji. Buku itu segera saja menyulut kebencian massal orang-orang Rusia terhadap orang-orang Yahudi sehingga muncul berbagai aksi pembantaian terhadap mereka. Aksi-aksi tersebut didukung penuh oleh raja Rusia Tsar Nicholas II yang seperti pendahulunya Tsar Alexander II melakukan program pembersihan Yahudi. Aksi pembersihan tersebut sangat hebat sehingga dalam sebuah aksi pernah sebanyak 10.000 orang Yahudi dibunuh dalam sehari.
Namun Yahudi berhasil melancarkan serangan balik. Melalui berbagai propaganda mereka melancarkan berbagai aksi kerusuhan yang puncaknya adalah Revolusi Bolshevik tahun 1917 yang berhasil menyingkirkan Tsar dan mendudukkan regim komunis sebagai penguasa Rusia. Sebagai balasan atas program pembasmian Yahudi yang dilancarkannya, Tsar Nicholas II dan para pendukungnya dibunuh secara keji. Selanjutnya regim komunis yang berkuasa mengeluarkan peraturan yang sangat keras: barang siapa menyimpan atau mempublikasikan Protocols akan langsung ditembak di tempat tanpa melalui proses pengadilan. Ini saja sudah menunjukkan keseriusan Protocols. Tidak mengherankan kalau Hitler memandang komunisme sebagai pelindung kepentingan Yahudi yang harus dihancurkan sebagaimana orang-orang Yahudi.
Protocols sudah diterjemahkan di beberapa negara seperti Inggris dan Jerman, namun setiap edisi yang sempat terbit selalu habis diborong oleh orang-orang Yahudi yang khawatir masyarakat dunia akan sadar dan melawan pada saat Yahudi belum benar-benar menguasai dunia. Mengenai beberapa kopi Protocols yang sempat beredar, media massa seluruh dunia yang didominasi kepentingan Yahudi selalu mendeskreditkannya sebagai sebuah kepalsuan. Namun bukti-bukti menunjukkan sebaliknya, dan Protocols terus menjadi bahan kajian berbagai bangsa di dunia hingga sekarang. Tidak kurang dari public figure terkenal seperti Henry Ford (raja mobil Amerika) memberikan komentarnya tentang Protocols yang dimuat dalam buku Prof. Nilus:
"The only statement I care to make about the Protocols is that they fit in with what is going on. They are sixteen years old, and they have fitted the world situation up to this time. They fit it now.” (Satu satunya komentar saya tentang Protocols adalah sesuai benar dengan kejadian-kejadian yang telah dan tengah berlangsung. Protocols sudah berumur 17 tahun (saat Henry Ford membuat pernyataan; pen) dan semua kejadian yang terjadi sesuai dengan apa yang tertulis di Protocols) "
Kebencian Adlof Hitler kepada Yahudi hampir dapat dipastikan juga karena pengetahuannya tentang Protocol Zion.
Penulis ingin menunjukkan beberapa bukti yang menunjukkan betapa Protocols adalah sesuatu yang sangat nyata dan sejalan dengan sejarah. Kapten A.H.M. Ramsay dalam catatannya yang terkenal The Nameless War mengungkapkan bahwa dirinya menerima sekumpulan dokumen lama dari seorang sahabatnya yang berasal dari Synagogue Mulheim yang berisi korespondensi rahasia antara pemimpin parlemen Inggris Oliver Cromwell dan Menlu E Pratt, tertanggal 16 Juni 1647. Saat itu Inggris baru saja dilanda perang saudara hebat antara para pendukung raja Charles dan pendukung parlemen dimana raja Charles kalah dan tengah menjalani tahanan. Korespondensi tersebut menunjukkan bahwa Cromwell dan Pratt tengah berupaya mendapatkan dukungan dana dari orang-orang Yahudi, dengan balasan orang-orang Yahudi diakui sebagai warga Inggris. Namun upaya itu terhambat oleh penolakan Charles yang secara de jure masih menjabat sebagai raja. Maka keduanya sepakat untuk membunuh Charles melalui sebuah rekayasa.
Sejarah telah menunjukkan rekayasa tersebut berjalan mulus: membiarkan Charles melarikan diri, menangkapnya di pelarian, mengadilinya dengan tuduhan pengkhianatan, menghukumnya dengan memancung kepalanya, kemudian membiarkan Cromwell menjadi penguasa Inggris dengan menanggung hutang kepada orang-orang Yahudi sehingga harus membagi kekuasaan dengan mereka. Dan dua abad kemudian, tepatnya tahun 1874, Inggris sudah dipimpin oleh perdana menteri yang berdarah Yahudi, Benjamin Desraeli. Semuanya itu paralel dengan apa yang ada dalam Protocols.
Isaac Disraeli, bapak dari Benjamin Desraeli, dalam bukunya “Life of Charles I” tahun 1851 dengan gamblang mengatakan: “Ingat dengan Revolusi Perancis, rahasia persiapannya sangat kita pahami karena sebenarnya itu adalah hasil kerja tangan kita.”
Tuduhan bahwa Protocols adalah bohong dan palsu juga dipatahkan dengan fakta bahwa dokumen yang baru dipublikasikan oleh Profesor Nylus pada tahun 1901 itu mampu memprediksi beberapa kejadian besar yang terjadi kemudian seperti Revolusi Bolshevik, Perang Dunia I dan II, Depresi Besar, runtuhnya negara-negara kerajaan di Eropa, pendirian negara Israel, Perang Dingin dan sebagainya.
Karena bersifat rahasia dan tidak ada orang atau pun organisasi yang berani mengkonfirmasi kebenarannya, Protocols tetap dianggap sebagai sebuah misteri oleh kebanyakan orang. Beberapa informasi yang berhasil dikuak menunjukkan bahwa Protocols adalah undang-undang dasar bangsa Yahudi dalam mewujudkan ambisinya menjadi penguasa dunia sebagai implementasi keyakinan mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan. Protocols dibuat dalam pertemuan rahasia orang-orang Yahudi terkemuka (learned elders) tahun 1897 dalam Kongres Zionisme I di Basle, Swiss. Namun para ahli yakin bahwa kaum Yahudi telah mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia secara rutin jauh sebelum itu, dengan tujuan yang sama: menguasai dunia.
Protocols terdiri dari 24 bab atau protocol. Protocol-protocol tersebut mencakup beberapa langkah strategi di berbagai bidang: sosial, politik, ekonomi, hukum dll. Berikut ini adalah sebagian dari Protocols.
POLITIK
”Politik tidak ada kaitannya dengan moral. Hak/kebenaran kita terletak pada kekuatan. Kerusuhan harus menjadi prinsip dalam upaya membuat semua pemerintah di dunia tunduk kepada pemerintahan kita”
“Revolusi Perancis keseluruhannya adalah hasil kerja kita. Kitalah yang pertama meneriakkan kata-kata Liberty, Equality, Fraternity yang kemudian diikuti oleh gerombolan orang-orang bodoh. Ini telah membantu kita menghancurkan para bangsawan goyim (istilah Yahudi untuk orang non-Yahudi, maknanya adalah binatang ternak. Lihat bagaimana Yahudi memandang etnis lain) dimana di atas puing-puingnya kita membangun pemerintahan masyarakat kelas terdidik yang dipimpin oleh bangsawan uang.”
“Kita telah mengkampanyekan para penyebar kebencian sebagai martir. Ini berhasil membuat beberapa kalangan liberal menjadi ternak-ternak kita.”
“Setelah berhasil memanfaatkan ‘kebebasan’, kita harus menghapuskan kata-kata itu dari makna leksikalnya setelah kita berkuasa. Kemerdekaan pers, kebebasan berbicara, kebebasan berserikat dan kebebasan menganut keyakinan harus lenyap selamanya. Kitalah yang menentukan kebebasan sebagai hak melakukan sesuatu yang diperbolehkan hukum, karena kitalah yang akan membuat hukum!”
“Untuk tujuan kita, perang tidak perlu di di medan perang. Perang sesungguhnya adalah perang ekonomi. Kekuatan internasional kita akan menghapuskan hak-hak negara-negara.”
“Kita harus mengintensifkan pembentukan pemerintahan yang sentralistik untuk memudahkan kontrol kita. Kita harus membujuk masyarakat dunia untuk menginginkan pemerintahan dunia. Kita hancurkan pemerintahan negara-negara sedemikian rupa sehingga masyarakat rela menjadi pelayan kita daripada kembali ke pemerintahan lama. Goyim adalah sekumpulan domba dan kita adalah serigalanya.”
“Meskipun kita harus mengorbankan beberapa orang kita (Yahudi) untuk mencapai tujuan membentuk pemerintahan dunia, pengorbanan itu tidak sia-sia. Setiap korban seorang di antara kita di mata Tuhan sama nilainya dengan seribu korban goyim.”
PROPAGANDA
“Tujuan kita harus disamarkan dari pandangan publik dengan cara terus-menerus membentuk berbagai opini yang saling bertentangan yang dapat mengalihkan dari persoalan sebenarnya yang dapat menimbulkan penentangan terhadap kita. Biarkan goyim marah dalam kebingungan. Kemarahan orang per-orang saja tidak akan membahayakan.”
“Kita tidak boleh menyerang goyim sampai datang waktu yang tepat. Kita harus menyembunyikan maksud kita dengan menyamarkannya dengan semangat melayani para pekerja. Jika ada negara yang memprotes kita, itu hanya formalitas saja karena kitalah yang mengendalikan para pemimpin mereka.”
“Pers sudah berada di tangan kita. Tidak ada satupun pengumuman/berita akan sampai ke masyarakat tanpa melalui kita. Kita harus menyamarkan sebagian media massa kita seolah sebagai media kelompok lain sehingga masyarakat mengikuti bendera apa saja yang kita kibarkan kepada mereka. Ini dapat menetralisir setiap serangan kepada kita sekaligus meyakinkan masyarakat adanya kebebasan pers.”
“Pengalihan adalah salah satu prinsip kita, melalui amusement, judi dan berbagai jenis permainan.”
“Saat kita berkuasa, tidak boleh lagi ada agama lain selain agama kita. Kita telah cukup lama mendeskreditkan para pendeta goyim sehingga pengaruh mereka terus menurun hari ke hari. Namun tidak boleh seorangpun mendiskusikan keyakinan kita, karena hanya kitalah yang boleh memiliki pengetahuan.”
PENDIDIKAN
“Kita telah menipu para pemuda goyim dengan prinsip-prinsip dan teori-teori idealis yang kita tahu sebagai omong kosong.”
“Untuk menghancurkan semua kolektifisme selain kita, kita akan melarang pelajaran sejarah klasik dan menghapuskannya dari ingatan para goyim semua fakta sejarah yang merugikan kita.”
“Untuk mematikan kebebasan berfikir, kita akan melarang pelajar mempertanyakan isu-isu politik.”
“Kita akan menentukan pegawai-pegawai goyim sesuai kapasitasnya berdasar pelayanan dan kepatuhan mereka.”
FREEMASONRY
“Kita adalah kekuatan yang tak terlihat dengan organisasi–organisasi masonik sebagai tirainya. Tujuan-tujuan kita tidak akan dicurigai oleh “ternak-ternak” goyim yang tertarik untuk bergabung dengan organisasi kita.”
“Kita harus membentuk banyak organisasi masonik (seperti Lions Club, Rotary Club dll) dalam rangka mengumpulkan goyim-goyim yang ingin tampil sebagai publik figure, khususnya para agen inteligen internasional karena mereka berguna dalam hal: memperkuat dan menyamarkan aktifitas kita. Kita memanjakan egoisme bodoh mereka dengan memenuhi kebutuhan mereka atas kesuksesan dan ketenaran demi menjaga kesetian mereka, karena seganas-ganasnya mereka tetaplah berhati domba. Mereka tidak memiliki kemampuan menganalisa dan mengobservasi sehingga tak terelakkan lagi akan menjadi budak-budak kita.”
“Setelah semua itu tercapai, siapa yang akan menyangka orang-orang itu ternyata dikendalikan oleh suatu agenda politik tertentu, apalagi selama berabad-abad tidak ada yang melakukannya kecuali kita?”
EKONOMI
“Modal harus dibebaskan untuk membentuk monopoli sehingga pemilik modal memiliki kekuatan politik.”
“Dengan mensentralisasikan kekuatan uang dunia di tangan kita, kita dapat melemparkan semua goyim ke tingkat miskin.“
“Para penguasa goyim diuntungkan dengan kondisi rakyatnya yang sehat dan kuat. Kita menginginkan sebaliknya. Lapar membuat modal menjadi penguasa para pekerja. Dengan kelaparan kita akan menciptakan perusuh-perusuh. Kebencian ini akan diperparah dengan efek krisis ekonomi yang akan menghentikan perdagangan dan membuat industri mandek. Dengan menciptakan krisis kita akan melemparkan para perusuh ke jalan-jalan secara simultan di negara-negara Eropa.”
“Kita akan mengelilingi pemerintahan kita dengan ekonom-ekonom, bankir dan jutawan dari berbagai penjuru dunia, karena pada dasarnya segalanya akan ditentukan berdasarkan figur-figur (yang menonjol kekayaannya).”
“Kita harus memisahkan pemikiran-pemikiran kritis di kepala goyim, menggantinya dengan penghitungan aritmetika dan kebutuhan meterial. Kita harus menempatkan industri berdasarkan spekulasi karena dalam hal itulah kekuatan kita terletak.”
“Krisis ekonomi kita ciptakan melalui tangan goyim dengan jalan menarik uang dari peredaran. Sebagian besar modal akan mengendap, memaksa negara-negara berhutang dan sekaligus menjadikan mereka budak hutang. Dalam waktu 20 tahun sebuah negara yang meminjam uang dengan bunga 5% harus membayar jumlah bunga yang sama dengan uang yang dipinjam, tanpa pernah melunasi hutang pokoknya. Negara itu terpaksa harus memiskinkan rakyatnya sendiri untuk membayar hutangnya.”
“Pemerintah-pemerintah goyim boleh saja melakukan trik-trik tertentu atas hutang-hutang domestiknya, namun tidak atas hutang luar-negeri. Karena kita akan meminta kembali semua uang yang dipinjam.”

No comments: