Friday, 14 May 2010
Orang Neo-lib Memandang Kereta Api
Kereta api adalah benda yang sangat spesial bagi saya. Mungkin karena dulu waktu masih sangat kecil saya sesekali melihat kereta api melintas di rel di depan rumahku. Ya, rumahku dulu memang terletak di pinggir jalan kereta api yang menghubungkan stasiun dengan kawasan pergudangan di dekat pelabuhan. Meski jalur tersebut tidak lagi aktif, namun sesekali kereta api melintas untuk mengirimkan BBM ke sebuah depot kecil BBM yang terletak sekitar 2 km dari stasiun. Dan saat ada kereta melintas, kami se-kampung terutama anak-anak kecilnya, mendapatkan hiburan yang sangat menarik. Kini jalur tersebut telah berubah menjadi jalan beraspal.
Ketika masih SMP aku pernah menumpang kereta barang hingga kota Semarang (berjarak 100 km dari kotaku) bolak-balik. Aku sangat senang meski sepulangnya ke rumah, aku dan kawan-kawan sepermainanku dimarahi orang tua masing-masing. Aku juga pernah mengalami kecelakaan "derailing" alias kereta anjlok yang sangat menegangkan saat menumpang kereta barang dari Surabaya pulang ke kotaku (berjarak sekitar 350 km) meski hanya mengalami luka ringan. Waktu itu aku dan kawan-kawan mengisi liburan sekolah dengan ber-"hecking", cara populer anak sekolah berlibur waktu itu.
Saking fanatiknya pada kereta api, aku lebih memilih naik kereta api jika bepergian. Aku telah menjelajahi seluruh jalur kereta api di Jawa kecuali jalur Tegal-Slawi. Jalur kereta api Sumatera seperti Lampung-Palembang dan Rantauprapat-Medan (keduanya berjarak 300-an km) juga sudah aku jelajahi. Obsesiku terbesar adalah mengelilingi dunia dengan kereta api.
Kecintaanku pada kereta api bukan semata-mata karena faktor sentimentil sejarah, namun juga karena pandangan rasional. Kereta api adalah moda transportasi yang paling efisien dibandingkan moda transportasi lainnya. Salain daya angkutnya, kereta api juga memiliki kelebihan lainnya dibandingkan kendaraan bermotor, yaitu kecepatannya yang luar biasa. Sebagai contohnya di negara-negara maju kecepatan operasional kereta api bisa mencapai 300 km/jam, yaitu kecepatan yang hanya bisa dicapai oleh mobil Formula 1 dan motor MotoGP. Di Cina kecepatan operasional kereta api bahkan mencapai 350 km/jam atau melebihi kecepatan puncak motor MotoGP dalam perlombaan. Tahu rekor kecepatan kereta api di jalur khusus dengan loko khusus? 578 km/jam, atau hanya sedikit lebih rendah dari kecepatan pesawat jet komersil.
Namun bagi orang-orang neo-liberalis dan kapitalis asing kereta api justru dianggap ancaman karena dapat mengurangi ketergantungan kepada BBM. Saya pernah membaca satu artikel yang menyebutkan salah satu syarat pemberian bantuan program Marshall Plan (program bantuan pembangunan paska perang dunia II oleh Amerika) adalah penghentian program pembangunan kereta api, atau bahkan penutupan jalur-jalur kereta api. Mereka lebih menyukai pembangunan jalan tol agar mobil-mobil buatan mereka tetap laku terjual sebagaimana juga minyak mereka, tidak peduli karenanya dunia dilanda polusi asap dan pemanasan global serta kemacetan hebat di kota-kota besar di seluruh dunia.
Saya pernah menulis artikel di blog ini yang juga dimuat di sebuah harian nasional di Medan bahwa ketergantungan dunia pada BBM adalah sebuah karya konspirasi kapitalis global yang menguasai industri minyak. Ketika BBM belum ditemukan, kendaraan dan kereta api listrik telah menjadi sarana transportasi umum. Namun keadaan berubah setelah raja minyak dan bankir Rockfeller melalui salah satu anak perusahaannya, Ford Motor Company, memproduksi mobil murah besar-besaran. Pada saat yang sama ia menganeksasi perusahaan-perusahaan transportasi untuk digantikan modanya dengan bus-bus atau ditutup kalau tidak bisa. Melalui koneksi dan pengaruhnya ia juga mengkampanyekan pembangunan jalan-jalan tol di seluruh dunia dan penutupan jalur-jalur kereta api. Upayanya itu berhasil dengan gemilang. Minyaknya laku, demikian juga mobilnya. Untuk memuluskan rencananya itu bahkan digunakan para preman dan kriminalis profesional untuk "mengamankan" orang-orang yang mengancam kepentingan mereka. Ingat Stanley Meyer sang penemu "hidro energy" yang berhasil membuat motor berdaya-penggerak air? Ia mati diracun. Ingat Joko "blue energy?". Ia adalah "tamu" kehormatan presiden SBY namun ia justru diculik dan dikriminalkan. Sampai saat ini pun kasus penculikan Joko tidak pernah jelas, bahkan media massa pun mengabaikannya. Tidak percaya teori konspirasi? Tanyakan saja pada para pemimpin media massa.
Sedikit saya kutipkan tulisan di wikipedia tentang sebagian kecil dari konspirasi ini:
"....... California Air Resources Board (badan pengatur kualitas udara negara bagian California) mewajibkan perusahaan pembuat mobil untuk menyediakan mobil-mobil listrik. Awalnya dengan agak enggan para pembuat mobil memenuhi kewajiban tersebut. Chrysler membuat mobil listrik TEVan, Ford membuat Ranger EV pickup truck, General Motor membuat EV1 dan S10 EV pickup, Honda membuat EV Plus hatchback, Nissan membuat Altra EV miniwagon dan Toyota menyediakan RAV4 EV. Namun mereka enggan untuk mempromosikan penjualan mobil-mobil listrik itu dan menerapkan aturan pembelian yang ketat. Terakhir bahkan mereka, bersama para dealer mobil dan perusahaan-perusahaan minyak, mengajukan gugatan hukum agar aturan yang mewajibkan mobil beremisi 0% tersebut dicabut. Setelah melalui lobi-lobi yang ketat, dan tentu saja dibumbui ancaman dan bujukan, undang-undang tersebut akhirnya dicabut."
Sebagaimana seorang fundamentalis neo-liberal, Dahlan Iskan, wartawan senior yang kini menjadi dirut BUMN strategis, memandang kereta api sebagai ancaman (ia pernah menulis catatan berjudul "Ubah Rel KA Menjadi Jalan Tol"). Tulisan tersebut terinspirasi oleh pembangunan jalan tol besar-besaran di Cina. Namun sengaja atau tidak dengan niat memperkuat klaimnya itu, ia mengabaikan fakta bahwa Cina sangat-sangat serius dengan pembangunan kereta api. Dan dengan keseriusannya, Cina kini termasuk negara paling maju dalam perkereta-apian dan hal ini sangat berarti dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Cina.
Dari wikipedia: dalam hal kereta api berkecepatan tinggi (lebih dari 250 km/jam), Cina saat ini memiliki jalur rel terpanjang di dunia dengan total 6.500 km, termasuk 3.676 km jalur yang bisa dilalui dengan kecepatan hingga 350 km/jam dan 2.876 km jalur yang bisa dilalui dengan kecepatan 250 km/jam (Dahlan Iskan sudah sangat terpesona jalan tol di Cina bisa dilalui dengan kecepatan maksimal 180 km/jam tapi menyembunyikan fakta kecepatan kereta api Cina). Jumlah itu masih ditambah lagi dengan 10.000 km jalur yang bisa dilalui dengan kecepatan 200 km/jam
Dengan program stimulus yang kini dijalankan pemerintah, 17.000 km jalan kereta api berkecepatan tinggi baru kini tengah dibangun. Hingga tahun 2020 mendatang diproyeksikan total jalan kereta api berkecepatan tinggi di Cina akan mencapai 50.000 km, jauh melebihi jalur kereta api cepat di negara manapun di dunia. Semuanya itu bisa tercapai karena para pemimpin Cina yang fokus pada pembangunan demi kemakmuran rakyat, tidak sibuk "membangun citra", menutupi kesalahan atau melayani kepentingan asing.
Perlu dicatat bahwa sampai saat ini Cina memegang rekor kecepatan operasional kereta api di dunia yaitu kecepatan maksimal 350 km/jam yang dijalani oleh kereta api jalur Wuhan-Guangzhou. Kecepatan rata-rata kereta api ini pun sangat mencengangkan, yaitu 310 km/jam sehingga jarak Wuhan-Guangzhou sebesar 968 km ditempuh hanya dalam waktu 3 jam lebih beberapa menit. Selain itu Cina juga menjadi satu-satunya negara yang mengoperasikan kereta api maglev
secara komersial dengan kecepatan puncak mencapai 431 km/jam. Cina juga berhasil membangun jalan kereta api tertinggi di dunia hingga kota Lhasa di puncak Himalaya, yang membuat para insinyur negara-negara maju tercengang.
Rekor dunia kecepatan kereta api konvensional adalah 578 km/jam (TGV Perancis) dan kereta api maglev adalah 581 km/jam (Jepang). Namun itu semua terjadi dalam suatu percobaan dengan jalur dan kereta api khusus, bukan kereta api operasional.
Padahal dalam hal perkereta apian dan khususnya kereta api cepat, Cina terhitung anak bawang. Cina baru memulai program pembangunan kereta api cepat tahun 1994 diawali dengan studi kelayakan. Disusul kemudian tahun 1995 PM Li Peng mengumumkan rencana pembangunan kereta api cepat Beijing-Shanghai. Namun realisasi baru dimulai setelah tahun 2000. Sebagai perbandingan Jepang telah mengoperasikan kereta api cepat Shinkansen pada tahun 1964.
Pada tahun 1993 kecepatan rata-rata operasional kereta api di Cina hanya mencapai 48 km/jam dan secara pelan namun pasti tersingkir dari persaingan dengan moda transportasi lainnya. Untuk meningkatkan pelayanan moda kereta api sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat kementrian perkeretaapian Cina berupaya kecepatan operasional dan kapasitas angkut pada jalur kereta api yang ada melalui penambahan jalur ganda, elektrifikasi (agar bisa dilalui kereta api cepat bertenaga listrik), peningkatan kualitas rel serta pengurangan jarak tempuh dengan pembangunan terowongan serta pengurangan radius belok. Dengan lima tahap pembangunan "peningkatan kecepatan" antara tahun 1997 sampai April 2004 kecepatan operasional kereta penumpang di 7.700 km jalur kereta api telah ditingkatkan ke tingkat sub-tinggi yaitu mencapai kecepatan 160 km/jam.
Kereta api berkecepatan sub-tinggi (mendekati 200 km/jam) pertama Cina adalah kereta api diesel buatan domestik DF-class yang melayani jalur Guangzhou-Shenzhen Railway yang beroperasi tahun 1994. Jalur ini dielektrifikasi tahun 1998, dan segera kemudian kereta api impor buatan Swedia model X 2000 melayani jalur ini dengan kecepatan mencapai 200km/jam. Pada tahun 2000 jalur ini dikembangkan menjadi tiga jalur, dan pada tahun 2007 dikembangkan lagi menjadi empat jalur menjadi jalur pertama di Cina yang melayani jasa angkutan penumpang dan barang secara terpisah.
Tahap terakhir pembangunan "peningkatan kecepatan" berakhir bulan April 2007 dengan hasil 846 km jalur kereta api dapat dilalui dengan kecepatan 250 km/jam dan 6.009 km jalur kereta api mampu dilalui dengan kecepatan 200 km/jam. Sebagai tambahan sejauh 14.000 km jalur kereta api bisa dilalui dengan kecepatan 160 km/jam. Secara keseluruhan kecepatan operasional rata-rata berhasil ditingkatkan secara signifikan pada 22.000 km atau 29% dari seluruh jalur kereta api di Cina hingga kecepatan operasional rata-rata kereta api di Cina meningkat menjadi 70 km/jam.
Selain pembangunan dan peningkatan kualitas jalur kereta api, Cina juga sangat serius mengembangkan kereta api buatan sendiri yang mampu bersaing dengan kereta api kecepatan tinggi negara-negara maju. Meski harus mengadopsi teknologi luar negeri seperti Jepang, Perancis dan Swedia, Cina berhasil mengembangkan teknologi kereta api supercepat melebihi negara-negara asalnya. Selama tahap terakhir program "peningkatan kecepatan" Cina berhasil membuat dan mengoperasikan 280 kereta api berkecepatan tinggi buatan lokal (CRH atau China Railway High-speed). Pada akhir tahun 2007 jumlah tersebut bertambah menjadi 514. Tidak hanya itu, Cina kini bahkan telah menjadi eksportir kereta api cepat dan telah membangun jaringan kereta api cepat di Turki dan Venezuela serta beberapa negara lainnya masih dalam rencana.
Untuk mewujudkan ambisinya membangun jaringan kereta api berkecepatan tinggi, pemerintah Cina menggelontorkan investasi senilai Rp140 triliun tahun 2004, Rp227 triliun tahun 2006, dan Rp262 triliun tahun 2007. Dan meski terjadi krisis keuangan global, Cina masih bisa menambah dana investasi sebesar Rp494 triliun tahun 2008 dan Rp880 triliun tahun 2009. Secara keseluruhan hingga tahun 2020 Cina mengalokasikan dana Rp3000 triliun untuk membangun jaringan kereta api super cepat hingga 25.000 km. Dan saat semua itu terwujud, Cina semakin jauh meninggalkan negara-negara lain di dunia dalam hal kepemilikan sistem jaringan kereta api supercepat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Melihat apa yg bisa dicapai China dalam hal kecepatan kereta api saja sudah bikin kita tergiur, sekaligus begidik. Bagaimana tidak, 'lawan' kita di masa depan sudah demikian digdaya, sementara kita ( Indonesia )hari ini masih terseok-seok, terbelit korupsi & gurita neolib. Hmm..
Kita tahu perlakuan China terhadap minoritas muslim Uighur di Selatan, pejuang Tibet, sengketa teritori dengan beberapa negara ASEAN, .. Ambisi China menguasai Asia Timur. Ketidakpedulian warga China terhadap kecelakaan yg terjadi persis di depan matanya. Tragedi Tiananmen, di mana banyak mahasiswa/ aktivis pro demokrasi dilindas begitu saja dengan tank militer, dst. Kemajuan tanpa diiringi rasa humanis dan keimanan itu mengerikan. Sebesar itulah tantangan kita di masa yang takkan terlalu lama lagi kita hadapi. Jika Iran menghadapi Israel AS saat ini, nanti Indonesia, sebagai big brothernya negara2 Asia Tenggara terpaksa menghadapi China. Siapkan dirimu, kawan ..
BTW, 'met keliling dunia dengan kereta, ya ..
Post a Comment