Wednesday 16 February 2011

Cina Geser Jepang sebagai Negara Ekonomi Terbesar Kedua


Cina menggeser Jepang sebagai negara terbesar kedua secara ekonomi setelah Amerika, gelar yang telah disandang Jepang sejak tahun 1968. Ekonomi Jepang memang tumbuh 3,9% tahun lalu, pertumbuhan positif pertama selama tiga tahun terakhir, namun tidak mampu menahan kemajuan Cina yang sangat pesat. GDP Jepang tahun lalu adalah sebesar $5.4742 triliun, lebih kecil dari Cina yang mencapai $5.8786 triliun, sebagaimana dipublikasikan oleh pemerintah Jepang.

Pada dekade 1980-an pertumbuhan ekonomi Jepang yang meroket menimbulkan kekaguman sekaligus kekhawatiran, namun pertumbuhan itu melemah setelah gelembung ekonomi sektor properti meledak. Selama dekade 1990-an ekonomi Jepang tidak pernah benar-benar pulih dan hingga kini masih terus-menerus dilanda deflasi, angka usia ketergantungan yang tinggi dan hutang publik yang menggunung.

Saat ini Cina adalah pasar otomotif sekaligus pengguna energi terbesar di dunia. Kini Cina tengah mengejar Amerika untuk menjadi negara terbesar secara ekonomi yang kemungkinan bisa tercapai antara dekade 2020-2030. Sebelum menggeser Jepang, empat tahun lalu Cina sukses menggeser Jerman sebagai negara ekonomi terbesar ketiga di dunia.

Bulan Januari lalu surplus perdagangan Cina mengalami penurunan tajam, dari $13,1 miliar bulan Desember 2010 menjadi $6,5 miliar, terendah selama 9 bulan terakhir. Hal ini karena melonjaknya impor terkait adanya tahun baru Cina dimana impor melonjak sebesar 51% sementara ekspor "hanya" 38%. Namun setelah semua itu berlalu diperkirakan surplus perdagangan kembali akan "menggila".

Memang, secara per-kapita penghasilan rakyat Cina masih jauh lebih rendah dibanding Jepang sekitar 1 banding 7. Namun kemakmuran rakyat Cina telah dirasakan Jepang dengan melonjaknya turis Cina yang datang ke Jepang tahun lalu yang mencapai 1,41 juta wisatawan. Status "orang kaya baru" membuat mereka sangat royal membelanjakan uangnya untuk mendapatkan barang-barang buatan Jepang yang terkenal.

Menteri ekonomi Jepang, Kaoru Yosano, menggambarkan ekspansi ekonomi Cina sebagai hal yang positif bagi Asia dan ia berharap terjalinnya hubungan ekonomi yang lebih erat antara kedua negara.

“Sebagai entitas ekonomi kami tidak bersaing untuk ranking, namun bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagai negara tetangga kami menyambut kemajuan ekonomi Cina."

Kuartal terakhir tahun lalu Jepang mengalami kemerosotan pertumbuhan ekonomi menjadi 1,1% dari kuartal sebelumnya yang mencapai 3,35%. Kemunduran itu diduga disebabkan oleh menurunnya ekspor dan serta penurunan konsumsi masyarakat meski hal itu diperkirakan akan segera pulih kembali.

Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s menurunkan rating kredit negeri ini bulan lalu, hal yang baru terjadi setelah sembilan tahun terakhir. S&P menyatakan partai penguasa Jepang gagal menerapkan strategi ekonomi untuk hutang publik yang kini telah mencapai 2x GDP.


Ref:
Julia Collewe; "China overtakes Japan as world’s second-largest economy"; The Gaurdian; 14 Februari 2011

No comments: